Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN
Tentang
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

Dosen pengampu : EDY MULYADIN, M.pd

Di SUSUN OLEH

KELOMPOK : I (SATU)
ANGGOTA : 1. DETY FEBRIANTI
: 2. AINUN
: 3. NURUL AULYA
: 4. SATNAH
: 5. MARWAN
KLS/SEMESTER : A/III (TIGA)
PRODI : MATEMATIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) BIMA

TAHUN AKADEMIK 2021-2022


DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………

KATA PENGANTAR……………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………

1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………….

1.3. Tujuan…………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….

2.1 Pengertian Aliran Pendidikan……………………………………………

2.2 Macam-Macam Aliran…………………………………………………..

BAB III PENUTUP…………………………………………………………

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..

3.2 Saran……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.Sholawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada The Spiritual Father, NabiMuhammad SAW, kepada keluarga
,sahabat, dan para pengikut jejaknya hingga hari perhitungan nanti, semoga Allah SWT
mengagungkan perjuangan mereka. Amma ba’du.

Makalah yang berjudul “Aliran-aliran Pendidikan” ini disusun guna memenuhi


tugas terstruktur kelompok pada mata kuliah Pengantar Pendidikan yang diampu oleh Edi
Mulyadin, M.Pd, Prodi Pendidikan matematika kampus STKIP BIMA. Penulisan makalah
ini juga dimaksudkan sebagai media untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
dalam penelitian serta penulisan karya ilmiah mahasiswa.

Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
baik moril maupun materil.Untuk itu, tim penyusun menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.

Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan
demikesempurnaan di masa mendatang. Dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Semoga Allah SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amaljariyah bagi
tim penyusun serta pihak-pihak yang pandanganya dikutip dalam makalah ini.Amin.

Bima, 26-0ktober-2022

Dety febrianti
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa


berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak
bermunculanpemikiran-pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses
pendidikan dengan kebutuhan yang dipelukan. Karenanya banyak teori yang
dikemukakan para pemikir yang bermuara pada munculnya berbagai aliran pendidikan.
Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting dalampendidikan akan membekali
tenaga kependidikan dengan wawasan kesejarahan, yakni kemampuan memahami
kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau serta perkiraan masa mendatang.

Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang
memerlukan prndidikan yang lebih baik dari orang tuanya.

1.2 Rumusan Masalah

1).Apa pengertian aliran pendidikan?

2).Apa saja macam-macam aliran pendidikan?

1.3 Tujuan

1).Menjelaskan pengertian aliran pendidikan.

2).Menjelaskan macam-macam aliran pendidikan di Indonesia.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aliran Pendidikan

Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan dalam


dunia pendidikan. Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan,
yakni pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh
pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru dan begitu seterusnya.

2.2 Macam-Macam Aliran Pendidikan :

2.2.1 Aliran Klasik:

a). Aliran Empirisme

Aliran ini menganut paham yang berpendapat bahwa segala pengetahuan,


keterampilan dan sikap manusia dalam perkembanganya ditentukan oleh pengalaman
(empiris) nyata melalui alat inderanya baik secara langsung berinteraksi dengan dunia
luarnya maupun melalui proses pengolahan dalam diri dari apa yang didapatkan secara
langsung (Joseph, 2006).

Jadi segala kecakapan dan pengetahuanya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh
pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari lingkungan atau dunia luar melalui
indra, sehingga dapat dikatakan lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau
anak didik. Bahwa hanya lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.

John Locke (dalam Joseph: 2006) tak ada sesuatu dalam jiwa yang sebelumnya tak
ada dalam indera. Ini berarti apa yang terjadi, apa yang mempegaruhi apa yang membentuk
perkembangan jiwa anak didik adalahlingkungan melalui pintu gerbang inderanya yang
berarti tidak ada yang terjadi dengan tiba-tiba tanpa melalui proses penginderaan.

b). Aliran Nativisme.

