Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT UMUM :

POSITIVISME
OLEH:
Nama: Abdurrohman Fauzannida
Nim : 0323014
Pengertian Positivisme
Kata Positivisme merupakan turunan dari kata positive. Berasal dari bahasa Inggris Positivsm, kata ini semula dari bahasa latin,
Positivus, yang asal katanya Ponere, yang berarti “meletakan”. John M. Echols mengartikan positive dengan beberapa kata yaitu
positif ( lawan dari negatif ), tegas, pasti, meyakinkan. Kata positif disini berarti yang diketahui, yang factual, dan yang positif artinya
yang fakta-fakta. Dalam filsafat, positivisme adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta positif yang diluar fakta atau kenyataan
dikesampingkan dalam pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan.
Dapat dikatakan titik tolak pemikirannya, apa yang telah diketahui adalah yang faktual dan positif, sehingga metafisika ditolaknya,
karena positif adalah dalam artian segala gejala dan segala yang tampak seperti apa adanya, sebatas pengalaman-pengalaman objektif
bukannya metafisika. yang merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal yang nonfisik atau tidak kelihatan.
Jadi, Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan
menolak aktivitas yang berkenaan dengan metafisik
Sejarah Positivisme
Mulanya, positivisme logis muncul di Wina, ibu kota Australia.
Oleh karena itu, para pendukung pertamanya disebut lingkaran
Wina (Vienna Circle). Kelompok ini terdiri dari mereka yang
menyembunyikan diri dengan ilmu-ilmu alam dan matematika.
Pada saat yang sama, mereka tertarik pada kajian-kajian filsafat.
Pemimpin kelompok ini adalah Moritz Scbclick (1882-1936 M)
yang pernah menjadi guru besar filsafat ilmu sejak tahu 1992.
Kemudian positivisme pertama kali diperkenalkan oleh Saint-
Simon dan dikembangkan secara pesat oleh seoran soiolog
Prancis, Auguste Comte. Dalam sejarah perkemabangan
selanjutnya Positivisme menyebar dibeberapa negara Eropa dan
Amerika. Positvisme sebagai suatu filsafta yang berpengaruh di
dunia Barat hingga timbul dalam sebuah gelombang .
TOKOH-TOKOH
POSITIVISME PADA
MASA RENAISSANCE
 Renaissance merupakan era sejarah yang penuh dengan
kemajuan dan perubahan yang mengandung arti bagi
perkembangan ilmu. Zaman yang menyaksikan
dilancarkannya tantangan gerakan reformasi terhadap
keesaan dan supremasi gereja Katolik Roma, bersamaan
dengan berkembangnya Humanisme. Zaman ini juga
merupakan penyempurnaan kesenian, keahlian, dan ilmu
yang diwujudkan dalam diri jenius serba bisa.
 tokoh terkenal yang berpola pikir positivisme adalah :
• August Comte
• Immanuel Kant
TAHAPAN-TAHAPAN PADA
Dalam Cours de Philosophy Positive, Seperti yang telah di jelaskan oleh Comte bahwa
munculnya ilmu-ilmu alam tak bisa dipahami secara terlepas dari sejarah
perkembangan pengetahuan umat manusia dari abad ke abad. Sejarah pengetahuan itu
berkembang melalui tiga tahap yaitu:

Tahapan Teologis Tahapan Metafisik Tahapan Positivistic

Manusia percaya bahwa dibelakang Tahapan ini merupakan tahap transisi pada tahap ini gejala alam
gejala-gejala alam terdapat kuasa- antara tahap teologis dan positif. diterangkan oleh akal budi
kuasa adikodrati yang mengatur Tahap ini ditandai oleh satu berdasarkan hukum-hukumnya yang
fungsi dan gerak gejala-gejala kepercayaan akan hukum-hukum dapat ditinjau, diuji dan dibuktikan
tersebut. Kuasa ini dianggap sebagai alam yang asasi yang dapat atas cara empiris. Penerangan ini
makhluk yang memiliki rasio dan ditemukan dengan akal budi. menghasilkan pengetahuan yang
kehendak seperti manusia, tetapi instrumental. Akan tetapi
orang percaya bahwa mereka berada pengetahuan selalu bersifat
pada tingkatan yang lebih tinggi dari sementara, dan tidak mutlak.
pada makhluk insani biasa
CIRI-CIRI POSITIVISME
Secara umum, positivisme memiliki beberapa ciri-ciri yaitu :

Bebas Nilai Nominalisme


Artinya menegaskan antara fakta dan nilai Artinya positivisme berfokus pada yang
kepada peneliti untuk mengambil jarak individual-partikular karena itu
dengan semesta dengan bersikap imparsial- kenyataan satu-satunya. Semua bentuk
netral. universalisme adalah sematapenanaman Naturalisme
dan bukan kenyataan itu sendiri.
Artinya positivisme dapat menjelaskan semua
gejala alam secara mekanikal-determinis seperti
Fenomenalisme Reduksionisme layaknya mesin.
Artinya positivisme meruduksi semesta
Artinya pengetahuan yang absah hanya menajdi fakta-fakta yang dapat
berfokus pada fenomena semesta. Metafisika dipersepsi.
yang mengandaikan sesuatu di belakang
fenomena ditolak mentah-mentah.
Website:

METODOLOGI
POSITIVISME
Metodologi berarti salah satu cara untuk memperoleh
pengetahuan yang sohih tentang kenyataan. Metodologi ini
berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual,
yang positif. Ia mengenyampingkan segala uraian atau
persoalan di luar yang ada sebagai fakta. Oleh karena itu,
ia menolak metafisika. Apa yang diketahui secara positif,
adalah segala yang tampak dan segala gejala. Dengan
demikian metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu
pengetahuan dibatasi kepada bidang gejala-gejala saja
FUNGSI POSITIVISME
Fungsi filsafat positivisme yaitu :

1 2 3

• Perkembangan yang diberi • Fungsi filsafat positivisme ini • Dengan adanya penekanan dari
konotasi sebagai kemajuan berperan sebagai pendorong filsafat positivisme terhadap segi
memberikan makna bahwa timbulnya perkembangan dan rasional ilmiah, maka berfungsi
positivisme telah mempertebal kemajuan yang dirasakan sebagai pula kemampuannya untuk
optimisme. Berkat pandangan kebutuhan. menerangkan kenyataan.
positivisme orang tidak sekedar
menghimpun fakta, tapi ia
berupaya meramal masa depan,
yang antara lain turut mendorong
perkembangan teknologi.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN POSITIVISME
Kelebihan Positivisme
1. Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga
kadar dari faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham
2. Positivisme telah mampu mendorong lajunya kemajuan disektor
fisik dan teknologi
3. Positivisme sangat menekankan aspek rasionali-ilmiah, baik pada
epistemology ataupun keyakinan ontologik yang dipergunakan
sebagai dasar pemikirannya.

Kelemahan Positivisme
1. Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga
manusia tidak dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak
ada. Karena dalam positivistic semua hal itu dinafikan.
2. Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga
tidak dapat menemukan pengetahuan yang valid.
SEKIAN

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai