Anda di halaman 1dari 11

TEORI-TEORI KONSELING

Kelompok 2

TEORI GESTALT

Dosen Pengampu: Ratna Wulandari S.Pd.,M.Pd

Oleh:

Wina Permatasari (105281103122)

Nur Afisah (105281103522)

BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH MAKASSAR

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan tugas laporan kami dengan tepat waktu yaitu laporan
yang berjudul Teori Gestalt. Dan solawat beserta salam tak lupa kita sanjung
agungkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW. Yang kita nanti-
nantikan safaatnya di yaumul kelak .
Dalam Laporan ini kami membahas tentang Teori Gestalt untuk
memenuhi tugas mata kuliah Teori-Teori konseling. Semoga laporan kami ini
dapat bermanfaat bagi para pendengar dan pembaca. Namun kami masih
menyadari bahwasanya Laporan kami masih terdapat banyak kekurangan oleh
karena itu kami masih mengharapan kritik dan saran yang membangun agar dapat
kami jadikan pelajaran ke kedepanya karena hakikinya manusia tidak ada yang
sempurna.
Dan tak lupa kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya terhadap
rekan-rekan yang telah membantu dalam proses pembuatan Laporan ini dan
ucapan terima kasih pula terhadap Ibu Ratna Wulandari S.Pd.,M.Pd yang telah
membimbing, dan memberikan ilmunya terhadap kami semua khususnya pada
mata kuliah Teori-Teori konseling. Akhir kata dari kami.
Wasalamualaikum.

Makassar, 17 januari 2024

Wina Permatasari & Nur Afisah

II
DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………………..I

KATA PENGANTAR……………………………………………………....II

DAFTAR ISI……………………………………………………………..…III

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….1

A. Latar Belakang……………………………………………………..1

B. Tujuan……………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………3

A. Terapi Gestalt……………………………………………………….3

B. Dinamika Kepribadian Manusia……………………………………3

C. Peran dan Fungsi Konselor ………………………………………...4

D. Tujuan Terapi Gestalt……………………………………………….5

BAB III PENUTUP…………………………………………………………...7

A. Kesimpulan………………………………………………………….7

B. Saran…………………………………………………………………7

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………8

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psikologi Gestalt, yang didirikan oleh Max Wertheimer, merupakan k


elanjutan dari pemberontakan terhadap molekularisme program Wundt terhad
ap psikologi, yang menuai simpati banyak orang pada waktu itu, termasuk di
dalamnya William James. Kata Gestalt bermakna keseluruhan yang bersat
u atau penuh makna, yang malah fokus pada kajian psikologis.

Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk


terapi eksistensial yang berpijak pada premis bahwa individu-individu harus
menemukan jalan hidupnya sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jik
a mereka berharap mencapai kematangan. Karena bekerja terutama di atas pri
nsip kesadaran, terapi Gestalt berfokus pada apa dan bagaimana tingkah laku
dan pengalaman di sini-dan-sekarang dengan memadukan (mengintegrasikan)
bagian-bagian kepribadian yang terpecah dan tak diketahui.

Asumsi dasar terapi Gestalt adalah bahwa individu-individu mampu


menangani sendiri masalah-masalah hidupnya secara efektif. Tugas utama ter
apis adalah membantu klien agar mengalami sepenuhnya keberadaannya di si
ni dan sekarang dengan menyadarkannya atas tindakannya mencegah diri sen
diri merasakan dan mengalami saat sekarang. Oleh karena itu, terapi Gestalt p
ada dasarnya noninterpretatif dan sedapat mungkin klien menyelenggarakan t
erapi sendiri. Mereka membuat penafsiran-penafsirannya sendiri, menciptaka
n pernyataan-pernyataannya sendiri, dan menemukan makna-maknanya sendi
ri. Akhirnya, klien didorong untuk langsung mengalami perjuangan di sini-da
n sekarang terhadap urusan yang tak selesai di masa lampau. Dengan mengal
ami konflik-konflik, meskipun hanya membicarakannya, klien lambat laun bi
sa memperluas kesadarannya.

1
B. Tujuan

Adapun tujuan dari laporan ini antara lain:

1. Untuk mengetahui apa itu terapi Gestalt.

2. Untuk mengetahui dinamika kepribadian manusia dalam terapi Gestalt.

3. Untuk mengetahui peran dan fungsi konselor.

4. Untuk mengetahui tujuan terapi Gestalt.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Terapi Gestalt

Terapi Gestalt merupakan bentuk terapi perpaduan antara sistensial-hu


manistis dan fenomenologi, yaitu memfokuskan diri pada pengalaman klien
“here and now” dan memadukannya dengan bagian-bagian di masalalu. Kem
unculan terapi Gestalt dipelopori oleh Federick Perls, dan dalam perkembang
annya terdapat sejumlah nama tokoh yang turut menyumbangkan pemikirann
ya dalam terapi Gestalt seperti Koffa, Kohler, Wertheirmer.

