Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM DAN PERKEMBANGAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum dan Perkembangan.

Dosen Pengampu:

Dr. Dewi Agustini, S.Sos,M.M

OLEH:

1. ABDURROHMAN FAUZANNIDA (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MULIA ASTUTI

OKTOBER 2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE RIAU“
.Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk
dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE RIAU“
.Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk
dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE RIAU“
.Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk
dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
2
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE RIAU“
.Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk
dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE RIAU“
.Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk
dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE RIAU“
.Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk
dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE RIAU“
.Serta

3
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk
dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga
makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Assalamualaikum wr.wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “Aliran Dalam Psikologi
Structuralism“ .Serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad
Swt atas petunjuk dan risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang
benderang dan semoga kelak kita mendapatkan syafaatnya di Yaumul Akhir.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah kami ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

4
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..............................................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan.........................................................................................................4

A. Latar Belakang .............................................................................................4

B. Rumusan Masalah..........................................................................................5

C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................5

Bab II Pembahasan.........................................................................................................6

A. Pengertian dan Sejarah Aliran Structuralism..................................................6

B. Pendekatan Structuralism.............................................................................6-7

C. Tokoh yang Berperan Penting Dalam Aliran Strukturalism........................7-11

.D. Konsep Strukturalism.................................................................................11-12

Bab III Penutup..............................................................................................................13

Kesimpulan..........................................................................................................13

Daftar Pustaka.....................................................................................................14

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Teori strukturalisme merupakan sebuah teori pendekatan terhadap teks-teks sastra yang
menekankan keseluruhan relasi antara berbagai unsur teks. Unsur-unsur teks secara berdiri
sendiri tidaklah penting. Unsur-unsur itu hanya memperoleh artinya di dalam relasi, baik
relasi asosiasi ataupun relasi oposisi. Relasi-relasi yang dipelajari dapat berkaitan dengan
mikroteks (kata, kalimat), keseluruhan yang lebih luas (bait, bab), maupun intertekstual
(karya-karya lain dalam periode tertentu).

Relasi tersebut dapat berwujud ulangan, gradasi, ataupun kontras dan parodi (Hartoko, 1986:
135-136). Istilah kritik strukturalisme secara khusus mengacu kepada praktik kritik sastra
yang mendasarkan model analisisnya pada teori linguistik modern. tetapi umumnya
strukturalisme mengacu kepada sekelompok penulis di Paris yang menerapkan metode dan
istilah-istilah analisis yang dikembangkan oleh Ferdinan de Saussure (Abrams, 1981: 188-
190). Strukturalisme menentang teori mimetik, yang berpandangan bahwa karya sastra adalah
( tiruan kenyataan), teori ekspresif, yang menganggap sastra pertama-tama sebagai ungkapan
perasaan dan watak pengarang, dan menentang teori-teori yang menganggap sastra sebagai
media komunikasi antara pengarang dan pembacanya.

Teori strukturalisme memiliki latar belakang sejarah evolusi yang cukup panjang dan
berkembang secara dinamis. Dimana dalam perkembangan itu terdapat banyak konsep dan
istilah yang berbeda-beda, bahkan saling bertentangan. Misalnya, strukturalisme di Perancis
tidak memiliki kaftan erat dengan strukturalisme ajaran Boas, Sapir, dan Whorf di Amerika.
Akan tetapi semua pemikiran strukturalisme dapat dipersatukan dengan adanya pembaruan
dalam ilmu bahasa yang dirintis oleh Ferdinand de Saussure. Walaupun terdapat banyak
perbedaan antara pemikir-pemikir strukturalis, namun semua itu memiliki persamaan bahwa
mereka semua memiliki kaitan tertentu dengan prinsip-prinsip dasar linguistik Saussure
(Bertens, 1985: 379-381). Inilah yang menjadi dasar dan pedoman dari pemikiran mereka
semua.

6
B. RUMUSAN MASALAH

Berlandaskan pada latar belakang, maka masalah pokok yang akan kita bahas dalam
makalah yang berjudul “ Aliran Dalam Psikologi Structuralism “ ini adalah sebagai berikut :

a. Apa itu Aliran Psikologi Structuralism?, dan bagaimana sejarahnya?

b. Apa yang di sebut pendekatan Structuralism?

c. Siapa sajakah tokoh yang berperan penting dalam Aliran Strukturalism?

c. Apa konsep Strucruralism?

