Priscilla Angelina1
angelinapriscilaa19@gmail.com
F. Dessi Christanti2
dessi@ukwms.ac.id
Abstrak
Self-esteem adalah persepsi masing-masing orang mengenai bagaimana individu menilai atau
menghargai dirinya, penilaian seseorang terhadap diri sendiri dapat bersifat positif atau negatif.
Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman dalam kehidupannya, salah satu yang dapat
mempengaruhi self-esteem adalah perilaku body shaming. Body shaming adalah fenomena
bullying atau mengomentari bentuk tubuh seseorang, hal ini sedang marak atau banyak terjadi
hingga saat ini. Bentuk body shaming bukan hanya gemuk ataupun kurus, tetapi juga bisa
karena warna kulit, bentuk hidung, bentuk gigi ataupun bentuk tubuh yang lainnya. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui self-esteem remaja perempuan yang merasa tidak sempurna
akibat body shaming. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dengan tipe
fenomenologis. Penelitian ini menggunakan teknik analisis induktif. Informan dalam penelitian
ini adalah dua remaja yang mengalami body shaming hingga membuat penilaian diri yang
negatif. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa informan yang mendapatkan perilaku body
shaming memiliki self-esteem atau penilaian diri yang negatif. Informan juga mengalami
berbagai dampak negatif akibat self-esteem yang negatif seperti merasa tidak percaya diri, stres
hingga membuat nilai di sekolah menurun
Abstract
Self-esteem is the perception of each person regarding how an individual assesses or respect
her/himself, a person's assessment of her/himself can be positive or negative. This is influenced
by the experiences in her/him life, one of them body shaming. Body shaming is a phenomenon
of bullying or commenting on a person's body shape, that is happening a lot. Body shaming is
not onlyin the form of sayingsomeone is fat or thin, but can also mention one’s skin color, nose
shape, teeth shape or other body shapes. This study aimeds to determine the self- esteem of
adolescent girls who feelt imperfect due to body shaming. The method used in this research was
a qualitative, phenomencological type. This research used an inductive analysis technique. The
informants in this study were two adolescents who experienced body shaming that made
negative self-evaluation. The result of this study illustrates that informants who experienced
body shaming had negative self-esteem or judgments. Informants also experienced various
negtive impacts from this body shaming for example is felling insecure, stress to make
decreasing scores in school.
94
Priscilla Angelina, Fransisca Dessi Christanti, Happy Cahaya Mulya : Gambaran Self-esteem...
Hal. 94-103
95
Jurnal Experientia Volume 9, Nomor (2) Desember 2021
96
Priscilla Angelina, Fransisca Dessi Christanti, Happy Cahaya Mulya : Gambaran Self-esteem...
Hal. 94-103
97
Jurnal Experientia Volume 9, Nomor (2) Desember 2021
Menyebabkan
Saling mempengaruhi
Self-esteem individu
Pengalaman body
yang mengalami body
shaming
shaming
Pembentukan self-
Lokasi Pelaku esteem
Perubahan self-esteem
Reaksi Individu
- Emosi negatif
- Perilaku
- Mencari dukungan sosial
- Keinginan merubah diri
Dampak negatif
- Imperfect
- belief negatif
- Perubahan relasi sosial
- Stress
98
Priscilla Angelina, Fransisca Dessi Christanti, Happy Cahaya Mulya : Gambaran Self-esteem...
Hal. 94-103
99
Jurnal Experientia Volume 9, Nomor (2) Desember 2021
yang negatif pada citra tubuh, hal ini yang ada di lingkungan itu sangat penting.
kemungkinan besar terbentuk jika individu Selain itu kedua informan juga meyakini
tidak memiliki tubuh yang ideal atau tidak bahwa perkataan negatif yang orang lain
sesuai dengan standar yang diinginkan. katakan mengenai dirinya itu benar,
Namun kedua informan memiliki sehingga perkataan negatif tersebut
perbedaan dalam permasalahan ini, membuat kedua informan memiliki
Informan pertama mendapatkan body penilaian diri yang negatif. Kedua informan
shaming karena tubuh yang terlalu kurus, sama-sama ingin menjadi cantik agar tidak
kulit gelap, berjerawat dan gigi yang tidak mendapatkan perilaku body shaming.