Menurut pandangan Gestalt, untuk mengetahui sesuatu hal kita harus


mengetahuinnya secara keseluruhan. Karena bila hanya melihat pada bagian t
ertentu, kita akan kehilangan karakteristik penting lainnya. Hal ini juga berlak
u pada tingkah laku manusia, untuk menjadi pribadi yang sehat, individu haru
s merasakan dan menerima pengalamannya secara keseluruhan tanpa berusah
a menghilangkan bagian-bagian tertentu.Ini dilakukan untuk mencapai kesei
mbangan. Tetapi pada individu yang tidak sehat sehingga mengalami ketidak
seimbangan, maka akan muncul ketakutan dan ketegangan sehingga melakuk
an reaksi penghindaran untuk menyadarinya secara nyata (Gunarsa, 1996).

Mempelajari terapi Gestalt akan memberikan pemahaman pada pemba


ca mengenai tekhnik pendekatan yang menempatkan manusia sebagai individ
u yang memiliki kemampuan untuk berkembang.

B. Dinamika Kepribadian Manusia

Gestalt memandang manusia secara positif yang memiliki kemampua


n untuk memikul tanggung jawab pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai prib
adi yang terpadu. Passons (dikutip dari Gunarsa, 1966) mengatakan bahwa m
anusia memiliki kemampuan untuk menyadari pikiran, perasaan dan tindakan
nya, sehingga mampu memilih dan menguasai kehidupannya secara efektif. K
onsep yang hamper sama juga dikemukakan oleh Ivey, et al. (dikutip dari Gu

3
narsa, 1966) yang mengatakan bahwa manusia memiliki kemampuan untuk m
enentukan arah kehidupannya.

Timbulnya perilaku bermasalah menurut pandangan Gestalt adalah ka


rena ketidakmampuan individu untuk mengatasi masalah sehingga cenderung
melakukan penghindaran.Hal inilah yang menyebabkan terhambatnya pertum
buhan pribadi individu. Sementara itu, menurut Perls (dikuti dari Gunarsa, 19
66) munculnya perilaku bermasalah pada individu juga disebabkan oleh hal-h
al berikut:

a. Kurang berinteraksi atau menutup diri dengan lingkungan.

b. Terlalu banyak member atau menyerap dari pengaruh oranglain.

c. Kebutuhan atau perasaan tidak terpenuhi.

d. Kebutuhan mendasar yang ingin dipenuhi individu mendapat penolakan d


ari masyarakat.

e. Pertentangan dalam diri manusia.

Dalam terapi Gestalt, ada istilah yang dikenal sebagai “urusan yang ti
dak selesai”. Hal ini mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan se
perti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, rasa berdosa dan
gdut rasa diabaikan. Untuk menangani urusan yang tidak selesai tersebut, indi
vidu harus membawanya kedalam proses kesadaran dan mengakuinya secara
bertanggungjawab (Corey, 2009).

C. Peran dan Fungsi konselor

Ajaran Perls yang sering di ucapkan adalah “Kosongkan pikiran anda


dan capailah kesadaran”.Kesimpulannya adalah, pada dasarnya seorang konse
lor menantang klien agar menggunakan kesadarannya secara penuh.Konselor
harus menghindari penafsiran dan pemikiran serta ucapan berlebih.Yang uta
ma adalah bagaumana seorang konselor mampu membuat klien berkembang

4
kesadarannya sehingga mampu mengatasu hambatan pertumbuhan kepribadia
nnya (Corey, 2009).

Tugas yang di emban konselor adalah menghapuskan hambatan-hamb


atan yang selama ini menghalangi klien untuk menembus “jalan buntu”. Tug
as seorang konselor selanjutnya adalah mengonfrontasikan klien pada pembu
at keputusan apakah ia bersedia atau tidak mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya secara utuh. Yang artinya klien harus membuat keputusan tentang
apa yang mereka ingin dan lakukan, serta bagaimana mereka ingin menyelesa
ikan masalah, karena klien adalah orang yang paling menentukan apa yang ak
an atau tidak akan dijalankan dalam terapi.

D. Tujuan Terapi Gestalt

Tujuan utama terapi Gestalt membantu klien untuk dapat mengemban


gkan kepribadiannya secara menyeluruh dan memiliki kemampuan untuk me
mecahkan permasalahannya sendiri.Sasaran utama Gestalt adalah pencapaian
kesadaran. Yontef (Gunarsa, 1996) menyatakan bahwa poses pencapaian kesa
daran yang terus-menerus akan menghasilkan sebuah pemahaman. Klien dapa
t memahami keadaan dirinya secara utuh tentu saja akan semakin berani men
gambil tanggung jawab baik dalam membuat pilihan atau menentukan keputu
san untuk dirinya sendiri.

 Tehnik Terapi Gestalt

Terapi Gestalt memiliki cukup banyak tekhnik dalam pencapaian kesa


daran.Bahkan, dalam penggunaannya klien tidak menyadari bahwa teknik ters
ebut telah diterapkan karena dibuat dalam bentuk permainan. Gunarsa menge
mukakan tekhnik terapi Gestalt, antara lain:

a) Pengalaman Sekarang: klien diarahkan untuk merasakan dan melakukan


pengalaman masalalu atau masa yang akan dating sehingga dijadikan pen
galaman sekarang. Contohnya kien diminta merasakan menjadi ibu padah
al kondisi klien saat ini belum menikah.

5
b) Pengarahan Langsung: konselor mengarhkan secara terus-menerus hal-ha
l yang dilakukan klien berdasarkan pernyataan yang diberikan klien. Cont
ohnya klie mengatakan bahwa dulu pernah diputuskan oleh pacarnya dan
sakit hati, kemudian konselor akan meminta klien melakukan tindakan bil
a hal itu terjadi sekarang.

c) Perubahan Bahasa: klien didorong untuk mengubah bentuk pertanyaan m


enjadi pernyataan. Contohnya “Dapatkah saya bahagia?” diganti menjadi
“Sebenarnya saya tidak bahagia”.

d) Tekhnik Kursi Kosong: klien diarahkan untuk berbicara dengan oranglain


yang dibayangkan sedang duduk di kursi kosong yang ada disamping ata
u didepnn klien. Setelah itu, klien diminta untuk berganti tempat duduk d
an menjawab pertanyaannya tadi seolah-olah sebelumnya klien adalah or
anglain tersebut. Tekhnik ini disebut juga permainan peran (role playing).

e) Berbicara Dengan Bagian Dari Dirinya: tekhnik ini adalah variasai dari te
khnik kursi kosong. Intinya adalah klien melangsungkan percakapan anta
ra bagian-bagian yang ada didalam dirinya yang menimbulkan konflik.

BAB III

PENUTUP

6
A. Kesimpulan

Terapi Gestalt yang dikembangkan oleh Frederick Perls merupakan te


rapi eksistensial yang didasarkan pada premis bahwa jika seseorang ingin me
ncapai kedewasaan, ia harus menemukan jalan hidupnya sendiri dan mengam
bil tanggung jawab pribadi.

Tujuan dari terapi ini adalah menjadikan pasien tidak bergantung pada
orang lain, menjadikan pasien menemukan sejak awal bahwa dia bisa melaku
kan banyak hal,membantu klien agar menemukan pusat dirinya.

Tugas konselor adalah mengidentifikasi area yang terhambat, memba


ntunya keluar dari kebuntuan dan bertumbuh, menyajikan situasi yang mendu
kung pertumbuhan, serta merespons dan memperhatikan bahasa tubuh klien u
ntuk membantu transisi klien dari dukungan eksternal ke dukungan internal,
membantu anda beralih ke dukungan.

Teknik-Teknik terapinya antara lain, permainan-permainan dialog, me


mbuat lingkaran, urusan yang tak selesai, “Saya memikul tanggung jawab”, b
ermain proyeksi, pembalikan, irama kontak dan penarikan, “Ulangan” dan ma
sih banyak yang lainnya.

B. Saran

Laporan ini tentu jauh dari sebuah kesempurnaan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan sebagai bahan perbaikan
kedepannya. Semoga dengan adanya laporan tentang Teori Gestalt ini mampu
menambah khazanah keilmuan kita terkait dengan proses pelaksanaan
pengajaran yang bermutu dengan kata lain memiliki nilai presensi
berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

7
Geral Corey, 2010. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
Refika Aditama

https://youtu.be/GyRrml0FdQc?si=gQbXE6M4EQYxjBnA

Anda mungkin juga menyukai