C. TUJUAN MASALAH

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan dan penulisan makalah ini
hendak mencapai hal-hal sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui penggertian dan Sejarah Aliran Psikologi Structuralism.


b. Dapat memahami pendekatan dalam Aliran Psikologi structuralism.
c. Dapat mengenal tokoh yang berperan penting dalam Aliran Structuralism.

7
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Sejarah Aliran Structuralism.

Aliran Strukturalis atau Strukturalisme merupakan suatu pendekatan ilmu humanis


yang mencoba untuk menganalisis bidang tertentu (misalnya, mitologi) sebagai sistem
kompleks yang saling berhubungan. Aliran Strukturalis muncul, ketika Wundt dan
mahasiswa nya melakukan penelitian utamanya yang memusatkan pada upanya untuk
menemukan unsur-unsur dasar atau “struktur”proses-proses mental. Misalnya mereka
menggambarkan tiga dimensi berbeda dari perasaan: senang/tidak senang, tegang/santai, dan
kegairahan/depresi. Salah satu mahasiswa Wundt, E. B. Titctener(1867-1927), menamakan
pendekatan Wundt sebagai Strukturalisme (strukturalism) karena fokusnya dalam
mengidentifikasi berbagai struktur pikiran manusia.1
Kemudian sekitar paruh kedua pada abad ke-20 strukturalisme mulai berkembang
menjadi salah satu pendekatan yang paling populer di bidang akademik berkaitan dengan
analisis bahasa, budaya, dan masyarakat. Aktivitas Ferdinand de Saussure yang menggeluti
bidang linguistik inilah yang dianggap sebagai titik awal dari strukturalisme. Istilah
Strukturalisme itu sendiri muncul dalam karya-karya antropolog Perancis Claude Lévi-
Strauss, yang menyebabkan gerakan strukturalis di Perancis. Hal ini pula yang mendorong 7
para pemikir seperti Louis Althusser, psikoanalis Jacques Lacan, serta Nicos Poulantzas
untuk mengembangkannya sebagai Marxisme struktural. Sebagian besar anggota aliran
strukturalisme ini tidak menggambarkan diri sebagai bagian dari setiap gerakan tersebut.
Strukturalisme berkaitan erat dengan semiotika. Tidak lama kemudian, aliran baru post
strukturalisme muncul dan mencoba untuk membedakandiri dari aliran struktural. Dengan
cara memunculkan hal-hal yang kontradiktiv (dekonstruksi), para pengikut aliran ini berusaha
untuk menjauhkan diri dari pikiran stukturalis. Beberapa kaum intelektual seperti Julia
Kristeva, mengambil strukturalisme (dan formalisme Rusia) untuk titik awal kiprahnya yang
kemudian menjadikannya menonjol sebagai salah satu tokoh post strukturalis. Strukturalisme
memiliki berbagai tingkat pengaruh dalam ilmu sosial, dan pengaruh sangat kuat dapat
terlihat di bidang sosiologi.
Aliran Strukturalis menyatakan bahwa budaya manusia harus dipahami sebagai sistem
tanda (system of signs). Robert Scholes mendefinisikannya sebagai reaksi terhadap
keterasingan modernis dan keputusasaan. Para kaum strukturalis berusaha mengembangkan
semiologi (sistem tanda). Ferdinand de Saussure adalah penggagas strukturalisme abad ke-20,
dan bukti tentang hal ini dapat ditemukan dalam Course in General Linguistics, yang ditulis
oleh rekan-rekan Saussure setelah kematiannya dan berdasarkan catatan para muridnya.
Saussure tidak memfokuskan diri pada penggunaan bahasa (parole, atau ucapan), melainkan
pada sistem yang mendasari bahasa (langue). Teori ini lalu muncul dan disebut semiologi.
Namun, penemuan sistem ini harus terlebih dahulu melalui serangkaian pemeriksaan parole
(ucapan). Dengan demikian, Linguistik Struktural sebenarnya bentuk awal dari linguistik
korpus (kuantifikasi). Pendekatan ini berfokus pada bagaimana sesungguhnya kita dapat
mempelajari unsu-unsur bahasa yang terkait satu sama lain ’sinkronis’ daripada ‘diakronis’.

