PENGANTAR PENDIDIKAN
Tentang
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Di SUSUN OLEH
KELOMPOK : I (SATU)
ANGGOTA : 1. DETY FEBRIANTI
: 2. AINUN
: 3. NURUL AULYA
: 4. SATNAH
: 5. MARWAN
KLS/SEMESTER : A/III (TIGA)
PRODI : MATEMATIKA
COVER………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………
1.3. Tujuan…………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………….
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..
3.2 Saran……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan taufiq dan
hidayah-Nya, sehingga tim penyusun dapat menyelesaikan makalah ini.Sholawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada The Spiritual Father, NabiMuhammad SAW, kepada keluarga
,sahabat, dan para pengikut jejaknya hingga hari perhitungan nanti, semoga Allah SWT
mengagungkan perjuangan mereka. Amma ba’du.
Makalah ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
baik moril maupun materil.Untuk itu, tim penyusun menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan
satu persatu.
Akhirnya, kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan
demikesempurnaan di masa mendatang. Dan kiranya, makalah ini bermanfaat bagi kita
semua. Semoga Allah SWT berkenan menjadikan karya ilmiah ini sebagai amaljariyah bagi
tim penyusun serta pihak-pihak yang pandanganya dikutip dalam makalah ini.Amin.
Bima, 26-0ktober-2022
Dety febrianti
BAB I
PENDAHULUAN
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap
kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang
memerlukan prndidikan yang lebih baik dari orang tuanya.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Jadi segala kecakapan dan pengetahuanya tergantung, terbentuk dan ditentukan oleh
pengalaman. Sedangkan pengalaman didapatkan dari lingkungan atau dunia luar melalui
indra, sehingga dapat dikatakan lingkunganlah yang membentuk perkembangan manusia atau
anak didik. Bahwa hanya lingkunganlah yang mempengaruhi perkembangan anak.
John Locke (dalam Joseph: 2006) tak ada sesuatu dalam jiwa yang sebelumnya tak
ada dalam indera. Ini berarti apa yang terjadi, apa yang mempegaruhi apa yang membentuk
perkembangan jiwa anak didik adalahlingkungan melalui pintu gerbang inderanya yang
berarti tidak ada yang terjadi dengan tiba-tiba tanpa melalui proses penginderaan.
Teori ini merupakan kebalikan dari teori empirisme, yang mengajarkan bahwa anak
lahir sudah memiliki pembawaan baik dan buruk. Perkembangan anak hanya ditentukan oleh
pembawaanya sendiri-sendiri. Lingkungan sama sekali tidak mempengaruhi apalagi
membentuk kepribadian anak. Jika pembawaan jahat akan menjadi jahat, jika pembawaanya
baik akan menjadi baik. Jadi lingkungan yang diinginkan dalam perkembangan anak adalah
lingkungan yang tidak dibuat-buat, yakni lingkungan yang alami.
William Stern (dalam Tim Dosen 2006: 79) mengatakan bahwa perkembangan anak
tergantung dari pembawaan dari lingkugan yang keduanya merupakan sebagaiman dua garis
yang bertemu atau menuju pada satu titik yang disebut konvergensi.
William Stern (dalam Tim Dosen 2006: 79) mengatakan bahwa perkembangan anak
tergantung dari pembawaan dari lingkugan yang keduanya merupakan sebagaiman dua garis
yang bertemu atau menuju pada satu titik yang disebut konvergensi.
Dari beberapa uraian diatas, teori yang cocok dapat diterima sesuai dengan kenyataan
adalah teori konvergensi, yang tidak mengekstrimkan faktor pembawaan, faktor lingkungann
atau alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak, melainkan semuanya dari
faktor-faktor tersebut mempengaruhi terhadap perkembangan anak.
a). Progresivisme
Tujuan pendidikan dalam aliran ini adalah melatih anak agar kelak dapat
bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak
dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan harusnya merupakan
pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak.
b). Esensialisme
Tujuan pendidikan dari aliran ini adalah menyampaikan warisan budaya dan sejarah
melalui suatu inti pengetahuan yang telah terhimpun, yang telah bertahan sepanjang
waktu dan dengan demikian adlah berharga untuk diketahui oleh semua orang.
Pengetahuan ini diikuti oleh ketrampilan. Ketrampilan, sikap-sikap dan nilai yang
tepat, membentuk unsur-unsur yang inti (esensial) dari sebuah pendidikan. Pendidikan
bertujuan untuk mencapai standar akademik yang tinggi, pengembangan intelek atau
kecerdasan.
Metode pendidikan:
1. Pendidikan berpusat pada guru (teacher centered).
3. Latihan mental
c). Rekonstruksionalisme
Tujuan pendidikan
Adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial,
ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan
mengajarkan kepada mereka keterampilan-kterampilan yang diperlukan untuk
mengatasi masalah-masalah tersebut. Kurikulum dalam pendidikan
rekonstruksionisme berisi mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan
masyarakat masa depan.
d). perennialisme
f). Idealisme
Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan jiwa.
Menurutnya, cita adalah gambaran asli yang semata-mata bersifat rohani dan jiwa terletak di
antara gambaran asli (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh panca indera.
Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini
memandang serta menganggap bahwa yang nyata hanyalah idea. Tugas ide adalah memimpin
budi manusia dalam menjadi contoh bagi pengalaman. Siapa saja yang telah menguasai ide,
ia akan mengetahui jalan yang pasti, sehingga dapat menggunakan sebagai alat untuk
mengukur, mengklasifikasikan dan menilai segala sesuatu yang dialami sehari-hari.
Para murid yang menikmati pendidikan di masa aliran idealisme sedang gencar-
gencarnya diajarkan, memperoleh pendidikan dengan mendapatkan pendekatan (approach)
secara khusus. Sebab, pendekatan dipandang sebagai cara yang sangat penting. Para guru
tidak boleh berhenti hanya di tengah pengkelasan murid, atau tidak mengawasi satu persatu
muridnya atau tingkah lakunya. Seorang guru mesti masuk ke dalam pemikiran terdalam dari
anak didik, sehingga kalau perlu ia berkumpul hidup bersama para anak didik. Guru jangan
hanya membaca beberapa kali spontanitas anak yang muncul atau sekadar ledakan kecil yang
tidak banyak bermakna.
Pola pendidikan yang diajarkan fisafat idealisme berpusat dari idealisme. Pengajaran
tidak sepenuhnya berpusat dari anak, atau materi pelajaran, juga bukan masyarakat,
melainkan berpusat pada idealisme. Maka, tujuan pendidikan menurut paham idealisme
terbagai atas tiga hal, tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat, dan campuran antara
keduanya.
Tujuan Pendidikan :
Agar anak didik bisa menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermakna, memiliki
kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup bahagia, mampu menahan berbagai
tekanan hidup, dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk
hidup lebih baik. Sedangkan tujuan pendidikan idealisme bagi kehidupan sosial adalah
perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena dalam spirit persaudaraan terkandung suatu
pendekatan seseorang terhadap yang lain.nSeseorang tidak sekedar menuntut hak pribadinya,
namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainya terbingkai dalam hubungan
kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi.
Kurikulum yang digunakan dalam pendidikan yang beraliran idealisme harus lebih
memfokuskan pada isi yang objektif. Pengalaman haruslah lebih banyak daripada pengajaran
yang textbook. Agar supaya pengetahuan dan pengalamannya senantiasa aktual.
Perguruan Kebangsaan Taman siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli
1932 di Yogyakarta.
Taman Siswa memiliki tujuh asas perjuangan yang dikenal dengan “Asas 1922”, antara lain:
a. Setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat terbitnya
persatuan dalam perikehidupan umum.
b. Pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahri dan batin
dapat memerdekakan diri.
f. Sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai
sendiri segala usaha yang dilakukan.
g. Mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin dengan mengorbankan segala
kepentingan pribadi demi kebahagiaan anak-anak
a. Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.
b. Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya,
serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung
jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada umumnya.
a. Menyelenggarakan tugas pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar hingga
tingkat tinggi.
Taman Siswa telah mencapai berbagai hal seperti : gagasan/pemikiran tentang pendidikan
nasional, lembaga-lembaga pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata,
dan sejumlah besar alumni perguruan banyak yang menjadi tokoh nasional, seperti Ki Hajar
Dewantara, Ki Mangunsarkoro, dan Ki Suratman.
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam didirikan oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 Oktober
1962 di Kayu Tanam.
c. Pendidikan masyarakat.
e. Menentang intelektualisme.
Usaha-usaha yang dilakukan Mohammad Sjafei dan kawan-kawan antara lain: memantapkan
dan menyebarluaskan gagasan-gagasannya tentang pendidikan nasional, pengembangan
Ruang Pendidik INS, upaya pemberantasan buta huruf, penerbitan majalah anak-anak, dan
lain-lain.
INS Kayu Tanam telah mengupayakan gagasan tentang pendidikan nasional, beberapa
ruang pendidikan,dan sejumlah alumni. Salah satu Alumni pun telah berhasil menerbitkan
salah satu tulisan Moh. Sjafei yakni Dasar-Dasar pendidikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aliran nativisme menyatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia sudah memiliki
pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya masing-masing.
Pembawaan tersebut ada yang baik dan ada pula yang buruk. Aliran ini pun berkeyakinan
bahwa manusia yang jahat akan menjadi jahat …
Aliran ini berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan
baik. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang
diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.
Aliran Progresivisme ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan
kecerdasan. Peningkatan kecerdasan menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori
mengerti karakter peserta didiknya.
Aliran ini menegaskan bahwa pengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksi
kognitif dalam diri seseorang, melalui pengalaman yang diterima lewat panca indra, yaitu
penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa. Dengan demikian, aliran ini
menolak adanya transfer pengetahuan yang dilakukan dari seseorang kepada orang lain
karena perbuatan itu akan sia-sia saja.
3.3 Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangat saya butuhkan. Guna perbaikan makalah berikutnya. Dan semoga makalah ini berguna
untuk kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar dan La Sula. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.