Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PSIKOLOGI UMUM DAN PERKEMBANGAN

ALIRAN GESTALT PSYCOLOGY

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Psikologi Umum dan Perkembangan”.

Dosen Pengampu:

Dr. Dewi Agustini, S.Sos,M.M

OLEH:

1. ABDURROHMAN FAUZANNIDA (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MULIA ASTUTI

OKTOBER 2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan

2
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “MASUKNYA ISLAM KE
RIAU“ .Serta
tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk dan
risalahnya, yang telah membawa zaman kegelapan ke zaman terang benderang.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah kami ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Assalamualaikum wr.wb.

3
Puji syukur kehadirat Allah SWT telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Gestalt Psycology” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen mata kuliah
Psikologi Umum dan Perkembangan. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan dan mengerti tentang Aliran Fuctionalism. Kami mengucapkan Alhamdulillahi
jazakhaulhahukhoiroo kepada Ibu Dr. Dewi Agustini, S.Sos,M.M. selaku dosen mata kuliah
Psikologi Umum dan Perkembangan, Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SWT
yang telah diutus Allah untuk membimbig umat manusia ke jalan yang lurus yaitu agama islam.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan untuk kesempurnaan makalah ini

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................................3

4
Bab I Pendahuluan.........................................................................................................4

A. Latar Belakang ..................................................................................................4

B. Rumusan Masalah..............................................................................................5

C. Tujuan Pembahasan...........................................................................................5

Bab II Pembahasan.........................................................................................................6

A. Pengertian Psikologi Gestalt ..............................................................................6

B. Sejarah Dari Psikologi Gestalt ........................................................................6-7

C. Tokoh Psikologi Gestalt..................................................................................7-10

D. Prinsip Dasar Psikologi Gestalt .........................................................................11

E. Konsep Dasar Dari Psikologi Gestalt............................................................11-12

F. Pendekatan Psikologi Gestalt ........................................................................12-13

G. Aplikasi Prinsip Dari Psikologi Gestalt ........................................................13-14

H. Implikasi Dari Psikologi Gestalt ...................................................................14-15

I. Teripi Dalam Psikologi Gestalt......................................................................15-16

Bab III Penutup...............................................................................................................17

Kesimpulan......................................................................................................17-18

Daftar Pustaka.....................................................................................................19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

5
Max Wertheimer (1880-1943) seorang yang dipandang sebagai pendiri dari Psikologi
Gestalt, tetapi ia bekerjasama dengan dua temannya, yaitu Kurt Koffka (1886-1941) dan
Wolfgang Kohler (1887-1967). Ketiga tokoh ini mempunyai pemikiran yang sama atau searah.
Kata Gestalt sesungguhnya sudah ada sebelum Wertheimer dan kawan-kawan menggunakannya
sebagai nama. Palland (dari Belanda) mengatakan bahwa pengertian Gestalt sudah pernah
dikemukakan pada jaman Yunani Kuno. Menurut Palland : Plato dalam uraiannya mengenai
ilmu pasti (matematika), telah menunjukkan bahwa dalam kesatuan bentuk terdapat bagian-
bagian atau sifat-sifat yang tidak terdapat (tidak dapat terlihat) pada bagian-bagiannya. Watson
sebagai tokoh aliran behaviorisme menentang Wundt (strukturalisme), sementara itu di Jerman
juga terjadi arus yang menentang apa yang dikemukakan oleh Wundt dan Tithecener atau kaum
strukturalis pada umumnya, yaitu aliran Gestalt yang dipelopori oleh Max Wertheimer dengan
artikelnya “On Apparent Movement”, yang terbit pada tahun 1912. Aliran ini juga menentang
aliran behaviorisme yang mempunyai pandangan yang elementaristik. Menurut Gestalt, baik
strukturalisme maupun behaviorisme kedua-duanya melakukan kesalahan, yaitu karena
mengadakan atau menggunakan reductionistic approach, keduanya mencoba membagi pokok
bahasan menjadi elemen-elemen.