1
Laura. A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif-Jakarta:Salemba Humanika,2014,h.12

8
Akhirnya, dia menegaskan bahwa tanda-tanda linguistik terdiri atas dua bagian,
sebuah penanda (pola suara dari sebuah kata, baik dalam proyeksi mental – seperti pada saat
kita membaca puisi untuk diri kita sendiri dalam hati – atau sebenarnya, realisasi fisik sebagai
bagian dari tindak tutur) dan signified (konsep atau arti kata). Ini sangatberbeda dari
pendekatan sebelumnya yang berfokus pada hubungan antara kata dan hal-hal di dunia
dengan referensinya (Roy Harris dan Talbot Taylor, [1989], hal 178-179).
Pemikiran Saussure ternyata mempengaruhi banyak linguis pada kurun waktu
terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Di Amerika Serikat, misalnya, Leonard
Bloomfield mengembangkan linguistik structural versinya sendiri. Selain itu, ada pula linguis
lainnya seperti Louis Hjlemslev dari Denmark dan Alf Sommerfelt dari Norwegia. Di
Perancis, Antoine Meillet dan Émile Benveniste melanjutkan pemikiran Saussure ini. Tapi
yang paling penting dan masih tetap relevan hingga saat ini adalah Mahzab Praha dengan
tokoh sentralnya seperti Roman Jakobson dan Nikolai Trubetzkoy, melalui penelitian yang
telah dilakukannya.
Salah satu contoh yang dianggap penting adalah dalam hal fonemik.Mahzab Praha ini
tidak seperti halnya mahzab yang lain yang hanya menyusun daftar suara yang ada dalam
suatu bahasa, melainkan berusaha meneliti bagaimana mereka ada keterkaitan antara satu
dengan yang lainnya. Mereka menyatakan, bahwa suara dalam bahasa tertentu hanya dapat
dianalisis jika ada pembandingnya. Contohnya adalah dalam bahasa Inggris, bunyi / p / dan /
b / dilafalkan berbeda, seperti pada kata « Bat » dan « Pat ». Menganalisis suara dalam hal
fitur kontrastif juga membuka ruang lingkup komparatif yang dapat memperjelas kita.
Misalnya, kesulitan orang Jepang dalam hal membedakan fonem / r / dan / l / dalam bahasa
Inggris. Ini diakibatkan karena kedua fonem ini tidak kontrastif dalam bahasa Jepang.
Pendekatan semacam ini pada saat itu menjadi hal yang aktual. Fonologi dapat menjadi dasar
paradigmatik untuk strukturalisme dalam sejumlah bidang yang berbeda.

B. Pendekatan Structuralism.

Tujuan dari aliran strukturalisme adalah untuk menemukan unit-unit atau elemen-
elemen yang membangun pikiran2. 2

Maka Aliran Strukturalis atau Strukturalisme merupakan suatu pendekatan ilmu humanis
yang mencoba untuk menganalisis bidang tertentu (misalnya, mitologi) sebagai sistem
kompleks yang saling berhubungan. Bisa juga dikatakan Psikologi struktural atau
strukturalisme merupakan studi analitis tentang generalisasi pikiran manusia dewasa melalui
metode introspeksi. Dalam hal ini psikologi dimaksudkan untuk mempelajari isi (konten)
pikiran.

Pendekatan psikologi stukturalisme berasal dari Wilhelm Wundt yang dipelopori


di amerika oleh muridnya Edward Bradford Titchener. Perlu ditekankan bahwa psikologi
strukturalisme ditemukan oleh Wundt sedangkan Titchener hanyalah satu dari sekian banyak

2
B.P. Dwi Yanti, Hendro Prabowo, Ira Puspitawati, Psikologi Umum I, ( Jakarta, Desember 1996),h 17.

9
murid yang dimiliki oleh Wundt. Tetapi dia berupaya membawa psikologi Wundt ke amerika
dengan mempertahankan konsep aslinya. Inilah alasan kenapa Tichener menjadi salah satu
tokoh sentral dalam Structurism. Maka Wilhelm Wund dan Edward Bradford Tictener,
adalah dua tokoh penting yang telah menggeluarkan banyak ide-ide dan gagasan-gagasan
dalam mengembangkan Aliran Structuralism.

C. Tokoh yang Berperan Penting Dalam Aliran Strukturalism.

Wilhelm Wundt.

Wilhelm Wundt atau yang biasa dipanggil Wundt, dilahirkan di Neckarau, Baden,
Jerman pada 16 Agustus 1832 dan meninggal pada 31 Agustus 1920. Wundt lulus dari
University of Heidelberg dengan gelar dokter. Ia melanjutkan studi singkat dengan Johannes
Müller dan fisikawan Hermann von Helmholtz. Setelah mengambil posisi di Universitas
Liepzig, Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di Leipzig, Jerman. Pendirian
laboratorium ini umumnya dianggap sebagai awal resmi psikologi sebagai bidang ilmu
pengetahuan yang terpisah dari filsafat dan fisiologi. Strukturalisme tidak lepas dari Wundt,
meskipun ia bukan pencetus istilah “strukturalisme”, ia merupakan pencetus keberadaan
psikologi. Strukturalisme merupakan pengembangan dari ide yang telah ia kemukakan
mengenai psikologi.

Wundt menjadi terkenal karena mendirikan laboratorium psikologi pertama.


Selain prestasi ini, Wundt juga menulis jurnal psikologi Prinsip Psikologi Fisiologis pada
tahun 1874, yang membantu menetapkan prosedur eksperimental dalam penelitian psikologis.
Selain itu, Wundt mempunyai banyak siswa yang kemudian menjadi psikolog terkemuka,
yaitu Edward Titchener, James McKeen Cattell , Charles Spearman, G. Stanley Hall , Charles
Judd, dan Munsterber Hugo(Kendra, 2005).

Wundt biasa juga disebut sebagai bapak psikologi. Ia merupakan guru dari E.B Titchener.
Wundt memiliki latar belakang kedokteran dan filsafat. Ia berjasa dalam melepaskan
psikologi dari ranah filsafat, bahwa ia tertarik untuk memperdalam mengenai aspek kejiwaan
manusia tersebut. Subject matter psikologi ialah kesadaran (Schultz&Schultz, 2008). Wundt
membuat physiological psychology sebagai konsep dasar dari psikologi, “Physiological
psychology is, therefore, first of all psychology. It has in view the same principal object upon
which all other forms of psychological exposition are directed: the investigation of conscious
processes in the modes of connexion peculiar to them.” (Wundt, 1902). Idenya ialah bahwa
pengalaman kesadaran dapat dipecah menjadi beberapa elemen inti, sama seperti senyawa
kimia yang dapat dipecahkan menjadi elemen yang lebih kecil dan mendasar (Hall, 1998). Ia
berfokus pada kesadaran, bahwa terdapat aspek yang intangible dalam suatu pengalaman.
Menurut Razali, Jantan & Hashim (2004), pengalaman ini harus dikaji terlebih dahulu mana
yang boleh dikaji seseorang ke muka umum, dan mana yang tidak boleh. Untuk menelitinya,

10
Wundt menggunakan metode introspeksi dan eksperimen. Dalam metode introprksi subyek
dilatih untuk mencatat seobyektif mungkin apa yang mereka alami dalam hubungannya
dalam suatu stimulus tertentu, bukan tentang arti yang berhubungan dengan stimulus tertentu.
Contohnya subyek di beri cahaya berwarna, suara atau bau dan di minta untuk menerangkan
secepat mungkin.3

Eksperimen ini menggunakan intropeksi yang memberikan informasi yang besar


tentang jenis sensasi yang di miliki manusia.Tetapi ahli psikologi yang lain pada saat itu
keberatan dengan gagasan itu, bahwa pikiran dapat di fahami dengan penemuan dasar-dasar
dan hukum-hukum kombinasi dari itu.

Edward Bradford Titchener.