Teori ini merupakan kebalikan dari teori empirisme, yang mengajarkan bahwa anak
lahir sudah memiliki pembawaan baik dan buruk. Perkembangan anak hanya ditentukan oleh
pembawaanya sendiri-sendiri. Lingkungan sama sekali tidak mempengaruhi apalagi
membentuk kepribadian anak. Jika pembawaan jahat akan menjadi jahat, jika pembawaanya
baik akan menjadi baik. Jadi lingkungan yang diinginkan dalam perkembangan anak adalah
lingkungan yang tidak dibuat-buat, yakni lingkungan yang alami.

c). Aliran Konvergensi.

Faktor pembawaan dan faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang


sangat penting, keduanya tidak dapat dipisahkan sebagaiman teori nativisme teori ini juga
mengakui bahwa pembawaan yang dibawa anak sejak lahir juga meliputi pembawaan baik
dan pembawaan buruk. Pembawaan yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan bisa
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan pembawaan
tersebut.

William Stern (dalam Tim Dosen 2006: 79) mengatakan bahwa perkembangan anak
tergantung dari pembawaan dari lingkugan yang keduanya merupakan sebagaiman dua garis
yang bertemu atau menuju pada satu titik yang disebut konvergensi.

Faktor pembawaan dan faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang


sangat penting, keduanya tidak dapat dipisahkan sebagaiman teori nativisme teori ini juga
mengakui bahwa pembawaan yang dibawa anak sejak lahir juga meliputi pembawaan baik
dan pembawaan buruk. Pembawaan yang dibawa anak pada waktu lahir tidak akan bisa
berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan pembawaan
tersebut.

William Stern (dalam Tim Dosen 2006: 79) mengatakan bahwa perkembangan anak
tergantung dari pembawaan dari lingkugan yang keduanya merupakan sebagaiman dua garis
yang bertemu atau menuju pada satu titik yang disebut konvergensi.

Dari beberapa uraian diatas, teori yang cocok dapat diterima sesuai dengan kenyataan
adalah teori konvergensi, yang tidak mengekstrimkan faktor pembawaan, faktor lingkungann
atau alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak, melainkan semuanya dari
faktor-faktor tersebut mempengaruhi terhadap perkembangan anak.

d). Aliran Naturalisme

Aliran ini mempunyai kesamaan dengan teori nativisme bahkan kadang-kadang


disamakan. Padahal mempunyai perbedaan-perbedaan tertentu. Ajaran dalam teori ini
mengatakan bahwa anak sejak lahir sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri baik bakat
minat, kemampuan, sifat, watak dan pembawaan-pembawaan lainya. Pembawaan akan
berkembang sesuai dengan lingkungan alami, bukan lingkungna yang dibuat-buat. Dengan
kata lain jika pendidikan diartikan sebagai usaha sadar untuk mempengaruhi perkembangan
anak seperti mengarahkan, menyiapkan, menghasilkan apalagi menjadikan anak kearah
tertentu, maka usaha tersebut hanyalah berpengaruh jelek terhadap perkembangan anak.
Tetapi jika pendidikan diartikan membiarkan anak berkembang sesuai dengan pembawaan
dengan lingkungan yang tdak buat-buat (alami) maka pendidikan yang dimaksud terakhir ini
berpengaruh positif terhadap perkembangan anak.

2.2.2. Aliran Modern :

a). Progresivisme

Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan


pendidikan di sekolah berpusat pada anak (child-centered), sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan
pelajaran (subject-centered).

 Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat
bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak
dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan
pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak.

Kurikulum pendidikan Progresivisme adalah kurikulum yang berisi pengalaman-


pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang diminati oleh setiap peserta didik
(experience curriculum).

 Metode pendidikan Progresivisme antara lain:

1. Metode belajar aktif.

2. Metode memonitor kegiatan belajar.

3. Metode penelitian ilmiah

Pendidikan Progresivisme menganut prinsip pendidikan berpusat pada anak. Anak


merupakan pusat adari keseluruhan kegiatan-kegiatan pendidikan. Pendidikan
Progresivisme sangat memuliakan harkat dan martabat anak dalam pendidikan. Anak
bukanlah orang dewasa dalam betuk kecil. Anak adalah anak, yang sangat berbeda
dengan orang dewasa. Setiap anak mempunyai individualitas sendiri-sendiri, anak
mempunyai alur pemikiran sendiri, anak mempunyai keinginan sendiri, mempunyai
harapan-harapan dan kecemasan sendiri, yang berbeda dengan orang dewasa. Dengan
demikian, anak harus diperlakukan berbeda dari orang dewasa.

