Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TAMBAHAN ABSENSI – TUGAS BESAR 1

SEJARAH DAN ALIRAN PSIKOLOGI


PSIKOLOGI GESTALT

Dosen Pembimbing : Winy Nila Wisudawati, S.Psi, M.Psi

Kelompok 5 :
Muhammad Osama (46120010128) Sharleen Raissa Aldjawi (46120010170)
Farah Nurkhaliza (46120010011) Talitha Salwa M (46120010160)
Mahalia Taranrini (46120010169) Indah Rezki Kurnia (46120010176)
Muhamad Rury Permana (46120010014) Sabrina Rachma Nisa (46120010156)

UNIVERSITAS MERCU BUANA

FAKULTAS PSIKOLOGI

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JAKARTA

2020
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya. Saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sejarah dan Aliran
Psikologi yang berjudul “Psikologi Gestalt” ini tepat pada watunya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas tambahan untuk
susulan tugas besar 1 pada mata kuliah Sejarah dan Aliran Psikologi. Makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Psikologi Gestalt bagi para pembaca dan
penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Winy Nila Wisudawati, S.Psi., M.Psi,.
selaku dosen mata kuliah Sejarah dan Aliran Psikologi yang telah memberikan tugas
sehingga menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua phak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah yang dibuat ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, sehingga penulis terbuka terhadap kritik dan saran agar dapat membuat
makalah yang lebih baik lagi.

Jakarta, 26 Oktober 2020

i
Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………... i

Daftar Isi …………………………………………………………………………………………… ii

Bab I (Pendahuluan) …………………………………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………1


1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan dan Materi Penulisan …………………………………………………………………. 2

Bab II (Kajian Pustaka)………………………………………………………………………….. 3

2.1 Definisi …………………………………………………………………………………………. 3

2.2 Pembahasan ………………………………………………………………………………….. 3

2.3 Tokoh-Tokoh Psikologi Gestalt ……………………………………………………………… 6

2.4 Metode Psikologi Gestalt dengan Aliran Psikologi Lainnya ……………………………… 9

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Gestalt ………………………………………………….. 11

Bab III (Penutup) …………………………………………………………………………………. 12

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………………. 12

3.2 Saran ………………………………………………………………………………………….. 12

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………... 13

ii
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sejarah dan aliran psikologi merupakan salah satu mata kuliah yang wajib dipelajari
bagi mahasiswa jurusan psikologi. Sejarah perkembangan ilmu psikologi pada awalnya
tidak diakui sebagai ilmu pengetahuan yang harus dipelajari oleh mahasiswa psikologi
agar dapat memahami aliran-aliran psikologi.

Perkembangan aliran-aliran psikologi merupakan hal yang menarik karena


kemunculan beberapa aliran yang merupakan kritik atau perkembangan aliran-aliran
yang lain. Aliran-aliran psikologi merupakan hal yang penting dipelajari agar kita mampu
memahami psikologi dari seluruh perspektif yang ada di dunia.

Psikologi Gestalt adalah salah satu aliran psikologi yang mepelajari suatu gejala
sebagai suatu keseluruhan atau totalitas, data-data dalam psikologi Gestalt disebut
phenomena (gejala). Phenomena merupakan data yang paling dasar dalam Psikologi
Gestalt.

Gestalt sebagai salah satu teori dapat diartikan bahwa proses melalui
pengorganisasian suatu komponen yang memiliki hubungan, pola dan kemiripan yang
menjadi suatu kesatuan. Max Wertheimer, Koffka, Kohler, dan Lewin mengatakan
bahwa gejala kejiwaan harus dilihat sebagai keseluruhan, bukan bagian-bagian, atau
susunan dengan kata lain dalam pengamatan terhadap rangsangan, maka rangsangan
tersebut akan ditangkap secara keseluruhan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, sebagai berikut :

1. Apa yang dimkasud dengan Psikologi Gestalt?


2. Sejarah munculnya Aliran Psikologi Gestalt dan para tokohnya ?
3. Metode Aliran Psikologi Gestalt dan metode aliran lainnya?
4. Kelebihan dan Kekurangan Psikologi Gestalt?