Edward Bradford Titchener atau yang sering kita panggil Titchener merupakan
tokoh strukturalisme. Titchener lahir pada 11,Januari 1867 di Chichester, Inggris. Titchener
menempuh pendidikan di Universitas Oxford dari tahun 1885-1890. Di Oxford inilah
ketertarikan Titchener ke bidang filsafat dan psikologi timbul setelah menerjemahkan edisi
ketiga Wundt yang berjudul Principle of Physiological. Namun karena Titchener tidak
menemukan orang di Inggris yang bisa mengajarinya psikologi, dia lalu memutuskan pergi ke
Universitas Leipzig di Jerman tahun 1890 untuk berguru secara langsung kepada Wundt.
Titchenermeraih gelar doktor di tahun 1892. Setelah mendapat gelar doktor dari Wundt,
Titchener kembali lagi ke Inggris sebentar untuk menjadi dosen biologi. Namun karena
Inggris tidak menerima psikologi, Titchener bertolak ke Amerika untuk mengajar di
Universitas Cornell di New York. Di Unversitas Cornell ini lah Titchener mengembangkan
strukturalisme sampai ia meninggal pada 3 Agustus 1927.4

Titchener mempunyai pemikiran di mana segala sesuatu memiliki karakter


imaginal-sensasional. Titchener juga memiliki gambaran untuk kata abstrak seperti makna.
Meskipun dia menyadari bahwa tidak semua orang memiliki imajinasi. Psikologi Titchener
dibangun atas premis bahwa pikiran ada karena dibangun oleh pengalaman. Titchener
menolak pemikiran Wundt tentang konsep pikiran dibangun oleh apersepsi yang disimpulkan
daripada diamati secara langsung.

Tugas eksperimental pertama psikologi Titchener adalah menemukan elemen kesadaran yaitu
sensasi yang semua proses kompleksnya dapat dikurangi. Awal tahun 1897, Titchener
membuat katalog tentang elemen apa saja yang dapat ditemukan di panca indra yang berbeda.
Dalam penelitianya Titchener menggunakan metode introspektif untuk mempelajari rasa. Ia
melatih responden penelitian untuk mengidentifikasi dan mencatat sensasi rasa mereka.
Hasilnya adalah identifikasi empat unsur rasa: pahit, manis, asin dan asam.5

3
Laura. A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif-Jakarta:Salemba Humanika,2014,h.12
4
Muhammad Zulfa Alfaruqy, S.Psi., M.A. Buku Ajar Sejarah Dan Aliran Psikologi (Semarang, November
2021).h 70
5
Laura. A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif-Jakarta:Salemba Humanika,2014,h.12

11
Sehingga Titchener mendefinisikan sensasi sebagai elemen yang paling sederhana
yang ditemukan dari pengalaman. Tugas keduanya yaitu menentukan bagaimana sensasi
dasar terhubung untuk membentuk persepsi, ide, dan gambar yang kompleks. Tugas ketiga
yaitu menjelaskan cara kerja pikiran. Titchener percaya bahwa psikologi membutuhkan lebih
dari sekedar deskripsi. Penjelasan harus dicari dalam fisiologi.

Titchener mempelajari perbedaan tingkat perhatian primer dengan perhatian


sekunder. Studi eksperimentalnya tentang asosiasi yang termasuk inti-konteks teori makna
juga meneliti emosi dan hubungannya dengan teori emosi James-Lange. James Lange
berpendapat bahwa emosi adalah hasil dari pengalaman organik atau fisiologis. Padahal
menurut Titchener pengaruh pengalaman itu terkait dengan ingatan. Baginya, emosi
merupakan hasil dari proses psikologis yang jauh lebih kompleks dibanding sebab organik.
Jadi, di sini terlihat bahwa Titchener memiliki perbedaan pemikiran dengan teori emosi
James-Lange

Berikut ini merupakan tabel untuk merangkum persamaan ataupun perbedaan antara ide dan
gagasan dari Wilhelm Wundt dan Edward Bradford Titchener:

Wilhelm Wundt E. B. Titchener

 Psikologi dikaitkan dengan  Psikologi (strukturalisme) dikaitkan


penggambaran struktur yang dengan struktur elemental kesadaran
membentuk pikiran. berdasarkan intropeksi.
 Perhatian ialah sebuah persepsi yang  Psikologi (strukturalisme) dikaitkan
jelas dari daerah kesadaran yang dengan struktur elemental kesadaran
sempit. Fokus dari perhatian menjadi berdasarkan intropeksi
terpisah dari sisa elemen kesadaran.
 Sensasi merupakan hal yang berasal  Sensasi dipertimbangkan untuk
dari luar yang dapat memicu suatu menjadi kelas dasar dari elemen
reaksi seperti penghlihatan dan pengalaman kesadaran
pendengaran. (Ada sensasi terang,
maka reaksi yang terjadi melihat)
 Persepsi merupakan bagian utama  Persepsi merupakan pilihan dari
yang dapat dirasakan seseorang, sensasi yang mana gambarannya
seperti penglihatan dan pendengaran tidak berkooperasi sebagai bagian
yang integral dari keseluruhan
proses
 Metode dalam feeling ialah paired  Metode yang digunakan dalam

12
comparison. feelings, impression dan expression
 Elemen dasar dari pengalaman ialah  Elemen dasar dari kesadaran ialah
kualitas dan Intensitas. kualitas, intensitas, durasi, kejelasan,
dan perpanjangan
 Menjelaskan mengenai kesadaran  Menjelaskan mengenai kesadaran
 Menggunakan metode introspeksi  Menggunakan metode introspeksi
dan eksperimen dalam mengolah dan eksperimen dalam mengolah
pengalaman kesadaran. pengalaman kesadaran
 Menempatkan posisi psychophysical  Menempatkan posisi psychophysical
parallelism dalam menjelaskan parallelism dalam menjelaskan
mind-body problem. mind-body problem

D. Konsep Strukturalism.

Dalam konsep dan sistem ini. Psikologi strukturalisme dari Wundt dan Titchener memiliki 3
tujuan :

1. Menggambarkan komponen-komponen kesadaran sebagai elemen-elemen dasar,

2. Menggambarkan kombinasi kesadaran sebagai elemen-elemen dasar tersebut, dan

3. Menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan sistem saraf

Kesadaran diatas diartikan sebagai pengalaman langsung. Pengalaman langsung


yaitu pengalaman sebagaimana hal itu dialami. Hal ini berbeda dengan pengalaman antara.
Pengalaman antara yaitu diwarnai oleh isi yang sudah ada dalam pikiran, seperti asosiasi
sebelumnnya dan kondisi emosional serta motivasional seseorang. Dengan demikian,
pengalaman langsung diasumsikan tidak dipengaruhi oleh pengalaman antara. Psikologi
strukturalisme berupaya mempertahankan integritas psikologi dengan membedakannya dari
fisika. Fisika mempelajari dunia fisik atau materi, tanpa merujuk pada manusia dan melalui
metode observasional berupa inspeksi yang dikendalikan dengan hati-hati. Psikologi
mempelajari dunia, dengan merujuk pada manusia yang mengalami sesuatu, melalui metode
observasional berupa introspeksi terkontrol atas isi kesadaran.
Subjek pembahasan yang tepat bagi psikologi struktural adalah proses kesadaran dan bebas
dari asosiasi. Sehingga Wundt dan Titchener berpendapat, psikologi harus terbebas dari
kekuatan metafisika, pikiran awam dan kepentingan kegunaan atau terapan yang akan
merusak intergritasnya. Sedangkan metode eksperimental yang digunakan untuk memastikan
ketepatan analisis isi mental adalah introspeksi (secara harafiyah,”melihat ke dalam”) 6.
Teknik pelaporan diri ini merupakan pendekatan klasik untuk menggambarkan pengalaman
pribadi. Sehingga introspeksi hanya akan dianggap valid jika dilakukan oleh para ilmuwan
yang sangat terlatih, bukan oleh pengamat awam. Misalkan pada sebuah eksperimen,
seseorang di tempatkan dalam sebuah lingkungan laboratorium dan di minta untuk
6
Laura. A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif-Jakarta:Salemba Humanika,2014.h 12

