Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ALIRAN – ALIRAN PENDIDIKAN

MATA KULIAH : PENGANTAR PENDIDIKAN

OLEH :kelompok 8
SABHAN ABDILLAH RASYID
YOGIAT ALFEBERI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
TAHUN AJARAN 2018/2019
PONTIANAK
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas  segala
rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas Pengantar Pendidikan.Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk
menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar
Materi Aliran – Aliran Pendidikan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah
dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang Aliran – Aliran Pendidikan, Amin.

Pontianak, November 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
  Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.
A.    Latar Belakang .................................................................................................. .........1
B.     Rumusan Masalah .......................................................................................................1
C.     Tujuan .........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A.    Pengertian Aliran Pendidikan ......................................................................................2
B.     Macam-Macam Aliran - Aliran Pendidikan ................................................................2
1.      Aliran klasik dalam pendidikan ............................................................................2
a.       Aliran Empirisme ..........................................................................................3
b.      Aliran Nativisme ...........................................................................................3
c.       Aliran Konvergensi .......................................................................................3
d.      Aliran Naturalisme ........................................................................................4
2.      Aliran pendidikan modern dan gerakan baru di Indonesia....................................4
a.       Aliran Progresivisme .....................................................................................4
b.      Aliran Esensialisme .......................................................................................5
c.       Aliran Rekonstruksionalisme ........................................................................6
d.      Aliran Perennialisme .....................................................................................6
e.       Alian Idealisme .............................................................................................7
3.      Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia ..........................................................9
a. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa .............................................................9
b. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa ...........................................................10
BAB III PENUTUP....................................................................................................................12
A.    Kesimpulan ................................................................................................................12
B.     Saran ..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa
berbedaantara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak bermunculan pemikiran-
pemikiran yangdianggap sebagai penyesuaian proses pendidikan dengan kebutuhan yang
diperlukan. Karenanya, banyak teori yang dikemukakan para pemikir yang bermuara pada
munculnya berbagai aliran pendidikan.Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalam
pendidikan akan membekalitenaga kependidikan dengan wawasan kesejarahan, yakni
kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau, tuntutan dan
kebutuhan masa kini, serta perkiraan atauantisipasi masa datang.Aliran-aliran pendidikan telah
dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan
generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian teori atau aliran pendidikan ?


2.      Apa saja macam-macam teori aliran pendidikan dan pembagiannya ?

C.    Tujuan
Dalam pembahasan kali ini pemakalah mempunyai tujuan sebagai berikut :

1.      Untuk mengetahui Pengertian dari aliran-aliran pendidikan.


2.      Untuk mengetahui macam – macam aliran pendidikan.
3.      Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pengertian aliran pendidikan


Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan dalam
dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni
pemikiran-pemikirn terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya,
sehingga timbul pemikiran yang baru, dan demikian seterusnya. Agar diskusi berkepanjangan itu
dapat dipahami, perlu aspek dari aliran-alira itu yang harus dipahami. Oleh karena itu setiap
calon tenaga kependidikan harus memahami berbagai jenis aturan-aturan pendidikan.
Gagasan dan pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan
masyarakatnya. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-
pemikiran yang membawapembaharuan pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.Seperti
bidang-bidang lainya, pemikiran –pemikiran dalam pendidikan itu berlangsung seperti suatu
diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan
kontra oleh pemikir-pemikir berikutnya, dan karena dialog tersebut akan melhirkan lagi
pemikiran-pemikiran baru dan demikian seterusnya. Dalam dunia pendidikan setidaknya terdapat
tiga macam aliran pendidikan, yaitu aliaran klasik, aliran modern dan aliran pendidikan pokok di
Indonesia.
 

B.Macam-macam aliran - aliran pendidikan


1. Aliran klasik dalam pendidikan
Aliran ini merupakan pemikiran-pemikiran tentang pendidikan yang telah dimulai pada
zaman Yunani kuno, dan dengan kontribusi berbagai bagian dunia lainnya, akhirnya berkembang
dengan pesat di Eropa dan Amerika Serikat. Aliran-aliran klasik meliputi aliran, nativisme,
naturalisme, empirisme dan konvergensi merupakan benang merah yang menghubungkan
pemikiran-pemikran poendidikan masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang.
a.      Empirisme
Aliran empirisme adalah aliran yang berpendapat bahwa semua pengetahuan yang
diperoleh manusia merupakan hasil dari pengalaman manusia. Aliran ini beranggapan bahwa
pengetahuan yang dimiliki seseorang bukanlah bawaan sejak lahir atau bukan merupakan faktor
keturunan.Aliran ini menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan,
keterampilan dan sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman (empiris)
nyata melalui alat inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya maupun
melalui proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara langsung (Joseph, 2006).
Jadi segala kecakapan dan pengetahuanya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh
pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari lingkungan atau dunia luar melalui indra,
sehingga dapat dikatakan lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak
didik. Bahwa hanya lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.
b.      Nativisme
Nativisme (aliran pembawaan) adalah aliran yang berpendapat bahwa perkembangan
seseorang ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Dalam aliran nativisme faktor lingkungan
dianggap kurang memberi pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Seseorang
akan menjadi ahli lukis, agama, dan lain-lain itu semua semata-mata karena pembawaan.
Aliran ini menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan, keterampilan dan sikap
manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman (empiris) nyata melalui alat
inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia luarnya maupun melalui proses
pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara langsung (Joseph, 2006). Jadi segala
kecakapan dan pengetahuanya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh pengalaman.
Sedangkan pengalaman didapatkan dari lingkungan atau dunia luar melalui indra, sehingga dapat
dikatakan lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau anak didik. Bahwa
hanya lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.

c.       Konvergensi
Konvergensi merupakan aliran pendidikan yang berpendapat bahwa kepribadian manusia
tergantung pada pendidikan, pembawaan, dan lingkungan.Faktor pembawaan dan faktor
lingkungan sama-sama memunyai peranan yang sangat penting, keduanya tidak dapat dipisahkan
sebagaiman teori nativisme teori ini juga mengakui bahwa pembawaan yang dibawa anak sejak
lahir juga meliputi pembaeaan baik dan pembawaan buruk. Pembawaan yang dibawa anak pada
waktu lahir tidak akan bisa berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang
sesuai dengan pembawaan tersebut.

Dari beberapa uraian diatas, teori yang cocok dapat diterima sesuai dengan kenyataan
adalah teori konvergensi, yang tidak mengekstrimkan faktor pembawaan, faktor lingkungann
atau alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak, melainkan semuanya dari
faktor-faktor tersebut mempengaruhi terhadap perkembangan anak.

d.      Aliran Naturalisme.


Aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan kadang-kadang
disamakan. Padahal mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu. Ajaran dalam teori ini
mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri baik bakat minat,
kemampuan, sifat, watak dan pembawaan-pembawaan lainya. Pembawaan akan berkembang
sesuai dengan lingkungan alami, bukan lingkungan yang dibuat-buat. Dengan kata lain jika
pendidikan diartikan sebagai usahan sadar untuk mempengaruhi perkembangan anak seperti
mengarahkan, mempengaruhi, menyiapkan, menghasilkan apalagi menjadikan anak kearah
tertentu, maka usaha tersebut hanyalah berpengaruh jelek terhadap perkembangan anak. Tetapi
jika pendidikan diartikan membiarkan anak berkembang sesuai dengan pembawaan dengan
lingkungan yang tidak dibuat-buat (alami) maka pendidikan yang dimaksud terakhir ini
berpengaruh positif terhadap perkembangan anak.

2.      Aliran pendidikan moderen di Indonesia


Menurut Mudyahardjo (2001: 142) macam-macam aliran pendidikan modern di Indonesia
adalah sebagai berikut:

a.      Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan
pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-
centered).

 Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja
secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan
minat setiap anak.
 Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-
pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik
(experience curriculum).
 Metode pendidikan Progresivisme antara lain:

a)    Metode belajar aktif.

b)   Metode memonitor kegiatan belajar.

c)    Metode penelitian ilmiah

b. Esensialisme

Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes


gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial. Menurut
esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan
yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah payah selama
beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah teruji dalam
perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan mengawasi kegiatan-kegiatan di
kelas.

 Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang
waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh semua orang.
 Metode pendidikan:

1.      Pendidikan berpusat pada guru (teacher centered).


2.      Peserta didik dipaksa untuk belajar
3.      Latihan mental

 Kurikulum berpusat pada mata pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran akademik
yang pokok. Kurikulum sekolah dasar ditekankan pada pengembangan ketrampilan dasar
dalam membaca, menulis, dan matematika.Sedangkan kurikulum pada sekolah menengah
menekankan pada perluasan dalam mata pelajaran matematika, ilmu kealaman, serta
bahasa dan sastra.

c.       Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-
pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama
berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di
masyarakat

 Tujuan pendidikan sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama


untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat. Tujuan
pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang
masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan
mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut.