b). Esensialisme

Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerakan pendidikan yang memprotes


gerakan progresivisme terhadap nilai-nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial.
Menurut esensialisme nilai-nilai yang tertanam dalam nilai budaya/sosial adalah nilai-nilai
kemanusiaan yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan melalui kerja keras dan susah
payah selama beratus tahun dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan cita-cita yang
telah teruji dalam perjalanan waktu. Peranan guru kuat dalam mempengaruhi dan
mengawasi kegiatan-kegiatan di kelas.

 Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang
waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh semua orang.
Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang
tepat, membentuk unsur-unsur yang inti (esensial) dari sebuah pendidikan. Pendidikan
bertujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau
kecerdasan.
 Metode pendidikan:
1. Pendidikan berpusat pada guru (teacher centered).

2. Peserta didik dipaksa untuk belajar.

3. Latihan mental

 Kurikulum berpusat pada mata pelajaran yang mencakup mata-mata pelajaran


akademik yang pokok. Kurikulum sekolah dasar ditekankan pada pengembangan
ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan matematika.Sedangkan kurikulum
pada sekolah menengah menekankan pada perluasan dalam mata pelajaran
matematika, ilmu kealaman, serta bahasa dan sastra.

c). Rekonstruksionalisme

Rekonstruksionalisme memandang pendidikan sebagai rekonstruksi pengalaman-


pengalaman yang berlangsung terus dalam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama
berlangsungnya pendidikan haruslah merupakan gambaran kecil dari kehidupan sosial di
masyarakat.

 Tujuan pendidikan
Adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial,
ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan
mengajarkan kepada mereka keterampilan-kterampilan yang diperlukan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut. Kurikulum dalam pendidikan
rekonstruksionisme berisi mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan
masyarakat masa depan.

Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang


menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran
besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat
menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu
pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada
perkembangan zaman dulu.Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung
menitikberatkan pada sastra, matematika, bahasa dan sejarah.

d). perennialisme

Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa nilai-nilai


universal itu ada, dan bahwa pendidikan hendaknya merupakan suatu pencarian dan
penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai tersebut. Guru mempunyai peranan dominan
dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di kelas. Menurut perennialisme, ilmu
pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah
seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi dengan berpikir, maka kebenaran itu akan dapat
dihasilkan. Penguasaan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi
seseorang untuk mengembangkan pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan
penerangan yang cukup, orang akan mampu mengenal dan memahami faktor-faktor dan
problema yang perlu diselesaikan dan berusaha mengadakan penyelesaian masalahnya.
 Tujuan pendidikan

Diharapkan anak didik mampu mengenal dan mengembangkan karya-karya yang


menjadi landasan pengembangan disiplin mental. Karya-karya ini merupakan buah pikiran
besar pada masa lampau. Berbagai buah pikiran mereka yang oleh zaman telah dicatat
menonjol seperti bahasa, sastra, sejarah, filsafat, politik, ekonomi, matematika, ilmu
pengetahuan alam, dan lain-lainnya, telah banyak memberikan sumbangan kepada
perkembangan zaman dulu.Kurikulum berpusat pada mata pelajaran dan cenderung
menitikberatkan pada sastra, matematika, bahasa dan sejarah.

f). Idealisme

Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.
Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di
antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera.
Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini
memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin
budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide,
ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk
mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.

Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-
gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan (approach)
secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Para guru
tidak boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu
muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari
anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan
hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang
tidak banyak bermakna.

Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran
tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat,
melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme
terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara
keduanya.

 Tujuan Pendidikan :

Agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki
kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai
tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk
hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah
perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu
pendekatan seseorang terhadap yang lain.nSeseorang tidak sekedar menuntut hak pribadinya,
namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainya terbingkai dalam hubungan
kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih
memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran
yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual.