1
2

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas tambahan absensi untuk tugas
besar 1 dalam mata kuliah Sejarah dan Aliran Psikologi. Manfaat penulisan makalah ini
sebagai berikut :

1. Agar mahasiswa psikologi dapat mengikuti perkuliahan ini memahami definisi,


sejarah, dan aliran-aliran psikologi yang lain selain Psikologi Gestalt.
2. Menambah wawasan.
3. Lebih memahami perilaku manusia melalui aliran-aliran Gestalt.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kata “Gestalt” mempunyai arti hampir sama dengan “form” atau “configuration”
dalam Bahasa inggris, kemudian Johann Wolfgang Von memaknainya dengan keseluruhan.
Psikologi Gestalt ada sejak tahun 1910-an dan Max Wertheimer sebagai pendirinya. Tetapi
kata Gestalt sudah ada sebelum Wertheimer menggunakannya dan pengertian Gestalt
sudah dikemukakan pada zaman Yunani Kuno. Temuan Max Wertheimer yang terkenal
adalah mengenai phi phenomenon. Phenomena (gejala) adalah data yang paling dasar
dalam Psikologi Gestalt. Ada dua unsur dalam phenomena, yaitu obyek dan arti. Obyek
adalah sesuatu yang dapat dideskripsikan setelah ditangkap oleh indera menjadi sebuah
informasi yang memberikan arti obyek tersebut.

Psikologi Gestalt adalah aliran psikologi yang membahas proses-proses dengan


focus perhatian pada tingkah laku mental dengan penekanan bahwa keseluruhan adalah
lebih besar dari pada penjumlahan bagian-bagian dan bukan bagian-bagian menentukan
keseluruhan (Sudarsono (1993:92)). Teori Gesalt menentang teori struktualisme tetapi
sejalan dengan teori Wundt.

2.2 Pembahasan

1. Konsep Psikologi Gestalt

Psikologi Gestalt muncul sebagai salah satu ekspresi dari ketidakpuasan terhadap
psikologi Wundt. Psikologi Gestalt bermula dari German berbeda dengan Behaviorisme
yang berasal dari Amerika Serikat tetapi Gestalt berkembang di Amerika Serikat. Namun
demikian, latar belakang muncul keduanya relatif sama, yaitu sebagai reaksi terhadap
psikologi Wundt. Perintis teori Gestalt ini adalah Chr.von Ehrenfels dengan karya uber
gestalt qualitation (1890). Para pengikut aliran behaviorisme menentang psikologi Wundt
yang menjadikan kesadaran sebagai subject mutter psikologi, tetapi psikologi Gestalt justru
menerimanya. Para pengikut aliran psikologi Gestalt mengemukakan konsep yang
berlawanan dengan para ahli aliran lain. Perkembangan adalah proses diferensiasi bagi
para ahli. Contoh, bila kita bertemu seorang teman dari kejauhan yang kita lihat pertama
bukanlah bajunya atau pulpennya atau dahinya, tetapi justru teman itu secara keseluruhan,
baru menyusul dengan adanya hal-hal khusus tertentu seperti baju, pulpen, atau dahi dan
sebagainya.

3
4

Gerakan Gestalt pertama kali diluncurkan oleh gestalt pada tahun 1912 yang
dipelopori dan dikembangkan oleh Max Wertheimer. Dari pengamatan Max Wertheimer
tentang gerakan, teori belajar Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka, ia menyesalkan
penggunaan metode menghafal di sekolah. Psikologi Gestalt berfokus pada keseluruhan
dari pada elemen. Pandangan ini dipengaruhi oleh Immanuel Kant, Ernest Mach, dan
Christian von Ehrenfels. Bagi mereka, elemen persepsi tidak membetuk persepsi secara
keseluruhan dengan sendirinya, tetapi manusia yang mengatur dan mengorganisasikannya.
Menurut Psikologi Gestalt, penjumlahan dari elemen-elemennya bukan merupakan
kesadaran dan kesadaran tidak bisa diredusi ke elemen-elemennya. Kumpulan dari elemen-
elemen membentuk pola yang berbeda dengan elemen pembentuknya.