Strukturalisme mereduksi perilaku dan berpikir sebagai elemen dasar, sedangkan


behaviorisme mereduksi perilaku menjadi kebiasaan (habits), respons berkondisi atau secara
umum dapat dikemukakan hubungan stimulus-respon. Aliran Gestalt tidak setuju mengenai
reduksi ini. Pandangan pokok psikologi Gestalt adalah berpusat bahwa apa yang dipersepsi itu
merupakan suatu kebulatan, suatu unity atau suatu Gestalt. Psikologi Gestalt semula memang
timbul berkaitan dengan masalah persepsi, yaitu pengalaman Wertheimer di stasiun kereta api
yang disebutnya sebagai phi phenomena. Dalam pengalaman tersebut sinar yang tidak bergerak
dipersepsi sebagai sinar yang bergerak (Garret, 1958). Walaupun secara objektif sinar itu tidak
bergerak. Dengan demikian maka dalam persepsi itu ada peran aktif dalam diri perseptor. Ini
berarti bahwa dalam individu mempersepsi sesuatu tidak hanya bergantung pada stimulus
objektif saja, tetapi ada aktivitas individu untuk menentukan hasil persepsinya. Apa yang semula
terbatas pada persepsi, kemudian berkembang dan berpengaruh pada aspek-aspek lain, antara
lain dalam psikologi belajar. Bagi para ahli pengikut Gestalt, perkembangan itu adalah proses
diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-
bagian adalah sekunder, bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian daripada
keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lainnya, keseluruhan ada
terlebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya. Bila kita bertemu dengan seorang teman
misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau
pulpennya yang bagus, atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai
keseluruhan, sebagai Gestalt; baru kemudian menuyusul kita saksikan adanya hal-hal khusus
tertentu seperti bajunya yang baru, pulpennya yang bagus, dahinya yang terluka, dan sebagainya

B. RUMUSAN MASALAH:

6
Berlandaskan pada latar belakang, maka masalah pokok yang akan kita bahas dalam
makalah yang berjudul “ Aliran Dalam Gestalt Psycology “ ini adalah sebagai berikut :

1. Apa pengertian Psikologi Gestalt ?


2. Bagaimanakah sejarah dari Psikologi Gestalt ?
3. Siapa saja Tokoh Yang Berperan Penting dalam Pengembangan Psikologi
Gestalt?
4. Apa Prinsip dasar Psikologi Gestalt ?
5. Apa Konsep Dasar dari Psikologi Gestalt ?
6. Pendekatan apa yang di lakukan Psikologi Gestalt ?
7. Apa Aplikasi Prinsip dari Psikologi Gestalt ?
8. Apa Implikasi dari Psikologi Gestalt ?
9. Apa Teripi dalam Psikologi Gestalt ?

C. TUJUAN PENULISAN:

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan dan penulisan makalah
ini hendak mencapai hal-hal sebagai berikut:

1. Mengetahui Pengertian Psikologi Gestalt.


2. Mengetahui Sejarah dari Psikologi Gestalt .
3. Mengetahui Tokoh Yang Berperan Penting dalam Pengembangan Psikologi
Gestalt.
4. Dapat memahami prinsip dasar Psikologi Gestalt.
5. Mengetahui Konsep dasar psikologi Gestalt.
6. Memahami Pendekatan Dalam Psikologi Gestalt.
7. Memahami Aplikasi prinsip Psikologi Gestalt.
8. Memahami Implikasi Psikologi Gestalt.
9. Memahami Terapi Psikologi Gestalt

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikologi Gestalt

7
Gestalt dalam bahasa Jerman, “whole configuration”,1yang kira-kira mempunyai
padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”.2 Maka Psikologi Gestalt merupakan salah
satu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau
totalitas, data-data dalam psikologi Gestalt disebut sebagai phenomena (gejala).
Phenomena adalah data yang paling dasar dalam Psikologi Gestalt. Dalam hal ini
Psikologi Gestalt sependapat dengan filsafat phenomonologi yang mengatakan bahwa
suatu pengalaman harus dilihat secara netral. Dalam suatu phenomena terdapat dua unsur
yaitu obyek dan arti. Obyek merupakan sesuatu yang dapat dideskripsikan, setelah
tertangkap oleh indera, obyek tersebut menjadi suatu informasi dan sekaligus kita telah
memberikan arti pada obyek itu
Arti dari Gestalt ialah sebuah teori yang memaparkan proses persepsi dengan cara
pengorganisasian faktor-faktor sensasi yang mempunyai pola, hubungan, maupun
kemiripan yang menjadi kesatuan. Teori psikologi gestalt bertentangan pada teori
strukturalisme. Teori ini juga lebih condong berusaha untuk mengurangi menjadi bagian-
bagian kecil pada pembagian sensasi.
Psikologi Gestalt menekankan bahwa penjelasan-penjelasan mengenai
penerimaan/persepsi inderawiah (atau masalah perilaku lainnya) dengan upaya-upaya
pada mazhab/aliran psikologi lainnya yang dijelaskan di atas hanyalah sebuah hal yang
terpisah-pisah (terfragmentasi), dan Psikologi Gestalt berpendapat bahwa penjelasan-
penjelasan di atas gagal untuk menjelaskan sebuah lingkungan sebagai sebuah
keseluruhan. Psikologi Gestalt berpendapat bahwa “keseluruhan itu lebih dari (atau
berbeda dari) penjumlahan bagian-bagiannya.” Sebagai contoh, jika seseorang menonton
film di bioskop sebelum teknologi pemutaran softcopy film ditemukan, maka orang
tersebut akan menyaksikan suatu gambar yang bergerak secara sinambung daripada
bingkai-bingkai film yang individual dan terpisah-pisah1.

