MAKALAH
NPM : 2113025039
FAKULTAS : FKIP
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021/ 2021
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Amiin.....
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................1
2
KATA PENGHANTAR...................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................5
A.LATAR BELAKANG...............................................................................................5
B.RUMUSAN MASALAH..........................................................................................6
C.TUJUAN PENULISAN...........................................................................................6
A.Landasan Pendidikan............................................................................................6
1. Landasan Filosofis............................................................................................6
2. Landasan Sosiologis.........................................................................................7
3. Landasan Kultural..............................................................................................8
4. Landasan Psikologis..........................................................................................8
BAB VI PENUTUP.........................................................................................................18
A.KESIMPULAN........................................................................................................18
B.SARAN....................................................................................................................19
DAFRAR PUSTAKA.........................................................................................................19
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
A.Latar Belakang
Pendidikan dapat diartikan dari berbagai sudut pandang, yaitu:
pendidikanberwujud sebagai suatu sistem, artinya pendidikan dipandang sebagai
keseluruhangagasan terpadu yang mengatur saha-usaha sadar untuk membina seseorang
mencapaiharkat kemanusiaannya secara utuh, pendidikan berwujud sebagai suatu
proses,artinya pendidikan dipandang sebagai pelaksanaan usaha-usaha untuk mencapaitujuan
tertentu dalam rangka mencapai harkat kemanusiaan seseorang secara utuh,dan pendidikan
berwujud sebagai hasil, artinya pendidikan dipandang sebagai sesuatuyang telah dicapai atau
dimiliki seseorang setelah proses pendidikan berlangsung.
makin tinggi dan makin kompleks, prosespendidikan yang terdapat pada bangsa
yang bersangkutan.Upaya pendidikan sebagaisuatu sistem, dengan demikian akan selalu
relevan (gayut) pada landasan yangdigunakan dalam proses pendidikan. Landasan pendidikan
pada hakikatnya adalahdasar-dasar, titik pijak yang melandasi operasionalisasi sistem
pendidikan.Landasan pendidikan secara umum menyangkut: (1) landasan filosofis,
(2)landasan sosiologis, (3) landasan kultural, (4) landasan psikologis, dan(5)landasan ilmiah
dan teknologis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi diri dengan hanyamengkaji
masalah-masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
BAB II
KAJIAN TEORI
A. LANDASAN PENDIDIKAN
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak darisejumlah
landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asastersebut sangat
penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadapperkembangan manusia dan
masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasanpendidikan tersebut adalah landasan filosofis,
sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan
pendidikan. Selanjutnyalandasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk
menjemput masadepan.
1. Landasan Filosofis
1)Esensialisme
.2)Perenialisme
7
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajarankonstan (perenial)
yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal
2. Landasan Sosiologis
2)Hubungan kemanusiaan.
3. Landasan Kultural
8
sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembagapendidikan,
utamanya sekolah dan keluarga.
4. Landasan Psikologis
10
(GBHN,1993:94). Gambaran tentang manusia Indonesia itu dilandasi pandanganyang
menganggap manusia sebagai suatu keseluruhan yang utuh, atau manusiaIndonesia
seutuhnya, keseluruhan segi-segi kepribadiannya merupakan bagian-bagian yang tak
terpisahkan satu dengan yang lain atau merupakan suatukebulatan. Oleh karena itu,
pengembangan segi-segi kepribadian melalui pendidikan dilaksanakan secara selaras, serasi,
dan seimbang.Untuk mencapaiintegritas pribadi yang utuh harus ada keseimbangan dan
keterpaduandalam pengembangannya.
a.Jasmani dan rohani; jasmani meliputi: badan, indera, dan organ tubuh yanglain;
sedangkan rohani meliputi: potensi pikiran, perasaan, daya cipta,karya, dan budi
nurani.
d.Dunia dan akhirat; manusia selalu mendambakan kebahagiaan hidup didunia dan
akhirat sesuai dengan keyakinan agama masing-masing, dan
11
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkankemandirian dalam
belajar itu dengan menghindari campur tangan guru, namunguru selalu siap untuk ulur tangan
bila diperlukan. Perwujudan asas kemandiriandalam belajar akan menempatkan guru dalam
peran utama sebagai fasilitator danmotifator. Salah satu pendekatan yang memberikan
peluang dalam melatihkemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar
Siwa Aktif).
