Disusun oleh:
1. Dea Santi Yuliani
2. Denisa Putri Herawati
3. Moh.Haris Rahman Hakim
4. Ziadatun Nisa
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan dunia ini, setiap orang mempunyai permasalahan
masing masing tanpa terkecuali. Permasalahan tersebut dapat berupa ujian
dan cobaan dalam hidup. Kita bahkan mengatakan bahwa ujian dan cobaan
merupakan teman yang mengiringi kita dalam memberi suasana yang
beragam dalam hidup ini. Dan ada juga pepatah yang mengatakan bahwa jika
hidup tak punya ujian maka hidup terasa hampa.Yang memberikan ujian dan
cobaan kepada kita yaitu Allah SWT. Dia memberikan ujiian kepada kita
pasti mempunyai tujuan. Salah satunya tujuan yang paling jelas adalah untuk
menguji keimanan kita kepada Allah SWT.
Seperti yang kita lihat di masyarakat kita,begitu banyak ujian dan cobaan
yang menimpa pada setiap manusia hanya kadarnya yang berbeda satu sama
lain. Banyak manusia yang justru diuji dengan cobaan malah membuat
keimanannya menjadi lemah, tapi ada juga yang diberi cobaan malah
membuat dirinya semakin tinggi keimanannya kepada Allah SWT. Allah juga
telah memberi tahu kepada kita lewat kitab sucinya yaitu Al-Qur’an
mengenai ayat-ayat tentang ujian dan cobaan. Oleh karena itu di dalam
makalah ini akan ditampilkan dan di jelaskan ayat tentang ujian dan cobaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ujian bagi orang beriman menurut ayat Al-Qur’an?
2. Bagaimana ujian bagi orang beriman menurut Hadits?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui bagaimana ujian bagi orang beriman menurut ayat Al-Qur’an
2. Mengetahui bagaimana ujian bagi orang beriman menurut Hadits
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ada pula ujian dan cobaan merupakan azab atau siksa tuhan di dunia. Di
peruntukan bagi orang yang sudah berani melanggar larangan Allah,
meninggalkan kewajiban-Nya dan tak pernah menghadap-Nya. Diriwayatkan
dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu berkata: Rasulullah shallallahu’alaihi
wasallam bersabda: “Cobaan itu akan senantiasa bersama orang yang beriman
baik laki laki ataupun perempuan baik berkaitan dengan dirinya, anaknya
ataupun hartanya sampai dia berjumpa dengan Allah tanpa membawa dosa.”
(HR. At-Turmudzi no. 2323 dengan sanad yang shahih).
2
3
Bahwa ketika ayat 284 turun, yang menjelaskan Allah akan melakukan
perhitungan terhadap apa yang manusia perbuat baik oleh anggota tubuh
maupun hatinya, sebagian sahabat mengadu kepada Rasulullah. “Kami
telah dibebani tugas yang tak mampu kami pikul,” kata sebagian Sahabat
Nabi. Maka, Rasulullah bersabda, “Apakah kalian akan berucap
sepertiucapan Bani Israil, ‘Kami mendengar tetapi kami tidak
mentaatinya’? ucapkanlah ‘Kami dengar dan kami taat, ampuni kami
wahai Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.” Allah pun
menyambut permohonan mereka dan menurunkan Surat Al Baqarah ayat
286 ini.
Al Baqarah ayat 285-286 memiliki keutamaan dahsyat. Dan dua ayat ini
merupakan perbendaharaan dari bawah Arsy yang belum pernah Allah
berikan kepada seorang Nabi pun sebelum Rasulullah Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam.
Dua ayat dari akhir Surat Al Baqarah, siapa yang membaca keduanya di
suatu malam, niscaya mencukupinya. (HR. Bukhari dan Muslim).
Salah satu bentuk ujian ini berupa gangguan dan siksaan dari kafir
Quraisy terhadap para sahabat di masa awal-awal Islam. Sebut saja sahabat
Ammar bin Yasir, ‘Iyasy bin Abi Rabi’ah, Al-Walid dan Salamah bin
Hisyam. Menurut Syekh Nawawi Al-Bantani, kejadian ini yang
menjadi sabab nuzul ayat. Sudah jamak diketahui bahwa ayah dan ibu
sahabat Ammar yang pada saat itu sedang hamil dibunuh oleh orang kafir
di depannya langsung, sehingga peristiwa ini sempat membuat
keimanannya goyah. Tidak begitu berbeda dengan siksaan yang diterima
sahabat lainnya.