B. Sejarah Teori Gestalt


Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalismeWundt
Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang
lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk
kesatuannya juga hilang.Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max
Wertheimer, and Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung
mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
Psikologi gestalt adalah gerakan jerman yang secara langsung
menantangpsikologi strukturalisme Wundt. Para gestaltis mewarisi tradisi psikologi aksi
dari Brentano, Stumpf dan akademi Wurzburg di jerman, yang berupaya
mengembangkan alternatif bagi model psikologi yang diajukan oleh model ilmu

1
Yatim, Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2009), 10
2
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran………, 31

8
pengetahuan alam reduksionistik dan analitik dari Wundt. Gerakan gestalt lebih konsisten
dengan tema utama dalam filsafat jerman yakni aktivitas mental dari pada sistem Wundt.
Penekanan dari ahli psikologi gestalt dalam melawan strukturalisme adalah bahwa
pengalaman mental tergantung pada pemolaan dan perorganisasian elemen-elemen dan
itu tidak hanya sekedar menggabungkan elemen-elemen itu. Dengan kata lain, menurut
ahli psikologi gestalt, pikiran paling baik di pahami dalam cara elemen-elemen itu di
organisasikan.3Sehingga tujuan psikologi gestalt adalah menyelidiki organisasi aktivitas
mental dan mengetahui secara tepat karakteristik interaksi manusia-lingkungan.
Hingga pada tahun 1930, gerakan gestalt telah berhasil menggantikan model
wundtian dalam psikologi Jerman. Namun, keberhasilan gerakan tersebut tidak
berlangsung lama kerena munculnya hitlerisme. Sehingga para pemimpin gerakan
tersebut hijrah ke Amerika. Psikologi gestalt diawali dan dikembangakan melalui tulisan-
tulisan tiga tokoh penting, yaitu Max Wertheimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka.
Ketiganya dididik dalam atmosfer intelektual yang menggairahkan pada awal abad 20 di
Jerman, dan ketiganya melarikan diri dari kejaran nazi dan bermigrasi ke Amerika. Tetapi
di Amerika psikologi gestalt tidak memperoleh dominasi seperti di Jerman. Hal ini
dikarenakan psikologi Amerika telah berkembang melalui periode fungsionalisme dan
pada tahun 1930-an didominasi oleh behaviorisme. Oleh karena itu, kerangka psikologi
gestalt tidak sejalan dengan perkembangan-perkembangan di Amerika.4

C. Tokoh –tokoh Gestalt

Psikologi Gestalt muncul di jerman tahun 1912 oleh Max Wertheimer (1880-1943) dan
kolagenya Kurt Koffka (1886-1994). Ahli psikologi ini merasa bahwa strukturalisme terlalu kuat
dalam memikirkan tentang mind (pikiran) yang di bangun dari dasar-dasar sederhana. Teori
gestalt cenderung berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-bagian kecil. 5

Berikut tokoh dari gestalt beserta kontribusi mereka:

 Max Wertheimer (1880-1943)

Max Wertheimer lebih tua 12 tahun dari Kohler dan Koffka. Ia dilahirkan di Prague pada
tanggal 15 April 1880 dan wafat pada tanggal 12 Oktober 1943 di New York. Max Wertheimer
dianggap sebagai pendiri psikologi Gestaltbersama-sama dengan Wolfgang Kohler dan Kurt
Koffka. Max mempelajari ilmu hukum selama beberapa tahun sebelum akhirnya dia
mendapatkan gelar Ph.D pada tahun 1904 di bidang psikologi. Dia kemudian diangkat menjadi
professor dan sempat bekerja di beberapa universitas di Jerman sebelum hijrah ke Amerika

3
B.P. Dwi Yanti, Hendro Prabowo, Ira Puspitawati, Psikologi Umum I, ( Jakarta, Desember 1996),h 18
4
Sarwono, S. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pr
5
B.P. Dwi Yanti, Hendro Prabowo, Ira Puspitawati, Psikologi Umum I, ( Jakarta, Desember 1996),h 18

9
Serikat karena terjadi perang di benua Eropa pada tahun 1934. Di Amerika ia bekerja di New
School for Research di New York city sampai akhirnya meninggal tahun 1934.6

Dalam perjalanan liburan di awal karirnya sambil naik kereta api Wertheimer melihat
sinar berkedip-kedip (hidup danmati) dengan jarak tertentu, sinar itu memberi kesan sebagai satu
sinar yang bergerak datang dan pergi tidak putus-putus. Dari kejadian tersebut Wertheimer
memperoleh gagasan untuk satu eksperimen yang paling penting darinya ia mulai mengerjakan
teka-teki yang menjadi titik awal memunculkan serangkaian khayalan-khayalan gerakannya .
jika mata melihat perangsang dengan cara tertentu, akan memberikan ilusi gerakan. Wertheimer
menyebut gejala ini dengan istilah Phi Phenomenon.7

Pada tahun 1910, ketika berusia 30 tahun, Max memperlihatkan ketertarikannya untuk
meneliti tentang persepsi setelah ia melihat sebuah alat yang disebut "stroboscope" (benda
berbentuk kotak yang diberi alat untuk melihat ke dalam kotak tersebut) di toko mainan anak-
anak. Setelah melakukan beberapa penelitian dengan alat tersebut, dia mengembangkan teori
tentang persepsi yang sering disebut dengan teori Gestalt.