BAB III
PEMBAHASAN
A.PENERAPAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atautumpuan berfikir,
baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaanpendidikan. Pandangan tentang hakikat
manusia merupakan tumpuan berfikir utama yang sangat penting dalam pendidikan. Salah
satu dasar utama pendidikanadalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik diri
sendiri. Sepertidiketahui, manusia yang dilahirkan hampir tanpa daya dan sangat tergantung
padaorang lain (orang tuanya, terutama ibu) namun memiliki potensi yang hampirtanpa batas
untuk dikembangkan. Bayi itu melalui pendidikan dapat dikembangkan menjadi calon pakar
yang dapat merancang dan membuat pesawat angkasa luar yang dapat menjelajah ruang
angkasa, dan mampu merekayasa genetikayang memicu revolusi hijau dengan berbagai bibit
unggul, ataupun sebaliknya mampumembuat bom yang dapat menghancurkan manusia dan
kebudayaannya.
Sebagaimana telah dibicarakan dalam bahasan terdahulu ada tiga asas utama yang menjadi
acuan pelaksanaan pendidikan, yakni: Asas Tut Wuri Handayani , AsasBelajar Sepanjang
Hayat, dan Asas Kemandirian dalam Belajar.
12
1. Keadaan yang Ditemui Sekarang
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaanyang
ditemui sekarang:
~Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenagakependidikan pada
semua jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugasnya secara
proporsional. Dan pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh
tanah air. Pembinaanguru dan tenaga guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar
negeri.
~Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yangsemakin meningkat: ruang
belajar, perpustakaan, media pengajaran,bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan,
sarana pendidikan jasmani
~Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikanmasyarakat yang
bertujuan untuk:
Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintassektoral telah
mengupayakan usaha-usaha untuk menjawab tantangan asaspendidikan sepanjang hayat
13
dengan cara pengadaan sarana dan prasarana,kesempatan serta sumber daya manusia yang
menunjang.
Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapakeadaan
yang ditemui sekarang, yakni:
Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yangdiminatinya agar dapat
mempersiapkan diri untuk memasuki lapangankerja bidang tertentu yang diinginkannya.
~Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki
program pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan iramabelajarnya.
~Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat isik atau mentalmemperoleh kesempatan
untuk memilih pendidikan dan ketrampilansesuai dengan cacat yang disandang agar dapat
bertumbuh menjadi manusiayang mandiri.
~ Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur, jenis, danjenjang pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan.
14
~Pengembangan buku ajar sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmupengetahuan dan
teknologi serta perkembangan budaya bangsa
~Usaha menemukan cara baru dan pemanfaatan teknologi pendidikan untuk memenuhi
kebutuhan peserta didik yang beragam.
~Usaha pengadaan ruang belajar, ruang khusus (bengkel kerja, konseling,pertemuan, dan
sebagainya) yang menunjang kegiatan pemblajaran.
Fungsi guru tidak lagi berfungsi menggurui atau sebagai pusat kegiatan atau perhatian
siswa, melainkan siswalah yang menjadi penentukeberhasilan studinya, sehingga guru
berfungsi sebagai fasilitator sajayang membantu siswa atau anak untuk mengembangkan
kemampuannyasecara optimal
15
Dengan kata lain guru harus dapat mengusahakan iklim pendidikan yang dapat menunjang
keberhasilan siswa secara efektif misalnya menciptakankondisi yang hangat, bersemangat,
penuh gairah, memberikan tugas yangmenantang, memberikan kebebasan berpikir,
menyelesaikan tugas, mengontroldisiplin, mengevaluasi, dan lain lain.
Baik asas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secaralangsung erat
kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tut wurihandayani pada prinsipnya
bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar.
Dalam kegiatan belajar-mengajar,sedini mungkin di kembangkan kemandirian dalam belajar
itu denganmenghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk ulur tanganapabila
diperlukan. Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila
didasarkan pada asumsi bahwa peserta didik mau danmampu mandiri dalam belajar, karena
adalah tidak mungkin seseorangbelajar sepanjang hayatnya apabila selau tergantung dari
bantuan guru ataupunorang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan gurudalam peran utama
sebaga fasilitator dan motivator, di samping peran-peran lain: Informator, organisator, dan
sebagainya. Sebagai fasilitator, gurudiharapkan menyediakan dan mengatur berbagai sumber
belajar sedemikiansehingga memudahkan peserta didik berinterkasi dengan sumber-
sumbertersebut. Sedang sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnyaprakarsa peserta
didik untuk memanfaatkan sumber belajar itu. Pengembangankemandirian dalam belajar ini
seyogyanya dimulai dalam kegiatanintrakurikuler, yang dikembangkan dan dimantapkan
selanjutnya dalam kegiatan kurikuler dan ekstra-kurikuler. Atau, untuk latar perguruan
tinggi:Dimulai dalam kegiatan tatap muka, dan dikembangkan dan dimantapkan
dalamkegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. Kegiatan tatap muka atauintrakurikuler
terutama berfungsi membentuk konsep-konsep dasar dan cara-cara pemanfaatan berbagai
sumber belajar, yang akan menjadi dasarpengembangan kemandirian dalam belajar di dalam
bentuk-bentuk kegiatanterstruktur dan mandiri, atau kegiatan ko- dan ekstrakurikuler itu.
16
Terdapat berbagai strategi belajar-mengajar dan atau kegiatan belajar-mengajar yang
dapat memberi peluang pengembangan kemandirian dalambelajar. Cara belajar siswa aktif
(CBSA) merupakan salah satu pendekatanyang memberi peluang itu, karena siswa dituntut
mengambil prakarsa danatau memikul tanggung jawab tertentu dalam belajar-mengajar di
sekolah,umpamanya melalui lembaga kerja. Di samping itu, beberapa jenis kegiatanbelajar
mandiri akan sangat bermanfaat dalam mengembangkankemandirian dalam belajar itu,
seperti belajar melalui modul, paket belajar,pengajaran berprogram, dan sebagainya.
Keseluruhan upaya itu akan dapat terlaksana dengan semestinya apabila setiap lembaga
pendidikan, utamanyasekolah, didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB) yang
memadai. Sepertidiketahui, PSB itu memberi peluang tersedianya berbagai jenis
sumberbelajar, di samping bahan pustaka di perpustakaan, seperti rekamanelektronik, ruang-
ruang belajar (tutorial) sebagai mitra kelas, dan sebagainya.Dengan dukungan PSB itu asas-
asas kemandirian dalam belajar akan lebihdimantapkan dan dikembangkan.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat
pendidikan. Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan
nasionalberdasarkan pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI
No.II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa
seluruhrakyat indonesia. Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa
telahmempengaruhi sistem pendidikan nasional. Kebudayaan dan
pendidikanmempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan/dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke
generasipenerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal. Iptek
merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yanglebih
baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia.2. Asas pendidikan
merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuanberpikir. Ada tiga
asas pokok Pendidikan yaitu :a.Asas Tut wuri Handayani.b.Asas Belajar Sepanjang
Hayat.c.Asas Kemandirian dalam Belajar.
B.Saran
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang adahubungannya dengan judul
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hasbullah 2006. Dasar-dasar ilmu pendidikan,edisi revisi 5 dan tritarahardja,umar dan S.L.La
sulo.2005.penghantar pendidikan
18