Menururt Pickren dan Rutherford, terdapat tiga pandangan dasar dari psikologi
Gestalt. Pertama, struktur kesadaran; Kedua, lingungan adalah konteks yang memengaruhi
kesadaran seseorang; Ketiga, struktur kesadaran dipengaruhi proses kognitif. Psikologi
Gestalt menganggap penting konteks dan proses kognitif untuk memahami manusia.
Robinson (1995) menyimpulkan temuan dan hipotesis psikologi Gestalt :

1. Kita sebagai manusia tidak merespons lingkungan, tetapi bertransaksi dengan


lingkungan.
2. Lingkungan yang dimaksud tidak terbatas pada objek-objek fisik, tetapi juga meliputi
interaksi antara medan persepsi dan objek fisik.
3. Relasi antara pengalaman sadar dan aktifitas otak yang bersifat isomorphic.
4. Persepsi dikendalikan oleh prinsip-prinsip pengorganisasian persepsi atau prinsip
Gestalt.

2. Prinsip-Prinsip Dasar Gestalt

a. Perceptual Field merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan. Setiap


perceptual memiliki organisasi cenderung dipersepsikan oleh manusia. Persepsi merupakan
bawaan dari manusia bukan hal yang bisa dipelajari.

b. Ada beberapa prinsip-prinsip pengorganisasian stimulus yang secara alamiah kita


cenderung melihat suatu keseluruhan atau Gestalt. Berikut prinsip-prinsip Gestalt, yaitu :

1. Principle Figure-Ground : ketika mempersepsi suatu stimulus terbagi menjadi dua,


figure dan ground. Figure adalah bagian yang menjadi pusat perhatian. Ground
adalah bagian yang tidak menjadi pusat perhatian.

2. Principle of Contiunity : mempersepsi stimulus tidak dalam bentuk suatu


konfigurasi tertentu atau berdasarkan kesinambungan pola.
5

3. Principle of proximity : mempersepsi dua stimulus yang berdekatan sebagai suatu


kelompok atau kedekatan elemen.

4. Principle of inclusiveness : cenderung mempersepsi stimulus yang paling besar


dibanding yang lebih kecil.

5. Principle of similarity : mempersepsi dua stimulus memliki ciri yang sama sebagai
satu kelompok atau kesamaan elemen.

6. Principle of closure : mempersepsi gambar yang belum selesai seperti sudah


selesai atau bentuk yang sempurna.

7. Principle of isomorphism : Berdasarkan konteks.

3. Hukum-Hukum Belajar Gestalt

a. Hukum Pragnanz, yaitu suatu keadaan yang berarah pada segala kejadian atau yang
seimbang. Gestalt yang seimbang mencakup sifat-sifat keturunan, sederhanaan, kestabilan,
simetri, dan sebagainya.

b. Empat Hukum Sekunder, yaitu :

- Hukum Keterdekatan, hal-hal yang saling berdekatan dianggap suatu totalitas.

- Hukum Ketertutupan, hal-hal cenderung menutup kesan totalitas.

- Hukum Kesamaan, hal-hal sama satu sama lain sebagai suatu totalitas.

- Hukum Kontinuitas, pola kontinuitas pada obyek yang ada.

Insight didapatkan dari kita mengulang-ulang hal yang dipelajari. Kesanggupan,


pengalaman, taraf konfleksitas tergantung kepada insight. Menurut Hilgard (1948:190-195)
ada lima sifat khas belajar dengan insight :

- Kemampuan dasar.

- Tergantung pengalaman masa lalu.

- Tergantung pengaturan secara eksperimental.

- Didahului suatu periode coba-coba.

- Sekali didapatkan bisa dipergunakan dalam menghadapi situasi-situasi yang baru.

