Lokal/Semester : A9/7
DISUSUN OLEH :
Kelompok 5 :
M. Chandra Apriadi
Sarbani
Siti Hasanah
Jamilah
Munawarah
Misna
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridho dan inayah-Nya kami dapat
menyusun makalah ini. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda
alam Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur Matakuliah Tafsir II dan
diharapkan kepada seluruh pembaca untuk dapat memahaminya secara mendalam tentang hal-hal
yang berkaitan dengan materi yang disampaikan yakni tentang Objek Pendidikan (Tafsir QS An-Nisa
Ayat 170 dan At-Tahrim Ayat 6).
Kami sangat menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kekhilafan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritiknya kepada para pembaca
sekalian.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah
ini sehingga dapat selesai tepat pada waktunya, yang tidak mungkin dapat disebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semuanya. Amiin.
Wassalam
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...........................................................................................................................................
..................... i
DAFTAR
ISI ..............................................................................................................................................................
............. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah................................................................................................................................... 1
B. Perumusan
Masalah.........................................................................................................................................
.1
C. Tujuan
Penulisan.......................................................................................................................................
.......... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Objek
Pendidikan .......................................................................................................................... 2
B. Asbabun Nuzul QS. At-Tahrim : 6, QS. An-Nisa : 170 dan QS. As-Syura :
24 ....................................... 2
C. Penafsiran QS. At-Tahrim : 6, QS. An-Nisa : 170 dan QS. As-Syura :
24................................................ 4
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................................................................
......................... 13
B. SARAN............................................................................................................................................
......................... 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian objek pendidikan?
2. Bagaimana asbabunnuzul dalam QS. At-Tahrim : 6, QS. An-Nisa : 170 dan QS. As-Syura : 24?
3. Bagaimana penafsiran QS. At-Tahrim : 6, QS. An-Nisa : 170 dan QS. As-Syura : 24?
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisannya sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian objek pendidikan.
2. Untuk mengetahui asbabunnuzul QS. At-Tahrim : 6, QS. An-Nisa : 170 dan QS. As-Syura : 24.
3. Untuk mengetahui penafsiran QS. At-Tahrim : 6, QS. An-Nisa : 170 dan QS. As-Syura : 24.
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Asbabun Nuzul QS. At-Tahrim : 6, QS. An-Nisa : 170 dan QS. As-Syura : 24
1. QS. At-Tahrim : 6
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.
Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke-6 ini turun, Umar berkata : Wahai Rasulullah, kami
sudah menjaga diri kami dan bagaimana menjaga keluarga kami? Rasulullah SAW, menjawab :
Larang mereka mengerjakan apa yang kamu dilarang mengerjakannya dan perintahkanlah mereka
melakukan apa yang Allah memerintahkan kepadamu melakukannya. Begitulah cara meluputkan
mereka dari api neraka. Neraka itu di jaga oleh malaikat yang kasar dan keras yang pemimpinnya
berjumlah sembilan belas malaikat, mereka dikuasakan mengadakan penyiksaan di dalam neraka,
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepadanya . Maka jelas bahwa tugas
manusia tidak hanya menjaga dirinya sendiri, namun juga keluarganya dari siksa neraka. Untuk dapat
melaksanakan taat kepada Allah SWT, tentunya harus dengan menjalankan segala perintah-Nya, serta
menjauhi segala larangan-Nya. Dan semua itu tak akan bisa terjadi tanpa adanya pendidikan syari at.
Wahai manusia, Sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa)
kebenaran dari Tuhanmu, Maka berimanlah kamu, Itulah yang lebih baik bagimu. dan jika kamu
kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena Sesungguhnya apa yang di langit
dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah[382]. dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha
Bijaksana.
An-Nisa ayat 170 menjelaskan bahwa kedatangan Rasulullah adalah benar dengan membawa
sesuatu yang hak dari Tuhan yang sebelumnya telah diketahui ahlul kitab, manusia selaku objek
pendidikan diperintahkan untuk beriman kepada Allah SWT.
Apabila manusia tetap dalam kekafirannya dan tidak mau beriman kepada Allah maka
Allah akan memberikan azab dan memberi
pembalasan terhadap kekafirannya. Allah adalah pemilik singgasana langit dan bumi serta menguasai,
Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana.
3. QS. As-Syura : 24
Tafsir Ringkas Kemenag
Ataukah mereka, orang-orang kafir itu masih terus mengatakan, Dia, Muhammad, telah
mengada-adakan kebohongan tentang Allah dengan mengatakan bahwa Al-Qur an itu adalah firman-
Nya, padahal dia bukan firman-Nya. Lalu sekiranya Allah menghendaki dengan izin dan kekuasaan-
Nya niscaya Dia kunci hatimu. Dan Allah menghapus yang batil dengan cara menimbulkan sebab-
sebab yang dapat menghancurkannya dan membenarkan yang benar yang di tunjukkan-Nya dengan
firman-Nya, yaitu wahyu-wahyu yang di turunkannya melalui Al-Qur an. Sungguh, Dia Maha
Mengetahui segala isi hati, baik yang di nyatakan maupun yang di sembunyikan.
4
1. Tafsir Ibnu Katsir
a. QS. At-Tahrim : 6
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan.”
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Mansur, dari seorang lelaki, dari seorang lelaki, dari
Ali ibnu Abu Talib r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka. (At-Tahrim: 6) Makna yang dimaksud ialah didiklah mereka dan ajarilah mereka.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-
Nya: peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (At-Tahrim: 6) Yakni amalkanlah ketaatan
kepada Allah dan hindarilah perbuatan-perbuatan durhaka kepada Allah, serta perintahkanlah kepada
keluargamu untuk berzikir, niscaya Allah akan menyelamatkan kamu dari api neraka.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka. (At-Tahrim: 6) Yaitu bertakwalah kamu kepada Allah dan perintahkanlah
kepada keluargamu untuk bertakwa kepada Allah.
Qatadah mengatakan bahwa engkau perintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan engkau
cegah mereka dari perbuatan durhaka terhadap-Nya. Dan hendaklah engkau tegakkan terhadap
mereka perintah Allah dan engkau anjurkan mereka untuk mengerjakannya serta engkau bantu
mereka untuk mengamalkannya. Dan apabila engkau melihat di kalangan mereka terdapat suatu
perbuatan maksiat terhadap Allah, maka engkau harus cegah mereka darinya dan engkau larang
mereka melakukannya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak dan Muqatil, bahwa sudah
merupakan suatu kewajiban bagi seorang muslim mengajarkan kepada keluarganya baik dari
kalangan kerabatnya ataupun budak-budaknya hal-hal yang difardukan oleh Allah dan
mengajarkan kepada mereka hal-hal yang dilarang oleh Allah yang harus mereka jauhi.
Semakna dengan ayat ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam Abu
Daud, dan Imam Turmuzi melalui hadis Abdul Malik ibnur Rabi' ibnu Sabrah, dari ayahnya, dari
kakeknya yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
" فَإِ َذا بَلَ َغ َع ْش َر ِسنِينَ فَاضْ ِربُوهُ َعلَ ْيهَا، َصاَل ِة إِ َذا بَلَ َغ َس ْب َع ِسنِين
َّ ي بِال َّ " ُمرُوا ال
َّ ِصب
“Perintahkanlah kepada anak untuk mengerjakan salat bila usianya mencapai tujuh tahun; dan apabila
usianya mencapai sepuluh tahun, maka pukullah dia karena meninggalkannya.”
5
Ini menurut lafaz Abu Daud. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan. Imam Abu
Daud telah meriwayatkan pula melalui hadis Amr ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dari
Rasulullah Saw. hal yang semisal. Ulama fiqih mengatakan bahwa hal yang sama diberlakukan
terhadap anak dalam masalah puasa, agar hal tersebut menjadi latihan baginya dalam ibadah, dan bila
ia sampai pada usia balig sudah terbiasa untuk mengerjakan ibadah, ketaatan, dan menjauhi maksiat
serta meninggalkan perkara yang mungkar.
Lalu orang tua itu jatuh pingsan karena mendengarnya, maka Nabi Saw. meletakkan
tangannya di jantung orang tua itu dan ternyata masih berdegup, berarti dia masih hidup. Maka beliau
Saw. menyerunya (menyadarkannya) seraya bersabda, "Hai orang tua, katakanlah, 'Tidak ada Tuhan
yang berhak disembah selain Allah'." Maka orang tua itu membacanya sepuluh kali, dan Nabi Saw.
menyampaikan berita gembira masuk surga kepadanya. Maka para sahabat bertanya, "Wahai
Rasulullah, apakah di antara kita?" Rasulullah Saw. mengiakan dan beliau membaca firman-Nya:
6
“Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap) kehadirat-Ku dan takut
kepada ancaman-Ku.” (Ibrahim: 14)
Maksudnya, apa pun yang diperintahkan oleh Allah kepada mereka, maka mereka segera
mengerjakannya tanpa terlambat barang sekejap pun, dan mereka memiliki kemampuan untuk
mengerjakannya: tugas apa pun yang dibebankan kepada mereka, mereka tidak mempunyai
kelemahan. Itulah Malaikat Zabaniyah atau juru siksa, semoga Allah melindungi kita dari mereka.
7
b. QS. An-Nisa : 170
Allah Swt. berfirman:
”Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepada kalian dengan
(membawa) kebenaran dari Tuhan kalian, maka berimanlah kalian, itulah yang lebih baik bagi
kalian.” (An-Nisa: 170)
Telah datang Nabi Muhammad Saw. kepada kalian dengan membawa hidayah, agama yang
hak, dan keterangan yang memuaskan dari Allah Swt Karena itu, berimanlah kalian kepada apa yang
didatangkannya kepada kalian dan ikutilah dia, niscaya hal itu baik bagi kalian.
Dengan kata lain, Dia tidak memerlukan kalian dan iman kalian, dan Dia tidak terkena
mudarat karena kekafiran kalian. Perihalnya sama dengan makna ayat lain, yaitu firman-Nya:
”Dan Musa berkata, "Jika kalian dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya kafir, maka
sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.” (Ibrahim: 8)
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
Terhadap orang yang berhak memperoleh hidayah dari kalian, maka Dia memberinya
hidayah, dan terhadap orang yang berhak mendapat kesesatan, lalu Dia menyesatkannya.
“lagi Mahabijaksana.” (An-Nisa: 170)
Yaitu dalam semua ucapan, perbuatan, syariat dan takdir-Nya.
2. Tafsir Al-Misbah
a. QS. At-Tahrim : 6
Dalam suasana peristiwa yang terjadi di rumah tangga Nabi saw, ayat diatas memberi
tuntunan kepada kepada kaum beriman bahwa : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kamu,
anatara lain dengan meneladani Nabi, dan pelihara juga keluarga kamu, yakni istri, anak, dan seluruh
yang
8
berada dibawah tanggung jawab kamu, dengan membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua
terhindar dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia yang kafir dan juga batu-batu
antara lain yang dijadikan berhala-berhala. Datasnya, yakni yang menangani neraka itu dan bertugas
menyiksa penghuni-penghuninya, adalah malaikat-malaikat yang kasar-kasar hati dan perlakuannya,
yang keras-keras perlakuannya dalam melaksanakan tugas penyiksaan, yang tidak mendurhakai Allah
menyangkut apa yang Dia perintahkan kepada mereka sehingga sisksa yang mereka jatuhkan kendati
mereka kasar tidak kurang dan juga tidak berlebih dari apa yang dipperintahkan Allah, yakni sesuai
dengan dosa dan keslahan masing-masing penghuni neraka, dan mereka juga senantiasa dan dari saat
ke saat mengerjakan dengan mudah apa yang diperintahkan Allah kepada mereka.
9
Firman-Nya; Dan jika kamu kafir, maka sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu
adalah milik Allah, disamping makna yang telah dikemukakan diatas juga dapat mengandung
makna bahwa jika kamu kafir maka kekufuran kamu tidak akan menambah sesuatu bagi kamu,
tidak juga mengurangi sesuatu dari apa yang dimilki Allah SWT. karena sesungguhnya apa yang
di langit dan di bumi itu adalah milik Allah, dibawah kendali dan kekuasaan-Nya sehingga
bagaimana mungkin, wahai si kafir, kamu dapat mengambilnya. Karena itu, kekufuran kamu
tidak menambah sesuatu bagi kamu tidak juga mengurangi sedikitpun dari milik Allah SWT.
10
Firman-Nya, {
dan jika kamu menemui kesulitan, maka perempuan lain boleh
menyusukan (anak itu) untuknya.} Jika mendapat masalah dalam penyusuan lalu ia menuntut
dengan upah yang cukup tinggi, maka bagi laki-laki tidak ada kewajiban memberikan upah
dengan nilai tinggi, berikanlah sesuai kebutuhannya. Bila penghasilan laki-laki itu sedikit, tidak
sesuai dengan permintaannya, carilah orang lain untuk menyusui anaknya, dan berikan upahnya.
11
5. Tafsir Fi Zhilalil Quran
a. QS. At-Tahrim : 6
Dalam nuansa pengaruh kasus yang sangat mendalam pada jiwa-jiwa kaum muslimin ini,
Al-Quran mewanti-wanti orang yang beriman agar menunaikan kewajiban mereka dalam rumah
tangga baik yang menyangkut pendidikan, pengarahan, maupun peringatan. Sehingga mereka
dapat menyelamatkan diri dari api neraka. Al-Qur an juga menggambarkan beberapa peristiwa
yang terjadi dalam neraka dan keadaan orang kafir didalamnya. Dan dalam nuansa pengarahan
serta ajakan bertaubat yang muncul dalam arahan redaksi dalam kasus diatas, redaksi yang
menyerukan kepada orang-orang yang beriman untuk bertaubat. Ia juga menggambarkan tentang
syurga yang menanti orang-orang yang bertaubat. Kemudian ia mengajak Nabi Saw untuk
berjihad melawan orang kafir dan orang munafik. Diantara karakter mereka adalah ketaatan
mutlak terhadap perintah Allah atas mereka. Dan diantara karakter mereka adalah mampu
melaksanakan segala yang diperintahkan kepada mereka oleh Allah. Mereka dengan segala tabiat
bengis, kejam dan keras mereka diserahkan tugas untuk melaksanakan azab neraka yang keras
dan kejam. Maka hendaklah setiap mukmin melindungi dirinya dan keluarganya dari azab
neraka.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka kesimpulan yang dapat diambil mengenai objek pendidikan
menurut QS. An-Nisa : 170 dan QS. At-Tahrim : 6, yaitu yang dimaksud objek pendidikan adalah
orang yang menjadi pokok pembicaraan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam
dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Kemudian inti dari asbabun nuzul diatas, bahwa QS. An-Nisa : 170 menjelaskan tentang
perintah untuk beriman kepada Allah. Sedangkan QS. At-Tahrim : 6 menjelaskan tentang perintah
untuk menjaga dirinya dan keluarganya dari siksa api neraka.
Dari penafsiran diatas yang dipaparkan dari berbagai kitab tafsir, bahwa objek pendidikan
yang dapat diambil dari QS. An-Nisa : 170 dan QS. At-Tahrim : 6, antara lain; objek pendidikan
menurut QS. An-Nisa : 170, yaitu manusia, sedangkan objek pendidikan menurut QS. At-Tahrim : 6,
yaitu keluarga. Inilah yang menjadi pokok pembicaraan untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
B. Saran
Demikian penjelasan mengenai objek pendidikan menurut QS. An-Nisa : 170 dan QS. At-
Tahrim : 6, semoga dapat dipahami dan bermanfaat bagi kehidupan kita semua.
Saran dari kami adalah agar bisa mengaplikasikan esensi dari pembahasan diatas dalam
kehidupan sehari-hari. Dan juga kami mohon maaf bila ada kesalahan dalam penuslisan makalah ini,
selebihnya saya ucapkan terima kasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sopiah, Opih. Tafsir Taebawi : Objek Pendidikan diakses dari http: ///H:/OBJEK
PENDIDIKAN/ILMU AMALIAH, AMAL ILMIAH.... ) TAFSIR TAEBAWI OBJEK
PENDIDIKAN.html,.
Kurnia, Iyus. Spoian, Teteng. Suryana, Yayan. Makbul. Nugraha, Sobar. Abdullah, Rahman.
Mumung Maulana Al-Ghifari, Al-Haramain (Al-Qur an Cordoba), (2016). Cordoba Internasional
Indonesia, Bandung.