Awal dianggap nya Wertheimer sebagai pendiri teori Gestalt yaitu setelah dia melakukan
eksperimen. Eksperimen Wertheimer yang terkenal adalah tentang pengamatan visual. 8
Percobaanya dilakukan dengan memproyeksikan cahaya kepada layar dalam bentuk titik-titik
cahaya yang dilakukan secara berurutan dihadapan sejumlah pengamat. Para pengamat
mengatakan bahwa mereka tidak melihat proyeksi titik cahaya pada layar, melainkan mereka
melihat suatu garis cahaya yang bergerak dalam layar. Percobaan ini menyimpulkan adanya
keseluruhan bentuk (gestalt) dalam pengamatan visual (dalam hal ini pengamatan cahaya). Pada
tahun 1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang berjudul
“Investigation of Gestalt Theory”. Hukum-hukum itu antara lain :

a) Hukum Kedekatan (Law of Proximity)

b) Hukum Ketertutupan ( Law of Closure)

c) Hukum Kesamaan (Law of Equivalence)

 Kurt Koffka (1886-1941)

Kohler lahir di reval, Estonia pada 21 januari 1887. Ia mencapai gelarPh.D dari
Universitas Berlin tahun 1909, dan selanjutnya bersama Koffka, bekerja dengan Werheimer di
Frankfurt academi sebagai asisten. Sejas tahun 1913 sampai tahu 1920 dia menjadi direktur di
Anthropologi Station di Pulau Tenerife yang berlokasi dipulau Canary. Selama Perang Dunia I,
ia menghabiskan selama 4 tahun di pulau tersebut. Di pulau inilah ia mempelajari perilaku kera
6
Guy R. Lefrancois, 1995, Theories of Human Learning. Kros’s Report.
Book/Cole Publising Company, hal. 171
7
Guy R. Lefrancois, Ibid., hal. 172
8
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran………,30

10
dan ayam. Hasil investigasinya kemudian diterbitkan dalam sebuah bukunya yang penting, The
Mentality of Apes (1924). Yang memuat tentang eksperimentasinya mengenai kera dan ayam
untuk mengetes berbagai masalah yang berkaitan dengan relajar, Kohler menggunakan sejumlah
rangkaian eksperimen, yaitu:

a) Detour Problem

Dalam detour Problem, binatang dapat dengan melihat makanan sebagai tujuan. Tetapi
tidak dapat mencapai secara langsung. Ia harus putar jalan melalui jalan samping yang lebih
jauh, tidak langsung, untuk mencapai pemecahan, sedang simpanse relatif lebih mudah. Binatang
yang lebih tinggi tingkatannya, akan lebih cepat dalam memecahkan problem. Proses menguasai
medan dan mengetahui hubungan lebih cepat. 9

b) Percobaan dengan simpanse

Dalam eksperimentasinya, ia menyimpulkan ada kera yang cerdas dan ada pula kera yang bodoh.
Kera yang bodoh, nampak hanya belajar dengan asosiasi dan pengulangan, sambil melakukan
perilaku berulang-ulang. Sebaliknya, kera yang cerdas, menurut Kohler bisa belajar sangat
banyak seperti apa yang manusia lakukan, bisa mempertunjukkan sesuatu dan kadangkala
memperlihatkan kemampuan proses mental yang lebih tinggi. Kohler menggunakan dua jenis
studi untuk mempelajari prilaku problem solving kera di dalam kandang. Terhadap dua jenis
studinya, yang pertama seekor kera harus menemukan solusi untuk meraih seiris pisang yang
diletakkan disisi luar kandang. Dalam studinya, ada problem ”tongkat”, dan seekor kera harus
menggunakan tongkat panjang untuk mencapai seiris pisang, dalam banyak kasus hal itu perlu
untuk menggabungkan beberapa tongkat secara bersama-sama sehingga bisa mencapai pisang.

