OLEH: Kelompok 4
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)
STIT AL - HIKMAH TEBING TINGGI
2024
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan
kesehatan pada
kita semua sehingga
penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan
makalah ini
dimana makalah ini membahas
tentang Ejaan yang
Disempurnakan.
Kami menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna.
i
Oleh karena itu, kritik dan
saran dari banyak pihak sangat
kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada semua
pihak yang
telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, kami
harapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu
menambah wawasan bagi
semua semua orang
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan
kesehatan pada
kita semua sehingga
penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan
makalah ini
dimana makalah ini membahas
tentang Ejaan yang
Disempurnakan.
Kami menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan
saran dari banyak pihak sangat
kami harapkan untuk
iii
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada semua
pihak yang
telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, kami
harapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu
menambah wawasan bagi
semua semua orang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan
kesehatan pada
kita semua sehingga
penyusun dapat
iv
menyelesaikan penyusunan
makalah ini
dimana makalah ini membahas
tentang Ejaan yang
Disempurnakan.
Kami menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan
saran dari banyak pihak sangat
kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada semua
pihak yang
v
telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, kami
harapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu
menambah wawasan bagi
semua semua orang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan
kesehatan pada
kita semua sehingga
penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan
makalah ini
vi
dimana makalah ini membahas
tentang Ejaan yang
Disempurnakan.
Kami menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan
saran dari banyak pihak sangat
kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada semua
pihak yang
telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, kami
harapkan makalah ini dapat
vii
bermanfaat dan mampu
menambah wawasan bagi
semua semua orang
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan
kesehatan pada
kita semua sehingga
penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan
makalah ini
dimana makalah ini membahas
tentang Ejaan yang
Disempurnakan.
viii
Kami menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan
saran dari banyak pihak sangat
kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada semua
pihak yang
telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, kami
harapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu
menambah wawasan bagi
semua semua orang
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan
kesehatan pada
kita semua sehingga
penyusun dapat
menyelesaikan penyusunan
makalah ini
dimana makalah ini membahas
tentang Ejaan yang
Disempurnakan.
Kami menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna.
x
Oleh karena itu, kritik dan
saran dari banyak pihak sangat
kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada semua
pihak yang
telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, kami
harapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu
menambah wawasan bagi
semua semua orang.
Puji syukur kami panjatkan Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sejarah Peradaban Islam tentang Masa Umayyah
Timur.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
semester II dengan Dosen Pengampu Dr. Mulkan Hasibuan tidak lupa kami sampaikan terima
kasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah memberikan
xi
arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini dan orang tua yang selalu mendukung
kelancaran tugas kami.
Akhirnya, kami penulis ucapkan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dengan segala
kerendahan hati dan saran yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah
ini.
PENULIS
KELOMPOK 4
xii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1...................................................................................................................Latar
Belakang ..................................................................................................1
1.2...................................................................................................................Rumusan
Masalah ...................................................................................................2
1.3...................................................................................................................Tujuan
Penulisan .................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1...................................................................................................................Kebijakan
dan Orientasi Politik.................................................................................3
2.2...................................................................................................................Keduduka
n Amirul Mu’minin..................................................................................4
2.3...................................................................................................................Tali Ikatan
Persatuan Masyarakat (Politik dan Ekonomi)..........................................4
2.4...................................................................................................................Sistem
Sosial........................................................................................................5
2.5...................................................................................................................Sistem
Militer.......................................................................................................5
2.6...................................................................................................................Keruntuha
n Umayyah Timur....................................................................................7
3.1...................................................................................................................Kesimpula
n ...............................................................................................................8
3.2...................................................................................................................Saran 8
DAFTAR PUSTAKA
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa Pemerintahan Dinasti Bani Umayyah merupakan masa yang
menentukan dalam perkembangan Islam. Pada masa itu, Islam meliputi wilayahnya
yang paling luas dalam sejarahnya.
Pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib, Umat Islam terpecah menjadi beberapa
golongan. Setiap golongan mempunyai tokoh yang mereka yakini paling berhak
menduduki jabatan khalifah. Selanjutnya, Mu’awiyahbin abu sufiyan berhasil
menduduki jabatan khalifah.
Berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi Thalib mengakibatkan lahirnya
kekuasaan yang berpola dinasti atau kerajaan. Pola kepemimpinan sebelumnya
(khalifah Ali) yang masih menerapkan pola keteladanan Nabi Muhammad, yaitu
pemilihan khalifah dengan proses musyawarah akan terasa berbeda ketika memasuki
pola kepemimpinan dinasti-dinasti yang berkembang sesudahnya.
Dinasti Bani Umayyah merupakan dinasti yang berkuasa selama lebih kurang
90 tahun (41-132/661-750). Dinasti Umayyah merupakan kerajaan Islam pertama
yang didirikan oleh Muawiyah Ibn Abi Sufyan. Perintisan dinasti ini dilakukannya
dengan cara menolak pembantaian terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib, kemudian ia
memilih berperang dan melakukan perdamaian dengan pihak Ali dengan strategi
politik yang sangat menguntungkan baginya.
Jatuhnya Ali dan naiknya Muawiyah juga disebabkan keberhasilan pihak
khawarij (kelompok yang membangkang dari Ali) membunuh khalifah Ali, meskipun
kemudian tampuk kekuasaan dipegang oleh putranya Hasan, namun tanpa dukungan
yang kuat dan kondisi politik yang kacau akhirnya kepemimpinannya pun hanya
bertahan sampai beberapa bulan. Pada akhirnya Hasan menyerahkan kepemimpinan
sesudahnya adalah diserahkan kepada umat Islam. Perjanjian tersebut dibuat pada
tahun 661 M/41 H dan dikenal dengan am jama’ah karena perjanjian ini
mempersatukan ummat Islam menjadi satu kepemimpinan, namun secara tidak
langsung mengubah pola pemerintahan menjadi kerajaan.
Meskipun begitu, munculnya Dinasti Umayyah memberikan babak baru dalam
kemajuan peradaban Islam, hal itu dibuktikan dengan sumbangan-sumbangannya
dalam perluasan wilayah, kemajuan pendidikan, kebudayaan dan lain sebagainya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis
merumuskan masalah menjadi beberapa, diantaranya:
1. Bagaimana Kebijakan dan Orientasi Politik pada Masa Umayyah Timur?
2. Bagaimana Kedudukan Amirul Mu’minin pada Masa Umyyah Timur?
3. Bagaimana Tali Ikatan Persatuan Masyarakat (Politik dan Ekonomi)?
4. Bagaimana Sistem Sosial pada Masa Umyyah Timur?
5. Bagaimana Sistem Militer pada Masa Umyyah Timur?
6. Bagaimana Keruntuhan Umayyah Timur?
C. TUJUAN PENULISAN
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang Kebijakan dan Orientasi
Politik pada Masa Umayyah Timur.
2. Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang kedudukan Amirul
Mu’minin pada Masa Umyyah Timur.
3. Mahasiswa dan Mahasiswi mampu mengetahui tentang Tali Ikatn Persatuan
Masyarakat (Politik dan Ekonomi) pada Masa Umayyah Timur.
4. Mahasiswa dan mahasiswi mampu mengetahui tentang pembentukan sistem
sosial, dan Militer pada Masa Umyyah Timur.
5. Mahasiswa dan mahasiswi mengetahui tentang Keruntuhan Umyyah Timur.
2
BAB II
PEMBAHASAAN
3
1. Mengatur gaji tentara dan pegawai negara
2. Mengatur biaya tata usaha negara
3. Mengatur biaya pembangunan sarana pertanian seperti penggalian terusan
dan
4. Perbaikan sarana irigasi.
5. Mengatur biaya untuk orang – orang hukuman dan tawanan perang.
6. Mengatur biata perlengkapan perang.
7. Mengatur hadiah – hadiah untuk ulama dan sastrawan negara.
Dengan adanya lembaga keuangan tersebut pemerintah mampu membangun panti jompo
dan anak yatim. Selain itu, dibangun sarana- sarana umum, seperti masjid, jalan, dan saluran
air.
