Disusun oleh :
Kelompok IV
Fadillah Rahmadiani
Belia Citra
T.A 2022-2023
1
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan yakni ibu Dinda Widyastika, S.Pd., M.Pd.
yang telah membimbing kami untuk menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam menulis makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat
membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat, dan semoga
makalah ini bisa menambah wawasan bagi penulis dan pembaca.
Kelompok IV
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................5
BAB II................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................6
2.1 Aliran Pendidikan..................................................................................6
2.2 Macam-Macam Aliran Klasik Dalam Pendidikan.................................6
2.2.1 Aliran Empirisme...............................................................................7
2.2.2 Aliran Nativisme................................................................................8
2.3 Pengaruh Pemikiran Klasik Tentang Pendidikan Terhadap
Penyelenggaraan Pendidikan di Indonesia.........................................................11
2.4 Gerakan Baru Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pelaksanaan di
Indonesia............................................................................................................12
BAB III............................................................................................................15
PENUTUP........................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..........................................................................................15
3.2 Penutup................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai hasil pemikiran para filosof bahasa dari, filsafat menguak tentang
berbagai jenis pandangan dan aliran yang berbeda-beda. Ada kalanya pandangan
mereka saling pro dan kontra saling bertentangan atau berlawanan. Berbagai
pemikiran pendidikan yang muncul didalam masyarakat bersamaan dengan
dinamika perkembangannya dan membawa perubahan yang dikenal dengan aliran
pendidikan. Aliran-aliran pendidikan tersebut, muncul sejak manusia hidup
didalam satu kelompok yang dihadapkan dengan regenerasi bagi keturunannya.
4
1.2 Rumusan Masalah
Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang diatas maka dirumuskan
suatu permasalahan yaitu:
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pemikiran klasik ada beberapa pendapat yang berbeda mulai dari yang
optimis hingga pesimis. Untuk menghindari pendapat yang berbeda-beda tersebut,
6
maka berikut ini akan dibahas tentang pemikiran yang termasuk pemikiran klasik
(Navitisme, Naturalisme, dan Empirisme).
Empirisme berasal dari bahasa latin, asal katanya yaitu empiri yang artinya
pengalaman. Pemikiran ini di pelopori oleh Jhon Locke (1632-1704), filsuf
kebangsaan Inggris, yang terkenal dengan teorinya “Tabularasa” artinya meja
berlapis lilin yang belum ada tulisan diatasnya. Dengan kata lain, sesorang
dilahirkan seperti kertas kosong yang belum ditulis, maka dari itu pendidikanlah
yang akan dituliskannya, perkembangan seseorang tergantung sembilan puluh
sembilan persen pada pengaruh lingkungan atau pada pengalaman-pengalaman
yang diperoleh dalam kehidupannya.
7
Oleh karena itu, pendidikan memegang peranan yang amat penting sebab
pendidikan dapat menyediakan lingkungan pendidikan kepada anak dan akan
diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman. Menurut konsep empirisme
pendidikan dibuat adalah maha kuasa dalam membentuk peserta didik menjadi
apa yang diinginkan. Pendidikan dapat berbuat sekehendak hatinya, seperti
pemahat patung yang memahat patungnya dari kayu, batu, atau bahan lainnya.
Menurut sesuka hati itu maksudnya ialah, contoh, misalnya anak yang kembar
yang dipisahkan oleh orang tuanya sejak dia kecil pada lingkungan keluarga yang
berbeda. Oleh karena itu, pemikiran ini dinamakan pemikiran optimis dalam
pendidikan.
1. Apa yang paling tepat bagi anak itu sesuai dengan umurnya (tingkat
perkembangan).
4. Anak harus dianggap sebagai makhluk rasional, dalam hal ini kepada anak
harus diberikan alasan tentang hal yang dituntut anak tersebut.
8
9
2.2.2 Aliran Nativisme
Nativisme berasal dari bahasa latin, yaitu asal katanya native artinya
terlahir. Pemikiran ini dipelopori oleh Schopenhauer seorang filsuf yang berasal
dari Jerman yang hidup pada 1788-1880. Berpendapat “pendidikan ialah
membiarkan seseorang bertumbuh berdasarkan pembawaannya”. Seseorang akan
berkembang berdasarkan apa yang dibawanya sejak lahir, dan pembawaan itu ada
yang baik dan adapula yang buruk. Maka dari itu manusia akan berkembang
dengan pembawaan baik atau pembawaan yang buruk, yang dibawanya sejak
lahir.
