Anda di halaman 1dari 43

Hakikat, landasan dan

kurikulum pendidikan
IPS di SD

Dosen Pembimbing,
ETI SISKA PUTRI, M.Pd
1. HAKIKAT DAN TUJUAN
PENDIDIKAN IPS DI SD

2. LANDASAN PENDIDIKAN IPS DI


SD

3. PERKEMBANGAN KURIKULUM
PENDIDIKAN IPS DI SD
Latar belakang

Perkembangan IPS di
indonesia

IPS
Hakikat

Tujuan
Ciri
Ciri Pranata
Pranata Sosial
Sosial
A. Ciri Pranata
LATAR BELAKANGSosial

Bermula dari masalah-masalah sosial pada


masa lampau
Untuk itu, agar menjadi warga Negara yang
baik melalui kebaikan dari isi dan metodologi
sejarah. Asumsi dibuat bahwa dengan
mempelajari subyek matter sejarah adalah
sangat penting artinya dalam menyelesaikan
persolan-persoalan kewarganegaraan.
Diberikannya tekanan pada isi pelajaran ini
merupakan refleksi pada para ilmuwan atau
sejarawan yang mengajukan rekomendasi
dan pada kebutuhan untuk menyiapkan
murid-murid sekolah berbeda dengan yang
diajarkan di sekolah umum mampu
1. Perkembangan IPS di
indonesia

Pada tahun 1960-an sama sekali tidak baru.


Sesungguhnya itu sama saja dengan studi sisa pada akhir
tahun 1980-an ketika ahli sejarah dan ilmiawan social
tidak hanya mulai menaruh perhatian pada kurikulum
sekolah-sekolah umum tapi juga mengumpulkan komisi
dan panitia untuk merekomendasi tentang apa yang harus
diajarkan di sekolah umum.

Selama akhir tahun 1800-an sejarawan Amerika


sangat memperhatikan serius dan profesional pada
program pengajaran studi sosial di sekolah-sekolah.
Karena ilmu-ilmu sosial baru mulai dikembangkan sebagai
displin akademik, maka para sejarawan berada dalam
posisi kuat.
PERHATIKAN ILUSTRASI
BERIKUT INI
Apa sebenarnya IPS itu ?
Agama
Sejarah Ilmu Politik

Geografi Ekonomi

IPS Psikologi
Sosiologi
Sosial

Antropologi Filsafat
Kesehatan, dll
PENGERTIAN IPS
 IPS adalah bahan kajian yang terpadu yang
merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi,
dan modifikasi yang diorganisasikan dari
konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan
sejarah, geografi, sosiologi, Antropologi, dan
ekonomi

 Studi yang memperhatikan pada bagaimana


orang membangun kehidupan yang lebih baik
bagi dirinya dan anggota keluarganya, bagaimana
memecahkan masalah, bagaimana orang hidup
bersama, bagaimana orang mengubah dan
diubah oleh lingkungannya
Muriel Crosby :
Bagaimana orang membangun kehidupan yang lebih baik
bagi dirinya dan anggota keluarganya,

Bagaimana orang memecahkan masalah-masalah sosial,

Bagaimana orang hidup bersama, bagaimana orang


mengubah dan diubah oleh lingkungannya
M. Numan Somantri (2001) :

Program pendidikan IPS merupakan perpaduan


cabang-cabang Ilmu-ilmu social dan humaniora
termasuk di dalamnya agama, filsafat, dan
pendidikan. Bahkan IPS juga dapat mengambil
asek-aspek tertentu dan Ilmu-ilmu kealaman dan
teknologi.

 IPS merupakan pelajaran yang cukup


komprehensif untuk menyikapi dan memecahkan
masalah-masalah sosio-kebangsaan di Indonesia.
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) itu bukan
disiplin ilmu melainkan suatu program
pengajaran atau mata pelajaran yang
mempelajari kehidupan sosial yang
kajiannya mengintegrasikan bidang ilmu –
ilmu sosial (ilmu sejarah, ilmu geografi,
ilmu ekonomi, dan ilmu sosiologi) dan
humaniora (aspek norma, nilai bahasa, seni
dan budaya).
SEBELUM MELIHAT TUJUAN PENDIDIKAN IPS :

APA TUJUAN PENDIDIKAN ?


Arah Pendidikan Nasional (UU No. 20 Th 2003)
Mengembangkan potensi peserta didik dalam rangka membangun
watak dan peradaban manusia Indonesia yang bermartabat

Siapa manusia Indonesia yang berwatak, beradab, dan bermartabat?