4
Afrika Utara dan Spanyol itu, merupakan salah satu jaringan penting dari rute utama
perdagangan internasional yang terbentang antara Cina dan Spanyol, diantara Afrika
hitam dengan Asia Tengah.
5
militer, tentara Umayyah secara umum dirancang mengikuti struktur organisasi tentara
Byzantium.
Kesatuannya dibagi menjadi lima kelompok : tengah, dua sayap, depan dan belakang
sedangkan formasi pasukan mengunakan formasi sebelumnya. Formasi seperti itu, terus
dipakai hingga masa kekhalifahan terakhir, Marwan II ( ), yang meninggalkan pola lama
dan memperkenalkan satu unit pasukan baru yang disebut kurdus. Penampilan dan
perlengkapan perang pasukan Arab sulit dibedakan dengan pasukan Yunani. Pada
dasarnya, senjata yang digunakan sama. Pasukan kuda menggunakan pelana kuda yang
datar dan bundar. Perlengkapan arti leri berat terdiri atas pelempar, pelontar, dan
pendobrak
Adapun perluasan wilayah – wilayah Islam yang dilakukan oleh kebijakan militer
bani Umayyah. Ialah :
1. Perluasan ke Asia Kecil
2. Perluasan ke Timur
3. Perluasan ke Afrika Utara
4. Perluasan ke Barat
6
2.6 Keruntuhan Dinasti Umayyah Timur
Dinasti Umayyah berjaya kurang lebih 90 tahun (661-750 M), namun pada akhirnya
mengalami masa-masa kemunduran, ditandai dengan melemahnya sistem politik dan
pemerintahan, di samping munculnya berbagai tekanan dari luar berupa pemberontakan.
Kekhalifahan Bani Umayyah sangat lemah dan tidak bisa mengendalikan
pemerintahan dan keamanan, terutama setelah pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik. Di
kalangan keluarga khalifah sering terjadi pertikaian, misalnya yang dilatarbelakangi oleh
perebutan kekuasaan untuk menduduki jabatan khalifah.
Khalifah Hisyam diteruskan oleh al-Walid II, Yazid III, Ibrahim, dan Marwan bin
Muhammad, namun keempatnya hanya mampu memerintah sekitar tujuh tahun. Al-Walid
memerintah selama satu tahun 3 bulan, kemudian digantikan oleh Yazid III yang hanya
bertahan selama enam belas bulan. Selanjutnya digantikan oleh Ibrahim bin al-Walid bin
Abdul Malik, tetapi bertahta tidak lebih dari tiga bulan dan digantikan oleh Marwan.
Selama masa kepemimpinannya, Marwan disibukkan mengatasi berbagai pemberontakan,
sampai akhirnya ia tewas di medan perang.
Diantara beberapa peristiwa yang mendorong kemunduran Bani Umayyah dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Figur pewaris kekhalifahan yang Sepeninggal Hisyam, tidak ada lagi khalifah
yang kuat, mampu memperkuat pemerintahan, serta menjaga keutuhan dan
kewibawaan negara.
2. Tidak adanya ketentuan tata cara pengangkatan Akibatnya, terjadi perebutan
kekuasaan di kalangan anggota keluarga Umayyah.
3. Pemindahan ibu kota dari Madinah ke Damaskus yang merupakan bekas ibu kota
Kerajaan Byzantium. Gaya hidup mewah bangsawan Byzantium dianggap telah
mempengaruhi dan ditiru oleh Dinasti.
4. Para ulama merasa kecewa terhadap para Mereka dipandang tidak memiliki
integritas keagamaan dan politik yang sesuai dengan syariat Islam.
5. Pertentangan yang sudah lama terjadi antara suku Arab Utara (disebut Arab
Quraisy atau Mudariyah yang menempati Irak) dengan Arab Selatan (disebut
Yamani atau Himyariyah yang mendiami wilayah Suriah) mencapai puncaknya.