Bagi nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya, sebab tidak akan
aktif atau berdaya dalam mempengaruhi perkembangan. Serta pendidikan juga
tidak akan berpengaruh sama sekali terhadap perkembangan seorang manusia, dan
tidak akan ada gunanya untuk perkembangan, ini adalah pernyataan atau
kehidupan sehari-hari sering sekali ditemukan anak yang mirip dengan orang
tuanya (secara fisik) dan anak juga mewarisi bakat-bakat yang dimiliki orang
tuanya. Contoh orang tua yang menginginkan anaknya menjadi seorang seniman,
ia berusaha mempersiapkan alat-alat dan bahan untuk memahat dan melukis serta
mendatangkan guru untuk mengajarkannya melukis. Oleh karena itu, pemikiran
ini merupakan pemikiran pesimis didalam pendidikan (pesimisme).
10
lingkungan alami, maka pendidikan yang terakhir ini sangatlah berpengaruh baik
terhadap perkembangan anak. Pendidikan progesivisme sangat memuliakan harkat
dan martabat anak dalam pendidika, anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk
kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda dengan dengan orang dewasa.
Setiap anak memiliki individualitas tersendiri begitupun alur pemikirannya serta
keinginannya tersendiri, yang sangat jauh berbeda dengan orang dewasa,
demikian anak harus dieprlakukan berbeda dari orang dewasa.
Aliran ini sama dengan aliran nativisme. Naturalisme yang dipelopori oleh
Jean Jaquest Rousseau, berpendapat bahwa hakikatnya semua anak manusia ialah
baik pada waktu dilahirkan yaitu dari sejak tangan sang pencipta. Tetapi, akhirnya
rusak sewaktu ditangan manusia, oleh karena Jean Jaquest Rousseau menciptakan
konsep pendidikan alam, artinya anak hendaklah dibiarkan tumbuh dan
berkembang sendiri menurut alamnya, manusia banyak mencampurinya.
11
berbagai peristiwa yang terjadi didalamnya. Pada masa pertumbuhan remaja
agama dan moral hendaklah diarahkan atau diajarkan kepada mereka semata-mata
dalam kaitan alamiah, kemampuan berfikir harus dikembangkan dan fantasi tidak
di biarkan pengajaran bertujuan untuk menanamkan suatu aturan atau otoritas
tertentu sebaiknya ditunda.
12
kemudian masuk ke Indonesia. Sebelum masa tersebut, pendidikan bangsa
Indonesia termasuk keluarga serta masyarakat (kelompok belajar padepokan,
lembaga keagamaan/ pesantren dan lain sebagainya).
Meski dalam hal tertentu akan tetapi sangatlah diutamakan bakat serta
potensi dari anak (contohnya pada bidang kesenian, keterampilan dan lain
sebagainya), akan tetapi, upaya penciptaan lingkungan serta perkembangan bakat
tersebut diusahakan secara optimal, meskipun pandangan empirisme dan
nativisme tidak sepenuhnya ditolak, akan tetapi penerimaan tersebut dilakukan
dengan pendekatan efektif fungsional, diterima dengan sesuai kebutuhan akan
tetapi ditempatkan pada latar pandangan yang kovergensi
Hubungan guru dan murid atau pendidikan dan peserta didik sebagiannya
adalah hubungan yang setara antara dua pribadi, meskipun yang satu lebih
berkembang dari yang lain. (Raka Juno,1983:29 dan Sulo Lipu La Sulo, 1984).
Hubungan yang setara dengan dalam interaksi edukatif sebagiannya diarahkan
menjadi suatu hubungan yang transaksional, hubungan antar pribadi yang beri
peluang baik peserta didik yang belajar ataupun pendidik yang mengikuti belajar
(co-learner) dengan cita-cita pendidik diwujudkan melalui dengan belajar terus
sepanjang hidupnya, hubungan tersebut sesuai dengan asas Ing-Ngarso Sung
Tulado, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani.
13
sebagainya (suparlan,1984 soejono, 1958). Gerakan-gerakan tersebut telah
memberi kontribusi secara bervariasi atau bermacam-macam terhadap
penyelenggaraan belajar disekolah.
14
sesuatu yang baru dan masuk didalam intelektual sianak. Harus luluh
menjadi satu dengan kekayaan pengetahuan yang sudah dimiliki anak.
Terjadi asimilas antara pengetahuan lama serta pengetahuan yang baru.
Untuk anak dengan dewasa tidak ada perbedaan alam sekitar, segala
kejadian dialam sekitar merupakan kehidupannya sendiri. Sedangkan J. Linghtart
mengemukakan pegangan dalam Het Volle Leven sebagai berikut:
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Penutup
Dengan ini kami meminta kepada seluruh pembaca beribu-ribu maaf jika
pembaca menemukan kesalahan-kesalahan yang ada didalam karya tulis ini
karena masih minimnya pengalaman kami yang masih sangat mengharapkan
16
nasihat-nasihat dan perbaikan diri para pembaca yang berbentuk saran, kritik,
motivasi-motivasi atau nasehat-nasehat yang dapat membangun kepercayaan diri
kami sehingga kami mampu berkarya lebih baik lagi dari sebelumnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
18