Dosen Pembina
Disusun Oleh:
Humaira Mustika
Nim:22151014
2023
KONSELING GESTALT (PERLS)
Hasil kerja Fritz yang paling krusial adalah penggunaan ”kursi kosong ” (empty
chair) dalam konseling yang juga dikenal dengan kursi panas. Teknik ini diperkenalkan
oleh Fritz ketika ia bekerja di Esalen Institute, Big Fur, California anatara tahun 1962 s.d
1969. Sejak saat itu ia menjadi populer dan dipandang sebagai sosok yang inovatif dan
karismatik dalam bidang pengembangan potensi manusia.
Dalam pendekatan gestalt terdapat konsep tentang urusan yang tak selesai
(unfinished business), yakni mencakup perasaan-perasaan yang tidak terungkapkan
seperti dendam, kemarahan, kebencian, sakit hati, kecemasan, kedudukan, rasa berdosa,
rasa diabaikan. Meskipun tidak bisa diungkapkan, perasaan-perasaan itu diasosiasikan
dengan ingatan-ingatan dan fantasi-fantasi tertentu. Karena tidak terungkapkan di dalam
kesadaran, perasaan-perasaan itu tetap tinggal pada latar belakang dan di bawa pada
kehidupan sekarang dengan cara-cara yang menghambat hubungan yang efektif dengan
dirinya sendiri dan orang lain. Urusan yang tak selesai itu akan bertahan sampai ia
menghadapi dan menangani perasaan-perasaan yang tak terungkapkan itu.
C. Pemahaman Individu
a. Hakikat Manusia
Pendekatan konseling ini berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya
selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan
dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah lakunya. Setiap individu memiliki
kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki dorongan untuk
mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya integritas
atau keutuhan pribadi. Jadi hakikat manusia menurut pendekatan konseling ini adalah :
o Percaya pada kemampuan sendiri. Orang sehat mampu mengatur diri sendiri tanpa
ada campur tangan pihak luar.
o Bertanggung jawab. Mereka yang sehat mampu mempertanggungjawabkan serta
mengambil resiko yang terjadi sebagai hasil dari perbuatannya.
o Memiliki kematangan. Seseorang dikatakan sehat apabila mempunyai
kematangan. Kematangan ini didasarkan pada kesadaran seseorang terhadap
sesuatu hal.
o Memiliki keseimbangan diri. Keseimbangan yang dimaksud adalah kesimbangan
antara dirinya saat ini dengan keseimbangan lingkungan sekitar
Manusia Tidak Sehat
a. Permainan Dialog
Teori yang melandasi teknik pembalikan adalah teori bahwa klien terjun ke
dalam suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan, dan
menjalin hubungan dengan bagian-bagian diri yang telah ditekan atau diingkarinya.
Gejala-gejala dan tingkah laku sering kali mempresentasikan pembalikan dari
dorongan-dorongan yang mendasari. Jadi konselor bisa meminta klien memainkan
peran yang bertentangan dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya atau
pembalikan dari kepribadiannya.
c. Bermain Proyeksi
Teknik ini bisa digunakan pada saat klien menunjuk pada perasaan atau
suasana hati yang tidak menyenangkan yang ia sangat ingin menghindarinya.
Terapi mendesak klien untuk tetap atau menahan perasaan yang ia ingin hindari
itu.
Menurut ringkasan Gudnanto (Pendekatan Konseling, 2012) dan buku Gerald Corey
(Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi, 1995). Kelebihan dan Kelemahan pendekatan
Gestalt adalah:
a. Kelebihan
Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh
Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang memperhitungkan faktor-
faktor kognitif.
Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri, tetapi mengabaikan
tanggung jawab kita kepada orang lain.
Teradapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang menguasai teknik-teknik Gestalt
akan menggunakannya secara mekanis sehingga terapis sebagai pribadi tetap
tersembunyi.
Para konseli sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik Gestalt karena merasa
dianggap tolol. Sudah sepantasnya terapis berpijak pada kerangka yang layak agar
tidak tampak hanya sebagai muslihat-muslihat.
a. Kelebihan
Terapi Gestalt menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek masa lampau
yang relevan ke saat sekarang.
Terapi Gestalt memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan pesan-
pesan tubuh.
Terapi Gestalt menolakk mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk tidak
berubah.
Terapi Gestalt meletakkan penekanan pada konseli untuk menemukan makna dan
penafsiran-penafsiran sendiri.
Terapi Gestalt menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan langsung
menghindari intelektualisasi abstrak tentang masalah konseli.
I. Contoh - contoh Kasus
Angel adalah seorang mahasiswi yang menganggap bahwa semua laki-laki itu
tidak baik. Ia menganggap bahwa semua laki-laki selalu menyakiti dan bersikap kasar.
Perilaku Angel cenderung menjauhi laki-laki. Hal ini membuat ibunya cemas apabila
anaknya tidak mendapatkan pasangan hidu pada akhirnya. Merekapun mendatangi
konselor dengan pendekatan gestalt, ternyata diketahui bahwa pada masa lalunya, Angel
mengalami perlakuan yang buruk dari ayahnya, sewaktu berusia sekolah dasar, ia
seringkali dipukuli dihardik dengan sangat kasar. (unfinished bussines).
Konselor Gestalt akan berusaha untuk membantu Angel merasakan apa yang
terjadi saat ini. Konselor akan menfasilitasi Angel untuk menunjukkan situasi yang terjadi
saat ini. Pendekatan Gestalt tidak berorientasi pada masa lalu atau berusaha untuk
mengorek perilaku orang tua yang menyebabkan Angel berperilaku menjauhi laki-laki.
Sebab, jika itu dilakukan, maka Angel ini akan berusaha untuk meraih masa lalunya yang
hilang, dan dia akan berpikir menjadi anak kecil. Ini adalah proses yang tidak produktif.
Angel akan dibantu untuk menyadari bahwa perilakunya tidak produktif dan
kemudian mencari perilaku-perilaku yang lebih produktif. Akhirnya, klien didorong
untuk langsung mengalami perjuangan disini-dan-sekarang terhadap urusan yang tak
selesai di masa lampau. Dengan mengalami konflik-konflik, meskipun hanya
membicarakannya, klien lambat laun bisa memperluas kasadarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Corey, Gerald. (2007). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : Refika
Aditama.
Komalasari, Gantina., dkk. (2011) Teori dan Teknik Konseling. Jakarta : PT Indeks.