Yang mendasari pandangan gesalt ada empat asumsi, yaitu :

- Prilaku “Molar” banyak dipelajari disbanding prilaku “Molecular”. Prilaku “Molar” merupakan
prilaku dalam lingkungan luar. Prilaku “Molecular” merupakan dalam bentuk kontraksi otot.
6

- Dalam mempelajari prilaku ada hal yang penting untuk dipelajari yaitu membedakan
lingkungan geografis dengan lingkungan behavioural.

- Rangsangan local atau bagian peristiwa tidak mereaksi organisme.

- Makna rangsangan sensoris merupakan suatu prosesyang dinamis dan bukan reaksi yang
statis terhadap rangsangan yang diterima.

3. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Munculnya Psikologi Gestalt

Menurut Viney dan King (2003), ada beberapa factor yang memengaruhi
kemunculan Psikologi Gestalt. Perkembangan imu filsafat, sains, dan psikologi berpengaruh
terhadap psikologi Gestalt. Dalam pandangan Immanuel Kant pada ilmu filsafat menyatakan
bahwa sebagian proses mental terbentuk secara apriori dan adanya prinsip berinteraksi
dengan pengalaman indrawi sehingga menimbulkan pengalaman yang memberikan
landasan filosofis bagi Psikologi Gestalt. Perkembangan sains berpengaruh terhadap
Psikologi Gestalt yaitu kritik Planck terhadap empirisme dan pandangan bahwa karya
teotoris banyak membantu pengembangan ilmu pengetahuan. Pandangan Psikologi Gestalt
seperti magnet yang memiliki pengaruh terhadap benda yang ada disekitarnya.

Dalam ilmu psikologi, tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam psikologi Gestalt adalah
Christian Von Ehrenfels dan William James. Ehrenfels pernah mengatakan persepsi bentuk
muncul dalam pengalaman dan tetap ada walaupun elemen tidak ada. Kritik James
terhadap atomisme atau elemntarisme dan focus James terhadap membangun teori yang
sangat bersesuaian dengan Psikologi Gestalt.

2.3 Tokoh-Tokoh Psikologi Gestalt

1. Max Wertheimer (1880-1943)

Beliau lahir di Prague Jerman tahun 1880-an. Bersekolah di University of Prague


mengambil jurusan hukum dan filsafat. Ia terpengaruh oleh seorang ahli filsafat dan
psikologi yaitu Christian Von Ehrenfels yang memiliki pandangan bahwa persepsi tidak
sekadar penjumlahan dari elemen-elemennya.kemudian terpengaruh pada teori Psikologi
Gestalt. Ide Wertheimer mengenai Psikologi Gestalt muncul pertama kali di perjalanannya
dari Vienna ke Rhineline, ia melihat benda seperti tiang telepon dan gunung bergerak
kenyataannya tidak bergerak. Persepsi itu terstruktur sedemikian rupa dan berbeda dengan
senasi yang bersifat elementer. Ia meneliti kesadaran dengan pendekatan menyeluruh atau
holistic-molar approach.
7

Wertheimer diperkenalkan dengan asisten Schuman di University of Frankfurt


kemudian bekerja sama mendirikan Psikologi Gestalt bersama Wolfgang Kohler dan Kurt
Koffka. Wertheimer bereksperimen menggunakan Tachistoscope, untuk memproyeksikan
cahaya melalui dua celah. Ketika Wertheimer mempercepat interval waktu antara satu celah
dengan celah lainnya, tampak bukan lagi dua titik cahaya, tetapi satu garis cahaya
menghubungkan kedua titik. Fenomena ini disebut Phi Phenomenon yang menandai
munculnya Psikologi Gestalt. Menurut Pickren dan Rutherford (2010), Wertheimer tidak
terobsesi dengan objektivitas dituntut oleh psikologi eksperimen. Menurut Wertheimer, kita
memiliki kecenderungan mengorganisasikan persepsi sehingga apa pun yang dipersepsi
menjadi bermakna.

Pada tahun 1923, Wertheimer mempunyai keyakinan bahwa manusia secara aktif
mengorganisasikan persepsinya meondorong menulis buku “Reading in Perception”
membahas mengenai Law of Pragnanz.

