Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM DAN PERKEMBANGAN

ALIRAN FUCTIONALISM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Psikologi Umum dan Perkembangan”.

Dosen Pengampu:

Dr. Dewi Agustini, S.Sos,M.M

OLEH:

1. ABDURROHMAN FAUZANNIDA (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MULIA ASTUTI

OKTOBER 2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan

2
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Assalamualaikum wr.wb.

3
Puji syukur kehadirat Allah SWT telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Aliran Fuctionalism” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen
mata kuliah Psikologi Umum dan Perkembangan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan dan mengerti tentang Aliran Fuctionalism. Kami mengucapkan
Alhamdulillahi jazakhaulhahukhoiroo kepada Ibu Dr. Dewi Agustini, S.Sos,M.M. selaku dosen
mata kuliah Psikologi Umum dan Perkembangan, Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SWT
yang telah diutus Allah untuk membimbig umat manusia ke jalan yang lurus yaitu agama islam.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan untuk kesempurnaan makalah ini

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................................3
4
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................4

A. Latar Belakang .............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................5

C. Tujuan Pembahasan......................................................................................5

Bab II Pembahasan.........................................................................................................6

A.Pengertian Aliran Fuctionalism.......................................................................6

B. Tokoh Yang Berperan Penting Dalam Pengembangan Aliran Fuctionalism.7-8

C. Konsepsi Struktural Fuctionalism..................................................................8-11

D. Ciri – Ciri Fuctionalism.................................................................................11

E. Metode – Metode Dalam Fuctionalism..........................................................12

F. Aliran Dalam Fuctionalism.......................................................................... ..12-14

Bab III Penutup...............................................................................................................15

Kesimpulan..........................................................................................................15-16

Daftar Pustaka......................................................................................................16

BAB I

PENDAHULUAN

5
A. LATAR BELAKANG

Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang pernah sangat dominan pada
masanya, dan merupakan hal penting yang patut dibahas dalam mempelajari psikologi.
Pendekatan fungsionalisme berlawanan dengan pendahulunya, yaitu strukturalisme.
Fungsionalisme merupakan aliran yang menjadi penentang utama ketika strukturalisme
berkembang. Lahirnya fungsionalisme tidak dapat lepas dari pandangan-pandangan yang telah
ada sebelumnya.

Aliran fungsionalisme juga keluar dari pragmatism sebagai sebuah filsafat. Aliran
fungsionalisme berbeda dengan psikoanalisa, maupun psikologi analytis, yang berpusat kepada
seorang tokoh. Fungsionalisme memiliki macam-macam tokoh antara lain Willian James, John
Dewey, J.R.Anggell dan James Mc.Keen Cattell .

Struktural memandang masyarakat sebagai suatu sistem yang terintegrasi secara


fungsional ke dalam suatu bentuk ekuilibrium. Pendekatan fungsionalisme struktural ini timbul
lewat cara pandang yang menyamakan masyarakat dengan organisme biologis. Pandangan ini
merupakan pengaruh dari pandangan Herbert Spencer dan Auguste Comte yang menjelaskan
bahwa adanya saling ketergantungan dan keterkaitan antara satu organ tubuh dengan organ tubuh
kita yang lain, dan ini dianggap sama dengan kondisi masyarakat. Parsons dan pengikutnya telah
berhasil membawa pendekatan fungsionalisme struktural ke tingkat perkembangannya yang
sangat berpengaruh di dalam pertumbuhan teori-teori sosiologi hingga saat ini, namun
pendekatan ini juga ternyata telah mengundang banyak perdebatan.

6
B. RUMUSAN MASALAH:

Berlandaskan pada latar belakang, maka masalah pokok yang akan kita bahas dalam
makalah yang berjudul “ Aliran Dalam Psikologi Fuctionalism “ ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian Aliran Fuctionalism?


2. Siapakah Tokoh Yang Berperan Penting dalam Pengembangan Aliran
Fuctionalism?
3. Apa saja Konsepsi Struktural Fuctionalism?
4. Apa saja ciri-ciri Fuctionalism?
5. Apa saja metode – metode dalam Fuctionalism?
6. Apa saja aliran-aliran dalam Fungsionalisme?