Yang kedua, ada problem ”kotak”, dalam hal ini, kera harus memindahkan kotak itu dibawah
pisang atau menumpuk satu kotak diatas yang lain untuk mencapai pisang. Dari eksperimen
inilah kohler menemukan catatan penting, bahwa inteligensi kera bukan belajar dengan trial and
error. Menurut Kohler simpanse tidak kurang dari manusia yaitu mampu memecahkan masalah
sekaligus dengan proses integrasi atau pemahaman. Pemahaman ini yang diperlihatkan oleh
simpanse barulah muncul setelah beberapa saat mencoba memahami masalahnya, dan pada saat
itu pula muncul dengan tiba-tiba kejelasan, melihat hubungan-hubungannya, antara unsur yang
satu dengan yang lain. Dan pemahaman yang serupa itu – yang

c) Percobaan dengan Ayam

Ayam dibentuk untuk mendekati warna kertas yang agak gelap dan tidak mendekati
warna terang. Setelah dilatih secukupnya, bila ayam diberi pilihan untuk memilih terang dan
agak gelap, ayam akan memilih gelap (karena hasil latihan). Periode berikutnya, bila ayam diberi

9
B.R. Hergenhann and Mettew H.Olson, Ibid., hal. 261.

11
pilihan untuk memilih yang agak gelap dengan gelap, maka ayam akan memilih mendekati gelap
(tidak memilih yang agak gelap seperti dilatihkan).10

Apabila kita berfikir secara behavioristik, ayam itu mestinya memilih yang agak gelap
sesuai dengan latihan. Tetapi gestalt berpendapat bahwa ayam itu menemukan prinsip mana yang
lebih gelap. Dengan demikian, bila diberi pilihan antara gelap dan gelap sekali, maka akan
memilih gelap sekali. Jadi jelas bahwa dalam belajar itu yang terpenting adalah menemukan
prinsip, sehingga mudah terjadi transposition ( Bila suatu prinsip belajar dalam situasi
pemecahan problem diterapkan kepada pemecahan problem lain).

Eksperimen ini menyimpulkan adanya suatu tilikan atau tinjauan (insight) terhadap
unsur-unsur yang terkait dalam pemecahan suatu masalah. Jadi, unsur suatu obyek atau peristiwa
akan memberi makna apabila individu mampu untuk melihat hubungan atau keterkaitan antar
suatu unsur dengan unsur lainnya dalam suatu keseluruhan

Teori Koffka tentang belajar antara lain:

a. Jejak ingatan (memory traces), adalah suatu pengalaman yang membekas di otak.
Jejak-jejak ingatan ini diorganisasikan secara sistematis mengikuti prinsip-prinsip Gestalt dan
akan muncul kembali kalau kita mempersepsikan sesuatu yang serupa dengan jejak-jejak ingatan
tadi.

b. Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan. Perjalanan waktu itu tidak dapat
melemahkan, melainkan menyebabkan terjadinya perubahan jejak, karena jejak tersebut
cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapat Gestalt yang lebih baik dalam ingatan.

c. Latihan yang terus menerus akan memperkuat jejak ingatan.

D. Prinsip Dasar Psikologi Gestalt

Menurut Koffka dan Kohler, sebagaimana ditulis oleh Muhammad Surya. 11 Ada tujuh prinsip
organisasi yang terpenting yaitu :

a. Prinsip hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu
menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure
(bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan,
warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan
10
Ibid,, hal. 262-264
11
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran………,32-33.

12
latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar
dan figure.
b. Prinsip kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik
waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu
bentuk tertentu.
c. Objetive set : organisasi berdasarkan mental set yang sudah terbentuk
sebelumnya.
d. Prinsip kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung
akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
e. Prinsip arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan
yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagai suatu
figure atau bentuk tertentu.
f. Prinsip kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang
pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung
membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan;
dan
g. Prinsip ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan
suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
h. Prinsip-prinsip diatas merupakan prinsip yang menjadi landasan dalam
pembentukan teori gestalt yang mengangap bahwa perlunya melihat sesuatu
secara komprehensif dan menyeluruh untuk mendapatkan pemahaman yang baik.

E. Konsep Teori Gestalt


a. Teori Medan

Dalam teori medan atau field theory dapat diartikan sebagai sistem yangsaling terkait,
dimana setiap bagiannya saling mempengaruhi satu sama lain.Penekaan selalu pada totalitas atau
keseluruhan, bukan pada bagian-bagian.12

b. Nature Versus Nurture

Terjadi pertentangan terhadap pemikiran behavioris dan Gestaltis. Behavioris melihat


otak sebagai penerima pasif. Menurut Gestaltis otak mempuyai peran aktif, otak bereaksi
terhadap informasi sensoris yang masuk dan otak melakukan penataan yang membuat informasi
itu lebih bermakna. Kemampuan otak untuk mengorganisasikan pegalaman tidak berasal dari
pengalaman melainkan menurut Gestaltis kemampuan mengorganisasikan merupakan ciri sistem
fisik.

c. Hukum Pragnanz

12
Hergenhahn B., Matthew H. Olson. 1997. An Introduction To Theories Of Learning. USA: Prentice-Hall
International

13
Fenomena perseptual merupakan perhatian utama dari Gestaltis. Salah satu prinsip
perseptual yang dikaji oleh psikolog Gestalt adalah law of pragnanz. Menurut Koffka dalam
Hergenhahn dan Matthew. 13Hukum pragnanz dideskripsikan penataan psikologis selalu sebaik
yag diizinkan oleh lingkungan pengontrolnya. Dengan kata lain ada kecenderungan bagi setiap
kejadian psikologis untuk menjadi sederhana, lengkap, dan bermakna. Ketiga teori ini menjadi
landasan teori belajar Gestalt. Teori-teori tersebut di atas secara tidak langsug mencerminkan
prinsip-prinsip dari teori belajar Gestalt.

F. Pendekatan Gestalt

Menurut pendekatan gestalt, area yang paling penting yang harus diperhatikan dalam
konseling adalah pemikiran dan perasaan yang individu alami pada saat sekarang. Perilaku yang
normal dan sehat terjadi bila individu bertindak dan bereaksi sebagai organisme yang total, yaitu
memiliki kesadaran pada pemikiran, perasaan dan tindakan pada masa sekarang. Banyak orang
yang memisahkan kehidupannya dan lebih berkonsentrasi serta memfokuskan perhatiannya pada
poin-poin dan kejadian-kejadian tertentu dalam kehidupannya, Hal ini menyebabkan fragmentasi
dalam diri individu yang dapat terlihat dari gaya hidup yang tidak efektif yang berakibat
produktivitas yang rendah bahkan membuat masalah kehidupan yang lebih serius.14

Pendekatan Gestalt berpendapat bahwa individu yang sehat secara mental adalah:

1. Individu yang dapat mempertahankan kesadaran tanpa dipecah oleh berbagai


stimulus dari lingkungan yang dapat mengganggu perhatian individu. Individu
dapat secara penuh dan jelas mengenali dan mengalami kebutuhannya dan
alternatif potensi lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya tersebut.
2. Individu yang dapat merasakan berbagai konflik pribadi dan prustasi dengan
kesadaran dan konsentrasi tinggi tanpa ada percampuran dengan fantasi-fantasi.
3. Individu yang dapat membedakan konflik dan masalah yang dapat diselesaikan
dan yang tidak dapat diselesaikan.
4. Individu yang dapat mengambil tanggung jawab atasa hidupnya.
5. Individu yang dapat fokus pada satu kebutuhan pada satu waktu sambil
menghubungkannya dengan kebutuhan lain, sehingga kebutuhan itu dapat
terpenuhi. Gestalt menjelaskan orang yang neurotik sebagai individu yang ingin
mencapaiterlalu banyak kebutuhan pada saat yang bersamaan, sehingga individu
itu gagal untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Orang yang neurotik juga
menggunakan potensinya untuk memanupulasi orang lain untuk melakukan
sesuatu untuk dirinya, sehingga ia tidak perlu melakukannya sendiri.15

13
ibid
14
Thompson, C.L. et, al. (2004) Counseling Children. Canada: Thompson Brooks/cole.
15
Thompson et. al. 2004, p. 185

14
G. Aplikasi Prinsip Gestalt

 Belajar

Proses belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu mengalami proses belajar,
terjadi reorganisasi dalam perceptual fieldnya. Setelah proses belajar terjadi, seseorang dapat
memiliki cara pandang baru terhadap suatu problem.

Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

a. Pengalaman tilikan (insight) : bahwa tilikan memegang peranan yang


penting dalam perilaku yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-
unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) : kebermaknaan
unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam
proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan
makin efektif sesuatu yang dipelajari.
c. Perilaku bertujuan (purposive behavior) : bahwa perilaku terarah pada
tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons,
tetapi ada keterkaitannya dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses
pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan
yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan
sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam
memahami tujuannya.
d. Prinsip ruang hidup (life space) : bahwa perilaku individu memiliki
keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi
yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi
lingkungan kehidupan peserta didik.
e. Transfer dalam Belajar : yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam
situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt,
transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari
suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan
dalam situasi konfigurasi lain dalam tatasusunan yang tepat. Judd
menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas
dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum
(generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah
menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan
generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah
dalam situasi lain.
 Insight

15
Pemecahan masalah secara jitu yang muncul setelah adanya proses pengujian berbagai
dugaan/kemungkinan. Setelah adanya pengalaman insight, individu mampu menerapkannya pada
problem sejenis tanpa perlu melalui proses trial-error lagi.

Konsep insight ini adalah fenomena penting dalam belajar, ditemukan oleh Kohler dalam
eksperimen yang sistematis. Timbulnya insight pada individu tergantung pada :

a. Kesanggupan Kesanggupan berkaitan dengan kemampuan inteligensi


b. individu.
c. Pengalaman Dengan belajar, individu akan mendapatkan suatu
pengalaman dan pengalaman itu akan menyebabkan munculnya insight.
d. Taraf kompleksitas dari suatu situasi Semakin kompleks masalah akan
semakin sulit diatasi
e. Latihan Latihan yang banyak akan mempertinggi kemampuan insight
dalam situasi yang bersamaan
f. Trial and Error apabila seseorang tidak dapat memecahkan suatu masalah,
seseorang akan melakukan percobaan-percobaan hingga akhirnya
menemukan insight untuk memecahkan masalah tersebut.
 Memory

Memory merupakan hasil persepsi terhadap obyek meninggalkan jejak ingatan. Dengan
berjalannya waktu, jejak ingatan ini akan berubah pula sejalan dengan prinsip-prinsi
organisasional terhadap obyek. Penerapan Prinsip of Good Form seringkali muncul dan terbukti
secara eksperimental. Secara sosial, fenomena ini juga menjelaskan pengaruh gosip/rumor.
Fenomena gossip seringkali berbeda dengan fakta yang ada. Fakta yang diterima sebagai suatu
informasi oleh seseorang kemudian diteruskan kepada orang lain dengan dengan dilengkapi oleh
informasi yang relevan walaupun belum menjadi fakta atau belum diketahui faktanya.

H. Implikasi Gestalt

Pendekatan fenomenologis : menjadi salah satu pendekatan yang eksis di psikologi dan
dengan pendekatan ini para tokoh Gestalt menunjukkan bahwa studi psikologi dapat mempelajari
higher mental process, yang selama ini dihindari karena abstrak, namun tetap dapat
mempertahankan aspek ilmiah dan empirisnya.

Fenomenologi memainkan peran yang sangat penting dalam sejarah psikologi. Heidegger
adalah murid Edmund Husserl (1859-1938), pendiri fenomenologi modern. Husserl adalah murid
Carl Stumpf, salah seorang tokoh psikologi eksperimental “baru” yang muncul di Jerman pada
akhir pertengahan abad XIX. Kohler dan Koffka bersama Wertheimer yang mendirikan psikologi
Gestalt adalah juga murid Stumpf, dan mereka menggunakan fenomenologi sebagai metode
untuk menganalisis gejala psikologis. Fenomenologi adalah deskripsi tentang data yang berusaha
memahami dan bukan menerangkan gejala-gejala. Fenomenologi kadang-kadang dipandang

16
sebagai suatu metode pelengkap untuk setiap ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan mulai
dengan mengamati apa yang dialamisecara langsung.

Pandangan Gestalt menyempurnakan aliran behaviorisme: dengan menyumbangkan ide


untuk menggali proses belajar kognitif, berfokus pada higher mental process. Adanya perceptual
field diinterpretasikan menjadi lapangan kognitif dimana prosesproses mental seperti persepsi,
insight,dan problem solving beroperasi. Tokoh : Tolman (dengan Teori Sign Learning) dan
Kohler eksperimen menggunakan simpanse sebagai hewan coba.16

I. Terapi Gestalt

Terapi Gestalt merupakan terapi yang didasari oleh aliran psikoanalisis, fenomenologis,
dan eksistensialisme, serta psikologi Gestalt yang mengutamakan pada tanggung jawab diri dan
keutuhan atau totalitas organisme seorang individu. Terapi Gestalt dikembangkan oleh Frederich
Perls yang menekankan pada prinsip kesadaran, perluasan kesadaran, dan pemulihan kesadaran
pada diri klien tentang here and now. Fokus utamanya adalah ada pada apa dan bagaimana
tingkah laku dan pada unfinished bussines dari masa lampau yang menghambat kemampuan
individu untuk dapat berfungsi secara efektif.17

Tujuan utama dari terapi Gestalt adalah membantu klien agar berani menghadapi
berbagai kenyataan yang ada, klien pula haruslah dapat berubah dari ketergantungannya terhadap
lingkungan atau orang lain, harus lebih percaya diri, dan dapat meningkatkan kebermaknaan
hidupnya. Pandangan terapi Gestalt adalah tidak memikirkan masa depan, karena akan
menimbulkan kecemasan, dan tidak banyak melibatkan peristiwa-peristiwa masa lalu karena
akan menghambat proses pembentukan pribadi.

Ketika proses terapi sedang berlangsung, klien diarahakan agar berada di masa lampau
dan menghidupkan kembali perasaan-perasaan masa lampaunya dan dibawa ke saat sekarang
dengan mengalaminya seolah-olah masa lampau itu hadir pada saat sekarang. Apabila masa
lampau memiliki kaitan yang signifikan dengan sikap-sikap atau tingkah laku individu sekarang,
maka masa lampau itu ditangani dengan membawanya ke saat sekarang sebanyak mungkin.