2. Wolfgang Kohler (1887-1967)

Beliau lahir pada tanggal 21 Januari 1887 di Reval Estonia. Kohler pernah menjadi
professor di University of Gottinger dan pada tahun 1922 menjadi Direktur Psychological
Institute di University of Berlin. Beliau bekerja sama dengan Wertheimer dan Koffka di
University of Frankfurt untuk mengembangkan Psikologi Gestalt. Kohler pernah diundang
meneliti simpanse di Tenerife Afrika. Tetapi, ia lebih tertarik untuk mengamati simpanse
memecahkan masalah. Menurut beliau, simpanse mempunyai kecerdasan lebih dari yang
dipirkan oleh manusia, mereka bisa memecahkan masalah seperti halnya manusia melalui
metode trial and error. Beliau meneliti dengan menempatkan simpanse ke dalam sebuah
kandang dan tidak jauh dari kandang ditempatkan buah-buhan. Hasil penetlitian tersebut
dituliskan dalam The Mentality of Apes pada tahun 1917.

Tahun 1920, Kohler kembali ke German. Pada saat kepemimpinan Kohler, Psikologi
Gestalt dikenal di Amerika Serikat. Ketika Nazi German berkuasa, Kohler termasuk yang
anti nazi dan sering menyampaikan kritik terhadap pemerintah. Karena kritik yang dia
sampaikan, ia kadang tidak dapat perlakuan baik dari pemerintah. Kohler pun pindah ke
Amerika Serikat.
8

3.Kurt Koffka (1886-1941)

Beliau lahir pada tanggal 18 Maret 1886 di Berlin, German. Kofkka sempat belajar ilmu
filsafat sebelum akhirnya mendalami ilmu psikologi. Pada tahun 1922, beliau menulis artikel
yang berjudul “Perception : An Introduction to Gestalt Theory” dipublikasikan di jurnal
Amerika. Tahun 1924, beliau menulis buku berjudul : “The Gowth of the Mind : An
Introduction to Child Psychology”. Koffka ingin mengembangkan Psikologi Gestalt dengan
memahami perkembangan psikologi anak melalui buku tersebut. Kofkka terhadap psikologi
adalah dengan penyajian yang sistematis dan pengamalan prinsip Gestalt dalam rangkaian
gejala psikologi, persepsi belajar, psikologi belajar, dan psikologi social.

Teori Koffka belajar tentang, yaitu :

a. Jejak ingatan (memory traces) merupakan pengalaman yang membekas di tempat


tertentu pada otak.
b. Perjalanan waktu berpengaruh terhadap jejak ingatan.
c. Latihan memperkuat daya ingat.

4 .Wolfgang Metzger (1899-1979)

Beliau lahir pada tanggal 22 Juli 1899 di Heidelber, German. Beliau merupakan tokoh
psikologi Gestalt yang penting di German. Metzger menggantikan Wertheimer di Frankfurt
Institute saat Wertheimer migrasi ke Amerika Serikat. Beliau meneruskan penelitian Gestalt
dengan tetap menjaga hubungan dengan rezim Hittler dengan Nazi-nya. Perhatian Metzger
bukan hanya berhubungan dengan persepsi tetapi juga penglihatan, ingatan, kehendak,
kepribadian, hubungan social, psikologi pendidikan, dan perkembangan.

Eksperimen Metzger yang paling terkenal adalah mengenai Ganzfeld effect yang berarti
deprivasi percepsi muncul akibat terpapar stimulus homogen dan tidak terstruktur. Akan
muncul halusinasi pendengaran atau penglihatan. Dalam bukunya yang berjududl “Law of
Seeing”, ia memberikan penjelasan bahwa melihat tidak hanya ditentukan oleh hukum
fisiologis.