 Beriman dan bertaqwa
 Jujur, adil, dan bernurani
 Cerdas, kritis dan arif
 Demokratis dan bertanggung jawab
 Menghargai sesama dan peduli terhadap lingkungan
 Santun dan tenggang rasa
 Mengembangkan kebersamaan dan menghormati keberagaman

Perlunya Pendidikan IPS


TUJUAN
PEMBELAJARAN IPS
 Membentuk peserta didik
 Menjadi warga negara yang baik
 Mampu berfikir untuk memahami, menyikapi,
beradaptasi, dan memecahkan masalah sosial
 Memahami, mewarisi dan mengembangkan
kebudayaan bangsa Indonesia
Landasan Pendidikan IPS Sebagai
Pendidikan Disiplin Ilmu

Landasan
pendidikan Landasan filosofis pendidikan
IPS di SD
IPS

Landasan operasional
pendidikan IPS SD
A. Landasan Pendidikan IPS Sebagai
Pendidikan Disiplin Ilmu
• Landasan Psikologis
• Landasan Filosofis
• Landasan Religius
• Landasan Ideologis

• Landasan Sosiologis

• Landasan Antropologis
• Landasan Kemanusian
LANDASAN FILOSOFIS
Landasan ini memberikan gagasan pemikiran
mendasar yang digunakan untuk menentukan apa
objek kajian atau domain apa saja yang menjadi
kajian pokok dan dimensi pengembangan pendidikan
IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu (aspek
ontologis), bagaimana cara, proses, atau metode
membangun dan mengembangkan pendidikan IPS
hingga menentukan pengetahuan mana yang di
anggap benar, sah, valid atau terpercaya (aspek
epistemologis) apa tujuan Pendidikan IPS sebagai
pendidikan disiplin ilmu ini dibangun dan
dikembangkan serta digunakan atau apakah manfaat
dari Pendidikan IPS ini (aspek aksiologis)
LANDASAN ideologis
Landasan ini dimaksudkan sebagai sistem
gagasan mendasar untuk memberi pertimbangan
dan menjawab pertanyaan:

(1)Bagaimana keterkaitan antara das sein


pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu
dan das sollen pendidikan IPS.
(2)Bagaimana keterkaitan antara teori-teori
pendidikan dengan hakikat dan praksis etika,
moral, politik dan norma-norma perilaku dalam
membangun dan mengembangkan pendidikan
IPS.
(Referensi: Pendidikan IPS,
Dr.Sapriya, M. Ed.)
LANDASAN SOSIOLOGIS
Landasan sosiologis memberikan sistem gagasan mendasar
untuk menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan,
kekuatan, aspirasi serta pola kehidupan masa depan melalui
interaksi sosial yang akan membangun teori-teori atau prinsip-
prinsip Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu.
Landasan ini akan dan telah memberikan dasar-dasar
sosiologis terhadap pranata dan institusi pendidikan dalam
proses perubahan sosial yang konstruktif.

(Referensi: Pendidikan IPS,


Dr.Sapriya, M. Ed.)
Landasan Antropologis

Landasan antropologis memberikan sistem gagasan-gagasan


mendasar dalam menentukan pola, sistem dan struktur
pendidikan disiplin ilmu sehingga relevan dengan pola, sistem
dan struktur kebudayaan bahkan pola, sistem dan struktur
perilaku manusia yang kompleks. Landasan ini telah dan akan
memberikan dasar-dasar sosial-kultural masyarakat terhadap
struktur Pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dalam
proses perubahan sosial yang konstruktif.

(Referensi: Pendidikan IPS,


Dr.Sapriya, M. Ed.)
Landasan Kemanusiaan

Landasan kemanusiaan memberikan sistem gagasan-gagasan


mendasar untuk menentukan karakteristik ideal manusia
sebagai sasaran proses pendidikan. Landasan ini sangat
penting karena pada dasarnya proses pendidikan adalah
proses memanusiakan manusia.

(Referensi: Pendidikan IPS,


Dr.Sapriya, M. Ed.)
Landasan psikologis

Landasan psikologis memberikan sistem gagasan-gagasan


mendasar untuk menentukan cara-cara Pendidikan IPS
membangun struktur tubuh disiplin pengetahuannya, baik
dalam tataran personal maupun komunal berdasarkan entitas-
entitas psikologisnya. Hal ini sejalan dengan hakikat dari
struktur yang dapat dipelajari, dialami, didiversifikasi,
diklasifikasi oleh anggota komunitas Pendidikan IPS
berdasarkan kapasitas psikologis dan pengalamannya.