rata, sedangkan informan kedua dampak yang kedua informan dapatkan ini
mendapatkan body shaming karena bentuk juga mempengaruhi prestasi akademik,
tubuh yang gemuk setelah mengalami karena kedua informan tidak berkonsentrasi
menstruasi. dan membuat nilai menjadi turun. Namun
Peneliti mendapatkan tiga bentuk ada hal yang membedakan, karena informan
body shaming dari kedua informan yaitu pertama tidak sampai mengalami gangguan
verbal, perbandingan sosial, dan penolakan. makan hingga dilarikan kerumah sakit,
Saat mendapatkan perilaku body shaming, Berbeda dengan informan kedua yang
informan menjadi mempunyai makna pernah dilarikan kerumah sakit karena
negatif akan fenomena ini karena dapat mengalami stress, dan tidak mau makan
memunculkan berbagai reaksi negatif sehingga kondisi tubuh yang menurun dan
antara lain emosi negatif yaitu marah, sakit harus dilarikan kerumah sakit. Informan
hati namun perilaku yang ditunjukkan kedua tidak hanya sekali dilarikan ke rumah
hanya bisa diam. Hal ini didukung oleh sakit, namun informan kedua beberapakali
hasil penelitian yang dilakukan Febrianti dilarikan ke rumah sakit karena kondisi
dan Fitria (2020) menjelaskan bahwa yang semakin lemah. Hal tersebut didukung
individu yang mengalami perilaku body oleh penelitan Lestari (2018) yang
shaming akan menunjukan berbagai menunjukan bahwa beberapa gangguan
perasaan seperti tertekan, malu, jengkel dan yang muncul akibat adanya perilaku body
marah, sakit hati dan terbebani. Namun, shaming adalah mengalami gangguan
terlihat banyak korban perilaku body makan, dan beberapa gangguan lain.
shaming justru cenderung memilih untuk Sehingga semakin terlihat bahwa body
diam, dan memendam apa yang dirasakan shaming ini memang dapat membuat self-
sehingga korban body shaming ini menjadi esteem seseorang yang mengalaminya
lebih sensitif dan mudah tersinggung. menjadi negatif sehingga muncul beberapa
Kedua informan juga melakukan dampak yang negatif juga, hal ini didukung
berbagai usaha agar tidak mendapatkan oleh Lestari (2018) bahwa body shaming
perilaku body shaming dari orang lain. dapat membuat individu memiliki body
Kedua informan ingin merubah diri agar image yang negatif, dan menurut Cashdan
sesuai dengan standart yang ada dalam Pruzinsky (2002) body image yang dibuat
lingkungannya. Informan pertama mencoba individu akan mengeluarkan dampak-
memakai skincare dan memakai behel agar dampak, antara lain cemas, malu, tidak
memiliki tubuh yang glowing dan gigi yang percaya diri, marah, dan pastinya harga diri
rata. Informan kedua berusaha untuk rendah.
mengurangi makan dan berolahraga agar
memiliki tubuh yang kurus. Kesimpulan dan Saran
Melalui hasil analisis pada penelitian Berdasarkan pembahasan yang sudah
ini, peneliti menemukan bahwa ada dijabarkan diatas, berikut beberapa
perbedaan dan persamaan pada kedua kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil
informan. Kedua informan sama-sama penelitian “Gambaran Self-esteem Remaja
menganggap bahwa standard kecantikan Perempuan yang Merasa Imperfect akibat
100
Priscilla Angelina, Fransisca Dessi Christanti, Happy Cahaya Mulya : Gambaran Self-esteem...
Hal. 94-103
101
Jurnal Experientia Volume 9, Nomor (2) Desember 2021
penerimaan diri pada wanita. Jurnal Moleong, L.J. (2010). Metode Penelitian
Psikoislamedia. 2(2):107-115. Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Herwati, I., Wiyono, J & Catur, R. (2017). Rosda Karya
Hubungan pengetahuan remaja putri Papalia, E.D. dan Feldman, R.T (2014).
tentang perubahan fisik pada masa Menyelami Perkembangan Manusia:
pubertas dengan tingkat stres. Experience Human Development.