C. TUJUAN PENULISAN:

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan dan penulisan makalah
ini hendak mencapai hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui Pengertian Aliran Fuctionalism


2. Mengetahui Tokoh Yang Berperan Penting dalam Pengembangan Aliran
Fuctionalism.
3. Dapat memahami Konsepsi Struktural Fuctionalism
4. Mengetahui apa saja ciri-ciri Fuctionalism
5. Dapat memahami apa saja metode – metode dalam Fuctionalism
6. Mengetahui apa saja aliran-aliran dalam Fungsionalisme.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aliran Fuctionalism

Fungsionalisme adalah orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses mental
dan menghargai manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam
menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Maksudnya, Fungsionalisme
memandang bahwa masyarakat adalah sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling
berhubungan satu sama lain dan tak bisa dipahami secara terpisah.

Fungsionalisme adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-fungsi


kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Fungsionalisme
menekankan pada totalitas dalam hubungan pikiran and perilaku. Dengan demikian, hubungan
antar manusia dengan lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.

Fungsionalisme memandang bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan emosi
adalah adaptasi organisme biologis. Berlawanan dengan strukturalisme yang menekankan pada
unsur-unsur pikiran fungsionalisme (fuctionalism) lebih memusatkan pada fungsi dan tujuan
dari pikiran dan perilaku dalam adaptasi individu dengan lingkungan.1

Hal ini di dukung oleh para ahli Fungsionis seperti Jhon Dewey (1873-1954), James R
Anggell (1869-1949), dan Harvey Carr (1873-1954) di Universitas Chicago yang berpendapat
bahwa psikologi seharusnya mempelajari “apa yang di lakukan pikiran dan perilaku”.
Khususnya, mereka tertarik dalam kenyataan bahwa pikiran dan perilaku itu adaptive-mereka
dapat secara individual menyesuaikan lingkungan yang berubah. Sebagai pengganti keterbatasan
diri mereka sendiri dalam deskripsi dan analisis pikiran, ahli fungsionalis melakukan ekperimen
dalam belajar,memori, pemecahan masalah dan motivasi, membantu manusia dan binatang
beradaptasi dengan lingkuangan nya. Jelasnya, seperti nama dari sekolahnya yaitu fungsionalis,
yaitu ahli psikologi mempelajari fungsi pikiran dan perilaku2.

Lahirnya Fungsionalisme di anggab sebagai kritik terhadap Strukturalisme.


Fungsionalisme berpendapat bahwa tujuan dari perilaku lebih penting daripada struktur dari
pikiran. Fungsionalisme adalah aliran psikologi yang banyak dipengaruhi oleh teori evolusi
Charles Darwin (1809–1882), yang lebih menekankan pada seleksi alamiah dan tetap bertahan
hidupnya suatu spesies. Dengan demikian Fungsionalisme lebih banyak menyelidiki penyesuaian
atau adaptasi subjek dalam lingkungan yang berbeda-beda. Secara umum Fungsionalisme
mengakui pandangan yang lebih luas ketimbang aliran Strukturalisme, yang memungkinkan

1
Laura. A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif-Jakarta:Salemba Humanika,2014.h. 13
2
B.P. Dwi Yanti, Hendro Prabowo, Ira Puspitawati, Psikologi Umum I, ( Jakarta, Desember 1996), h. 18-19

8
untuk melahirkan studi yang lebih luas, misalnya dalam motivasi, emosi, dan penelitian soal
kondisi psikologis pada anak-anak3.

Fungsionalisme juga memandang bahwa psikologi tak cukup hanya mempersoalkan apa
dan mengapa terjadi sesuatu (strukturalisme) tetapi juga mengapa dan untuk apa (fungsi) suatu
tingkah laku tersebut terjadi. Fungsionalisme lebih menekankan pada aksi dari gejala psikis dan
jiwa seseorang yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan berfungsi untuk
penyesuaian diri psikis dan sosial.

B. Tokoh Yang Berperan Penting dalam Pengembangan Aliran Fuctionalism.

Radcliffe Brown.