(Referensi: Pendidikan IPS,


Dr.Sapriya, M. Ed.)
Landasan POLITIS

Landasan politis memberikan sistem gagasan-gagasan


mendasar untuk menentukan arah dan garis kebijakan dalam
politik pendidikan dari Pendidikan IPS. Peran dan keterlibatan
pihak pemerintah dalam landasan ini sangat besar sehingga
pendidikan tidak mungkin steril dari campur tangan unsur
birokrasi

(Referensi: Pendidikan IPS,


Dr.Sapriya, M. Ed.)
Landasan RELIGIUS

Landasan ini memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar


tentang nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa
(roh) yang melandasi keseluruhan bangunan Pendidikan IPS,
khususnya pendidikan di Indonesia

(Referensi: Pendidikan IPS,


Dr.Sapriya, M. Ed.)
B. LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN
IPS
1. Landasan Filosofis Guru IPS Dalam Perubahan
Zaman
• ESSENTIALISM

• PERENIALISM

• PROGRESSIVISM

• RECONSTRUCTIVISM
ESSENTIALISME
 Kurikulum menekankan pada
penguasaan ilmu pendidikan adalah
pendidikan keilmuan
 Tujuan utama implementasi kurikulum
adalah intelektualisme
PERENIALISME
 Pendidikan adalah kepemilikan atas
prinsip-prinsip tentang kenyataan,
kebenaran dan nilai yang abadi yang
tidak terikat oleh ruang dan waktu
PROGRESSIVISME
- Sekolah memiliki tujuan meningkatkan
kecerdasan praktis dan membuat siswa
mampu memecahkan masalah yang
bersumber dari pengalaman siswa
- Pembelajaran harus memperhatikan
kebutuhan individu yang dipengaruhi
oleh latar belakang sosial budayanya
REKONSTRUKSIONISME
 Aliran filsafat ini lebih menekankan agar peserta didik dalam
pembelajaran mampu menemukan (inquri). Penemuan ini
bersifat informasi baru bagi peserta didik berdasarkan bacaan
yang ia lakukan. Pembelajaran lebih ditekankan pada proses
bukan hanya hasil. Aktivitas peserta didik menjadi prioritas
utama dalam berlangsungnya pembelajaran. Dengan cara
seperti ini diharapkan peserta didik mampu menemukan
(inquiri) suatu informasi baru yang berguna bagi dirinya.
Dalam implementasi pembelajaran IPS, misalnya peserta
didik mempelajari fakta-fakta yang ada di sekelilingnya.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut akhirnya peserta didik
menemukan definisi mengenai sesuatu, tanpa harus
didefinisikan lebih dahulu oleh guru.
2. LANDASAN FILOSOFIS PENGEMBANGAN KURIKULUM IPS

1) ESSENTIALISM

2) EKLEKTIKISME

3) PRENIALISME

4) PROGRESSIVISME

(Referensi: Pendidikan IPS,


Dr.Sapriya, M. Ed.)
Esensialisme
Esensialisme adalah aliran yang menekankan bahwa

kurikulum harus menekankan pada penguasaan ilmu.

Aliran ini berpandangan bahwa pendidikan pada

dasarnya adalah pendidikan keilmuan. Kurikulum yang

dikembangkan dalam aliran esensialisme adalah

kurikulum disiplin ilmu. Tujuan utama implementasi

kurikulum menurut aliran ini adalah intelektualisme

(S. Hamid Hasan, 1996 : 57-58)


Perenialisme
Perenialisme memadang bahwa sasaran yang harus
dicapai oleh pendidikan adalah kepemilikan atas
prinsip-prinsip tentang kenyataan, kebenaran dan nilai
yang abadi, serta tidak terikat oleh ruang dan waktu.
Dalam pandangan ini, kurikulum akan menjadi sangat
ideologis karena dengan pandangan perernialisme
menjadikan peserta didik sebagai warga negara yang
memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
diinginkan oleh negara. Pandangan perenialis lebih
menekankan pada transfer of culture, seperti dalam
kurikulum IPS yang bertujuan pada pembangunan jati
diri bangsa pada peserta didik, yang menuju
tercapainya integrasi bangsa (Nana Supriatna, 2007 :
31).
Progresivisme
Progresivisme memandang bahwa sekolah memiliki tujuan yaitu meningkatkan
kecerdasan praktis dan membuat peserta didik lebih efektif dalam
memecahkan berbagai masalah yang disajikan. Masalah tersebut ditemukan
berdasarkan pengalaman peserta didik. Pembelajaran yang harus
dikembangkan menurut aliran filsafat progresivisme adalah memperhatikan
kebutuhan individual yang dipengaruhi oleh latar belakang sosial budaya dan
mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif sebagai warga negara dewasa,
terlibat dalam pengambilan keputusan, dan memiliki kemampuan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Nana Supriatna, 2007:
32). Implementasi dalam pandangan filsafat progresivisme adalah bagaimana
mata pelajaran IPS mampu membekali kepada peserta didik agar dapat
memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-harinya. Masalah-masalah tersebut misalnya kemiskinan,
pengangguran, kebodohan, ketertinggalan, kenakalan remaja, narkoba, dan
lain-lain. Jadi pembelajaran yang ditekankan dalam aliran progresivisme lebih
bersifat implementatif
Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme berpendapat bahwa sekolah