Nursing News. 2(2): 583-594 Jakarta: Salemba Humanika.
Hidayat, Komarudin. & Khoiruddin, B. Poerwandari, E.K. (2007). Pendekatan
(2016). Psikologi Sosial. Aku, Kami, Kualitatif untuk Penelitian Perilaku
dan Kita. Yogyakarrta: Penerbit Manusia. Jakarta: LPSP3 Universitas
Erlangga Indonesia
Hidayat, R., Malfasari, E & Herniyanti, R. Rosenberg, M. (1965). Society and the
(2019). Hubungan perlakuan body adolescent self-image. Princeton, NJ:
shaming dengan citra diri mahasiswa. Princeton University Press
Jurnal Keperawatan Jiwa,7(1): 79-86 Sa'diyah, H. (2015). Pengaruh Citra Tubuh
IDNtimes. (2019, 09 September). Hati-hati Terhadap Penyesuaian Diri Siswa-
5 Contoh Perkataan Ini Termasuk Siswi Kelas VII-VIII SMP NU
Body Shaming Lho. Di akses pada 12 Syamsuddin Malang. Tesis, UIN
Februari, dari https:// Maulana Malik Ibrahim, Malang.
www.idntimes.com/life/inspiration/ri Saniya. (2019). Dampak perilaku bullying
smayanti/hati-hati-5-contoh terhadap harga diri (self-esteem)
perkataan-ini-termasuk-body- remaja di pekanbaru. Jurnal
shaming-lho-c1c2/2 Keperawatan Abdurrab. 3(1): 9-16
Kasiyan. (2008). Manipulasi dan Santrock. J.W. (2007). Remaja (edisi 11
Dehumanisasi Perempuan dalam jilid 2). Jakarta: Erlangga
Iklan. Yogyakarta: Ombak Serni., Harmin, S. & Amin, H. (2020).
Khoirunnisa, M.L., Maula, L.H. & Arwen, Dampak body shaming siswa SMPN
D. (2018). Hubungan tindakan 17 kendari terhadap perilaku
bullying dengan tingkat kecemasan komunikasi. Jurnal Ilmu Komunikasi
pada pelajar sekolah menengah UHO: Jurnal Penelitian Kajian Ilmu
kejuruan (smk) pgri 1 tangerang. Komunikasi dan Informasi. 5(2): 132-
Jurnal JKFT:Universitas 140
Muhammadiyah Tangerang. 3: 59-69 Strauss, A. & Corbin, J. (2009). Dasar-
Lestari, S. (2019). Bullying or body dasar Penelitian Kualitatif.
shaming? young women in patient Yogyakarta: Pustaka Pelajar
body dysmorphic disorder. Tempo.co. (2018, 14 September). Kendall
Philanthrophy Journal of Jenner Dibully, Apa Sejarah Ada
Psychology. 3(1): 1-174 Body Shaming?. Diakses pada 12
Liputan6. (2019, 06 November). Hampir Februari, dari https://
Setengah Jumlah Orang Dewasa www.google.com/amp/s/gaya.tempo.
Pernah Jadi Korban Body Shaming. co/amp/1126440/kendall-jenner-
Diakses pada 12 Februari, dari dibully-apa-sejarah-ada-body-
https://m.liputan6.com/health/read/41 shaming
03769/hampir-setengah-jumlah- Widiasti, N. (2016). Profil Citra Tubuh
orang-dewasa-pernah-jadi-korban- (Body Image) Pada Remaja dan
body-shaming Implikasinya bagi Bimbingan dan
Moleong, L.J. (2000). Metode Penelitian Konseling. Skripsi, Departemen
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Rosdayakarya FIP Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
102
Priscilla Angelina, Fransisca Dessi Christanti, Happy Cahaya Mulya : Gambaran Self-esteem...
Hal. 94-103
103