 Kurikulum dalam pendidikan rekonstruksionalisme berisi mata-mata pelajaran yang


berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan. Kurikulum banyak
berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia. Yng
termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri, dan program-
program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah.

d.      Perennialisme
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai
universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman
kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan
merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir
secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan
pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk
mengembangkan pikiran dan kecerdasan.

 Tujuan pendidikan diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-
karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan
buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman
telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi,
matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan
sumbangan kepada perkembangan zaman dulu.
 Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada sastra,
matematika, bahasa dan sejarah.

e.       Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.
Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di
antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan
antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta
menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam
menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan
yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan
menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.

 Tujuan Pendidikan

Agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki
kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan
hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik.
Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan
sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang
kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia
yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh
pengertian dan rasa saling menyayangi.

·       Kurikulum

Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih
memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran
yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual.
Gerakan-Gerakan Baru dalam Pedidikan dibagi menjadi 4 yaitu:

1. Pembelajaran Alam Sekitar


Dasar pemikiran yang terkandung di dalam pengajaran alam sekitar adalah peserta didik akan
mendapat kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia kenyataan. Penjelajahan
seseorang dalam menemukan hal-hal baru, baik untuk pengetahuan, olah raga, maupun rekreasi
menjadikan program pendidikan alam sekitar dipandang sangat penting. Melalui penjelajahan
yang dilakukan, maka sekarang peserta didik, akan menghayati secara langsung tentang keadaan
alam sekitar, belajar sambil mengerjakan sesuatu dengan serta merta memanfaatkan waktu
senggangnya. Pendidikan alam sekitar ini mudah dilaksanakan di segala jenjang pendidikan.
Konsekuensinya, dalam persiapan perlu dipikirkan tentang biaya ketika akan diadakan
penjelajahan seperti halnya biaya transportasi, biaya hidup selama penjelajahan, penginapan dan
sebagainya.
2.      Pengajaran Pusat Perhatian (Centres D’interet)
Penemuan adalah Ovide Decroly (1871-1923), seorang dokter perancis mendirikan yayasan
untuk anak-anak abnormal yang bertempat dirumahnya pada tahun1901. pada tahun1907
metodenya diterapkan pada anak-anak normal. Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak,
yang dinamai centres d’interet. Decroly mencari dan menyelidiki naluri anak dalam
pertumbuhannya (secara intrinsik). Naluri yang perlu didapatkan adalah naluri untuk
mempertahankan diri,untuk makan, bermain dan bekerja, dari meniru. Berangkat dari naluri
tersebut selanjutnya disusun pusat perhatian seperti: untuk makan, untuk berlindung,
mempertahankan diri terhadap musuh, dan untuk bekerja. Yang menarik pada pendidikan/
pengajaran Decroly yaitu bahwa anak selalu bekerja sendiri tanpa ditolong dan dilayani.

3.      Sekolah Kerja


George Kerschensteiner (1854-1932) menulis karangan tentang arbeitsshule. Ia seorang guru
ilmu pasti yang diangkat sebagai inspektur di Munchen. Pada tahun 1898 ia mengembangkan
cita-cita pendidikan, bagi kerschensteiner, tujuan hidup manusia yang tertinggi adalah mengabdi
kepada negara. Berhubungan dengan itu kewajiban sekolah yang terpenting ialah menyiapkan
peserta didik untuk sesuatu pekerjaan. Jadi yang menjadi pusat tujuan pengajaran adalah kerja
untuk menatap masa mendatang. Melalui bekerja, manusia menuju ke lingkungan kebudayaan
masyarakatnya. Peserta didik bekerja berkelompok sesuai dengan bagian masing-masing,
sehingga menimbulkan tanggung jawab.

4.      Pengajaran Proyek


Proyek pengajaran berarti kegiatan, sedangkan belajar mengandung arti kesempatan untuk
memilih, merancang, berlatih, memimpin dan sebagainya. Dalam hal ini penting ialah bahwa
peserta didik telah aktif memecahkan persoalan, maka wataknya akan terbentuk. Demikian
konsep pemikiran WH Kilpatrick di dalam pengajaran proyek.

3. Dua aliran Pokok Pedidikan di Indonesia

a)    Perguruan Kebangsaan Taman Siswa

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, ada salah seorang putera Indonesia yang
bernama Raden mas Soewardi Soerjaningrat. Ia gemar menulis dengan menggunakan bahasa
Belanda yang halus dan mengandung sindiran terhadap pemerintah Belanda, tulisannya bejudul
“Alks ik een Nederlander was” yang artinya Andai saja saya seorang Belanda. Dari tulisannya
yang dianggap tajam oleh pemerintah Belanda inilah ia dibuang di Negeri Belanda.

Ketika berada di tempat pembuangan beliau merasa bebas dalam menyatakan pendapat-
pendapatnya, sedang di tanah air sendiri yang dikuasai oleh pemerintah penjajah Belanda justru
kebebasannya terganggu. Dari kecintaannya terhadap pendidikan yang sekaligus merupakan
perwujudan dari cita-citanya, maka pacta tanggal 3 juli 1922 di Yogyakarta didirikanlah suatu
taman kanak-kanak yang diberi nama Taman Indriya. Kemudian berkembang lagi dan semakin
luas hingga seluruh lembaganya diberi nama perguruan Kebangsaan Taman Siswa. Pada jaman
penjajahan Belanda, Taman Siswa bersikap “noncooperative” dan menolak pemberian subsidi.
Di dalam melaksanakan konsep pendidikannya Taman Siswa memiliki asas-asas sebagai berikut:

Asas merdeka untuk mengatur dirinya sendiri. Hendaknya setiap peserta didik dapat
berkembang menurut kodrat dan bakatnya,namun mereka dididik dengan sistem among atau tut
wuri handayani. Asas kebudayaan yang dalam hal ini kebudayaan Indonesia sendiri.
Asas kerakyatan, pendidikan dan pengajaran harus diberikan kepada seluruh rakyat.
Asas kekuatan sendiri (berdikari). Dengan demikian segala pembelanjaan ditutup dengan uang
pendapatan sendiri. Asas berhamba kepada anak.
Pada saat Indonesia merdeka pada tahun 1945, dan dua tahun berikutnya berhasil disusun
dasar-dasar Taman Siswa yang dikenal dengan Panca Darma. Kelima dasar yang dimaksud
adalah:

1. Kemanusiaan

Harus ada cinta kasih terhadap sesama manusia dan terhadap seluruh makhluk Allah
SWT.
Kodrat Hidup Termasuk Kodrat hidup adalah pembawaan.

2. Kebangsaan
Tidak boleh bersifat chauvinistic ( menyombongkan kehebatan bangsa sendiri) dan tidak
boleh bertentangan dengan kepentingan umum manusia.
3. Kebudayaan
Kebudayaan nasional harus dipelihara. Pendidik harus mengajak peserta didik meresapi
jiwa bangsa yang terwujud dalam kebudayaannya.
4. Kemerdekaan Kebebasan

Ki Hajar Dewantara juga menentukan semboyan bagi kaum pendidik, antara lain: ing
ngarso sung tulodho, artinya jika pendidik berada di muka dia berkewajiban memberi teladan
kepada para peserta didiknya. Ing madya mangun karso artinya: jika di tengah membangun
semangat, berswakarya, dan berkreasi pada peserta didik. Tut wuri handayani artinya jika di
belakang pendidik mengikuti dan mengarahkan peserta didik agar berani berjalan di depan dan
sanggup bertanggung jawab.

b)   Ruang Pedidikan INS di Kayutanam


Sebuah sekolah lain timbul sebagai reaksi terhadap sekolah-sekolah pemerintah Hindia
Belanda yaitu INS ( Indonesiche Nederlansce School) di kayutanam, yaitu suatu kota kecil di
dekat padang panjang Sumatera Barat. Sekolah ini mempunyai rencana pelajaran dan metode
sendiri yang hampir mirip dengan rancangan kerschensteiner dengan arbeitsschulenya.
M. Syafei dengan sekolahnya ingin membentuk pemuda-pemuda Indonesia yang berani tegak
sendiri, berusaha sendiri, hidup bebas dan tidak tergantung buat seumur hidupnya pada
pemerintah sebagai pegawainya. Adapun dasar pemikiran INS adalah:

 Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


 Menentang intelektualisme,aktif, giat dan punya daya cipta serta dinamis.
 Memperhatikan bakat dan lingkungan siswa.
 Berpikir secara rasional, bukan secara mistik.