2.2.3. Aliran Pokok Pendidikan

Aliran pokok pendidikan di Indonesia yang dimaksud adalah Perguruan Kebangsaan


Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua aliran ini dipandang sebagai
suatu tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.

1). Perguruan Kebangsaan Taman Siswa

Perguruan Kebangsaan Taman siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli
1932 di Yogyakarta.

 Asas dan Tujuan Taman Siswa

Taman Siswa memiliki tujuh asas perjuangan yang dikenal dengan “Asas 1922”, antara lain:

a. Setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya
persatuan dalam perikehidupan umum.

b. Pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahri dan batin
dapat memerdekakan diri.

c. Pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.

d. Pengajaran harus tersebar luas sampai menjangkau seluruh masyarakat.

e. mengejar kemerdekaan hidup hendaknya diusahakan dengan kekuatan sendiri dan


menolak bantuan apapun dari siapapun.

f. Sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai
sendiri segala usaha yang dilakukan.

g. Mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin dengan mengorbankan segala
kepentingan pribadi demi kebahagiaan anak-anak

Dalam perkembangannya, Taman Siswa melengkapi “Asas 1922” dengan “Dasar-


Dasar 1947” yang disebut pula “Panca Dharma”. Asas-asas tersebut antara lain : asas
kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.

Adapun tujuan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa antara lain:

a. Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
b. Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya,
serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung
jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.

 Upaya-Upaya Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswa

a. Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar hingga
tingkat tinggi.

 Hasil-Hasil yang Dicapai

Taman Siswa telah mencapai berbagai hal seperti : gagasan/pemikiran tentang pendidikan
nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata,
dan sejumlah besar alumni perguruan banyak yang menjadi tokoh nasional, seperti Ki Hajar
Dewantara, Ki Mangunsarkoro, dan Ki Suratman.

2). Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Ruang Pendidik INS Kayu Tanam didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober
1962 di Kayu Tanam.

 Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

a. Berpikir logis dan rasional.

b. Keaktifan atau kegiatan.

c. Pendidikan masyarakat.

d. Memperhatikan pembawaan anak.

e. Menentang intelektualisme.

Namun, seiring perkembangan zaman, asas tersebut berkembang menjadi das…

Usaha-Usaha Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

Usaha-usaha yang dilakukan Mohammad Sjafei dan kawan-kawan antara lain: memantapkan
dan menyebarluaskan gagasan-gagasannya tentang pendidikan nasional, pengembangan
Ruang Pendidik INS, upaya pemberantasan buta huruf, penerbitan majalah anak-anak, dan
lain-lain.

 Hasil-Hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam

INS Kayu Tanam telah mengupayakan gagasan tentang pendidikan nasional, beberapa
ruang pendidikan,dan sejumlah alumni. Salah satu Alumni pun telah berhasil menerbitkan
salah satu tulisan Moh. Sjafei yakni Dasar-Dasar pendidikan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan


pada pendidikan. Sejak dulu, kini maupun dimasa depan pendidikan itu selalu mengalami
perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan perkembangan iptek.

Macam-macam aliran pendidikan yaitu :

a). Aliran Empirisme

Aliran Empirisme menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada


lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.

b). Aliran Nativisme

Aliran nativisme menyatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia sudah memiliki
pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya masing-masing.
Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk. Aliran ini pun berkeyakinan
bahwa manusia yang jahat akan menjadi jahat …

c). Aliran Naturalisme

Aliran ini berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan
baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang
diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.

d). Aliran Konvergensi

Aliran Konvergensi berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia sudah


disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor
pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan sangat penting.

e). Aliran Progresivisme

Aliran Progresivisme ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan
kecerdasan. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori
mengerti karakter peserta didiknya.

f). Aliran Konstruktivisme

Aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi
kognitif dalam diri seseorang, melalui pengalaman yang diterima lewat panca indra, yaitu
penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Dengan demikian, aliran ini
menolak adanya transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain
karena perbuatan itu akan sia-sia saja.

3.3 Saran

Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya. Dan semoga makalah ini berguna
untuk kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar dan La Sula. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Redja Mudyaharjo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Joseph Mbulu, dkk. 2005. Pengantar Pendidikan. Malang: Laboratorium Teknologi


Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai