Anda di halaman 1dari 3

Komponen Konsep Diri : Ideal Diri

Tiara Pramudita, 1906292231

Menurut Seifert dan Hoffnung (1994), konsep diri sebagai suatu pemahaman mengenai ide
tentang diri sendiri. Konsep diri ini dibentuk oleh pengalaman – pengalaman yang diperoleh dari
interaksi dengan lingkungan yang terus menerus dan terdiferensiasi. Sedangkan Calhoun dan
Cocella (1990) berpendapat bahwa konsep diri adalah suatu pandangan kita tentang diri sendiri,
yang meliputi dimensi : pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan mengenai diri sendiri, dan
penilaian tentang diri sendiri. Konsep diri juga dapat disimpulkan sebagai cara pandang secara
menyeluruh tentang dirinya, meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, serta
kondisi fisik dirinya maupun lingkungan tersekatnya.

Staines (dalam Stuart dan Sundeen, 1995) mengatakan bahwa konsep diri memiliki peranan
penting dalam terbentuknya pola kepribadian seseorang karena konsep diri merupkan inti pola
kepribadian dan memengaruhi sifat – sifat dalam diri seseorang. Terdapat beberapa komponen
dalam konsep diri, salah satunya adalah ideal diri (self ideal).

Ideal diri (self ideal) adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku
berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu (Stuart dan Sundeen, 1995).
Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan atau disukai, sejumlah aspirasi,
tujuan, cita – cita, atau nilai – nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita – cita
dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga budaya) di masyarakat tempat individu
tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan
membantu individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi yang
membingungkan serta penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental
(Keliat, 1994).

Pembentukan ideal diri dimulai pada masa kanak – kanak, dipengaruhi oleh orang terdekatnya
yang memberikan tuntunan tertentu. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses
identifikasi pada orang tua, guru, dan teman. Kemudian, pada usia yang lebih tua dilakukan
penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik, perubahan peran, serta tanggung
jawab.
Terdapat faktor – faktor yang dapat memengaruhi ideal diri (self ideal). Pertama, kecenderungan
individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya. Seseorang biasanya tidak menetapkan
tujuan yang dicapai tanpa usaha, seseorang juga tidak menetapkan tujuan sepenuhnya di luar
kemampuannya. Kedua, faktor budaya juga akan memengaruhi individu menetapkan ideal diri.
Tujuan seseorang dipengaruhi oleh faktor budaya saat orang tersebut membandingkan standar
diri dengan standar orang lain. Ketiga, seseorang berambisi untuk unggul dan sukses, kebutuhan
yang realtistis, keinginan untuk menghindari kegagalan, dan perasaan cemas serta rendah diri.
Singkatnya, ideal diri yang ditetapkan tidak boleh terlalu tinggi dan menuntut serta kabur atau
tidak jelas, namun ideal diri harus cukup tinggi dan cukup jelas untuk memberikan dukungan
terus menerus pada harga diri seseorang.

Individu dengan gangguan ideal diri yaitu individu dengan ideal dirinya yang terlalu tinggi, sukar
dicapai dan tidak realistis, ideal diri yang samar dan tidak jelas serta cenderung menuntut. Tanda
– tanda atau gejala yang dapat dikaji adalah individu tersebut mengungkapkan keputusasaan
akibat penyakitnya. (misalnya : “Saya tidak dapat ikut ujian karena sakit.”; “Saya tidak bisa lagi
jadi peragawati karena luka bekas operasi di wajah saya.”; “Kaki saya yang dioperasi membuat
saya tidak dapat bermain bola.”) Tanda lain yang dapat dikaji yaitu ketika individu
mengungkapkan keinginan yang sangat tinggi (misalnya : “Saya pasti bisa sembuh.” padahal
prognasenya buruk sekali. “Setelah sehat, saya akan sekolah lagi.” Padahal penyakitnya
mengakibatkan ia tidak mungkin lagi sekolah. Masalah keperawatan yang mungkin timbul
adalah ideal diri tidak realistis, gangguan harga diri (harga diri rendah), ketidakberdayaan, serta
keputusasaan.

Referensi
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi. (M. Bendetu, Ed.)
Yogyakarta: Penerbit ANDI. Retrieved Oktober 4, 2020, from
https://books.google.co.id/books?
id=Yp2ACwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=true

Sari, U. S., & Abrori. (2020). Body Image. Jakarta: PT Sahabat Alter Indonesia. Retrieved
Oktober 4, 2020, from https://books.google.co.id/books?
id=Jz3NDwAAQBAJ&pg=PA6&dq=ideal+diri+adalah&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjk
7aDDyprsAhXDTX0KHVIADl8Q6AEwAnoECAQQAg#v=onepage&q&f=false
Stuart, G. W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing (10th ed.). London:
Elsevier Mosby.

Anda mungkin juga menyukai