Dalam terapi gestalt juga terdapat konsep unfinished business atau urusan yang tidak
selesai, yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan,
kebencian dan sakit hati, kecemasan, rasa berdosa dan rasa diabaikan. Meskipun tidak bisa
diungkapkan, perasaan-perasaan itu diasosiasikan dengan ingatan-ingatan dan fantasi tertentu.
Urusan yang tidak selesai akan bertahan sampai ia menghadapi dan menangani perasaan-
perasaan yang tidak terungkapkan itu. 18

16
Brennan, James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada
17
(Fauzi, 2018)

18
(Fauzi, 2018)

17
Prosedur pelaksanaan terapi ini sangat diharapkan menghasilkan hasil yang optimal.
Seperti yang telah diuraikan di atas, terapi ini bertujuan agar klien dapat menjalani hidup dengan
lebih baik, dan menyadarkan bahwa ia memiliki potensi yang dapat dikembangkan bahkan
dirinya dapat melakukan banyak kegiatan positif. 19(“History of psychology—New World
Encyclopedia,” n.d.; “Reduksionisme,” 2017)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat kita ambil sebuah kesimpuan yaitu:

19
History of psychology—New World Encyclopedia, n.d.; “Reduksionisme,” 2017

18
1. Gestalt dalam bahasa Jerman, “whole configuration”yang kira-kira mempunyai padanan
arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Maka Psikologi Gestalt merupakan salah satu
aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas,
data-data dalam psikologi Gestalt disebut sebagai phenomena (gejala).
2. Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalismeWundt Pandangan
Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil
karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah sebab bentuk kesatuannya
juga hilang.Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer, and
Wolfgang Köhler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan
apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
3. Ada 2 tokoh penting yang berperan dalam berkembangnya teori Gastalt: Max
Wertheimer (1880-1943) dan Max Wertheimer (1880-1943)
4. Prinsip Dasar Psikologi Gestalt:
a. Prinsip hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship)
b. Prinsip kedekatan (proxmity)
c. Objetive set : organisasi berdasarkan mental set yang sudah terbentuk
sebelumnya.
d. Prinsip kesamaan (similarity
e. Prinsip arah bersama (common direction
f. Prinsip kesederhanaan (simplicity)
g. Prinsip ketertutupan (closure).
5. Konsep Teori Gestalt ada 3 yaitu: Teori Medan, Nature Versus Nurture, Hukum
Pragnanz
6. Menurut pendekatan gestalt, area yang paling penting yang harus diperhatikan dalam
konseling adalah pemikiran dan perasaan yang individu alami pada saat sekarang.
Perilaku yang normal dan sehat terjadi bila individu bertindak dan bereaksi sebagai
organisme yang total, yaitu memiliki kesadaran pada pemikiran, perasaan dan tindakan
pada masa sekarang.
7. Terdapat 3 Prinsip Aplikasi Gestalt yaitu: Belajar, Insight dan Memory.
8. Dalam Implikasi Gestalt pendekatan fenomenologis : menjadi salah satu pendekatan yang
eksis di psikologi dan dengan pendekatan ini para tokoh Gestalt menunjukkan bahwa
studi psikologi dapat mempelajari higher mental process, yang selama ini dihindari
karena abstrak, namun tetap dapat mempertahankan aspek ilmiah dan empirisnya.
9. Terapi Gestalt merupakan terapi yang didasari oleh aliran psikoanalisis, fenomenologis,
dan eksistensialisme, serta psikologi Gestalt yang mengutamakan pada tanggung jawab
diri dan keutuhan atau totalitas organisme seorang individu. Tujuan utama dari terapi
Gestalt adalah membantu klien agar berani menghadapi berbagai kenyataan yang ada,
klien pula haruslah dapat berubah dari ketergantungannya terhadap lingkungan atau
orang lain, harus lebih percaya diri, dan dapat meningkatkan kebermaknaan hidupnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Zulfa Alfaruqy, S.Psi., M.A. Buku Ajar Sejarah Dan Aliran Psikologi (Semarang,
November 2021).

Laura. A. King, Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiasif-Jakarta:Salemba


Humanika,2014.

20
B.P. Dwi Yanti, Hendro Prabowo, Ira Puspitawati, Psikologi Umum I, ( Jakarta, Desember
1996).

Sabilla Irwina Safitri, Dwi Saraswati, Esa Nur Wahyuni, Teori Gestalt (Meningkatkan
Pembelajaran Melalui Proses Pemahaman) AT-THULLAB: Volume 5 Nomor 1, Tahun 2021

Titin Nur Hidayati, Implementasi Teori Belajar Gestalt pada Proses Pembelajaran, JURNAL
FALASIFA. Vol. 2 No. 1 Maret 2011

Muhibbin Syah.,M.Ed,. 1995, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Sarwono, S. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pr

History of psychology—New World Encyclopedia. (n.d.). Retrieved October 1, 2019, from

https://www.newworldencyclopedia.org/entry/History_of_psychology

Fauzi, A. (2018). Penerapan Terapi Gestalt Untuk Menangani “Ad” Siswa Yang Menjadi Korban
Bullying. Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial , 3-5.

Brennan, James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

Hergenhahn B., Matthew H. Olson. 1997. An Introduction To Theories Of Learning.

Kontributor New World Encyclopedia. (2018, September 27). New World Encyclopedia.
Retrieved September 27, 2019, from Max Wertheimer:

21
22

Anda mungkin juga menyukai