Menurut Metzger, objek yang biasa kita lihat bukan objek apa adanya melainkan objek
yang sudah dikonstruksi otak menggunakan hukum Gestalt. Beliau menyebutkan bahwa
hukum Gestalt merupakan hukum alam yang dimiliki oleh binatang. Ada tiga hasil
pengamatan Metzger, yaitu :

a. Beberapa persepsi yang tidak mempunyai kaitan dengan objek persepsi.


b. Beberapa objek persepsi tidak terlihat meskipun persis di depan mata.
9

c. Beberapa objek terlihat berbeda disbanding aslinya.

5. Kurt Lewin (1890-1947)

Beliau lahir tahun 1890 di Mogilno, German. Awalnya Lewin tertarik dengan
behaviorisme tetapi kemudian mempelajari Psikologi Gestalt dan membuat Teori Medan
(Field Theory). Lewin tertarik pada bahasan tentang motivasi, kepribadian, psikologi
social, dan perilaku organisasi. Menurut Viney dan King (2003), Lewin memperluas
cakupan Psikologi Gestalt yang sudah dikembangkan oleh Wertheimer, Koffka, dan
Kohler. Lewin lebih cenderung ke arah pendekatan yang Galilean yang mementingkan
fungsi kejiwaan. Konsep utama Lewin adalah Life Space, yaitu lapangan psikologis
tempat individu bergerak.

2.4 Metode Psikologi Gestalt dengan Aliran Psikologi yang Lain

a. Gestalt

Metode Gestalt memandang totalitas batin yang mengorganisasikan totalitas hal yang
utama. Aliran ini bekerja dengan menganalisis unsur kejiwaan secara keseluruhan dan tidak
dipisahkan dalam elemen-elemen. Fenomena yang terjadi adalah kondisi proses fisiologis
dan psikologis yang natural science. Metode utama dibedakan tiga, yaitu :

1. Intropeksi : metode penting dalam psikologi. Bersifat alamiah dan menyadari yang
telah dan sedang terjadi.
2. Eksperimentasi : metode penting namun tidak bisa melakukan sendiri. Metode perlu
dieksplor lebih jauh.
3. Komparatif : metode digunakan pada anak-anak, binatang, dan penderita gangguan
kejiwaan.

b. Strukturalisme

Aliran inimenyelidiki tentang struktur kesadaran dan mengembangkan hukum


pembentuknya. Memiliki ciri penekanan analisis yang dipandang dari elemen-elemen dasar
dan hukum antar elemen kesadaran. Metode yang digunakan dalam aliran ini merupakan
metode intropektif. Metode ini meminta seseorang untuk menceritakan kembali pengalaman
masa lalu saat melakukan sesuatu atau dapat disebut dengan intropeksi.

c .Fungsionalisme
10

Aliran ini bersifat pada masanya dan perlu dipelajari perkembangan ilmu psikologi. Aliran
ini memandang masyarakat sebuah system yang saling berhubungan dan tidak dapat
dipisahkan. Menghubungkan pikiran dan perilaku dengan mengaitkannya dengan
lingkungan. Aliran ini menekankan fungsi bukan fakta suatu fenomena kejiwaan dalam
peranan kehidupan bermasyarakat. Aliran ini menganalisis fungsi proses melalui mental
untuk bertahan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Metode yang digunakan sama
dengan struktualisme, yaitu adalah intropeksi. Metode intropeksi yang digunakan sedikit
informal dan analitik.

d. Behaviorisme

Aliran ini penelitian awalnya dengan banyak menggunakan hewan sebagai objeknya.
Menitikberatkan pada kejadian dan perilaku dan menolak penekanan inner workings.
Pemahaman perilaku diperoleh dengan mempelajari dan memodifikasi lingkungan.
Mengontrol lingkungan dapat mendapatkan perilaku yang diinginkan. Proses antara stimulus
dan respons tidak untuk diperhatikan karena tidak dapat diukur dan diamati. Teori belajar
aliran ini dilihat dari objek ilmu jiwa yang terlihat dan bisa diobservasi. Metode yang dipakai
merupakan metode mangamati dan menyimpulkan.