Alfred Reginald Brown lahir di Sparkbrook, Birmingham tahun 1881. Ketika berusia 5
tahun ayahnya meninggal, ia bersama ibunya hidup dalam keadaan miskin. A. R. Brown
bersekolah di King Edward’s School di Birmingham, tetapi terpaksa ia meninggalkan sekolah
sebelum berusia 18 tahun karena kekurangan biaya dan ada kesempatan bekerja di perpustakaan
Birmingham4. Kakaknya Herbert mendorongnya agar tetap belajar dan membiayai
pendidikannya selama satu tahun di Universitas Birgmirham.

Kemudia ia memenangkan exhibition di Trinity Collage, Cambridge, sehingga tahun


1902 ia mulai belajar Moral Science Tripos. Brown ingin mempelajari Natural Science Tripos
Cambridge tetapi pembimbingnya mendorong agar mempelajari Mental and Moral Science. Di
sini, dia berada diantara gurunya, yaitu Myrs dan Rivers. Keduanya pelopor Cambridge dalam
penelitian lapangan antropologis. Tahun 1904, Brown menjadi murid pertama dalam antropologi
dari Rivers. Di bawah bimbingan Rivers dan Hoddon, Brown melakukan penelitian di Pulau
Andaman di sebelah Barat Thailand tahun 1906 sampai 1908. Laporannya mengenai orang
Andaman memenangkan beasiswa di Trinity dari tahun 1908 sampai 19145.

Tahun 1910, Brown pergi ke Australia dengan tugas utama mentabulasi fakta berkenan
dengan sistem perkawinan empat kelas komunitas Aborigin. Tahun 1914 ia kembali berada di
Australia menghadiri pertemuan British Association for The Advancement of Science, kemudian
ia menjadi kepala sekolah di Sidney, selanjutnya diangkat menjadi Direktur Pendidikan di
Kerajaan Tonga dari tahun 1916-1999. Ketika hampir berusia 40 tahun, Brown memasuki fase
baru dalam karirnya. Penelitian lapangan ditinggalkannya. Dia mulai bergelut dalam dunia
pengajaran, penulisan, dan pengembangan teori. Di Cofe Town Brown mendirikan School of
3
Anta Samsara, Mengenal Psikologi Humanistik (Jakarta, Juni 2020),h. 23
4
Adam Kuper, Anthropology and Anthropologiest, diterjemahkan Ahmad Fedyani
Saifuddin, Pokok dan Tokoh Antropologi, Cet. I (Jakarta, Bharatara, 1996), h. 41
5
Adam Kuper, Anthropology and Anthropologiest, h. 42

9
African Studies, berdampingan dengan jurusan antropologi baru. Di samping tugas mengajar dan
administrasi, ia juga berpengaruh terhadap pemikiran pemerintah mewujudkan semacam
antropologi terapan, khususnya bagi para administrator suku bangsa6.

Secara praktis semua publikasinya yang penting muncul sesudah pengangkatannya


sebagai guru besar. Di antara karya-karya yang dihasilkannya adalah: (1) The Andaman Islander,
1922 (2) Structure and Function Primitive Society, 1952, (3) Soul Problem of Bantu Sociology
Bantu Studies, 1952, (4) Natural Science of Society, 1957, (5) The Compharelive Method in
Sosial Anthropology,1952, (6) The Study of Kinship Sistem, 1941, (7) A Note of Functional
Anthropology, 1946, (8) Functionalism A Prelist, 19497.

C. Konsepsi Struktural Fuctionalism

Kebudayaan dalam perspektif Struktural Fungsional adalah keterkaitan antara subsistem


kebudayaan yang menghasilkan sesuatu lain. Misalnya, keterkaitan struktural sosial dengan
kebudayaan pada suatu masyarakat tertentu8. Kebudayaan dipelajari melalui sarana bahasa,
bukan diwariskan secara biologis dan unsur-unsur kebudayaan sebagai sesuatu keseluruhan yang
terjadi William A. Haviland, Antropologo (Jakarta, Erlangga, 1999), h. 3409.