13
memikirkan (intropeksi) mengenai apa yang sedang terjadi secara mental seiring berbagai
kejadian yang terjadi. Misalnya individu di hadapkan pada bunyi sesuatu yang tajam dan
berulang-ulang dan di minta melaporkan apapun perasaan sadar yang di hasilkan oleh bunyi
tersebut. Hal yang membuat metode ini ilmiah adalah laporan diri sistematis dan rinci yang di
tuntut dari orang tersebut dalam lingkungan laboratorium yang terkontrol.7
Disamping kelemahan psikologi struktural dalam pandangan fungsionalisme yaitu
hanya sekedar mempelajari isi dan struktur yang terlibat dalam proses-proses mental,
psikologi struktural memiliki kontribusi positif dalam bidang ilmu psikologi. Sistem ini
mendorong psikologi menjadi ilmu pengetahuan. Wundt mendeklarasikan sebuah disiplin
formal yakni psikologi yang didasarkan pada formulasi-formulasi ilmiah sehingga psikologi
diakui sebagai ilmu pengetahuan.

BAB III
7
Laura. A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif-Jakarta:Salemba Humanika,2014,h 12

14
PENUTUP

KESIIMPULAN.

Dari pembahasan di atas maka akan di dapati kesimpulan sebagai berikut:

1. Aliran Strukturalis atau Strukturalisme merupakan suatu pendekatan ilmu humanis


yang mencoba untuk menganalisis bidang tertentu (misalnya, mitologi) sebagai sistem
kompleks yang saling berhubungan.
2. Aliran Strukturalis muncul, ketika Wundt dan mahasiswa nya melakukan penelitian
utamanya yang memusatkan pada upanya untuk menemukan unsur-unsur dasar atau
“struktur”proses-proses mental. Misalnya mereka menggambarkan tiga dimensi
berbeda dari perasaan: senang/tidak senang, tegang/santai, dan kegairahan/depresi.
Salah satu mahasiswa Wundt, E. B. Titctener(1867-1927), menamakan pendekatan
Wundt sebagai Strukturalisme (strukturalism) karena fokusnya dalam
mengidentifikasi berbagai struktur pikiran manusia.1
3. Tujuan dari aliran strukturalisme adalah untuk menemukan unit-unit atau elemen-
elemen yang membangun pikiran2. Maka Aliran Strukturalis atau Strukturalisme
merupakan suatu pendekatan ilmu humanis yang mencoba untuk menganalisis bidang
tertentu (misalnya, mitologi) sebagai sistem kompleks yang saling berhubungan. Bisa
juga dikatakan Psikologi struktural atau strukturalisme merupakan studi analitis
tentang generalisasi pikiran manusia dewasa melalui metode introspeksi.
4. Ada 2 tokoh yang berperan penting dalam perkembangan Aliran Strukturalism, yaitu:
 Wilhelm Wundt
 Edward Bradford Titchener.
5. Dalam konsep dan sistem ini. Psikologi strukturalisme dari Wundt dan Titchener
memiliki 3 tujuan :
a. Menggambarkan komponen-komponen kesadaran sebagai elemen-elemen
dasar,
b. Menggambarkan kombinasi kesadaran sebagai elemen-elemen dasar tersebut,
dan
c. Menjelaskan hubungan elemen-elemen kesadaran dengan sistem saraf

15
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Zulfa Alfaruqy, S.Psi., M.A. Buku Ajar Sejarah Dan Aliran Psikologi
(Semarang, November 2021).

Laura. A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif-Jakarta:Salemba


Humanika,2014.

B.P. Dwi Yanti, Hendro Prabowo, Ira Puspitawati, Psikologi Umum I, ( Jakarta, Desember
1996).

Nazala Wahda Izzati, Nofi Arum Aqilla, Novi Aghata Nur Khamalia, Arbaiyah Yusuf, Jurnal
Ilmiah Wahana Pendidikan ,Interpretasi Teori Belajar Perspektif Psikologi Strukturalisme
Pada Mahasiswa Abad 21 (Agustus 2023)

Achmad Agin R, Nurlin Sahab, Novita Firdasari, Fadel Muhammad, M. Aris Suleman,
Makalah Psikologi Strukturalisme, Unifersitas HALUOLEO.

16

Anda mungkin juga menyukai