OLEH :kelompok 8
SABHAN ABDILLAH RASYID
YOGIAT ALFEBERI
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas segala
rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas Pengantar Pendidikan.Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana untuk
menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar
Materi Aliran – Aliran Pendidikan.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada semua yang telah membantu dalam
mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah
dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam penyempurnaan Makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang Aliran – Aliran Pendidikan, Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................................................... i
Daftar Isi ........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang .................................................................................................. .........1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................1
C. Tujuan .........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Pengertian Aliran Pendidikan ......................................................................................2
B. Macam-Macam Aliran - Aliran Pendidikan ................................................................2
1. Aliran klasik dalam pendidikan ............................................................................2
a. Aliran Empirisme ..........................................................................................3
b. Aliran Nativisme ...........................................................................................3
c. Aliran Konvergensi .......................................................................................3
d. Aliran Naturalisme ........................................................................................4
2. Aliran pendidikan modern dan gerakan baru di Indonesia....................................4
a. Aliran Progresivisme .....................................................................................4
b. Aliran Esensialisme .......................................................................................5
c. Aliran Rekonstruksionalisme ........................................................................6
d. Aliran Perennialisme .....................................................................................6
e. Alian Idealisme .............................................................................................7
3. Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia ..........................................................9
a. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa .............................................................9
b. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa ...........................................................10
BAB III PENUTUP....................................................................................................................12
A. Kesimpulan ................................................................................................................12
B. Saran ..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
Dalam pembahasan kali ini pemakalah mempunyai tujuan sebagai berikut :
c. Konvergensi
Konvergensi merupakan aliran pendidikan yang berpendapat bahwa kepribadian manusia
tergantung pada pendidikan, pembawaan, dan lingkungan.Faktor pembawaan dan faktor
lingkungan sama-sama memunyai peranan yang sangat penting, keduanya tidak dapat dipisahkan
sebagaiman teori nativisme teori ini juga mengakui bahwa pembawaan yang dibawa anak sejak
lahir juga meliputi pembaeaan baik dan pembawaan buruk. Pembawaan yang dibawa anak pada
waktu lahir tidak akan bisa berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang
sesuai dengan pembawaan tersebut.
Dari beberapa uraian diatas, teori yang cocok dapat diterima sesuai dengan kenyataan
adalah teori konvergensi, yang tidak mengekstrimkan faktor pembawaan, faktor lingkungann
atau alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak, melainkan semuanya dari
faktor-faktor tersebut mempengaruhi terhadap perkembangan anak.
a. Progresivisme
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan
pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap pelaksanaan
pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran (subject-
centered).
Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja
secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai
tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan
minat setiap anak.
Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-
pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik
(experience curriculum).
Metode pendidikan Progresivisme antara lain:
b. Esensialisme
Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang
waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh semua orang.
Metode pendidikan:
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran akademik
yang pokok. Kurikulum sekolah dasar ditekankan pada pengembangan ketrampilan dasar
dalam membaca, menulis, dan matematika.Sedangkan kurikulum pada sekolah menengah
menekankan pada perluasan dalam mata pelajaran matematika, ilmu kealaman, serta
bahasa dan sastra.
c. Rekonstruksionalisme
Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-
pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama
berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di
masyarakat
d. Perennialisme
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai
universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan penanaman
kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Menurut perennialisme, ilmu pengetahuan
merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir
secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan
pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk
mengembangkan pikiran dan kecerdasan.
Tujuan pendidikan diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-
karya yang menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan
buah pikiran besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman
telah dicatat menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi,
matematika, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan
sumbangan kepada perkembangan zaman dulu.
Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung menitikberatkan pada sastra,
matematika, bahasa dan sejarah.
e. Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.
Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di
antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera. Pertemuan
antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang serta
menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin budi manusia dalam
menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide, ia akan mengetahui jalan
yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk mengukur, mengklasifikasikan dan
menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Tujuan Pendidikan
Agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki
kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai tekanan
hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk hidup lebih baik.
Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah perlunya persaudaraan
sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang
kepada yang lain. Seseorang tidak sekadar menuntuk hak pribadinya, namun hubungan manusia
yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh
pengertian dan rasa saling menyayangi.
· Kurikulum
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih
memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran
yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual.
Gerakan-Gerakan Baru dalam Pedidikan dibagi menjadi 4 yaitu:
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, ada salah seorang putera Indonesia yang
bernama Raden mas Soewardi Soerjaningrat. Ia gemar menulis dengan menggunakan bahasa
Belanda yang halus dan mengandung sindiran terhadap pemerintah Belanda, tulisannya bejudul
“Alks ik een Nederlander was” yang artinya Andai saja saya seorang Belanda. Dari tulisannya
yang dianggap tajam oleh pemerintah Belanda inilah ia dibuang di Negeri Belanda.
Ketika berada di tempat pembuangan beliau merasa bebas dalam menyatakan pendapat-
pendapatnya, sedang di tanah air sendiri yang dikuasai oleh pemerintah penjajah Belanda justru
kebebasannya terganggu. Dari kecintaannya terhadap pendidikan yang sekaligus merupakan
perwujudan dari cita-citanya, maka pacta tanggal 3 juli 1922 di Yogyakarta didirikanlah suatu
taman kanak-kanak yang diberi nama Taman Indriya. Kemudian berkembang lagi dan semakin
luas hingga seluruh lembaganya diberi nama perguruan Kebangsaan Taman Siswa. Pada jaman
penjajahan Belanda, Taman Siswa bersikap “noncooperative” dan menolak pemberian subsidi.
Di dalam melaksanakan konsep pendidikannya Taman Siswa memiliki asas-asas sebagai berikut:
Asas merdeka untuk mengatur dirinya sendiri. Hendaknya setiap peserta didik dapat
berkembang menurut kodrat dan bakatnya,namun mereka dididik dengan sistem among atau tut
wuri handayani. Asas kebudayaan yang dalam hal ini kebudayaan Indonesia sendiri.
Asas kerakyatan, pendidikan dan pengajaran harus diberikan kepada seluruh rakyat.
Asas kekuatan sendiri (berdikari). Dengan demikian segala pembelanjaan ditutup dengan uang
pendapatan sendiri. Asas berhamba kepada anak.
Pada saat Indonesia merdeka pada tahun 1945, dan dua tahun berikutnya berhasil disusun
dasar-dasar Taman Siswa yang dikenal dengan Panca Darma. Kelima dasar yang dimaksud
adalah:
1. Kemanusiaan
Harus ada cinta kasih terhadap sesama manusia dan terhadap seluruh makhluk Allah
SWT.
Kodrat Hidup Termasuk Kodrat hidup adalah pembawaan.
2. Kebangsaan
Tidak boleh bersifat chauvinistic ( menyombongkan kehebatan bangsa sendiri) dan tidak
boleh bertentangan dengan kepentingan umum manusia.
3. Kebudayaan
Kebudayaan nasional harus dipelihara. Pendidik harus mengajak peserta didik meresapi
jiwa bangsa yang terwujud dalam kebudayaannya.
4. Kemerdekaan Kebebasan
Ki Hajar Dewantara juga menentukan semboyan bagi kaum pendidik, antara lain: ing
ngarso sung tulodho, artinya jika pendidik berada di muka dia berkewajiban memberi teladan
kepada para peserta didiknya. Ing madya mangun karso artinya: jika di tengah membangun
semangat, berswakarya, dan berkreasi pada peserta didik. Tut wuri handayani artinya jika di
belakang pendidik mengikuti dan mengarahkan peserta didik agar berani berjalan di depan dan
sanggup bertanggung jawab.
Perlu juga diketahui bahwa ruang pedidikan INS terdiri atas empat tingkatan yaitu:
Ruang rendah Sekolah Dasar 7 tahun.
Ruang antara tahun (sambungan ruang rendah). Siswa tamatan HIS atau Schakel tidak langsung
dapat diterima pada ruang dewasa, tetapi harus masuk ruang antara lebih dahulu.
Ruang dewasa 4 tahun (sambungan ruang antara atau ruang tengah).
Pada semua tingkatan ruang, diberikan 50% mata pelajaran umum dan 50% pelajaran
kejuruan (Zahara Idris 1984:21). Menurut S Purbakawatja (1970:212) M. Syafei menunjukan
sifatnya sebagai pendidik yang secara demokratis ingin memberi kesempatan kepada anak
tumbuh dan berkembang menurut garis masing-masing. Sistem ini tidak mendapat tanggapan
yang diharapkan dari daerah lain karena terlalu banyak menuntut pengorbanan dari pendidiknya.
Mereka harus berani hidup sangat sederhana dan mungkin dalam kekurangan. Keuntungan dari
pendidikannya hanya dirasakan secara perorangan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
jawaban.
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, ada salah seorang putera Indonesia yang
bernama Raden mas Soewardi Soerjaningrat. Ia gemar menulis dengan menggunakan bahasa
Belanda yang halus dan mengandung sindiran terhadap pemerintah Belanda, tulisannya bejudul
“Alks ik een Nederlander was” yang artinya Andai saja saya seorang Belanda. Dari tulisannya
yang dianggap tajam oleh pemerintah Belanda inilah ia dibuang di Negeri Belanda.
Ketika berada di tempat pembuangan beliau merasa bebas dalam menyatakan pendapat-
pendapatnya, sedang di tanah air sendiri yang dikuasai oleh pemerintah penjajah Belanda justru
kebebasannya terganggu. Dari kecintaannya terhadap pendidikan yang sekaligus merupakan
perwujudan dari cita-citanya, maka pacta tanggal 3 juli 1922 di Yogyakarta didirikanlah suatu
taman kanak-kanak yang diberi nama Taman Indriya. Kemudian berkembang lagi dan semakin
luas hingga seluruh lembaganya diberi nama perguruan Kebangsaan Taman Siswa. Pada jaman
penjajahan Belanda, Taman Siswa bersikap “noncooperative” dan menolak pemberian subsidi.
Di dalam melaksanakan konsep pendidikannya Taman Siswa memiliki asas-asas sebagai berikut:
Asas merdeka untuk mengatur dirinya sendiri. Hendaknya setiap peserta didik dapat
berkembang menurut kodrat dan bakatnya,namun mereka dididik dengan sistem among atau tut
wuri handayani. Asas kebudayaan yang dalam hal ini kebudayaan Indonesia sendiri.
Asas kerakyatan, pendidikan dan pengajaran harus diberikan kepada seluruh rakyat.
Asas kekuatan sendiri (berdikari). Dengan demikian segala pembelanjaan ditutup dengan uang
pendapatan sendiri. Asas berhamba kepada anak.
Pada saat Indonesia merdeka pada tahun 1945, dan dua tahun berikutnya berhasil disusun
dasar-dasar Taman Siswa yang dikenal dengan Panca Darma. Kelima dasar yang dimaksud
adalah:
2. Kemanusiaan
Harus ada cinta kasih terhadap sesama manusia dan terhadap seluruh makhluk Allah
SWT.
Kodrat Hidup Termasuk Kodrat hidup adalah pembawaan.
5. Kebangsaan
Tidak boleh bersifat chauvinistic ( menyombongkan kehebatan bangsa sendiri) dan tidak
boleh bertentangan dengan kepentingan umum manusia.
6. Kebudayaan
Kebudayaan nasional harus dipelihara. Pendidik harus mengajak peserta didik meresapi
jiwa bangsa yang terwujud dalam kebudayaannya.
7. Kemerdekaan Kebebasan
Ki Hajar Dewantara juga menentukan semboyan bagi kaum pendidik, antara lain: ing
ngarso sung tulodho, artinya jika pendidik berada di muka dia berkewajiban memberi teladan
kepada para peserta didiknya. Ing madya mangun karso artinya: jika di tengah membangun
semangat, berswakarya, dan berkreasi pada peserta didik. Tut wuri handayani artinya jika di
belakang pendidik mengikuti dan mengarahkan peserta didik agar berani berjalan di depan dan
sanggup bertanggung jawab.
jawaban.
Sebuah sekolah lain timbul sebagai reaksi terhadap sekolah-sekolah pemerintah Hindia
Belanda yaitu INS ( Indonesiche Nederlansce School) di kayutanam, yaitu suatu kota kecil di
dekat padang panjang Sumatera Barat. Sekolah ini mempunyai rencana pelajaran dan metode
sendiri yang hampir mirip dengan rancangan kerschensteiner dengan arbeitsschulenya.
M. Syafei dengan sekolahnya ingin membentuk pemuda-pemuda Indonesia yang berani tegak
sendiri, berusaha sendiri, hidup bebas dan tidak tergantung buat seumur hidupnya pada
pemerintah sebagai pegawainya. Adapun dasar pemikiran INS adalah:
Perlu juga diketahui bahwa ruang pedidikan INS terdiri atas empat tingkatan yaitu:
Ruang rendah Sekolah Dasar 7 tahun.
Ruang antara tahun (sambungan ruang rendah). Siswa tamatan HIS atau Schakel tidak langsung
dapat diterima pada ruang dewasa, tetapi harus masuk ruang antara lebih dahulu.
Ruang dewasa 4 tahun (sambungan ruang antara atau ruang tengah).
Pada semua tingkatan ruang, diberikan 50% mata pelajaran umum dan 50% pelajaran
kejuruan (Zahara Idris 1984:21). Menurut S Purbakawatja (1970:212) M. Syafei menunjukan
sifatnya sebagai pendidik yang secara demokratis ingin memberi kesempatan kepada anak
tumbuh dan berkembang menurut garis masing-masing. Sistem ini tidak mendapat tanggapan
yang diharapkan dari daerah lain karena terlalu banyak menuntut pengorbanan dari pendidiknya.
Mereka harus berani hidup sangat sederhana dan mungkin dalam kekurangan. Keuntungan dari
pendidikannya hanya dirasakan secara perorangan.
Nama penanya
LAURA DINI GARCIA (F1012181007)