Perlu juga diketahui bahwa ruang pedidikan INS terdiri atas empat tingkatan yaitu:
Ruang rendah Sekolah Dasar 7 tahun.

Ruang antara tahun (sambungan ruang rendah). Siswa tamatan HIS atau Schakel tidak langsung
dapat diterima pada ruang dewasa, tetapi harus masuk ruang antara lebih dahulu.
Ruang dewasa 4 tahun (sambungan ruang antara atau ruang tengah).

Ruang masyarakat 1 tahun

Pada semua tingkatan ruang, diberikan 50% mata pelajaran umum dan 50% pelajaran
kejuruan (Zahara Idris 1984:21). Menurut S Purbakawatja (1970:212) M. Syafei menunjukan
sifatnya sebagai pendidik yang secara demokratis ingin memberi kesempatan kepada anak
tumbuh dan berkembang menurut garis masing-masing. Sistem ini tidak mendapat tanggapan
yang diharapkan dari daerah lain karena terlalu banyak menuntut pengorbanan dari pendidiknya.
Mereka harus berani hidup sangat sederhana dan mungkin dalam kekurangan. Keuntungan dari
pendidikannya hanya dirasakan secara perorangan.
BAB III

PENUTUP

Simpulan 

·         Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruandalam


dunia pendidikan.
·         Macam-macam Aliran - Aliran Pendidikan
1.    Aliran klasik pendidikan
a.    Aliran empirisme adalah aliran yang berpendapat bahwa semua pengetahuan yang
diperoleh manusia merupakan hasil dari pengalaman manusia.
b.    Aliran nativisme (aliran pembawaan) adalah aliran yang berpendapat bahwa
perkembangan seseorang ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan.
c.    Aliran konvergensi merupakan aliran pendidikan yang berpendapat bahwa
kepribadian manusia tergantung pada pendidikan, pembawaan, dan lingkungan.
d.   Aliran Naturalisme, aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan
kadang-kadang disamakan.
2.    Aliran pendidikan moderen di Indonesia
b.    Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan
pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-
centered).
c.    Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes
gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial.
d.   Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-
pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup.
e.    Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai
universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman
kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut.
f.     Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.
·         Dua aliran Pokok Pedidikan di Indonesia
a.    Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
b.    Ruang Pedidikan INS di Kayutanam
B.  Saran
Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembacasangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya. Dan semoga makalah ini
bergunauntuk kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Saleh Abdurrohman.Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an. Jakarta :PT
Rineka Cipta. 2007.

Purwanto, Ngalim.Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis.Bandung : PT RemajaRosdakarya.


2003.

Suwarno, Wiji.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.Yogyakarta : Ar-Ruzz Media. 2009

Tirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo. Pengantar Pendidikan.Jakarta : PT Rineka Cipta.2005.


1. apa maksud dari Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan jelaskan?...

jawaban.

Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, ada salah seorang putera Indonesia yang
bernama Raden mas Soewardi Soerjaningrat. Ia gemar menulis dengan menggunakan bahasa
Belanda yang halus dan mengandung sindiran terhadap pemerintah Belanda, tulisannya bejudul
“Alks ik een Nederlander was” yang artinya Andai saja saya seorang Belanda. Dari tulisannya
yang dianggap tajam oleh pemerintah Belanda inilah ia dibuang di Negeri Belanda.

Ketika berada di tempat pembuangan beliau merasa bebas dalam menyatakan pendapat-
pendapatnya, sedang di tanah air sendiri yang dikuasai oleh pemerintah penjajah Belanda justru
kebebasannya terganggu. Dari kecintaannya terhadap pendidikan yang sekaligus merupakan
perwujudan dari cita-citanya, maka pacta tanggal 3 juli 1922 di Yogyakarta didirikanlah suatu
taman kanak-kanak yang diberi nama Taman Indriya. Kemudian berkembang lagi dan semakin
luas hingga seluruh lembaganya diberi nama perguruan Kebangsaan Taman Siswa. Pada jaman
penjajahan Belanda, Taman Siswa bersikap “noncooperative” dan menolak pemberian subsidi.
Di dalam melaksanakan konsep pendidikannya Taman Siswa memiliki asas-asas sebagai berikut:

Asas merdeka untuk mengatur dirinya sendiri. Hendaknya setiap peserta didik dapat
berkembang menurut kodrat dan bakatnya,namun mereka dididik dengan sistem among atau tut
wuri handayani. Asas kebudayaan yang dalam hal ini kebudayaan Indonesia sendiri.
Asas kerakyatan, pendidikan dan pengajaran harus diberikan kepada seluruh rakyat.
Asas kekuatan sendiri (berdikari). Dengan demikian segala pembelanjaan ditutup dengan uang
pendapatan sendiri. Asas berhamba kepada anak.

Pada saat Indonesia merdeka pada tahun 1945, dan dua tahun berikutnya berhasil disusun
dasar-dasar Taman Siswa yang dikenal dengan Panca Darma. Kelima dasar yang dimaksud
adalah:

2. Kemanusiaan

Harus ada cinta kasih terhadap sesama manusia dan terhadap seluruh makhluk Allah
SWT.
Kodrat Hidup Termasuk Kodrat hidup adalah pembawaan.
5. Kebangsaan
Tidak boleh bersifat chauvinistic ( menyombongkan kehebatan bangsa sendiri) dan tidak
boleh bertentangan dengan kepentingan umum manusia.
6. Kebudayaan
Kebudayaan nasional harus dipelihara. Pendidik harus mengajak peserta didik meresapi
jiwa bangsa yang terwujud dalam kebudayaannya.
7. Kemerdekaan Kebebasan

Ki Hajar Dewantara juga menentukan semboyan bagi kaum pendidik, antara lain: ing
ngarso sung tulodho, artinya jika pendidik berada di muka dia berkewajiban memberi teladan
kepada para peserta didiknya. Ing madya mangun karso artinya: jika di tengah membangun
semangat, berswakarya, dan berkreasi pada peserta didik. Tut wuri handayani artinya jika di
belakang pendidik mengikuti dan mengarahkan peserta didik agar berani berjalan di depan dan
sanggup bertanggung jawab.

3. apa yang dimasud ruang pedidikan ins di kayutanam dan jelaskan?...

jawaban.

Sebuah sekolah lain timbul sebagai reaksi terhadap sekolah-sekolah pemerintah Hindia
Belanda yaitu INS ( Indonesiche Nederlansce School) di kayutanam, yaitu suatu kota kecil di
dekat padang panjang Sumatera Barat. Sekolah ini mempunyai rencana pelajaran dan metode
sendiri yang hampir mirip dengan rancangan kerschensteiner dengan arbeitsschulenya.
M. Syafei dengan sekolahnya ingin membentuk pemuda-pemuda Indonesia yang berani tegak
sendiri, berusaha sendiri, hidup bebas dan tidak tergantung buat seumur hidupnya pada
pemerintah sebagai pegawainya. Adapun dasar pemikiran INS adalah:

 Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


 Menentang intelektualisme,aktif, giat dan punya daya cipta serta dinamis.
 Memperhatikan bakat dan lingkungan siswa.
 Berpikir secara rasional, bukan secara mistik.

Perlu juga diketahui bahwa ruang pedidikan INS terdiri atas empat tingkatan yaitu:
Ruang rendah Sekolah Dasar 7 tahun.

Ruang antara tahun (sambungan ruang rendah). Siswa tamatan HIS atau Schakel tidak langsung
dapat diterima pada ruang dewasa, tetapi harus masuk ruang antara lebih dahulu.
Ruang dewasa 4 tahun (sambungan ruang antara atau ruang tengah).

Ruang masyarakat 1 tahun

Pada semua tingkatan ruang, diberikan 50% mata pelajaran umum dan 50% pelajaran
kejuruan (Zahara Idris 1984:21). Menurut S Purbakawatja (1970:212) M. Syafei menunjukan
sifatnya sebagai pendidik yang secara demokratis ingin memberi kesempatan kepada anak
tumbuh dan berkembang menurut garis masing-masing. Sistem ini tidak mendapat tanggapan
yang diharapkan dari daerah lain karena terlalu banyak menuntut pengorbanan dari pendidiknya.
Mereka harus berani hidup sangat sederhana dan mungkin dalam kekurangan. Keuntungan dari
pendidikannya hanya dirasakan secara perorangan.

Nama penanya
LAURA DINI GARCIA (F1012181007)

Anda mungkin juga menyukai