Kata yuftanûn berasal dari kata al-fitnah. Ada beberapa pengertian yang
diberikan oleh para mufassir mengenai kata tersebut. Mujahid,
sebagaimana dikutip Ibnu Jarir, memaknainya lâ yuftanûn sebagai lâ
yubtalûn (mereka diuji). Menurut al-Nasafi, pengertian al-fitnah di sini
adalah al-imtihân (ujian) yang berupa taklif-taklif hukum yang berat,
seperti kewajiban meninggalkan tanah air dan berjihad melawan musuh;
melaksanakan seluruh ketaatan dan meninggalkan syahwat; ditimpa
kemiskinan, pacelik, dan berbagai musibah yang melibatkan jiwa dan
7
Ayat ini memberitakan bahwa ujian keimanan itu tidak hanya diberikan
kepada kalian, namun juga umat-umat terdahulu. Oleh karena itu, ujian
keimanan merupakan sunnatul-Lâh yang berlaku di setiap masa.
Dengan ujian dan cobaan itulah dapat diketahui pengakuan yang benar dan
yang dusta. Allah Swt berfirman:
Sebagai Dzat Yang Maha Mengetahui, Allah Swt telah mengetahui semua
peristiwa, baik sebelum, sedang, maupun sudah terjadi. Oleh karena
itu, al-‘ilmu di sini dimaknai al-ru’yah.
“Siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya”, adalah kalimat tanya
yang menggantung. Jawabannya ada di tangan kita, para peserta ujian
kehidupan ini. Allah tidak memastikan orang per orang, tapi hanya
menggambarkan sifat orang yang lulus dan merinci kriteria-kriterianya.
Benarlah, bahwasanya hanya orang yang beriman yang bisa lurus dalam
menyikapi silih bergantinya situasi dan kondisi. Hal ini karena ia
10
Dijelaskan Ibnu Katsir bahwa ujian yang diberikan itu sesuai dengan kadar
keimanan pelakunya. Nabi saw bersabda:
Menurut Ibnu Katsir ayat ini sejalan dengan beberapa ayat lainnya, seperti
firman Allah Swt: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga,
padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu,
dan belum nyata orang-orang yang sabar (TQS Ali Imran [3]: 142). Juga
QS al-Baqarah [2]: 214.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pondasi seorang muslim adalah keimanan. Maka dari itu keimanan
seorang muslim akan di uji oleh Allah SWT melalui berbagai macam ujian
hidup. Adapun ujian dan cobaan bisa bermakna sebagai teguran. Karna jika di
biarkan hidup enak tanpa ujian dan cobaan, takutnya kita lalai.
Setiap orang yang mengaku beriman pasti diuji keimanannya. Orang yang
tetap sabar, istiqamah, dan taat dalam menghadapi ujian adalah orang yang
benar keimanannya. Orang yang berpaling dan menolak untuk taat terhadap
syariah-Nya adalah orang yang dusta pengakuannya.
B. Saran
Demikian makalah yang berjudul “Orang Beriman Pasti Di Uji” yang
kami buat.Kami menyadaridalam penyusunan makalah ini banyak
kekurangan.Maka,kritik dan saran konstruktif kami harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik.Semoga makalah ini menjadi motivator
dan inspirator bagi kita semua.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://muslimah.or.id/4041-karena-setiap-kita-akan-diuji.html
https://tafsirweb.com/845-surat-al-baqarah-ayat-216.html
https://hidayatullah.or.id/read/ngaji-surah-al-mulk/2018/08/28/ngaji-bareng-surah-
al-mulk-ayat-1-2-ujian-hidup-dan-keberkahan-nya/
https://baitulkhairorid.wordpress.com/2017/11/06/tafsir-surat-al-ankabut-2-3-
ujian-kebenaran-iman/
12