Sebagaimana tercermin pada namanya, struktural fungsional memandang masyarakat


sebagai suatu sistem dari struktur sosial. Struktur dalam hal ini adalah pola-pola nyata hubungan
atau interaksi antara berbagai kompenen masyarakat. Ibarat pilar-pilar sebuah bangunan, atau
seperti organ-organ dari organisme yang hidup10.Di bawah label struktur sosial, para struktural
fungsionalis tidak hanya memasukkan interaksi, status, peran, tetapi juga aturan-aturan khusus
dan keyakinan umum, norma, dan nilai yang mengatur interaksi-interaksi ini. Pandangan yang
lebih menonjol di kalangan struktural fungsional adalah bahwa norma-norma dan nilai-nilai
tersebut bukanlah “struktur”, melainkan “kultur” yang eksis dalam berbagai ruang konseptual
yang menyelimutu struktur-struktur sosial. Dengan kata lain, norma dan nilai sebenarnya adalah
ide-ide atau simbol-simbol yang berada dalam pikiran individu sebagai kode dan sanksi bagi
interaksi mereka.

Konsep pokok dalam struktur fungsional adalah gagasan tentang fungsi itu sendiri.
Pengertian fungsi merujuk kepada manfaat budaya bagi sesuatu, seperti fungsi religi dapat
mempersatukan masyarakat9. Fungsionalisme akan terkait dengan sifat dasar budaya manusia.
Kehidupan budaya tidak jauh beda dengan organisme hidup. Untuk memenuhi kebutuhan hidup,
6
Adam Kuper, Anthropology and Anthropologiest, h. 53
7
Adam Kuper, Anthropology and Anthropologiest, h. 77-81
8
Nur Syam, Mazhab-Mazhab Antropologi, h. 37
9
William A. Haviland, Antropologo (Jakarta, Erlangga, 1999), h. 340
10
Ahmad Fedyani Saifuddin, Antropologi Kontemporer (ed), Cet. II (Jakarta, Kencana
Prenada Media Group, 2006), h. 156

10
manusia membutuhkan organisasi yang menciptakan budaya tertentu. Oganisasi tersebut sering
disebut interaksi.

Dalam pandangan Radcliffe Brown, pemikiran tentang fungsi didasarkan pada pemikiran
bahwa budaya sebagai suatu mekanisme adaptif yang membuat manusia mampu menjaga
kehidupan sosial sebagai suatu komunitas yang teratur. Pendekatan ini didasarkan atas analogi
organik-eksplisit. Artinya, setiap kebiasaan dan keyakinan suatu masyarakat memainkan
beberapa beberapa bagian peran yang menentukan dalam kehidupan komunitas. Suku Andaman
banyak melakukan ritual dengan tangisan. Tangisan itu tidak bermakna kesedihan, tetapi
merupakan ekspresi dari solidaritas sosial. Dan tangisan adalah memiliki fungsi sebagai
ungkapan rasa solidaritas sosial11.

Dalam penelitiannya tentang agama dan masyarakat, ia mengikuti cara berpikir


Durkheim yang tidak ingin mengungkapkan bagaimana agama itu dari sisi What is religion dan
asal usul agama, tetapi lebih tertarik pada fungsi sosial agama, yakni konstribusi yang diberikan
agama dalam membentuk dan memprtahankan tatanan sosial atau What does religion do for
other. Dalam kajiannya tentang totemisme-penyembahan terhadap binatang tertentu, dia
menyatakan bahwa setiap objek atau peristiwa yang memiliki pengaruh penting terhadap
kesejahteraan masyarakat (material atau spiritual) atau segala sesuatu yang merepresentasikan
objek atau peristiwa itu cenderung menjadi objek perilaku ritual12.

Struktural fungsional yang dipelopori Radcliffe Brown menolak adanya istilah fungsi
yang tidak dikaitkan dengan struktur sosial. Dalam kaitan ini ada sumbangan institusi sebagai
upaya pengekalan struktur sosial. Dalam bukunya, Structure and Function in Primitive Society,
dia menyatakan bahwa berbagai aspek perilaku sosial bukanlah berkembang untuk memuaskan
kebutuhan individual, tetapi justru timbul untuk mempertahankan struktur sosial Wahyuddin G
Aliran Struktural Fungsional masyarakat. Struktur sosial dari suatu masyarakat adalah
keseluruhan jaringan dari hubungan-hubungan sosial yang ada13.

Kunci pokok pandangan struktural fungsional yaitu adanya asumsi dasar bahwa budaya
bukan pemuas kebutuhan individu, melainkan kebutuhan sosial kelompok. Brown berpendapat
bahwa fungsi budaya dalam kaitannya dengan kebutuhan dasar semua masyarakat yang disebut
coaptataion, yaitu adanya penyesuaian mutualistik kepentingan para anggota masyarakat. Dalam
konteks ini, Radcliffe Brown berpandangan bahwa sistem budaya dapat dipandang memiliki
kebutuhan sosial. Setiap aliran tampaknya memiliki definisi tersendiri dalam memandang
kebudayaan. Kebudayaan dalam perspektif struktural fungsional adalah common denominator
11
Adam Kuper, op. Cit., h. 48
12
Bryan Morris, Antropologi Agama (Jakarta, AK Group, 2003), h. 157
13
Suwardi Endraswara, Op. Cit., h. 109

11
(sebutan bersama) yang menyebabkan perbuatan para individu dapat dipahami bersama. Manusia
memiliki kemampuan untuk menafsirkan perilaku manusia lainnya disebabkan oleh adanya
common denominator ini. Selanjutnya, mereka berinteraksi bersama dalam ruang dan waktu
yang sama, maka mereka memiliki kesamaan pengetahuan yang dapat dipahami pula. Misalnya
ketika orang mengapresiasi sebuadh pidato dengan tepuk tangan, maka yang lain memahaminya
sebagai ungkapan penghormatan. Jika orang bertepuk tangan dengan standing ovation, berarti
apa yang disampaikannya adalah sesuatu yang luar biasa, dan semua orang memahaminya.

Ketika mencari hubungan dalam berbagai fenomena kebudayaan, Radcliffe Brown sangat
dipengaruhi oleh Durkheim. Pengaruh tersebut dapat dilihat ketika dia melakukan penelitian di
Pulau Andaman, suatu masyarakat yang ketika itu masih berpola hidup berburu dan
mengumpulkan makanan, serta hidup dalam komunitas-komunitas lokal yang padat. Di sini,
terlihat bahwa masyarakat ini telah memiliki kekayaan mitologis dan kosmologis. Jiwa orang
yang meninggal selalu dikaitkan dengan langit, bumi, hutan, laut, matahari, bulan, pelangi,
guntur, dan sebagainya yang dianggap sebagai personifikasi dari fenomena alam.14

Oleh karena itu, dalam upacara masyarakat Andaman yang kelihatan lucu dan aneh itu
ternyata justru menjadi cara bagi mereka untuk mengekpresikan dan mensistematisasi gagasan-
gagasan fundamentalnya tentang kehidupan dan alam.15

Kebudayaan itu muncul karena adanya tuntutan tertentu, baik oleh lingkungan maupun
pendukungnya. Tuntutan itu yang menyebabkan budaya semakin tumbuh dan berfungsi menurut
strukturnya.Pendek kata, Brown berpandangan bahwa dalam kehidupan manusia terdapat
hubungan sosial yang khusus dan membentuk suatu keseluruhan yang padu, seperti halnya
struktur organik. Istilah fungsi dalam struktur sosial adalah fenomena sosial yang dilihat dalam
masyarakat, manusia bukanlah semata-mata keadaan individu, tetapi dilihat dari hasil struktur
sosial. Brown tidak setuju dengan Malinowski (1884-1942) yang berpandangan bahwa fungsi
dari suatu kebudayaan adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar dan sekunder pemilik budaya.16

Bagi Brown, kebudayaan tidak untuk memenuhi kepentingan individu, tetapi untuk
kepentingan kolektif. Sebagai penelitian antropologi, maka perspektif struktural fungsional tetap
saja berada dalam kawasan kajian budaya dalam kaitannya dengan struktur dan sistem sosial
masyarakat. Oleh karena itu, kajian kebudayaan dalam hal ini terkait pada kajian

14
Nur Syam, Op. Cit., h. 34
15
Bryan Morris, Op. Cit., h. 151
16
Malinowski membagi kebutuhan manusia atas tiga hal, (1) Kebutuhan biologis,
seperti pangan, keturunan, (2) Kebutuhan instrumental, seperti hokum dan pendidikan,
kebutuhan integratif, seperti agama dan kesenian. Lihat Nur Syam, Op. Cit., h. 31. Kebutuhan
dasar seperti reproduksi, kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan gerak pertumbuhan.
Kebutuhan sekunder, seperti organisasi politik, organisasi pangan, dan sejumlah kebutuhan
lain sebagai pengaruh kebutuhan dasar. Kedua kebutuhan tersebut berfungsi untuk
mempertahankan kebudayaan dari kemusnahan. Lihat Suwardi Endraswari, Op. Cit., h. 106
dan 107.

12
kebudayaandengan keteraturan sosial. Hal ini tercermin dalam struktur dan sistem sosial yang
stabil dan terus berlangsung karena keduanya dibutuhkan manusia sebagai kebutuhan asasinya.

Dengan pandangan demikian, jelas sekali bahwa fungsi sosial sebuah fenomena
kebudayaan mempunyai efek dan pengaruh timbal balik antara sistem budaya dengan sistem
sosial. Sistem ini membentuk sebuah jaringan yang saling ada ketergantungan. Kebudayaan tetap
hidup dan tidak pernah mati selama penggunanya ada. Sebagai contoh penelitian ritual
totemisme-penyembahan kepada binatang secara struktural fungsional, menurut Radcliffe Brown
merupakan langkah solidaritas sosial. Ritual ini juga akan membawa kesadaran moral dan
sosial. Bahkan riual semacam ini mampu mengakrabkan manusia dengan alam. Karena itu,
analisis struktural fungsional harus mampu menggambarkan kearah ini sehingga dapat
ditemukan hubungan yang jelas antara ritual, manusia, dan alam

D. Ciri – Ciri Fuctionalism

Aliran fungsionalisme memiliki beberapa ciri khas, yaitu :

 Menekankan pada fungsi mental dibandingkan dengan elemen-elemen metal.


 Fungsi-fungsi psikologis adalah adaptasi terhadap lingkungan sebagaimana adaptasi
biologis Darwin. Kemampuan individu untuk berubah sesuai tuntutan dalam
hubungannya dengan lingkungan adalah sesuatu yang terpenting.
 Sangat memandang penting aspek terapan atau fungsi dari psikologi itu sendiri bagi
berbagai bidang dan kelompok manusia.
 Aktivitas mental tidak dapat dipisahkan dari aktivitas fisik, maka stimulus dan respons
adalah suatu kesatuan.
 Psikologi sangat berkaitan dengan biologi dan merupakan cabang yang berkembang dari
biologi. Maka pemahaman tentang anatomi dan fungsi fisiologis akan sangat membantu
pemahaman tentang fungsi mental.
 Menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas mental manusia, meskipun
sebagian besar riset dilakukan di Univ. Chicago ( pusat perkembangn fungsionalisme)
menggunakn metode eksperimen, pada dasarnya aliran fungsionalisme tidk berpegang
pada satu metode inti. Metode yang digunnakan sangat tergantung dari permasalahan
yang dihadapi

E. Metode – Metode Dalam Fuctionalism

13
Aliran ini mempelajari fungsi dan tingkah laku atau proses mental, bukan hanya mempelajari
struktural. Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme dikenal sebagai metode observasi
tingkah laku dan instropeksi .

1. Metode observasi tingkah laku terbagi menjadi 2 (dua) yaitu:


a. Metode Fisiologis
Menguraikan tingkah laku dari sudut pandang anatomi dan ilmu faal. Jadi,
mempelajari perilaku yang dikaitkan dengan organ-organ tubuh dan sistem
sarafnya.
b. Metode Variasi Kondisi
Tidak semua tingkah laku manusia dapat dijelaskan dengan anatomi dan fisiologi,
karena manusia mempunyai sudut psikologis. Metode variasi kondisi inilah yang
merupakan metode eksperimen dari aliran fungsionalisme.
2. Metode Instrospeksi
Stimulus berasal dari lingkungan secara alamiah, bisa pada banyak bagian sekaligus
sehingga jiwa menunjukkan fungsinya. Metode ini terlalu bersifat subjektif sehingga sulit
di sistematikan dan sulit dikuantitatifkan.

F. Aliran Dalam Fuctionalism.

Fungsionalisme mempunyai 2 (dua) aliran, namun pendiri fungsionalisme itu sendiri adalah :

William James (1842-1910)

James termasuk pendukung aliran evolusionalisme dan bersamaan John Dewey mendirikan
aliran fungsionalisme. James tergolong orang yang berpikiran bebas. Yaitu bebas mengeluarkan
dan mengembangkan ide atau kritik yang orisinil. Salah satu ciri jalan pikirannya adalah
berusaha sedekat mungkin dengan kenyataan.

Teori emosi

 Menjelaskan tentang hubungan antara perubahan fisiologis dengan emosi


 Emosi identik dengan perubahan-perubahan peredaran darah
 Emosi adalah hasil dari persepsi seseorang tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada tubuh terhadap rangsang dari luar
 Membantah pernyataan bahwa emosilah yang menyebabkan perubahan pada tubuh.

1. Aliran Fungsionalisme Chicago

14
Terdapat banyak tokoh Fungsionalisme di Universitas Chicago sehingga dapat dikatakan
menjadi aliran tersendiri yang disebut Fungsionalisme Chicago.

a. John Dewey (1859-1952)


 Pada tahun 1886 menulis buku yang berjudul “Psychology” dan dalam bukunya ini
beliau mengenalkan cara orang Amerika belajar ppsikologi yaitu melalui cara
pragmatisme
 Sarjana-sarjana di Amerika kurang tertarik dengan pertanyaan “Apakah jiwa itu?”
tetapi lebih tertarik pada pertanyaan “Apakah kegunaan jiwa?”
 John Dewey juga menganjurkan metode yang Ia sebut dengan Learning by doing
(belajar sambil melakukan)
 Dewey berpendapat bahwa segala pemikiran dan perbuatan harus selalu mempunyai
tujuan, oleh karena alasan itulah ia menentang teori elementarisme.

b. James Rowland Angell James memiliki tiga pandangan terhadap fungsionalisme, yaitu:
 Fungsionalisme adalah psikologi tentang “mental operation” (aktivitas bekerjanya
jiwa) sebagai lawan dari psikologi tentang elemen-elemen mental,
 Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan dasar-dasar kesadaran. Ini juga
disebut sebagai teori emergensi dari kesadaran,
 Fungsionalisme adalah psiko-phisik, yaiitu psikologi tentang keseluruhan organisme
yang terdiri dari badan dan jiwa.

2. Aliran Fungsionalisme Columbia

Selain di Chhicago, Fungsionalisme juga mempunyai banyak tokoh di Teachers College


Columbia yang disebut aliran Columbia. Ciri aliran ini adalah kebebasannya meneliti tingkah
laku yang dianggap sebagai kesatuan yang tak dapat dipisahkan dan psikologi tak perlu ersifat
deskriptif karena yang penting adalah korelasi tingkah laku dengan tingkah laku lain.

a. James MC Keen Cattel (1866-1944)

Keen Cattel mengusung teori mengenai kebebasan dalam mempelajari tingkah laku. Ia
mempunyai dua pandangan mengenai aliran fungsionalisme, yaitu:

 Fungsionalisme tidak perlu menganut paham dualisme karena manusia dianggap


sebagai keseluruhan yang merupakan suatu kesatuan,
 Fungsionalisme tidak perlu deskriptif dalam mempelajari tingkah laku, karena yang
penting adalah fungsi tingkah laku. Sehingga yang harus dipelajari adalah hubungan
(korelasi) antara satu tingkah laku dengan tingkah laku lainnya.
 Dapat dikatakan bahwa semua cabang-cabang psikologi modern merupakan
perkembangan dari fungsionalisme. Dalam percobaanya Cattel menemukan

15
“kapasitas individual” kemudian ia menciptakan alat-alat untuk mengukur kapasitas,
kemampuan individual yang sekaran kita kenal sebagai psikotes / mental test.
b. Edward Lee Thorndike (1874-1949)

Edward Lee pernah bekerja di “Teachers College of Columbia” dibawah kepemimpinan


James Mc. Keen Cattel. Thorndike lebih menekankan penelitiannya pada cara dan dasar
belajar. Dasar pembelajaran yaitu asosiasi dan cara coba-salah (trial and error). Ia
merumuskan beberapa prinsip:

 The Law of Effect yaitu hukum yang menyatakan intensitas hubungan antara
stimulus-respons akan meningkat jika mengalami keadaan yang
menyenangkan, sebaliknya akan melemah jika keadaan tak
menyenangkan.jika terjadi suatu keadaan akan terjadi asosiasi dengan keadaan
yang sebelumnya yaitu hubungan stimulus-respon atau respons-respons.
 The Law of Exercise atau The Law of use and disuse adalah hukum bahwa
stimulus-respons dapat timbul atau didorong dengan latihan berulang-ulang.
Jika tak dilatih hubungan tersebut akan melemah dan kemudian menghilang.

16
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat diambil sebuah kesimpulan yaitu:

1. Fungsionalisme adalah orientasi dalam psikologi yang menekankan pada proses mental
dan menghargai manfaat psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam
menjembatani antara kebutuhan manusia dan lingkungannya. Maksudnya,
Fungsionalisme memandang bahwa masyarakat adalah sebuah sistem dari beberapa
bagian yang saling berhubungan satu sama lain dan tak bisa dipahami secara terpisah.
2. Salah satu tokoh yang berperan penting dalam pengembangan Fungsionalisme adalah
Radcliffe Brown.
3. Kebudayaan dalam perspektif Struktural Fungsional adalah keterkaitan antara subsistem
kebudayaan yang menghasilkan sesuatu lain. Misalnya, keterkaitan struktural sosial
dengan kebudayaan pada suatu masyarakat tertentu. Kebudayaan dipelajari melalui
sarana bahasa, bukan diwariskan secara biologis dan unsur-unsur kebudayaan sebagai
sesuatu keseluruhan yang terjadi. Sehingga konsep pokok dalam struktur fungsional
adalah gagasan tentang fungsi itu sendiri. Pengertian fungsi merujuk kepada manfaat
budaya bagi sesuatu, seperti fungsi religi dapat mempersatukan masyarakat.
4. Aliran fungsionalisme memiliki beberapa ciri khas, yaitu :
a. Menekankan pada fungsi mental dibandingkan dengan elemen-elemen
metal.
b. Fungsi-fungsi psikologis adalah adaptasi terhadap lingkungan
sebagaimana adaptasi biologis Darwin. Kemampuan individu untuk
berubah sesuai tuntutan dalam hubungannya dengan lingkungan adalah
sesuatu yang terpenting.
c. Sangat memandang penting aspek terapan atau fungsi dari psikologi itu
sendiri bagi berbagai bidang dan kelompok manusia.
d. Aktivitas mental tidak dapat dipisahkan dari aktivitas fisik, maka stimulus
dan respons adalah suatu kesatuan.
e. Psikologi sangat berkaitan dengan biologi dan merupakan cabang yang
berkembang dari biologi.
f. Menerima berbagai metode dalam mempelajari aktivitas mental manusia,
meskipun sebagian besar riset dilakukan di Univ. Chicago ( pusat
perkembangn fungsionalisme) menggunakn metode eksperimen, pada
dasarnya aliran fungsionalisme tidk berpegang pada satu metode inti.

17
5. Metode yang dipakai oleh aliran fungsionalisme dikenal sebagai metode observasi
tingkah laku dan instropeksi .
6. Fungsionalisme mempunyai 2 (dua) aliran:
a. Aliran Fungsionalisme Chicago.
b. Aliran Fungsionalisme Columbia

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Zulfa Alfaruqy, S.Psi., M.A. Buku Ajar Sejarah Dan Aliran Psikologi (Semarang,
November 2021).

Laura. A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif-Jakarta:Salemba


Humanika,2014.

B.P. Dwi Yanti, Hendro Prabowo, Ira Puspitawati, Psikologi Umum I, ( Jakarta, Desember
1996).

Wahyuddin G, Aliran Struktural Fungsional(Konsepsi Radcliffe-Brown), Jurnal Al-hikmah Vol.


XIX No. 2/2017

Anta Samsara, Mengenal Psikologi Humanistik (Jakarta, Juni 2020).

Boeree, C. Geroge. 2007. Sejarah Psikologi : Dari Masa Kelahiran Sampai Modern. Jakarta :
Primasophie

Brennan, James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

Lundin.1991. Theories and Systems of Psychology. 4 rd Ed. Toronto: D.C. Heath and

Company.

Wade, Carole. 2007. Psikologi. Jakarta : Penerbit Erlangga

18

Anda mungkin juga menyukai