Anda di halaman 1dari 4

Rahmad Alfianto

15000117130119
Rangkuman
Terapi Gestalt
Psikologi Konseling

Terapi Gestalt

Terapi Gestalt dikembangkan oleh Frederick Perls yang merupakan bentuk terapi
eksistensial yang berpijak pada premis bahwa tiap individu harus menemukan jalan hidupnya
sendiri dan menerima tanggung jawab pribadi jika mereka berharap akan tahap kematangan hidup.
Asumsi dasar terapi Gestalt adalah bahwa individu mampu menangani masalah hidupnya sendiri
secara efektif. Tugas utama terapis disini sendiri adalah membantu klien untuk dapat mengalami
sepenuhnya keberadaannya di sini dan sekarang dengan menyadarkannya atas segala tindakannya
yang akan diperbuat.

Pandangan tentang Sifat Manusia

Pandangan Gestalt tentang manusia berakar pada filsafat eksistensial dan fenomenologi.
Konsep ini mendukung perluasan kesadaran, penerimaan tanggung jawab pribadi, kesatuan
pribadi, dan cara-memperbaiki yang menghambat kesadaran. Pendekatan Gestalt berfokus pada
pemulihan kesadaran serta pada pemaduan polaritas – polaritas dan dikotomi – dikotomi dalam
diri. Pandangan Gestalt adalah individu yang memiliki kesanggupan memikul tanggung jawab
pribadi dan hidup sepenuhnya sebagai pribadi yang terpadu. Disebabkan oleh masalah-masalah
tertentu dalam perkembangannya, individu membuat berbagai cara menghindari masalah dan
karenanya, menemui jalan buntu dalam pertumbuhan pribadinya.
1. Saat Sekarang

Bagi Perls, tidak ada yang ”ada" kecuali ”sekarang”. Karena masa lampau telah pergi dan
masa depan be|um datang, maka saat sekaranglah yang penting. Salah satu sumbangan utama dari
terapi Gestalt adalah penekanannya pada di sini-dan-sekarang serta pada belajar menghargai dan
mengalami sepenuhnya saat sekarang.

Bagi banyak orang, saat sekarang kehilangan kekuatannya karena mereka menghabiskan
energi untuk meratapi kekeliruan-kekeliruan di masa lampau dan mengangankan kehidupan yang
berbeda. Menurut Perls, jika individu-individu menyimpang dari saat sekarang dan menjadi terlalu

1
terpaku pada masa depan, maka mereka mengalami kecemasan. Dalam memikirkan masa depan,
mereka boleh jadi mengalami ”tahap yang menakutkan”, yakni mereka dirasuki oleh
”pengharapan-pengharapan katastrofik atas berbagai hal buruk yang akan terjadi atau oleh
pengharapan-pengharapan anastrofil mengenal berbagai hal yang menakjubkan yang akan timbul"
(Perls, 1969). Guna membantu klien untuk membuat kontak dengan saat sekarang, terapis lebih
suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan ”apa” dan ”bagaimana" ketimbang ”mengapa”.

Menurut perls, pertanyaan-pertanyaan ”mengapa" hanya akan mengarah pada rasionalisasi


- rasionalisasi dan ”penipuan-penipuan diri” serta menjauhkan individu dari kesegeraan
mengalami. Pertanyaan-pertanyaan "mengapa” juga mengarah kepada pemikiran yang tak
berkesudahan tentang masa lampau yang hanya akan membangkitkan penolakan terhadap saat
sekarang.

Masa lampau menurut Gestalt itu penting apabila dengan cara tertentu berkaitan dengan
tema-tema yang signifikan yang terdapat pada fungsi individu saat sekarang. Apabila masa lampau
memiliki kaitan yang signifikan dengan sikap-sikap atau tingkah laku individu sekarang, maka
masa lampau itu ditangani dengan membawanya ke saat sekarang sebanyak mungkin. Terapis
mengarahkan klien agar ”berada di masa lampau” (dalam khayalan) dan menghidupkan kembali
perasaan-perasaan masa lampaunya.

2. Urusan yang Tak Selesai

Dalam terapi Gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai, yakni mencakup
perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati,
kecemasan, kedudukan, rasa berdosa, rasa diabaikan, dan sebagainya. Meskipun tidak bisa
diungkapkan, perasaan-perasaan itu diasosiakan dengan ingatan-ingatan dan fantasi - fantasi
tertentu. Karena tidak terungkapkan di dalam kesadaran, perasaan-perasaah itu tetap tinggal pada
latar belakang dan dibawa kepada kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat
hubungan yang efektif dengan dirinya sendiri dan dengan orang lain. Urusan yang tak selesai itu
akan bertahan sampai ia menghadapi dan menangani perasaan-perasaan yang tak terungkapkan
itu.

Terdapat dua kutub penghalang yang menghambat proses, yaitu: 1. Obsesi atau kompulsi
yang mengarah pada suatu kebutuhan yang kaku untuk menyelesaikan urusan yang tak selesai. 2.

2
Pengalaman terhalang yang fokusnya begitu cepat berlalu sehingga penyelesaiannya menjadi
terhambat. Perasaan-perasaan yang tak diketahui menghasilkan sisa emosi yang tak perlu, yang
mengacaukan kesadaran yang terpusat pada saat sekarang.

Proses Terapeutik

1. Tujuan terapi
Terapi gestalt memiliki sasaran dasar untuk menantang klien agar berpindah dari
“didukung oleh lingkungan” menjadi “didukung oleh diri sendiri”. Hal ini ditujukan agar pasien
tidak bergantung pada orang lain, memberi pasien keyakinan bahwa mereja mampu melakukan
banyak hal, lebih banyak daripada yang mereka kira.
Tujuan utama dari gestalt bukan penyesuaian terhadap lingkungan, namun membantu
pasien untuk menemukan pusat dirinya. Sasaran utama terapi ini adalah pencapaian kesadaran oleh
pasien. Dengan kesadaran pasien mampu untuk menghadapi dan menerima bagian-bagian
keberadaan yang diingkarinya serta untuk berhubungan dengan pengalaman-pengalaman subjektif
dan kenyataan. Klien bisa menjadi satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.
2. Fungsi dan Peran Terapis

Menurut Perls, tugas terapis adalah menantang pasien. Dengan cara ini pasien belajar
menggunakan kesadaran dengan penuh. Terapi gestalt menggunakan mata dan telinga terapis
untuk menyagga saat sekarang. Hal terpenting pada saat dilakukannya terapi adalah menciptakan
iklim dimana klien membangkitkan proses-proses perkembangannya sendiri serta menjadi lebih
fokus pada perubahan kesadaran dari waktu ke waktu.

3. Hubungan antara Terapis dan Klien

Praktek terapi Geştalt yang efektif melibatkan hubungan pribadi ke pribadi antara terapis
dan klien. Terapis secara aktif berbagi persepsi-persepsi dan pengalaman-pengalaman saat
sekarang ketika dia menghadapi klien di sini dan sekarang. Terapis memberikan umpan balik
untuk mengembangkan kesadaran atas apa yang sesungguhnya mereka lakukan. Terapis harus
menghadapi klien dengan reaksi-reaksi yang jujur dan langsung serta menantang manipulasi-
manipulasi klien tanpa rnenolak klien sebagai pribadi. Terapis bersama klien perlu mengeksplorasi
ketakutan-ketakutan, pengharapan-pengharapan katastrofik, penghambatan-penghambatan, dan

3
penolakan-penolakan. Terapis dianjurkan untuk membangkitkan spontanitas diri dan
menggunakan hubungan dengan klien sebagai terapeutik.

Prosedur dan Teknik – Teknik Terapeutik

Levitskydan Peris (1970) menyajikan suatu uraian ringkas sejumlah permainan yang bias
digunakan dalam Geştalt, yang mencakup:
1. Permainan-permainan dialog,
2. membuat lingkaran,
3. urusan yang tak selesai,
4. Saya memikul tanggung jawab",
5. "Saya memiliki suatu rahasia",
6. bermain proyeksi,
7. pembalikan
8. irama kontak dan penarikan,
9. “ulangan”

10. “melebih-lebihkan”

11. “bolehkah saya memberimu sebuah kalimat”

12. permainan-permainan konseling perkawinan, dan

13. “Bisakah anda tetap dengan perasaan ini?”

Sumber: Corey, Gerald. (2013). Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Terjemah. Koswara.
Bandung. Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai