Disusun Oleh:
2022
1
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................... 1
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak
lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang turut memberikan
bantuan dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari Ibu dosen Dr.Yayan Sudrajat M.Pd..
pada Mata Pengantar Pendidikan di Universitas Indraprasta PGRI. Selain itu, kami
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
Aliran-Aliran Pokok Pendidikan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
berharap pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan saran. Semoga makalah
ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
3
BAB 1
PENDAHULUAN
2. Perumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum, pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina ke-
pribadian sesuai dengan nilai-nilai dan budaya masyarakat. Bagaimana pun
sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya pasti berlangsung suatu
proses pendidikan, sehingga sering dikatakan bahwa pendidikan telah ada
sepanjang perdaban umat manusia (samad,2013).
Menurut Tirtarahardja & Sulo (2015) aliran- aliran pendidikan telah dimulai sejak
awal hidup manusia, karna setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan
generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari
orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-
pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini,
dikenal dengan istilah rumpun aliran klasik dan aliran (gerakan) baru.
Adapun pada rumpun aliran klasik, terdapat empat bagian aliran, yaitu :
Empirisme berasal dari kata empire, artinya pengalaman. Aliran empirisme mengacu
pada psikologi behavioristik yang menyatakan bahwa setiap individu mendapat
proses pendidikan karena adanya pengaruh dari luar. Pavlov juga menyimpulkan
bahwa hasil eksperimennya itu juga dapat diterapkan kepada manusia untuk belajar.
Implikasi hasil eksperimen tersebut pada kegiatan belajar manusia adalah bahwa
belajar pada dasarnya membentuk asosiasi antara stimulus dan respons secara
reflektif, proses belajar akan berlangsung apabila diberi stimulus bersyarat
(M.Hamid, 2002:74). Pada aliran empirisme ini, pengaruh atau pengalaman dalam
memperoleh pembelajaran dari luar sangatlah penting, karna disitu terdapat proses
pendidikan bagi tiap individu.
Tokoh utama aliran ini ialah John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah
“The School of British Empiricism” (aliran empirisme Inggris). Namun aliran ini lebih
berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah
aliran filsafat bernama “environmentalisme” (aliran lingkungan) dan psikologi
bernama “environmental psychology” (psikologi lingkungan) yang relatif masih baru
(Syah, 2002). Selain Locke, terdapat juga ahli pendidikan lain yang mempunyai
pandangan hampir sama, yaitu Helvatus, ahli filsafat Yunani yang berpendapat,
5
bahwa manusia dilahirkan dengan jiwa dan watak yang hampir sama yaitu suci dan
bersih.
Aliran nativisme berlawanan dengan aliran empirisme. Nativisme berasal dari kata
nativus yang berarti kelahiran atau native yang artinya asli atau asal. Aliran
nativisme berpandangan segala sesuatunya ditentukan oleh faktor-faktor yang
dibawa sejak lahir, jadi perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan
ditentukan oleh dasar turunan ( meldawati, 2017:38). Pada aliran nativisme faktor
keturunan atau gen sangat mempengaruhi proses pendidikan, dimana pada aliran ini
para ahli berpendapat jika manusia secara alami membawa faktor bawaannya
sendiri sejak kelahiran mereka, di sini peranan keturunan sangatlah penting ,
sebagai contoh jika anda ingin memiliki anak yang pintar, maka ayah dan ibunya
harus pintar, atau jika anda ingin anak anda menjadi seorang dokter maka dari anda
juga harus keturunan seorang dokter.
Tokoh utama aliran ini adalah Arthur Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof
Jerman (Ilyas, 1997). Dalam artinya yang terbatas, juga dapat dimasukkan dalam
golongan Plato, Descartes, Lomborso, dan pengikut-pengikutnya yang lain.
Beberapa tokoh yang berhubungan dengan aliran nativisme adalah Rochacher,
Rosear, dan Basedow.
