GESTALT
THERAPY
LAINATUSSYIFA ZULNI, S.PSI., M.A.
GESTALT
Merupakan pendekatan eksistensial yang tidak hanya
peduli pada simptom-simptom, melainkan pada
keseluruhan eksistensi dari seorang individu.
The Intermediate
The Outer Zone The Self Zone Zone
Kesadaran akan dunia, segala Kesadaran yang ada di dalam Kesadaran yang terletak di dalam
sesuatu, fakta dan proses individu diri individu, yang sering disebut
yang ada untuk setiap orang sebagai “MIND” (pikiran), dan
menghalangi individu dari kontak
dengan dirinya ataupun dunia;
Intermediate Zone adalah zona
aktivitas berfantasi yang
menghabiskan “excitement” dan
menyisakan sedikit enerji untuk
berhubungan dengan kenyataan.
Gestalt Theory of Personality
Permainan Dialog
Kursi kosong (Empty Chair)
Teknik Pembalikan
Bermain Proyeksi
Tetap dengan Perasaan
PROSES TERAPI
Ruangan terapis yang menggunakan pendekatan Gestalt harus
dirancang sebagai ruangan yang nyaman, bersahabat dan hindari
memiliki meja diantara terapis dengan klien.
Jika memungkinkan, ada ruang yang cukup untuk pergerakan
dan percobaan.
Setiap usaha yang dilakukan adalah untuk menjamin privacy.
Sesi terapi biasanya dilakukan 1 minggu sekali, sehingga
memberikan klien cukup waktu untuk mencerna apa yang terjadi
pada sesi sebelumnya. Meskipun sesi yang lebih sering juga
dimungkinkan, terapis Gestalt lebih menekankan pada
kemandirian klien (self-support) dari pada ketergantungan.
PROSES TERAPI
Evaluasi proses teraputik dan output yang dihasilkan, terjadi sebagai bagian dari
terapi itu sendiri dan baik terapis maupun klien, ikut berpartisipasi.
Pada awalnya, klien lebih berfokus pada penyelesaian masalah dan pelepasan
ketidaknyamanan psikologis yang dimilikinya; Terapis mendorong klien untuk
mandiri dalam menyatakan permasalahan-permasalahan dirinya dan
ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh permasalahannya.
Awalnya, klien menyatakan persoalan-persoalannya tetapi kurang memahami
bagaimana hal itu bisa terjadi.
Sejalan dengan proses terapi, klien menjadi lebih memahami tentang bagaimana
mereka berperilaku dan betapa ketidaksadaran mereka selama ini.
PROSES TERAPI
Klien dan terapis mungkin lebih berfokus pada topik-topik pribadi yang umum dan
pola-pola umum dan kondisi yang berkontribusi terhadap kesadaran yang minim
(insufficient awareness)
Idenya adalah meningkatkan kemungkinan klien untuk membawa tingkat
kesadaran yang lebih tinggi di dalam kehidupan sehari-harinya, kemudian
memeliharanya dan mengembangkannya setelah terapi selesai.
Semua terapis Gestalt memandang hubungan teraputiknya sebagai hubungan
“working” dibandingkan “talking”
Ketika seseorang bergerak dari berbicara tentang suatu permasalahan atau tentang
kebersamaannya dengan orang lain, menjadi mempelajari apa yang dilakukannya,
khususnya memahami bagaimana seseorang itu menjadi sadar, maka orang tersebut
adalah “working”.
PROSES TERAPI
Dalam hubungan “working” ini, baik terapis maupun klien, masing-masing
memiliki tanggung jawab:
Terapis bertanggung jawab terhadap kualitas kehadirannya dan self-
awareness, pengetahuan mereka dan keterampilan yang mereke miliki,
tentang klien dan untuk terus memelihara sikap terbuka dari klien
Klien bertangung jawab terhadap komitmennya untuk bekerja menjadi
lebih berperan di dalam hidupnya melalui pengembangan self-awarenes
yang lebih besar
Terapis juga bertanggung jawab untuk menjaga hubungannya dengan klien
sebagai hubungan yang hangat, saling menghargai, apa adanya dan jujur.
menangani masa lampau dengan membawa aspek-aspek
masa lampau yang relevan ke saat sekarang.
memberikan perhatian terhadap pesan-pesan nonverbal dan
pesan-pesan tubuh.
menolakk mengakui ketidak berdayaan sebagai alasan untuk
tidak berubah.
meletakkan penekanan pada klien untuk menemukan makna
dan penafsiran-penafsiran sendiri.
menggairahkan hubungan dan mengungkapkan perasaan
langsung menghindari intelektualisasi abstrak tentang
masalah klien.
KELEBIHAN
Terapi Gestalt tidak berlandaskan pada suatu teori yang kukuh.
Terapi Gestalt cenderung antiintelektual dalam arti kurang
memperhitungkan faktor-faktor kognitif.
Terapi Gestalt menekankan tanggung jawab atas diri kita sendiri,
tetapi mengabaikan tanggung jawab kita kepada orang lain.
Teradapat bahaya yang nyata bahwa terapis yang menguasai
teknik-teknik Gestalt akan menggunakannya secara mekanis
sehingga terapis sebagai pribadi tetap tersembunyi.
Para klien sering bereaksi negative terhadap sejumlah teknik
Gestalt karena merasa dianggap tolol. Sudah sepantasnya terapis
berpijak pada
KEKURANGAN