e. Psikoanalisis

Psikoanalisis mengaitkan kemajuan di bidang kedokteran. Karena aliran ini dikemukakan


oleh Sigmund Freud yang merupakan ahli saraf. Beliau mengenalkan konsep alam bawah
sadar sebagai konsep yang bisa diterima anak-anak. Psikoanalisa memandang bahwa
perilaku didorong oleh kekuatan internal. Kekuatan internal disebut juga dapat muncul lewat
mimpi.

f. Humanistic

Aliran ini muncul karena ketidakpuasan terhadap aliran psikologi terdahulu. Aliran ini
memandang manusia secara utuh. Proses aktualisasi diri merupakan capaian tertinggi
dalam diri manusia. Aliran ini juga dikatakan sebagai “the third force”. Ahli dalam aliran ini
ingin menjelaskan kehidupan dalam diri dan pengalaman individual. Metode yang digunakan
aliran ini yaitu life history yang berusaha mengetahui sejarah dari pejalanan hidup manusia.
11

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Teori Gestalt

a. Kelebihan Teori Gestalt

1. Menghasilkan individu yang bisa menyelesaikan setiap masalah dengan berfikir.

2. Kurikulum dirancang agar situasi yang memungkinkan pengetahuan dan


keterampilan dapat diselesaikan oleh peserta didik.

3. Bisa memecahkan masalah dalm kehidupan sehari-ahri.

4. Guru hanya berfungsi sebagai mediator tetapi peserta didik harus aktif
menemukan cara belajar yang sesuai.

b. Kelemahan Teori Gestalt

Di setiap kelebihan pasti ada kekurangan. Kelemahan teori gestalt ada beberapa
segi. Dari satu segi, teori ini hanya menunjukkan kejadian belajar yang umum. Dari segi
yang lain, banyak yang sulit memahami pembelajaran yang sangat beragam. Pemahaman
tidak dapat prototype sejumlah pembelajaran biasa dilakukan. Pemahaman baru terjadi
kalau kita belajar bagaimana memecahkan masalah dengan baik dan tegas.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Psikologi Gestalt muncul karena ketidakpuasan terhadap psikologi Wundt. Psikologi


Gestalt berdiri pada tahun 1910 oleh Max Wertheimer sebagai bapak pendiri Psikologi
Gestalt. Wertheimer menemukan fenomena phi phenomenon menjadi argumentasi
keseluruhan lebih penting daripada penjumlahan elemen. Psikologi Gestalt mengatakan
bahwa kesadaran bukan sekadar penjumlahan dari elemen dan kesadaran tidak direduksi
ke dalam elemen. Keseluruhan tidak sama dengan penjumlahan dari elemen. Psikologi
Gestalt yakin manusia melakukan pengolahan terhadap elemen sehingga menjadi suatu
kesadaran menyeluruh secara aktif.

Aliran ini membahas tentang proses belajar, berfikir, dan perkembangan anak. Selain
Wertheimer ada tokoh-tokoh yang juga berkontribusi pada perkembangan Psikologi Gestalt.
Pendiri aliran ini dikenal dengan sebutan tiga serangkai, yaitu Max Wertheimer, Wolfgang
Kohler, dan Kurt Koffka.

3.2 Saran

Aliran-aliran psikologi itu wajib dipelajari oleh mahasiswa psikologi. Mempelajari aliran-
aliran dapat membentuk pandangan terhadap ilmu psikologi. Sejarah dan aliran psikologi
yang dipelajari dapat membantu kita memahami dan mengamalkan ilmu psikologi yang
dipelajari.

12
Daftar Pustaka

Agustina, Mirna Wahyu dan Hendriani, Dita. 2018. Sejarah dan Dasar-Dasar Psikologi.
Yogyakarta: KALIMEDIA.

Rahman, Dr. Agus Abdul. 2017. Sejarah Psikologi Dari Klasik Hingga Moden. Depok:
PT.RAJAGRAFINDO PERSADA.

Abdurrahman. Teori Belajar Aliran Psikologi Gestalt Serta Implikasinya Dalam Proses
Belajar dan Pembelajaran. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

13
Plagiarisme : 8%

14

Anda mungkin juga menyukai