Natur atau natura artinya alam, atau apa yang dibawa sejak lahir. Aliran ini ada
persamaannya dengan aliran nativisme beberapa ahli menyebut dengan istilah
“sama”, “hampir sama” dan “senada”. Istilah natura telah dipakai dalam filsafat
dengan bermacam-macam arti, dari dunia fisika yang dapat dilihat oleh manusia,
sampai kepada sistem total dari fenomena ruang dan waktu.
6
1.1.4 ALIRAN KONVERGENSI
Sementara Het Volle Leven memiliki prinsip sebagai berikut (Tirtarahardja & Sulo,
2005):
a. Pengajaran alam sekitar mengajarkan anak untuk mengetahui barangnya terlebih
dahulu sebelum mendengar namanya.
b. Pengajaran sesungguhnya harus mendasarkan pada pengajaran selanjutnya atau
mata pengajaran yang lain harus dipusatkan atas pengajaran itu.
7
c. Harus diadakan perjalanan memasuki hidup agar murid paham akan hubungan
antara bermacam-macam lapangan dalam hidupnya. Pada dasarnya, banyak faktor
yang mempengaruhi sistem
pendidikan baik faktor yang berasal dari dalam maupun luar. Secara makro, faktor
dari luar merupakan sistem yang berada di luar pendidikan, antara lain ideologi,
ekonomi, politik, sosial budaya, lingkungan alam, dan lain-lain. Faktor itu saling
berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan sistem pendidikan. Dengan demikian,
pendidikan akan dipengaruhi oleh bahkan berinteraksi dengan lingkungan sosial
maupun lingkungan alam dalam ekosistem yang lebih luas. Konsep ini mengarahkan
pada pemahaman dan pembahasan pendidikan dilihat dalam perspektif ekologi.
8
Anak mempunyai minat-minat spontan terhadap diri sendiri dan terhadap
masyarakat (biososial). Minat terhadap diri sendiri itu dapat kita bedakan menjadi:
1) Dorongan mempertahankan diri,
2) Dorongan mencari makan dan minum dan
3) Dorongan memelihara diri.
9
Tujuan sekolah kerja ini menurut Kerschensteiner sebagai pencetus sekolah kerja
adalah
a. menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari buku atau
orang lain, dan yang didapat dari pengalaman sendiri;
b. agar anak dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu; dan
c. agar anak dapat memiliki pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi
Negara. Kerschensteiner berpendapat bahwa kewajiban utama sekolah adalah
mempersiapkan anak-anak untuk dapat bekerja. Bekerja di sini bukan pekerjaan
otak yang dipentingkan, melainkan pekerjaan tangan (Tirtarahardja & Sulo, 2005;
Sagala, 2010).
10
1.3.2 Ruang Pendidik INS Kayutanam
INS Kayutanam adalah satu sekolah modern bercorak nasional yang peranannya
cukup besar pada perkembangan dunia pendidikanIndonesia, khususnya di
Sumatera Barat (Halimah, 2012). Lahirnya Ruang Pendidik INS Kayutanam tidak
terlepas dari upaya Mohammad Sjafe’i mewujudkan cita-cita dari kedua orang tua
angkatnya. Ia juga didukung oleh sebuah organisasi perkumpulan buruh kereta api
yang bernama Vereeniging Bumi Poetra Staats-Spoors (VBPSS) berkedudukan di
Padang yang dipimpin oleh Abdul Rachman. Tujuan awal pendidikan Ruang
Pendidik INS Kayutanam adalah mendidik manusia supaya menjadi manusia,
membimbing anak didik kepada diri, dan bakat yang dimilikinya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Tirtarahardja & Sulo (2015) aliran- aliran pendidikan telah dimulai sejak
awal hidup manusia, karna setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan
generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari
orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-
pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini,
dikenal dengan istilah rumpun aliran klasik dan aliran (gerakan) baru.
12
DAFTAR PUSTAKA
13