Hal tersebut karena para khalifah berpihak kepada suku Arab.
6. Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Islam non-Arab, yakni pendatang baru dari
bangsa-bangsa yang dikalahkan (disebut “Mawali”). Mereka bersama-sama
bangsa Arab mengalami beratnya peperangan, tetapi diperlakukan sebagai
7
masyarakat kelas Golongan non-Arab, terutama di Irak dan wilayah bagian timur
lainnya, merasa tidak puas karena status Mawali menggambarkan inferioritas.
Ditambah lagi dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa
Bani Umayyah.
7. Latar belakang terbentuknya Daulah Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik
politik yang terjadi di masa Khulafaur Rasyidin terakhir, yaitu Khalifah Ali bin
Abi Ṭalib. Sisa-sisa kaum Syi`ah (pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi
gerakan Penumpasan terhadap gerakan tersebut banyak menyedot kekuatan
pemerintah.
8. Penyebab langsung tergulingnya Daulah Umayyah adalah munculnya kekuatan
baru yang dipelopori oleh keturunan Abbas bin Abdul Muṭalib. Gerakan ini
mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim, golongan Syi`ah, dan kaum Mawali
yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.
Keruntuhan Dinasti Umayyah benar-benar terjadi pada tahun 748 M. Pasukan Abbas
bin Abdul Muṭalib yang didukung oleh pasukan Abu Muslim al-Khurasani menang dalam
pertempuran Zab Hulu melawan pasukan Khalifah Marwan. Kekalahan ini menjadi akhir dari
kekuasaan Dinasti Umayyah, sekaligus menjadi awal berdirinya Dinasti Abbasiyah mulai
tahun 750 M hingga 1258 M.
9.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam literature sejarah, Dinasti Umayyah selalu dibedakan menjadi dua: pertama,
Dinasti Umayyah yang dirintis dan didirikan oleh Mu’awiyah bin Abu Sufyan yang
berpusat di Damskus (Syiria). Fase ini berlangsung sekitar satu abad dan mengubah
system pemerintahan dari system khilafah menjadi system monarki. Dan kedua, Dinasti
Umayyah di Andalusia yang pada awalnya merupakan daerah taklukan Umayyah yang
dipimpin oleh seorang gubernur pada zaman Walid bin Abdul Malik. Kemudian diubah
menjadi kerajaan yang terpisah dari kekuasaan Dinasti Bani Abbas yang berhasil
menaklukan Dinasti Umayyah di Damaskus.
Perintisan pendirian Dinasti Umayyah dilakukan oleh Muawiyah dengan cara
menolah membai’at Ali, berperang melawan Ali, dan melakukan tahkim dengan pihak
Ali yang secara politik sangat menguntungkan Muawiyah.
Keberuntungan Muawiyah berikutnya adalah keberhasilan pihak Khawarij membunuh
Khalifah Ali bin Abi Thalib. Jabatan Khalifah setelah Ali wafat dipegang oleh putranya,
yaitu Hasan bin Ali selama beberapa bulan. Akan tetapi, karena tidak didukung oleh
pasukan yang kuat, sedangkan pihak Muawiyah semakin kuat, akhirnya Muawiyah
melakukan perjanjian dengan Hasan bin Ali. Isi perjanjian itu adalah bahwa penggantian
pemimpin akan diserahkan kepada umat Islam setelah masa Muawiyah berakhir.
Perjanjian ini dibuat pada tahun 661 M(41 H) dan tahun tersebut disebut ‘amul jama’at,
karena perjanjian ini mempersatukan umat Islam kembali menjadi satu kepemimpinan
politik, yaitu Muawiyah, dan Muawiyah mengubah system khilafah menjadi kerajaan.
3.2 Saran
Saran kami untuk para pembaca agar dapat mengambil intisari atau kesimpulan dari
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Guna membangun kebaikan
makalah kami selanjutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
10