harus diarahkan kepada pencapaian tatanan

demokratis yang mendunia. Aliran ini menghendaki

agar setiap individu dan kelompok tanpa mengabaikan

nilai-nilai masa lalu, mampu mengembangkan

pengetahuan, teori, atau pandangan tertentu yang

paling relevan dengan kepentingan mereka melalui

pemberdayaan peserta didik dalam proses

pembelajaran guna memproduksi pengetahuan baru

(Nana Supriatna, 2007 : 32). 


an operasional pendidikan IPS SD

Pendidikan dan pembelajaran IPS di indonesia sudah mendapatkan landasan hukum yan

sebagaimana tertuang pada bab III PASAL 2 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang

pendidikan nasional republik indonesia yang menegaskan bahwa, pendidikan nasional ber

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang berm

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi p

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertagwa kepada tuhan yang Maha Esa.

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 (standar isi satuan pendidikan dasar dan menegah)

Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 (didalamnya kelompok mata pe

kewarganegaraan dan kepribadian, pengajaran pada satuan pendidikan IPS diberikan

terpadu
Perbedaan kurikulum IPS SD tahun 1994 dan
kurikulum tahun 2006 (KTSP)

Prinsip Pengembangan
PERKEMBANGAN Kurikulum

KURIKULUM
PENDIDIKAN IPS
DI SD Prinsip pelaksanaan
kurikulum

Struktur kurikulum sd
Kurikulum SD Tahun 1994
Membaca, menulis, dan berhitung
Adanya mata pelajaran muatan lokal
Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Wawasan lingkungan
Pengembangan nilai, dan
Pengembangan keterampilan
Memberikan peluang kepada guru selaku pengembang GBPP di lapangan, seperti
pengembangan materi berdasarkan konsep, berdasarkan isi, berdasarkan
keterampilan proses, berdasarkan masalah dan sebagainya.

Kurikulum SD Tahun 2006 


Mata pelajaran telah dikelompokkan berdasarkan kerangka kurikulum, adapun
kelompok mata pelajarannya sebagai berikut:
a. Kelompok mata pelajaran dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estitika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Memberikan peluang kepada pengembang kurikulum (guru) untuk melaksanakan
paradigma baru pembelajaran di SD yang mengacu pada pendekatan PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).
B. Prinsip-prinsip Perkembangan Kurikulum

Adapun Kurikulum itu sendiri dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut,


yaitu:

 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta

didik serta lingkungannya

 Beragam dan terpadu

 Tanggap terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

 Relevan dengan kebutuhan kehidupan

 Menyeluruh dan berkesinambungan

 Belajar sepanjang hayat

 Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah


Pelaksanaan kurikulum berdasarkan prinsip-prinsip berikut, yaitu:
Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan
kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya
Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu (1) belajar
untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) belajar untuk
memahami dan menghayati, (3) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat
secara efektif, (4) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, (5)
belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses pebelajaran yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka dan hangat, berdasarkan prinsip tut wuri
handayani.
Sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar.
Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya
serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh
bahan kajian secara optimal.
Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,
dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang
pendidikan.
Struktur kurikulum SD/MI

Meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan


selama enam tahun mulai kelas 1 sampai dengan kelas 6.

Adapun struktur kurikulum di SD terdiri dari:


1.dalam kurikulum SD memuat 8 mata pelajaran standar yaitu mata pelajaran (1)
Pendidikan Agama, (2) Pendidikan Kewarganegaraan, (3) Bahasa Indonesia, (4)
Matematika, (5) IPA, (6) IPS, (7) SBDK, dan (8) pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan, selanjutnya ada muatan lokal dan pengembangan diri.
2.Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan IPA Terpadu dan
IPS Terpadu
3.Pembelajaran kelas 1 – 3 dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan
kelas 4 – 6 dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
4.Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum.
5.Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit
6.Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu
SEKIAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai