Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH

HUBUNGAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN ILMU - ILMU SOSIAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar

Dosen Pengampu : Wellfarina Hamer, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Neni Eryanti (2301072008)


2. Rahmania Chintya Maharani (2301070026)
3. Sumita Novera Hairisah (2301070030)

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN METRO LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmad dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah sebagaimana mestinya, adapun tema dari makalah ini adalah
"HUBUNGAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN ILMU - ILMU SOSIAL". Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada dosen mata kuliah
Konsep Dasar IPS kepada Ibu Wellfarina Hamer, M.Pd yang telah memberikan tugas dan arahan
kepada kami, kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yg
sesungguhnya, oleh karena itu keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan, semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada
khususnya, dan pihak lain yg berkepentingan pada umumnya.

Metro, 26 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial..................................................................................3
B. Pengertian Ilmu - Ilmu Sosial.............................................................................................5
C. Hubugan IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial..............................................................................6
1. Hubungan IPS dengan Ilmu - Ilmu Sosiologi.................................................................9
2. Hubungan IPS dengan Ilmu - Ilmu Geografi................................................................11
3. Hubungan IPS dengan Ilmu - Ilmu Ekonomi................................................................14
4. Hubungan IPS dengan Ilmu - Ilmu Politik....................................................................17
5. Hubungan IPS dengan Ilmu - Ilmu Antropologi...........................................................20
6. Hubungan IPS dengan Ilmu - Ilmu Sejarah..................................................................22
7. Hubungan IPS dengan Ilmu - Ilmu Psikologi Sosial....................................................26
8. Hubungan IPS dengan Ilmu - Ilmu Hukum..................................................................28
D. Tujuan Ilmu-Ilmu Pendidikan IPS....................................................................................30
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................................................33
B. Saran..................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................36

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah IPS dikenal pertama kali di Inggris dan Amerika yang dikenal dengan social studies.
Jadi, Istilah IPS merupakan terjemahan social studies yang artinya kajian sosial,dan sehingga
dapat diartikan dengan “penelaahan atau kajian tentang masyarakat ”. Dalam mengkaji
masyarakat, maka dapat digunakan kajian dari berbagai perspektif sosial, seperti kajian melalui
pengajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politik-pemerintahan, dan aspek
psikologi sosial yang disederhanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dengan demikian, IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya bersifat terpadu,
artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi,
ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata
pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia. Pendidikan IPS penting
diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai
anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal
masyarakat siswa dapat belajar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung
melalui pengalaman hidupnya.
Menurut Setiawan dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu social telah mengalami
perkembangan, sehingga timbullah social studies atau diIndonesia disebut Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS). IPS (social studies) pertama kali dimasukkan dalam kurikulum sekolah di Rugby
(Inggris) pada tahun 1827, atau setengah abad setelah terjadinya Revolusi Industri pada abadke-
18.
Menurut Fatimah penggunaan istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia baru
dimulai dengan ditetapkannya Kurikulum Nasionalpada tahun 1975 yang di berlakukan untuk
seluruh Indonesia. Sebelum berlakunya kurikulum 1975 istilah IPS belum ada, walaupun
beberapa mata pelajaran yang tergolong kedalamnya telah diberikan di sekolah-sekolah yang
mencakup Sejarah, Ilmu Bumi, Tata Negara dan Ekonomi. Kurikulum 1975 mengelompokkan
semua mata pelajaran tersebut ke dalam IPS.
Menurut Sapriya menyatakan bahwa, IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan
sejumlah konsep pilihan dari cabang-cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah
berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat
persekolahan.
Menurut Susanto IPS adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial
dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi

iv
wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat sekolah
dasar.
Ide dasar IPS di Indonesia banyak mengadopsi pendapat bangsa Amerika Serikat. Sedangkan
materi, tujuan, dan pelaksanaanya disesuaikan dengan tujuan pendidikan negara Indoesia. Hal ini
disebabkan Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang memberikan perhatiaan yang
sangat besar dalam pengembangan kajian sosial.

B.Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Ilmu pengetahuan Sosial?
2. Apakah Pengertian Dari Ilmu – Ilmu Sosial?
3. Bagaimana Hubungan IPS Dengan Ilmu – Ilmu Sosial Lain?
4. Apa Tujuan Dari Ilmu Pengetahuan Sosial?

C.Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Ilmu pengetahuan Sosial
2. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Ilmu – Ilmu Sosial
3. Untuk Memahami Hubungan IPS Dengan Ilmu – Ilmu Sosial Lain
4. Untuk Mengetahui Tujuan Dari Ilmu Pengetahuan Sosial

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial


Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan terjemahan dari social studies. Bahwa social studies
merupakan ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan meliputi aspek-aspek
ilumu sejarah, ilmu ekonomi, ilmu politik, sosiologi, antropologi, psikologi, ilmu geografi dan
filsafat yang dalam perakteknya dipilih untuk tujuan pembelajaran disekolah dan perguruan
tinggi. Bila dianalisis dengan cermat bahwa pengertian social studies mengandung hal-hal
sebagai berikut :
1. Social studies merupakan turunan dari ilmu-ilmu sosial
2. Disiplin ini dikembangkan untuk memenuhi tujuan pendidikan pada tingkat
persekolahan maupun tingkat perguruan tinggi.
3. Aspek-aspek dari masing-masing disiplin ilmu sosial itu perlu diseleksi sesuai dengan
tujuan tersebut1
Rumusan tentang pengertian IPS telah banyak dikemukakan oleh para ahli IPS atau Social
Studies. Berikut pengertian IPS yang dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan dan IPS di
Indonesia.
a. Moeljono Cokrodikardjo mengemukakan bahwa IPS adalah perwujudan dari suatu
pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu sosial yakni sosiologi, antropologi, budaya, psikologi, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik dan ekologi manusia, yang diformulasikan untuk tujuan
instruksional dengan materi dan tujuan yang disederhanakan agar mudah dipelajari.
b. Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu ilmu sosial
yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan
mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya
dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir
siswa menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa
sekolah dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan
aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga
menjadi pelajaran yang mudah dicerna.
c. S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fusi atau paduan
sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum
sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas
1
Toni Nasution & Maulana Arafat Lubis. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.(Yogyakarta: Samudra Biru,
2018), hlm 3.

vi
berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi
sosial.
Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yang dilaksanakan
baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada
aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji
gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan
jenjang pendidikan masing-masing. Kajian tentang masyarakat dalam IPS dapat
dilakukan dalam lingkungan yang terbatas, yaitu lingkungan sekitar sekolah atau siswa
atau dalam lingkungan yang luas, yaitu lingkungan negara lain, baik yang ada di masa
sekarang maupun di masa lampau. Dengan demikian siswa yang mempelajari IPS dapat
menghayati masa sekarang dengan dibekali pengetahuan tentang masa lampau umat
manusia.2
Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan baik
pada tingkat SD, SMP maupun SMA. IPS bukan ilmu mandiri seperti halnya Ilmu-ilmu
sosial lainnya, namun materi IPS menggunakan bahan ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan
disesuaikan dengan tujuan pengajaran dan pendidikan. Salah satu penyebab lahirnya IPS
(social studies) disebabkan adanya keinginan dari ahli-ahli ilmu sosial dan pendidikan
untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Misalnya di Amerika Serikat, IPS
dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah agar masyarakat Amerika Serikat yang multi ras
merasa satu bangsa yaitu bangsa Amerika. Di Indonesia IPS dimasukkan ke dalam
kurikulum sekolah tidak terlepas dari situasi kacau akibat G30S/PKI. Dengan demikian
salah satu tujuan IPS ialah untuk menjadikan siswa menjadi warga negara yang baik.
Terdapat banyak persepsi tentang pengertian IPS dilingkungan kita. Mungkin ada
yang beberapa yang mengagap bahwa IPS terdiri dari atas mata pelajaran seperti
geografi, sejarah dan ekonomi. Persepsi ini terutama didasarkan pada pengalaman belajar
IPS di SMP. Bagi mereka yang telah belajar IPS di SMA tentuakan lain bagi persepsinya.
Pengetian IPS pada tingkat paling tidak ada dua arti: pertama, IPS dapat berarti salah satu
jenis program studi (A3). Kedua bisa berarti sejumlah mata pelajaran yang termasuk ke
dalam disiplin ilmu-ilmu sosial. Mata pelajaran yang termasuk kelompok IPS pada
tingkat SMA ini meliputi: tata Negara, sosiologi, antropologi, ekonomi, geografi dan
sejarah. Istilah IPS disekolah dasar merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri
sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan
berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang sekolah dasar tidak
terlihat aspek disiplin karena ilmu yang lebih dipentingkan adalah dimensi pedagogik dan
psikologis serta karakteristik kemampuanberpikir peserta didik yang bersifat holistik.
Menurut Sapria IPS merupakan mata pelajaran ditingkat SD/MI dan menengah atau salah satu
program studi diperguruan tinggi yang identik dengan istilah social studies dalam kurikulum

2
Ibid, hlm 69

vii
persekolahan dinegara lain seperti Amerika Serikat Pengertian IPS di tingkat
persekolahan ,mempunyai perbedaan makna,di sesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik,khususnya antara IPS untuk sekolah dasar dengan IPS untuk sekolah menengah.
Pengertian IPS dipersekolahan tersebut ada yang berarti nama mata pelajaran yang berdiri
sendiri, gabungan (integrated) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu , ada nada yang
berarti program pengajaran.

B. Pengertian Ilmu-ilmu Sosial


Istilah ilmu-ilmu sosial adalah terjemahan social sciences. Disamping ilmu-ilmu sosial
terdapat pula ilmu-ilmu alam (sciences) dan humanitis dan humaniora. Ilmu-ilmu alam
mempunyai tiga bagian disiplin ilmu utama yang meliputi biologi, fisika dan kimia. Sementara
humanitis terdiri, antara lain sejarah dan sastra. Semua bidang keilmuan dan humaniora in yang
disebut filsafat. Setiap disiplin ilmu mempunyai filsafatnya masing-masing yang pada akhirnya
semua disiplin itu berhulu pada ajaran agama.
Ilmu-ilmu sosial maupun ilmu pendidikan, belum ditemukan adanya nama social studies
ataupun pendidikan IPS sebagai sub disiplin ilmu. Hal ini mungkin terjadi karena social studies
adalah sebuah program pendidikan dan bukan subdisiplin ilmu. Namun demikian sampai saat ini
peran ilmu tetap menjadi konten utama untuk sosial studies atau PIPS. Pembahsan pada bagian
ini secara khusus difokuskan pada disiplin ilmu-ilmu sosial utama yang memberikan konstribusi
pada pengembangan program sosial studies.
Ada beberapa pengertian ilmu-ilmu sosial yang dikemukakan oleh para ahli . Norman
MacKenzie, misalnya merumuskan disiplin ilmu sosial sebagai “all the academic disciplines
which deal with men in their social context”, artinya semua disiplin akademik yang berkaitan
dengan manusia dalam konteks sosial. Bernard mousner, menegaskan bahwa “the social sciences
represent yet another attempet to solve the puzzle inherent in the situation of man in society”.
Harold Kincaid, mengemukakan “Social science should describe how institutions realete to and
influence one another, how social structure develop and change, and how those institutions and
sructures influences the fate of individuals”. Namun sumantri mengidentifikasi sejumlah
karakteristik dari ilmu-ilmu sosial sebagai berikut.
a. Berbagai batang tubuh disiplin ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan secara sitematis
dan ilmiah.
b. Batang tubuh itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang handal dan kuat serta
dapaat diuji tingkat kebenarannya.
c. Batang tubuh disiplin ilmu-ilmu sosial ini disebut juga structure disiplin ilmu, atau
ada juga yang menyebutnya dengan fundamental ideas.

viii
d. Teori dan generalisasi dalam struktur itu disebut pula pengetahuan ilmiah yang
dicapai lewat pendekatan “conceptual” dan “syntactic”, yaitu lewat proses bertanya,
berhipotesis, pengumpulan data (observasi dan eksperimen).
e. Setiap teori dan generalisasi ini terus dikembangkan, dikoreksi dan diperbaiki untuk
membantu dan menerangkan masa lalu, masa kini, dan masa depan serta membantu
memecahkan masalah-masalah sosial melalui pemikiran, sikap, dan tindakan terbaik.

Selain mengkaji perilaku manusia, disiplin ilmu-ilmu sosial memandang situasi


peristiwa umat manusia dari perspektif yang agak berbeda dan unik. Karena ada disiplin
ilmu sosial memiliki konsep-konsep, generalisasi dan teori yang dapat memberikan
konstribusi dalam penyusunan desain maupun dalam pelaksanaan proses belajar dan
mengajar IPS pada sekolah dasar dan menengah. Para ahli ilmu-ilmu sosial telah
memerinci sekitar delapan disiplin ilmu sosial yang mendukung untuk pengembangan
program social studies yang meliputi: antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, filsafat,
ilmu politik, psikologi dan sosiologi. Pada hakikatnya, semua disiplin ilmu sosial
tersebut memiliki objek kajian yang sama, yakni manusia.
Konstribusi ilmu-ilmu sosial dalam pengembangan pendidikan IPS dalam kurikulum
sekolah tidak diragukan lagi sebagaimana pentingnya teori dalam pengembangan ilmu-
ilmu sosial. Namun, perlu ada klarifikasi tentang teori, khususnya teori ilmu sosial dalam
konteks PIPS. Banks menyatakan bahwa “social studies educators have done relatively
little work related to the teaching of theories to students”. Pertanyaan ini menunjukan
bahwa teori ilmu sosial belum banyak dimanfaatkan dalam proses pembelajaran IPS.
Banks mengakui bahwa sebenarnya banyak ahli yang menyarankan agar para
pengembangan kurikulum melakukan identifikasi terhadap teori-teori ilmu sosial yang
dapat membantu para siswa dalam mengambil keputusan dan belajar konsep dan
generalisasi.3

C. Hubungan IPS dengan Ilmu – Ilmu Sosial Lain


Ilmu IPS dengan ilmu sosial yang lain mempunyai hubungan sebagai berikut :
1. IPS mengambil bahan-bahan dari ilmu sosial.
a. Tidak ada keharusan bahwa semua ilmu sosial perlu diturunkan dalam setiap
pokok bahasan IPS, tapi disesuaikan dengan tujuan pengajaran dan perkembangan
peserta didik.

3
Djahiri, A. Kosasih. & Fatimah Ma’mun. (1978/1979). Pengajaran Studi Sosial/IPS: Dasar-Dasar Pengertian-
Metodelogi Model Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: LPPP-IPS, FKIS IKIP Bandung

ix
b. Jenjang pendidikan juga ikut menentukan jumlah dan bagian isi ilmu sosial yang
akan diramu menjadi program IPS.
c. Kesamaannya IPS dapat disusun dengan mengaitkan atau menggabungkan
berbagai unsur ilmu sosial sehingga menjadi menarik.4
Contoh :
1. Keterkaitan IPS dengan Sosiologi
Ilmu sosial dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau
kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. ilmu sosial belum mempunyai
kaedah-kaedah dan dalil-dalil tetap yang diterima oleh bagian terbesar masyarakat karena
ilmu tersebut belum lama berkembang, sedangkan yang menjadi objeknya adalah
masyarakat manusia yang selalu berubah-ubah. Karena sifat masyarakat yang selalu
berubah-ubah karena hingga kini belum dapat diselidiki dan dianalisis secara tuntas
hubungan antara unsur-unsur di dalam masyarakat secara lebih mendalam. IPS di sini
banyak mengambil sumber atau dalil-dalil dari Sosiologi.
2. Keterkaitan IPS dengan Politik
Ilmu politik merupakan salah satu dari kelompok besar ilmu sosial dan erat sekali
hubungannya dengan disiplin ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, antropologi, ilmu
hukum, ekonomi, dan geografi. Semua ilmu sosial mempunyai objek yang sama, yaitu
manusia sebagai individu maupun anggota kelompok (group). Dengan hal tersebut sangat
membuktikan bahwa politik juga mempunyai hubungan erat dengan IPS yang sasaran
yang diselidiki manusia dalam kehidupan masyarakat.
Jadi, perbedaan IPS dengan ilmu sosial adalah terletak pada tujuannya yaitu IPS ini
tujuannya lebih cenderung mengarah ke pendidikan (bersifat pendidikan) dan IPS di sini
bukan untuk mencari sebuah teori namun mengambil teori dari ilmu sosial dan IPS ini
juga merupakan generalisasi dari ilmu sosial yang lain. Selain itu persamaan IPS dan
ilmu sosial: persamaanya yakni mengenai objek yang dikaji, yakni manusia yang didalam
lingkungan sosialnya. Kaitan antara IPS dan ilmu-ilmu sosial. Diatas telah disinggung
mengeani definisi IPS dan ilmu sosial dari situ dapat kita simpulkan bahwa IPS
sebenarnya adalah ilmu-ilmu sosial yang disiapkan untuk keperluan pendidikan disekolah
dasar dan menengah, dengan kata lain ilmu-ilmu sosial adalah induk atau dasar dari Ilmu
Pendidikan Sosial (IPS).
Hubungan IPS dengan ilmu-ilmu social lainnya dapat dipahami dengan lebih jelas
berdasarkan konsep dasar dan generalisasi IPS yang dikembangkan. IPS merupakan fusi
dari beberapa yang disiplin ilmu social. IPS merupakan kajian atau bidang studi yang
mengambil fakta, konsep, dan generalisasi dari ilmu-ilmu social yang disederhanakan dan
dikemas secara menarik untuk keperluan pendidikan, IPS berhubungan dengan ilmu-ilmu
4
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, FIP. PT Impherial Bhakti Utama, Bandung, hlm 117

x
social yang meliputi geografi, ekonomi, politik, sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi
social dan hukum.
1. Hubungan IPS dan Geografi, IPS mengambil materi dari Geografi yang terkait
denganruang bumi, garis lintang, bujur, arah, jarak, lokasi ruang, kondisi alam,
tatalingkungan, sumber daya alam, serta intraksi antar bangsa danmanusia
denganlingkungan.
2. Hubungan IPS dan ilmu ekonomi, IPS mengambil materi ilmu yang ekonomi
terkait dengan usaha manusia untuk mencapai kemakmuran, dan gejal-gejala serta
hubungan yang timbul dari usaha tersebut.
3. Hubungan IPS dan ilmu politik, IPS mengambil materi ilmu politik yang
membahas usaha manusia mengorganisasikan kekuasaan dalam mengatur
manusia dan menyelenggarakan kepentingan rakyat dan bangsa.
4. Hubungan IPS dan ilmu sejarah, IPS mengambil materi ilmu sejarah yang terkait
dengan cara hidup manusia dilihat dari kurun waktu masa lalu.
5. Hubungan IPS dan antropologi, IPS mengambil materi antropologi yang terkait
dengan kajian hasil budaya manusia dalam menjaga eksistensinya dan usaha
meningkatkan kehidupan, baik aspek lahiriah maupun batiniah.
6. Hubungan IPS dan sosiologi, IPS mengambil materi sosiologi yang mempelajari
masyarakat secara keseluruhan dan hubungan antar individu dan masyarakat
tersebut.
7. Hubungan IPS dan psikologi social, IPS mengambil materi dari psikologi social
yang mempelajari prilaku individu, kelompok, dan spekulasi.
8. Hubungan IPS dan ilmu hokum, IPS mengambil materi ilmu hukum yang
berkaitan dengan peraturan tingkah laku yang ditetapkan pemerintah.5

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Ilmu-ilmu Sosial tidak dapat dipisahkan. Berbeda dengan
ilmu sosial yang merupakan ilmu yang mengembangkan teori sesuai dengan objeknya masing-
masing, IPS merupakan integrasi dari beberapa cabang ilmu sosial untuk tujuan pendidikan. IPS
bertujuan untuk mendidik siswa menjadi warga negara yang baik. Materi IPS di ambil dari
beberapa ilmu sosial seperti sosiologi, geografi, ekonomi, antropologi, sejarah dan lain lain.
Ilmu-ilmu sosial merupakan dasar dari IPS. Akan tetapi, tidak semua ilmu-ilmu sosial secara
otomatis dapat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS. Tingkat usia, jenjang pendidikan,
dan perkembangan pengetahuan siswa sangat menentukan materi-materi ilmu-ilmu sosial mana
yang tepat menjadi bahan atau pokok bahasan dalam IPS.
Adapun beberapa karakteristik ilmu ilmu sosial,diantaranya:
1. Berbagi batang tubuh disiplin ilmu ilmu sosial yang di organisasikan secarra
sistematis dan ilmiah.
5
Sapriya, Pendidikan IPS, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2017, hlm 72

xi
2. Batang tubuh disiplin itu berisikan sejumlah teori dan generalisasi yang handal dann
kuat serta dapat di uji tingkat kebenarannya.
3. Batang tubuh disiplin ilmu ilmu sosial disebut juga struktur disiplin ilmu atau
fundamentai idde.
4. Teori dan generalisasi dalam strukstur di sebut pula pengetahuan yang di capai lewat
pendekatankonseptualdansyntactisyaitulewatprosesbertanya,berhipotesis,pengumpula
n data (observasi dan eksperimen).
Menurut Astawa, Ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari manusia di
masyarakat dan mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat.7

1. Hubungan IPS dengan Ilmu Sosiologi


Sosiologi mempelajari hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok dan kelompok. Objek kajian sosiologi adalah masyarakat. Dalam memenuhi
kebutuhan hidup kita perlu melakukan interaksi dengan yang lain. Jadi sosiologi mempelajari hal
tersebut dengan memberikan gambaran realitas sosial secara ilmiah dengan maksud untuk
membantu menyelesaikan masalah-masalah sosial yang dihadapioleh masyarakat IPS mengambil
materi sosiologi yang mempelajari masyarakat secara umum dan hubungan antar individu serta
masyarakat tersebut.6
Ahli sosiologi mempelajari perilaku manusia dalam kelompok-kelompok. Perhatian utamanya
adalah dalam hubungan sosial manusia –perilaku manusia seperti diwujudkan sendiri dalam
perkembangan dan fungsi dari kelompok dan institusi. Kelompok-kelompok dapat mencakup
kelompok yang terjadi secara alamiah-seperti keluarga, para pekerja dalam organisasi, atau
gerakan kerusuhan atau kelompok-kelompok yang dibentuk untuk tujuan mengadakan penelitian
ilmiah “ di dalam laboratorium”. Institusi-institusi kepentingan umumnya mencakup sekolah-
sekolah, media masa, kelas-kelas sosial, organisasi perusahaan, dan penjara-penjara. Perhatian
pada sosiolog meliputi pula bagaimana kelompok-kelompok dan institusi-institusi berinteraksi.
Para ahli sosiologi bisa mengkhususkan dalam beberapa bidang, seperti keluarga, kriminologi,
komunikasi, pendapat umum, organisasi yang kompleks, hubungan ras dan etnik, peranan jenis
kelamin, demografi (kependudukan), pendidikan, perilaku kelompok kecil, stratifikasi sosial,
sosiologi medis, dan sosiologi bidang pekerjaan maupun profesi.
Objek sosiologi dibedakan menjadi dua macam, yaitu objek material dan objek formal. Objek
material adalah objek segala proses kehidupan manusia dalam kelompoknya, proses
pembentukan, perkembangan dan keruntuhan sistem hidup manusia dengan memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan antar manusia. Secara etimologis, sosiologi berasal
dari kata socius (bahasa Latin: teman) dan logos (bahasa Yunani: kata, perkataan, pembicaraan).
Jadi secara harfiah, sosiologi adalah membicarakan, memperbincangkan teman pergaulan.

6
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, CV Rajawali, Jakarta:1982, hlm 2

xii
Adapun pengertian sosiologi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
A. Auguste Comte
Sosiologi adalah suatu studi positif tentang hukum-hukum dasar dari berbagai gejala
sosial yang dibedakan menjadi sosiologi statis dan sosiologi dinamis. Istilah ‘sosiologi’
pertama kali digunakan oleh Auguste Comte pada tahun 1839, Seorang ahli filsafat
kebangsaan Prancis. Auguste Comte adalah orang yang pertama kali menggunakan
istilah tersebut sebagai pendukatan khusus untuk mempelajari masyarakat. Selain itu, dia
juga memberi sumbangan yang begitu penting terhadap sosiologi. Oleh karena itu para
ahli sepakat untuk menyebutnya sebagai ‘Bapak Sosiologi’. Mengapa? Memang harus
diakui bahwa Auguste Comte sangat berjasa terhadap ilmu sosiologi.

B. Roucek dan Warren


Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok.

C. Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari: Hubungan dan pengaruh timbal balik antara
aneka macam gejala sosial, misalnya antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga
dengan moral, hukum dengan ekonomi, dsb.Hubungan dan pengaruh timbal balik antara
gejala sosial dengan gejala non sosial (misalnya dengan gejala geografis, biologis, dsb).
Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.

D. Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial adalah cara
bertindak, berpikir, dan mampu melakukan pemaksaan dari luar terhadap individu.

E. Wiliam F. Ogburn dan Mayer F. Nimkoff


Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu
organisasi sosial.

F. Paul B. Horton
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan kajian pada kehidupan kelompok dan produk
kehidupan kelompok tersebut.

G. Soerjono Soekanto

xiii
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang
bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

H. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial. Tindakan
sosial adalah tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada
perilaku orang lain.

I. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi


Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-
proses sosial termasuk perubahan sosial.

J. A. A. Von Dorn dan C. J. Lammers


Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil.

Tujuan sosiologi yaitu untuk mengenal konsep-konsep dengan kehidupan masyarakatdan


lingkunganya, memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan sertamemiliki
kemampuan berinteraksi dan bekerja sama. dalam masyarakat yang majemuk. Jadi hubungan IPS
dengan ilmu sosial adalah IPS mengambil materi sosiologi yang mempelajari masyarakat secara
keseluruhan dan hubungan antara individu dan masyarakat.

2. Hubungan IPS dengan Geografi


Ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi mahluk hidup
dan lingkungan serta kejadian, keadaan di bumi dan ruang lingkupnya. Serta ilmu geografi
merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Sosial. Geografi berasal dari dua kata yaitu geo yang
berarti bumi dan graphien yang berarti tulisan atau penjelasan. Jadi geografi adalah ilmu tentang
bumi. Akan tetapi yang dipelajari dalam geografi bukan mengenai permukaan bumi saja,
melainkan juga segala hal yang ada di permukaan bumi, di luar bumi bahkan benda-benda di
ruang angkasa pun turut menjadi obyek geografi.
Maurice Le Lannou geografi adalah kelompok manusia dan organisasinya dimuka bumi. Ia
mengemukakan dalam bukunya berjudul La geographie Humaine. Geografi adalah ilmu kausal
yang mempelajari gejala-gejala di muka bumi beserta permasalahannya melalui pendekatan
geografis, ekologi, dan pendeketan terhadap manusia untuk program pembangunan jangka

xiv
panjang, proses pembangunan, dan menunjang pembangunan. Geografi juga berhubungan
dengan ilmu kealaman, hal-hal atau fenomena alam itu mempengaruhi kehidupan manusia, dan
kebalikannya bagaimana tindakan manusia memodifikasi, mengubah serta mengadaptasinya.
Dengan demikian, pada konsep geografi ini terungkap hubungan saling mempengaruhi antara
fenomena alam di tempat-tempat tertentu dengan perilaku serta tindakan manusia. Ilmu
pengetahuan sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang interaksi makhluk hidup dan
lingkungan serta kejadian, keadaan bumi dan ruang lingkupnya. Serta ilmu geografi merupakan
cabang dari ilmu pengetahuan sosial.

Berikut ini beberapa generalisasi pokok dalam disiplin geografi:7


1. Manusia hidup di atas planet bumi yang merupakan salah satu satelit dari matahari dan
juga merupakan salah satu bagian dari alam semesta yang luas ini.
2. Masing-masing tempat di bumi adalah khas sesuai dengan perwujudan geografisnya
masing-masing. Masing-masing tempat dihubungkan dengan dengan tempat-tempat lain
dengan berbagai cara, meliputi ukuran, pengaturan, jarak dan waktu.
3. Manusia dimana pun juga mempunyai kebutuhan yang umum seperti sandang,
pangandan papan. Oleh karena adanya kondisi geografis yang saling berbeda, semua
masyarakat manusia dituntut untuk bisa menemukan apa yang tebaik mereka kerjakan
demi kelangsungan hidupnya.
4. Dalam mengusahakan dan memanfaatkan sumber-sumber alam bagi
pemenuhankebutuhannya, manusia aktif dalam menyesuaikan kembali dengan
lingkungannya.
5. Lingkungan sangat membatasi manusia.
6. Perwujudan fisik geografis dunia akan menjadi berarti bagi manusia tergantung
kepada kecerdikan, tujuan, sikap dan keterampilan-keterampilan teknis yang dimilikinya.
Bagaimana manusia dapat memenuhi kebutuhannya karenanya tergantung kepada
sumber-sumber yang tersedia, nilai budaya, sejarah dan teknologi baru dari masyarakat
yang bersangkutan.
7. Distribusi sumber-sumber alam adalah salah satu faktor yang mengarahkan
spesialisasi, interaksi dan ketergantungan.
8. Garis lintang, bujur, arah, skala, dan jarak, digunakan untuk memberikan gambaran
tentang lokasi ruang.
9. Manusia dan lingkungan saling tergantung.

7
Cheppy HC, Strategi Ilmu Pengetahuan Sosial, (Surabaya: Karya Anda), hlm 37

xv
10. Lokasi di permukaan bumi ditentukan oleh kondisi alam, tata lingkungan, sumber
daya.
11. Interaksi antar bangsa dapat terjadi bila gagasan, perilaku, dan objek penyebab dapat
menyebar dalam masayarakat.
Konsep geografi adalah ilmu tentang keadaan permukaan bumi dan penduduknya serta
hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya. Konsep-konsep geografi diantaranya
adalah lokasi, kawasan, interaksi keruangan, struktur internal kota, persepsi lingkungan,
distribusi keruangan, dan keterjangkauan. Konsep-konsep ini kemudian digunakan IPS untuk
mengkaji materi-materi ilmu-ilmu sosial lainnya. Misalnya ketika berbicara mengenai sejarah
persebaran agama Hindu, Budha, analisis mengenai hai itu tentu membutuhkan kajian geografi,
khususnya konsep distribusi keruangan.
Kontribusi geografi dalam hal generalisasi diantaranya yaitu tempat di permukaan bumi
memiliki kekhususan yang membedakan dari suatu tempat dari yang lain, pilihan yang dibuat
oleh manusia untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan tergantung pada nilai
budaya,kebutuhan ekonomi, tingkat penguasaan teknologi dan faktor alami. Dalam buku susunan
Mulyadi yang berjudul aspirasi mengemukakan bahwa. keterkaitangeografi dengan Ilmu
Pengetahuan Sosial kita dapat melihat dari ilmu penunjang geografi yang antara lain: geologi,
geofisika, metereologi, astronomi, biogeografi, geomorfologi, hidrografi, oseanografi,
paleontologi, antropogeografi, geografi matematik, geografi historik, geografiregional, geografi
politik, geografi fisik, geografi manusia.
Selama berabad-abad geografi hanya di katakan dengan pemetaan dan exsplorasi segala sudut
bumi. Kini, pemetean tetap merupakan hal penting dalam penelitian geografis tetapi bidang studi
ini menjadi satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri yakni kartografi. Para ahli ilmu bumi sekarang
telah membuat pengkhususan untuk ilmu bumi, baik secara fisik (geografi fisik) maupun secara
sosio-kultural ( geografi social). Geografi juga melakukan pengamatan terhadap bentuk dan
struktur bumi. Selain itu, geografi sekarang juga mempelajari perubahan yang terjadi dalam
unsure tata bumi, misalnya tumbuhnya perkotaan serta perkembangannya di masa mendatang.
Cabang geografi lainnya adalah kartografi atau pemetaan.
Cabang ini pun biasa menjadi perhatian dalam kurikulum social studies atau PIPS. Ahli
kartografi tertarik dengan pencatatan lokasi penduduk dan tempat-tempat pada permukaan bumi.
Mereka tertarik dengan karateristik fisik dari setiap lokasi, termasuk bentuk-bentuk tanah,
sumber-sumber air, iklim, tanah, tumbuhan alamiah, dan kehidupan binatang begitu pula
perubahan-perubahan manusia yang meliputi letak kota, Negara, batas politik, jalur transportasi,
bendungan dan fasilitas rekreasi. Teknik-teknik ini untuk mewakili lokasi yang akurat didalam
maps dan globe mengikuti penggunaan skala, symbol-simbol, dan sistem jaringan lintang dan
jaringan bujur (mata angina). Tujuan pokok geografi sebenarnya terletak jauh di balik segala
uraian dan pemetaan cirifisik bumi geografi berusaha menjelaskan pola ruang yang berkaitan

xvi
dengan ciri fisik bumi dan unsur manusiawi. Pola dan fariasi di pelajari bersama-sama dan tidak
di pilah-pilah, penjelasan tentang pola ruang di jelaskan secara gelobal.8
Semua itu berhubungan dengan Ilmu pengetahuan Sosial karena memepelajari tentang
interaksi mahluk hidup dan lingkungan serta kejadian dan keadaan di bumi dan ruang
lingkupnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan antara IPS dengan geografi yaitu IPS
mengambil materi dari geografi yang terkait dengan ruang bumi, garis lintang, bujur, arah,
jarak,lokasi ruang, kondisi alam, tata lingkungan, sumber daya alam, serta interaksi antar bangsa
dan manusia dengan lingkungan.

3. Hubungan IPS dengan Ekonomi


Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan
menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidak seimbangan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas.
Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity). Kata
"ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga"
dan νόμος (nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai
"aturan rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud dengan ahli
ekonomi atau ekonomi adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja.
Ilmu ekonomi juga bisa dikatakan sebagai suatu studi tentang kekayaan dan merupakan suatu
bagian yang penting dari pada studi tentang manusia. Hal ini disebabkan karena sifat manusia
yang telah dibentuk oleh kerjanya sehari-hari, serta sumber material yang merekadapatkan.
Secara umum bisa dikatakan bahwa ilmu ekonomi berbicara tentang tingkah laku serta nilai-nilai
perseorang maupun masyarakat. Selain itu ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari daya
upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya. Tindakan
manusia yang ditujukan untuk mencapai kemakmurannya disebut tindakan ekonomi. Alasan
yang mendorong manusia melakukan tindakan ekonomi disebut motif ekonomi yaitu berusaha
mencapai hasil yang sebenar-benarnya.
Dalam ekonomi ada tiga masalah pokok dalam perekonomian yaitu: jenis barang dan jasa apa
yang akan diproduksi, bagaimana menghasilkan barang dan jasa tersebut, dan untuk siapa barang
dan jasa tersebut dihasilkan.
Generalisasi dari ilmu ekonomi adalah:9
1. Manusia memerlukan barang dan jasa untuk hidup.
2. Setiap masyarakat menentukan sendiri berapa banyak barang dan jasa yang
akandihasilkan dan bagaimana mereka menghasilkannya. Jawaban dari masalah
ini sangat bervariasi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
8
Mulyadi, Aspirasi, (Widya Duta Grafika, Surakarta, 2006), hlm 9
9
Cheppy HC, Strategi Ilmu Pengetahuan Sosial, (Surabaya: Karya Anda), hlm 32

xvii
3. Setiap masyarakat harus menentukan kepada siapa dan dengan cara-cara apa
barangdan jasa tersebut akan di distribusikan.
4. Berbagai masyarakat telah mengembangkan berbagai alat tukar. Uang adalah
alattukar utama dalam banyak masyarakat.
5. Kerjasama negara penting.
6. Ada persaingan bebas dan sehat dalam usaha mewujudkan sistem ekonomi yang
bebas.
7. Ekonomi adalah studi tentang usaha manusia untuk mencapai kemakmuran
sertagejala-gejala dan hubungan-hubungan yang timbul dari usaha tersebut.
8. Sumber daya terbatas, kebutuhan tidak terbatas.
9. Setiap orang terikat antara satu dengan yang lainnya dalam memenuhi
kebutuhannya.
10. Harus ada prioritas dan pilihan dalam memenuhi kebutuhan atas barang dan jasa.
11. Kerja sama negara penting.

Secara umum, subyek dalam ekonomi dapat dibagi dengan beberapa cara, yang paling
terkenal adalah mikro ekonomi vs makro ekonomi. Selain itu, subyek ekonomi juga bisa
dibagimenjadi positif (deskriptif) vs normatif, mainstream vs heterodox, dan lainnya. Ekonomi
juga difungsikan sebagai ilmu terapan dalam manajemen keluarga, bisnis, dan pemerintah. Teori
ekonomi juga dapat digunakan dalam bidang-bidang selain bidang moneter, seperti misalnya
penelitian perilaku kriminal, penelitian ilmiah, kematian, politik, kesehatan, pendidikan, keluarga
dan lainnya. Hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya ekonomi seperti yang telah disebutkan
di atas adalah ilmu yang mempelajari pilihan manusia. Banyak teori yang dipelajari dalam ilmu
ekonomi diantaranya adalah teori pasar bebas, teori lingkaran ekonomi, invisble hand, informatic
economy, daya tahan ekonomi, merkantilisme, briton woods, dan sebagainya.
Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang bagaimana langkanya sumber-sumber dimanfaatkan
untuk memenuhi keinginan-keinginan manusia yang tidak terbatas. Pentingnya manajemen
kelangkaan secara khusus dibagi kedalam dua bagian: analisis ekonomi dan kebijakan ekonomi.
Pembahasan ini dimulai dengan menerapkan analisis ilmu ekonomi , bagian yang berkaitan
dengan studi kelangkaan yang bersifat ilmiah dan pengakolasian sumber-sumber. Kebijakan
ekonomi atau ilmu ekonomi nurmatif berkaitan dengan aplikasi hasil analisis ekonomi
(pengetahuan secara ilmiah) untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Dengan demikian,
Kebijakan ekonomi kebijakan ekonomi menangani bagaimana persoalan-persoalan ekonomi
harus dipecahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Oleh karena itu kebijakan ekonomi
didasarkan pada nilai-nilai individu yang dikaitkan dengan cara yang baik (secara moral) untuk
mengalokasikan sumber-sumber yang langka itu bagi anggota masyarakat. Ilmu sosial ekonomi
bagian yang berhubungan dengan analisis ekonomi dibagi kedalam dua bidang utama : ekonomi
mikro dan ekonomi makro.

xviii
Ahli ekonomi mikro mengkaji perilaku individu-individu, persoalan rumah tangga,
perusahaan, dan pasar. Para ahli ini tertarik dengan bagaimana harga barang dan pelayanan/jasa
itu ditetapkan, bagaimana harga dapat menentukan pola produksi, dan bagaimana pola ini
ditentukan pleh pasar dan tindakan pemerintah. Ahli ekonomi makro, para ahli ini tertarik
khususnya dengan pengeluaran dan penetapan ekonomi, tingkat pekerjaan, dan pergeseran-
pergeseran dalam tingkat harga rata-rata. Banyak muatan bahan pelajaran ekonomi pada tingkat
dasar dan menengah dipilih bidang-bidang mikro. Dua bidang spesialisasi tambahan adalah
sejarah ekonomi dan ekonomi komperatif. Ahli sejarah ekonomi menjembati dua dua disiplin
ilmu sosial dengan cara berusaha untuk menjelaskan keadaan ekonomi masa kini sebagai akibat
dari perkembangan dimasa lampau.
Ahli ekonomi komperatif membandingkan dan mempertentangkan beberapa sistem ekonomi
dan kebudayaan atau bangsa yang berbeda-beda (misalnya, Amerika serikat dan Rusia) untuk
mengetahui bagaimana setiap sistem ekonomi itu dapat memecahkan masalah pengalokasian
sumber-sumber yang langka itu dalam kondisi permintaan yang tidak terbatas. Ekonomi adalah
tindakan manusia yang ditunjukan untuk mencari kemakmurannya. Alasan yang mendorong
manusia melakukan tindakan ekonomi disebut motif ekonomi,yaitu berusaha mencapai hasil
yang sebenar-benarnya. Ekonomi mengungkapkan usaha memenuhi kebutuhan materi dari
sumber daya dan modal yang terbatas, produksi akan kebutuhan, pengangkutanya, distribusi dan
lain-lain.
Adapun hubungannya dengan IPS mengambil materi ilmu ekonomi terkait dengan usaha
manusia mencapai kemakmuran dan gejala-gejala serta hubungan yang timbul dari usaha
tersebut, kemudian materi pelajaran IPS itu digunakan untuk mengembangkan pengertian kepada
anak didik bahwa hubungan dasar sistem eknomi dengan cara hidup manusia yang selanjutnya
juga dapat mengembangkan pengertian kepada anak didik bahwa hubungan dasar sistem
ekonomi dengan cara hidup manusia yang selanjutnya juga dapat mengembangkan kemampuan
mereka untuk menciptakan kehidupan ekonomi yang wajar bagi dirinya sendiri dan
masyarakat.10
Selanjutnya Ekonomi dalam pengertian dan istilah terdapat beberapa definisi para ahli
sebagai berikut :
1. Pendapat Adam Smith, ekonomi adalah “Ilmu kekayaan atau ilmu yang khusus
mempelajari sarana-sarana kekayaan suatu bangsa dengan memusatkan perhatian secara
khusus terhadap sebab-sebab material dari kemakmuran, seperti hasil-hasil industri,
pertanian dan sebagainya”.
2. Marshall mengemukakan : “Ekonomi adalah: Ilmu yang mempelajari usaha-usaha
individu dalam ikatan pekerjaan dalam kehidupannya sehari-hari. Ilmu ekonomi
membahas kehidupan manusia yang berhubungan dengan bagaimana ia memperoleh
pendapatan dan bagaimana pula ia mempergunakan pendapatan itu”.
10
J. Thomas Linblad, Ekonomi, Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta, 2000, hlm. 211

xix
3. Menurut Ruenez : “Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
dalam menghadapi kebutuhan kebutuhannya dengan sarana-sarananya yang terbatas yang
mempunyai berbagai macam fungsi”.
4. Mill J S mengungkapkan Ekonomi ialah sains praktikal tentang pengeluaran dan
penagihan.
5. Menurut Abraham Maslow Ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang
mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui
penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori
tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.
6. Pendapat Hermawan Kartajaya, Ekonomi adalah platform dimana sektor industri
melekat diatasnya.
7. Sedangkan menurut Paul A. Samuelson : Ekonomi merupakan cara-cara yang
dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang
terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk
dikonsumsi oleh masyarakat.

4. Hubungan IPS dengan Ilmu Politik


Para ilmuwan politik mempelajari kebijakan umum (public politicies). Mereka tertarik
dengan pengembangan dan pengunaan kekuasaan amnesia didalam masyarakat, khususnya yang
tercermin dalam pemerintahan. Pada saat ini, para ilmuwan politik telah memperluas
perhatiannya dengan memasukkan hubungan antara kebijakan umum dan masyarakat. Bidang
khusus ilmu politik meliputi pusat perhatiannya tentang tingkatan pemerintahan (atau organisasi
penting lainnya) atau berbagai fungsi pemerintahan. Bidang-bidang perhatian khusus yang
didasarkan pada tingkatan pemerintahan meliputi Negara dan pemerintahan daerah, pemerintah
pusat (nasional), hubungan internasional (politik internasional). Pada setiap pemerintahan, para
ilmuwan politik bias mengkhususkan lagi, misalnya, pada satu bentuk pemerintahan nasional,
seperti minorkhi, diktator, atau demokrasi. Bidang-bidang kajian khusus yang didasarkan pada
fungsi-fungsi pemerintahan meliputi proses pelaksanaan badan legislatif (pembuatan undang-
undang), system peradilan (interpretasi undang-undang), dan proses eksekutif (pelaksanaan
undang-undang). Bidang-bidang spesialisasi tambahan meliputi kajian tentang hokum publik,
perilaku politik, dam administrasi umum.
Seperti halnya ahli ekonomi dan sejarahwan, para ilmuwan politik dapat dibedakan atas dua
ajaran, berddasarkan pada kekuatan komitmennya pada metode ilmiah. Ilmuwan politik
tradisional mempertanyakan masalah-masalah dan menggunakan teknik-teknik untuk menjawab
pertanyaan yang lebih mengandung ciri-ciri humanitis dari pada ilmu-ilmu sosial. Mereka
tertarik , misalnya dengan gambaran bentuk ideal pemerintahan yang seharusnya dijalankan

xx
(ideologi politik) ata dalam menerapkan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah
kebijakan umum dan memperkarsasi reformasi sosial. Sebaliknya, ilmuwan politik ilmiah (atau
aliran perilaku-behavioral) membatasi bidang garapannya terhadap kajian perilaku politik
manusia secara empiris. Kaum behavioris menyelidiki topic-topik seperti perilaku dalam
pemungutan suara, pendapat umum , dan perilaku politik perbandingan. Mereka membatasi
kajiannya tentang “apa” dan tidak berusaha untuk menentukan “apa seharusnya”.
Ilmu politik merupakan salah satu dari kelompok besar ilmu sosial dan erat sekali
hubungannya dengan disiplin ilmu sosal lainnya. Semua ilmu social memiliki objek yang sama
yaitu manusia sebagai makhluk individu maupun kelompok. Dengan hal tersebut sangat
membuktikan bahwa ilmu politik juga mempunyai hubungan erat dengan IPS yang sasaran yang
diselidiki manusia dalam kehidupan masyarakat. Dengan begitu hubungan IPS dengan ilmu
politik yang membahas usaha manusia mengorganisasikan kekuasaan dalam mengatur manusia,
serta mengatur dan menyelenggarakan kepentingan rakyat bangsa.11
Berbicara mengenai politik tidak lepas dari negara dan pemerintahan. Dimana terdapat
konsep-konsep yaitu kekuasaan, negara, kabinet, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Pertimbangan agung, Mahkama Agung, Kepemimpinan, Demokrasi, Wilayah, Kedaulatan
Rakyat, Otoriter, Monarki, Republik, dan hal-hal yang dapat digali sendiri berdasarkan
pengamatan serta pengalaman.
Beberapa konsep dan generalisasi utama dari ilmu politik yang diperlukan IPS adalah:
1. Manusia hidup dalam kelompok, menetapkan tujuan dan tata aturan bagi kelompok,
baik tertulis maupun tidak tertulis.
2. Masyarakat dan unit-unit yang lebih luas diorganisasikan dalam pemerintahan.
3. Pemerintah mempunyai beberapa fungsi dan karakteristik yang bersifat umum,
sepertilambang, kepemimpinan, keadilan, pembiayaan dan pelayanan.
4. Politik bisa terjadi di masyarakat, sekolah, dan pemerintahan.
5. Hukum adalah alat tanpa kekerasan untuk mengendalikan atau menyelesaikan
masalah-masalah politik.
6. Standar etika penting bagi sistem politik.
7. Pemerintah diperlukan karena manusia saling tergantung.
8. Undang-Undang dan Hukum menjamin stabilitas dan kontrol sosial, kebersamaan,
kemerdekaan individu, dan membatasi tingkah laku yang membahayakan kehidupan.
9. Otoritas merupakan kekuasaan yang sah.
10. Ilmu politik adalah studi tentang usaha manusia mengorganisasikan kekuasaan untuk
mengatur manusia dalam menyelenggarakan kepentingan rakyat dan bangsa, serta
pembentukan dan pembagian kekuasaan.

11
Ahmad Nursobah, “Hubungan IPS dengan Ilmu-Ilmu Sosial’’ pada tanggal 02 mei 2019

xxi
Pengantar Ilmu Politik, mengantarkan para pelajar pada pemahaman dasar ilmu politik,
sehingga para pelajar memahami pengertian dasar, konsep dasar, ruang lingkup bahasan,
mendefinisikan peristiwa politik, dan memahami manfaat pembelajaran ilmu politik. Dimulai
dari pemahaman umum, apa itu Politik, para pelajar diajak untuk berpikir tentang hakikat ilmu
politik, manusia, yang dalam keseharian kehidupannya, tak lepas dari peristiwa politik, mereka
terlibat langsung dalam kegiatan politik. Karena itulah, tidak ada alasan untuk tidak belajar ilmu
politik. Dalam pemahaman berikutnya, para pelajar diajak berpikir dan mendiskusikan, apa itu
Ilmu Politik, apa saja yang dipelajari, mengapa ilmu politik Ada, bagaimana Ilmu Politik
Dibangun.
Pembahasan berlanjut, dari hal-hal yang biasa diamati mahasiswa sehari-hari, yang dapat
dikategorikan dan didefinisikan sebagai kegiatan dan peristiwa politik, yakni yang kira-kira
dapat dianggap sebagai Objek Kajian ilmu politik (landasan Ontologis ilmu politik), ke hal-hal
yang bersifat substansial dari mana dan bagaimana ilmu politik Dibangun (landasan
Epistemologis ilmu politik). Disinilah para pelajar dikenalkan dengan dasar-dasar Filsafat
Politik, Pemikiran Politik, Ideologi. Politik, dan mendiskusikannya serta menariknya ke ranah
kontekstual kekinian, yakni tentang bagaimana kira-kira filsafat, pemikiran dan ideologi dan
teori politik tersebut dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa politik. Dalam kaitan ini para pelajar
juga diperkenalkan pada Pendekatan yang digunakan untuk mempelajari ilmu politik, Konsep
Dasar ilmu politik dan Asumsi Dasar ilmu politik. Dilanjutkan dengan membahas sub-sub materi
bahasan ilmu politik, seperti: negara, pemerintahan, birokrasi, kebijakan publik, civil society,
sistem kepartaian, pemilu, kepemimpinan politik, konflik, perilaku, partisipasi politik, sistem
politik, pembangunan politik, politik global, hubungan internasional, para pelajar diajak dalam
pemikiran tentang manfaat pembelajaran ilmu politik, hingga secara aplikatif-kontekstual.
Inilah landasan Aksiologis ilmu politik. Ilmu politik bukanlah ilmu yang berhenti di angkasa,
melainkan merupakan Ilmu yang dilandaskan atas Metode ilmiah, dan dapat digunakan. Menilik
keluasan spektrum kajian ilmu politik, para pelajar dipersilakan untuk mencoba memikirkan dan
mencontohkan jangkauan peristiwa, kajian ilmu politik, yang kemudian disinkronkan dengan
metode brainstorming dan diskusi, untuk dideskripsikan secara sistematis, ke dalam beberapa
pembahasan kelas.

5. Hubungan IPS dengan Antropologi


Antropas sendiri berarti manusia. Secara etimologi, Antropologi berasal dari kata Yunani
anthropos yang berarti"manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam
pengertian "bernalar","berakal"). Antropologi adalah ilmu yang mempelajari segala wujud hasil
budi daya manusia dalam menjaga eksistensinya dan usaha meningkatkan kehidupan, baik dalam
aspek lahiriah maupun batiniah, serta mempelajari kebudayaan umat manusia dalam hubungan

xxii
kelompok dan ruang. Antropologi juga mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus
makhluk sosial. Antropologi adalah suatu ilmu yang memahami sifat-sifat semua jenis manusia
secara lebih banyak. Antropologi yang dahulu dibutuhkan oleh kaum misionaris untuk
penyebaran agama Nasrani dan bersamaan dengan itu berlangsung sistem penjajahan atas
negara-negara diluar Eropa, dewasa ini dibutuhkan bagi kepentingan kemanusiaan yang lebih
luas.
Studi antropologi selain untuk kepentingan pengembangan ilmu itu sendiri, di negara-negara
yang telah membangun sangat diperlukan bagi pembuatan-pembuatan kebijakan dalam rangka
pembangunan dan pengembangan masyarakat. Landasan antropologis pendidikan adalah asumsi-
asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah antropologi yang dijadikan titik tolak dalam
pendidikan. Contoh : perbedaan kebudayaan masyarakat di berbagai daerah (misalnya:
sistemmata pencaharian, bahasa, kesenian, dsb). Sebagai suatu disiplin ilmu yang sangat luas
cakupannya, maka tidak ada seorang ahli antropologi yang mampu menelaah dan menguasai
antropologi secara sempurna. Demikianlah maka antropologi dipecah-pecah menjadi beberapa
bagian dan para ahli Antropologi masing-masing mengkhususkan diri pada spesialisasi sesuai
dengan minat dan kemampuannya untuk mendalami studi secara mendalam pada bagian-bagian
tertentu dalam antropologi.
Dengan demikian, spesialisasi studi antropologi menjadi banyak, sesuai dengan
perkembangan ahli-ahli antropologi dalam mengarahkan studinya untuk lebih mamahami sifat-
sifat dan hajat hidup manusia secara lebih banyak. Antropologi secara garis besar dipecah
menjadi 2 bagian yaitu antropologi fisik/biologi dan antropologi budaya. Tetapi dalam pecahan
antropologi budaya, terpecah–pecah lagi menjadi banyak sehingga menjadi spesialisasi–
spesialisasi, termasuk antropologi pendidikan. Seperti halnya kajian antropologi pada umumnya
antropologi pendidikan berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan
perilakunya dalam rangka memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman
manusia khususnya dalam dunia pendidikan.12
Para ahli antropologi mempelajari tentang budaya manusia. Mereka tertarik dengan
kebudayaan prasejarah (kebudayaan yang diciptakan sebelum lahinya zaman sejarah) juga
kebudayaan pada zaman modern ini. Mereka mengkaji kebudayaan pada semua tingkat
perkembangan teknologi dan zaman berburu dan zaman pengumpulan makanan sampai zaman
bercocok tanam dan zaman industri.
Para ahli antropologi dapat dibedakan dalam beberapa spesialisasi. Pertama, ahli antropologi
sosial (antropologi budaya) mempelajari tentang kelompok-kelompok manusia yang ada saat ini
yang menggunakan car hidup (misalnya budaya) tertentu. Mereka dapat mengkaji budaya
manusia tertentu dengan cara mempelajari bagaimana bagian-bagian budaya itu bias cocok
dalam bentuk keseluruhan budaya manusia yang bermakna, atau mereka dapat memilih dan
mempelajari sejumlh kebudayaan berdasarkan pola-pola perilaku untuk mendapatkan “perspektif

12
Eka Yusnaldi, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2017), hlm.33

xxiii
anatarbudaya” tentang kondisi manusia. Kedua, ahli etnografi adalah seorang ahli antropologi
yang punya spesialisasi dalam mengumpulkan informasi tentang segala aspek yang ada melalui
kerja lapangan. Ketiga, ahli antropologi bahasa mempelajari bahasa-bahsa yang digunakan
manusia dengan fokus kajian pada penggunaan bahasa dalam konteks sosial. Keempat, ahli
antropologi fisik (biologi) menggunakan tekknik-teknik ilmu pengetahuan alam dalam studi
makhluk hidup maupun yang sudah fosil dan primat binatang seperti monyet atau kera. Kelima,
ahli arkeologi menggunakan teknik-teknik penggalian dan analisis ilmiah sisa-sisa fisik makhluk
hidup untuk merekonstruksi cara hidup manusia yang telah musnah. Keenam, ahli primatology
meliputi ahli antropologi yang mempelajari perilaku kelompok primat buakn makhluk manusia
seperti baboon, simpanse, dan gorilla. Tegasnya, tiga spesialis terakhir ini lebih menyerupai
ilmu-ilmu alam dari pada ilmu-ilmu soisal dalam fokus dan metode kajiannya.
Antropologi yang mengungkapkan bagaimana kemampuan manusia menciptakan hasil-hasil
kebudayaan dengan perkembangannya dari keadaan yang makin maju, meupakan sumber dari
materi yang harus dipelajari pada pengajaran IPS. Adapun hubungannya dengan IPS ialah IPS
mengambil materi antropologi yang berkaitan dengan hasil budidaya manusia dalam menjaga
eksentasinya dan usaha meningkatkan kehidupan baik aspek lahiriah maupun batiniah.
Antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari makhluk manusia (anthropos). Secara
etimologi, antropologi berasal dari kata anthropos berarti manusia dan logos berarti ilmu. Dalam
antropologi, manusia dipandang sebagai sesuatu yang kompleks dari segi fisik, emosi, sosial, dan
kebudayaannya. Antropologi sering pula disebut sebagai ilmu tentang manusia dan
kebudayaannya.13
Antropologi mulai banyak dikenal orang sebagai sebuah ilmu setelah diselenggarakannya
simposium pada tahun 1951 yang dihadiri oleh lebih dari 60 tokoh antropologi dari negara-
negara di kawasan Ero-Amerika (hadir pula beberapa tokoh dari Uni Soviet). Simposium yang
dikenal dengan sebutan International Symposium on Anthropology ini telah menjadi lembaran
baru bagi antropologi, terutama terkait dengan publikasi beberapa hasil karya antropologi, seperti
buku yang berjudul “Anthropology Today” yang di redaksi oleh A.R. Kroeber (1953), “An
Appraisal of Anthropology Today”yang di redaksi oleh S. Tax, dkk. (1954), “Yearbook of
Anthropology” yang diredaksi oleh W.L. Thomas Jr. (1955), dan “Current Anthropology” yang
di redaksi oleh W.L. Thomas Jr. (1956). Setelah simposium ini, antropologi mulai berkembang di
berbagai negara dengan berbagai tujuan penggunaannya. Di beberapa negara berkembang
pemikiran-pemikiran antropologi mengarah pada kebutuhan pengembangan teoritis, sedangkan
di wilayah yang lain antropologi berkembang dalam tataran fungsi praktisnya.
Pengertian lainnya disampaikan oleh Harsojo dalam bukunya yang berjudul “Pengantar
Antropologi” (1984). Menurut Harsojo, antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
umat manusia sebagai makhluk masyarakat. Menurutnya, perhatian antropologi tertuju pada sifat
khusus badani dan cara produksi, tradisi serta nilai-nilai yang akan membedakan cara pergaulan
hidup yang satu dengan pergaulan hidup yang lainnya. Sementara itu Koentjaraningrat dalam
13
Koentjaningrat, Pengantar Antropologi II, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1998,hlm.16

xxiv
bukunya yang berjudul “Pengantar Antropologi I ” (1996) menjelaskan bahwa secara akademis,
antropologi adalah sebuah ilmu tentang manusia pada umumnya dengan titik fokus kajian pada
bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaan manusia. Sedangkan secara praktis, antropologi
merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manusia dalam beragam masyarakat suku bangsa
guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut.
Di lain pihak Masinambow, ed. dalam bukunya yang berjudul “Koentjaraningrat dan
Antropologi di Indonesia” menjelaskan bahwa antropologi adalah disiplin ilmu yang mengkaji
masyarakat atau kelompok manusia Conrad Philip Kottak dalam bukunya berjudul
“Anthropology, the Exploration of Human Diversity” (1991) menjelaskan bahwa antropologi
mempunyai perspektif yang luas, tidak seperti cara pandang orang pada umumnya, yang
menganggap antropologi sebagai ilmu yang mengkaji masyarakat nonindustri. Menurut Kottak,
antropologi merupakan studi terhadap semua masyarakat, dari masyarakat yang primitif (ancient)
hingga masyarakat modern, dari masyarakat sederhana hingga masyarakat yang kompleks.
Bahkan antropologi merupakan studi lintas budaya (komparatif) yang membandingkan
kebudayaan satu masyarakat dengan kebudayaan masyarakat lainnya.

6. Hubungan IPS dengan Sejarah


Sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dimasa lampau. Para sejarahwan tertarik
dengan semua aspek kegiatan manusia di masa lampau : politik, hokum, militer, sosial,
keagamaan, kreativitas (seperti yang berkaitan dengan seni , musik, arsitektur islam, literature);
keilmuwan dan intekektual. Seorang sejarahwan mungkin mengkhususkan pada satu atau lebih
dari aspek-aspek kegiatan manusia (sosial, militer, seni); pada sejarah negara tertentu atau
wilayah geografis (amerika serikat, afrika, asia tenggara, timur tengah); pada periode waktu
tertentu (Abad pertengahan, Zaman keemas yunani , Zaman kejayaan islam, abad nuklir, abad
informasi); pada peristiwa-peritiwa penting (perang Diponegoro, perang kemerdekaan indonesia,
perang saudara di amerika serikat, kelaparan diafrika, revolusi industry); atau kepribadian orang
terkemuka (Bung Karno,Bung Hatta, Julius Caesar, Mahatma gandhi, Eleanor Roosevelt, Martin
luther King,Jr.).
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab (‫شجرة‬: šajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa
Arab, kata sejarah disebut tarikh (‫) تاريخ‬. Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya
waktu. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu. Dalam
bahasa Inggris berasal dari history, yakni masa lalu. Dalam bahasa Prancis historie, bahasa Italia
storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal
gescheiedenis. Pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut waktu
dan peristiwa. Oleh karena itu masalah waktu penting dalam memahami peristiwa, sejarawan
cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat periodisasi. Sejarah, abad, hikayat, riwayat,

xxv
atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-
benar terjadi pada masa lalu atau silsilah, terutama bagi raja-raja.14
Ada perdebatan tentang apakah kajian sejarah ini lebih tepat digolongkan sebagai ilmu sosial
atau salah satu bagian dari humaniora. Masalah ini muncul disebabkan adanya beberapa
keterbatasan yang dihadapi oleh para sejarahwan dalam usaha menggambarkan kehidupan masa
lampau secara cermat dan ilmiah. Salah satu keterbatasannya adalah kurangnya catatan-catatan
yang lengkap dari peristiwa-peristiwa masa lalu. Masalah ini merupakan keterangan yang sangat
penting bagi sejarahwan dalam mengkaji kehidupan manusia pada zaman pra sejarah, yakni
manusia yang hidup sebelum ditemukannya tulisan. Bahkan apa bila ada catatan tertulis, itu pun
biasanya terpencar-pencar dan tidak lengkap. Sebagian dari keterangan itu mungkin telah
musnah oleh api, oleh banjir , atau oleh cuaca. Tidak ada seorangpun yang bias memastikan ,
keterangan mana yang masih terpelihara. Keterangan yang bertahan, mungkin bergantung
kepada kekuasaan. Keterangan-keterangan tentang perang dan penaklukan suatu bangsa dapat
terpelihara tergantung kepada siapa yang pemenang. “selama berabad-abad, sejarah ditulis oleh
para pemenang, bukan oleh yang dikalahkan”.
Masalah kedua : “keterangan masa lampau bukan hanya tidak lengkap dan tidak bisa
diperbaiki, namun juga terkadang berat sebelah (lopside) dan menyimpang (biased)”
penyimpangan dalam catatan sejarah disebabkan oleh beberapa faktor. Penyimpangan dalam
catatan sejarah mungkin diakibatkan oleh kenyaaan bahwa banyak orang yang meninggalkan
catatan sejarah yang lebih lengkap (seperti orang-orang eropa) dari pada orang lainnya (seperti
orang-orang afrika atau orang-orang indian amerika). Hal ini bisa mengakibatkan kita berlebih-
lebihan atau menganggap rendah peranan orang-orang tertentu dalam membagi peristiwa-
peristiwa dunia pada masa lampau dan masa kini.
Penyimpangan dapat juga muncul dalam sejarah umat manusia tertentu (yunani kuno, para
pemukim amerika, atau orang-orang amerika selama perang saudara) karena banyak kelompok
menyimpan catatan-catatan yang lebih lengkap daripada kelompok lainnya. Keterangan-
keteraangan sejarah yang kita miliki dalam setiap periode jauh lebih lengkap berada pada orang-
orang terdidik , melek ilmu, kelompok elite, dan penguasa yang mungkin hanya 5% dari
keseluruhan penduduk. Sejarah umat manusia lainnya orang biasa, kelas pekerja, kelas bawah,
orang yang sukarr bicara atau kurang dikenal. Sejarah menurut pandangan dibawah saat ini
sedang menjadi perhatian para sejarahwan. Gross mengatakan “sejarah dari arus bawah yang saat
ini cukup popular mendapat perhatian dari elite penguasa dan orang-orang besar, apakah yang
terjadi didalam masyarakat yang sesungguhnya dengan memfokuskan perhatian pada kehidupan,
permasalahan, dan bagaimana konstribusinya”. Perhatian saat ini dalam “penemuan kembali”
sejarah wanita dan kelompok minoritas amerika (orang-orang kulit hitam, latin, asia, dsb).
Merupakan bagian penting dari upaya untuk mengurangi penyimpangan kehilangan sejarah.
Hanya dengan mengkaji dan membuat laporan kehidupan manusia pada masa lampau para

14
Cheppy HC, Strategi Ilmu Pngetahuan Sosial, (Surabaya: Karya Anda), hlm.44

xxvi
sejarahwan dapat memulai mendekati tujuan deskripsi peristiwa-peristiwa masa lampau dan
masa kini secara lengkap dan akurat.
Penyimpangan sejarah juga disebabkan oleh sejumlah faktor lain . faktor ini meliputi
kecenderungan untuk (1) memfokuskan pada peristiwa-peristiwa dan pribadi orang aneh dan
spektakuler, (2) menulis sejarah yang menggambarkan penyimpangan menurut nasionalisme atau
ras dari sejarahwan. (3) menilai peristiwa dan orang zaman dahulu dengan nilai dan ukuran
sekarang . (4) membiarkan pengetahuan kita tentang peristiwa sejarah kontemporer
mempengaruhi analisis, misalnya, sebab dan akibat. Ada pendekatan yang utama untuk
mengatasi permasalahan perolehan data yang tidak lengkap atau mungkin menyimpang. Para
sejarahwan deskriptif (atau naratif) menggunakan pendekatan agak berbau sastra untuk
menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lampau; karyanya mungkin memiliki nilai artistik,
namun kurang objektif yang menjadi karakteristik ilmu sosial.
Para sejarahwan ini mungkin menyetujui bahwa karya memiliki bobot seni yang sama dengan
bobot ilmu; mereka memasukkan sejarah kedalam humanitis dan para sejarahwan ini bukan
sebagai “ilmuwan sosial”. Namun semakin banyak pula para sejarahwan menganggap dirinya
sebagai sejarahwan ilmiah; komitmennya terhadap sikap dan metode ilmiah sebagai pendekatan
untuk menemukan dan merumuskan kehidupan masa lampau sama komitmennya dengan
ilmuwan sosial lainnya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa para sejarahwan adalah
ilmuwan sosial sepanjang mereka menggunakan sikap dan metode ilmiah dalam mengumpulkan
dan menganalisis data serta merumuskan kesimpulan cara sistematis, objektif, dan lengkap.
Namun para sejarahwan ilmiah tidak puas hanya dengan mengumpulkan bermacam-macam fakta
yang diuji secara random. Mereka pun mencari pola dan petunjuk dari peristiwa-peristiwa masa
lampau; hasilnya dalam bentuk pengembangan konsep, generalisasi, dan idealnya-teori. Namun
tidak dipungkiri pula bahwa perlu adanya nilai seni dalam tulisan sejarah agar selalu menarik
perhatian dan dapat dibaca oleh generasi yang akan datang.
Sejarah dengan proses sejarah yang mengungkapkan peristiwa-peristiwa kehidupan
berdasarkan kurun waktunya merupakan sumber dan materi IPS yang sangat berharga. Melalui
materi dan pengungkapan sejarah kita dapat memupuk aspirasi anak didik tentang kesenian,
kebudayaan dan kehidupannya pada umumnya. Melalui materi sejarah anak didik akan dapat
menghargai jasa tokoh-tokoh yang telah berjuang untuk kita membela dan hak asasi manusia.
Melalui proses sejarah ini kita tidak hanya dapat mengerti peristiwa- peristiwa kehidupan masa
lampau dan masa kini yang sedang kita alami, melainkan kita juga mampu memperhitungkan
kejadian-kejadian di masa yang datang. Sejarah termasuk ilmu-ilmu sosial. Sejarah menempati
kedudukan yang khas, fokus kajian sejarah adalah manusia yang hidup disuatu tempat tertentu
pada suatu waktu tertentu. Hubungan IPS dengan sejarah yaitu IPS mengambil materi dari ilmu
sejarah yang terkait dengan cara hidup manusia dilihat dari kurun waktu masa lalu.
Kata sejarah menurut pendapat para ahli, yaitu sebagai berikut :

xxvii
J. Bank berpendapat bahwa Sejarah merupakan semua kejadian atau peristiwa masa lalu.
Sejarah untuk memahami perilaku masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
Robin Winks berpendapat bahwa Sejarah adalah studi tentang manusia dalam kehidupan
masyarakat.
Leopold von Ranke berpendapat bahwa Sejarah adalah peristiwa yang terjadi.
Sir Charles Firth berpendapat bahwa Sejarah merekam kehidupan manusia, perubahan yang
terus menerus, merekam ide-ide, dan merekam kondisi-kondisi material yang telah membantu
atau merintangi perkembangnnya.
John Tosh berpendapat bahwa Sejarah adalah memori kolektif, pengalaman melalui
pengembangan suatu rasa identitas sosial manusia dan prospek manusia tersebut di masa yang
akan datang.
Henry Steele Commager berpendapat bahwa Sejarah merupakan rekaman keseluruhan masa
lampau, kesusatraan, hukum, bangunan, pranata sosial, agama, filsafat.
Moh. Hatta berpendapat bahwa Sejarah adalah pemahaman masa lalu yang mengandung
berbagai dinamika dan problematika manusia.
Moh. Ali mempertegas pengertian sejarah, yakni :
1. Jumlah perubahan, kejadian atau peristiwa di sekitar kita.
2. Cerita perubahan, kejadian, atau peristiwa di sekitar kita.
3. Ilmu yang menyelidiki perubahan, kejadian, peristiwa di sekitar kita.

Ada beberapa langkah dalam melakukan penelitian sejarah, yakni sebagai berikut :
1. Heuristik (Pengumpulan Data) Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian
sejarah untuk berburu dan mengumpulkan berbagi sumber data yang terkait dengan
masalah yang sedang diteliti. Misalnya dengan melacak sumber sejarah tersebut
dengan meneliti berbagai dokumen, mengunjungi situs sejarah, mewawancarai para
saksi sejarah.
2. Kritik (Verifikasi) merupakan kemampuan menilai sumber-sumber sejarah yang
telah dicari (ditemukan). Kritik sumber sejarah meliputi kritik ekstern dan kritik
intern. Kritik Ekstern, kritik ekstern di dalam penelitian ilmu sejarah umumnya
menyangkut keaslan atau keautentikan bahan yang digunakan dalam pembuatan
sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, dan naskah. Bentuk penelitian yang dapat
dilakukan sejarawan, misalnya tentang waktu pembuatan dokumen itu (hari dan
tanggal) atau penelitian tentang bahan (materi) pembuatan dokumen itu sendiri.
Sejarawan dapat juga melakukan kritik ekstern dengan menyelidiki tinta untuk

xxviii
penulisan dokumen guna menemukan usia dokumen. Sejarawan dapat pula
melakukan kritik ekstern dengan mengidentifikasikan tulisan tangan, tanda tangan,
materai, atau jenis hurufnya. Kritik Intern, kritik Intern merupakan penilaian
keakuratan atau keautentikan terhadap materi sumber sejarah itu sendiri. Di dalam
proses analisis terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-
unsur yang relevan di dalam dokumen itu sendiri secara menyeluruh. Unsur dalam
dokumen dianggap relevan apabila unsur tersebut paling dekat dengan apa yang telah
terjadi, sejauh dapat diketahui berdasarkan suatu penyelidikan kritis terhadap
sumber-sumber terbaik yang ada.
3. Interpretasi (Penafsiran) Interfretasi adalah menafsirkan fakta sejarah dan merangkai
fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal. Dari
berbagi fakta yang ada kemudian perlu disusun agar mempunyai bentuk dan struktur.
Fakta yang ada ditafsirkan sehingga ditemukan struktur logisnya berdasarkan fakta
yang ada, untuk menghindari suatu penafsiran yang semena-mena akibat pemikiran
yang sempit. Bagi sejarawan akademis, interfretasi yang bersifat deskriptif sajabelum
cukup. Dalam perkembangan terakhir, sejarawan masih dituntut untuk mencari
landasan penafsiran yang digunkan.
4. Historiografy (Penulisan Sejarah) Historiogray adalah proses penyusunan fakta-fakta
sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan
sejarah. Setelah melakukan penafsiran terhadap data-data yang ada, sejarawan harus
sadar bahwa tulisan itu bukan hanya sekedar untuk kepentingan dirinya, tetapi juga
untuk dibaca orang lain. Oleh karena itu perlu dipertimbangkan struktur dan gaya
bahasa penulisan nya. Sejarawan harus menyadari dan berusaha agar orang lain dapat
mengerti pokok-pokok pemikiran yang diajukan.

7. Hubungan IPS dengan Psikologi Sosial


Interaksi manusia di masyarakat, baik itu antar individu, antara individu dengan kelompok,
atau antara kelompok dengan kelompok tidak dapat dilepaskan dari fenomena kejiwaan yang
timbul dari orang per orang dan dalam kelompok. Reaksi emosional, sikap, kemauan, perhatian,
motivasi, harga diri dan lainnya sebagai fenomena kejiwaaan yang tercermin pada perilaku orang
perorang serta kelompok merupakan fenomena yang melekat pada kehidupan berbudaya dan
bermasyarakat. Perilaku kejiwaan manusia dalam konteks inimerupakan objek kajian psikologi
sosial. Kondisi emosional selalu menyertai proses yang disebut interaksi sosial. Selanjutnya,
dorongan untuk berinteraksi sosial tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi proses kejiwaan saja,
melainkan dipengaruhi juga oleh faktor lingkungan.
Psikologi sosial adalah studi yang tentang perilaku individu, kelompok dan masyarakat yang
dipengaruhi oleh situasi sosial, pemikiran, pengetahuan, tanggapan, spekulasi, serta pengalaman

xxix
dan tingkah laku individu manusia yang dipengaruhi atau yang dibutuhkan oleh situasi sosial. 15
Objek studi psikologi sosial adalah tingkah laku manusia di masyarakat sebagaiungkapan proses
mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat, reaksi emosional, kecerdasan dan lain
sebagainya termasuk pembentukan kepribadiannya. Kalau sosiologi lebih memperhatikan
peranan seseorang dalam kehidupannya di masyarakat sebagai hasil adanya interaksi sosial,
sedangkan perhatian psikologi sosial lebih terarah pada tingkah lakunya yang merupakan
ungkapan perpaduan proses kejiwaan dengan rangsangan dan lingkungannya sebagai makhluk
sosial.
Generalisasi ilmu pengetahuan sosial dari psikologi sosial yaitu:
1.Setiap manusia berkembang dari balita, remaja, dewasa hingga lansia.
2. Manusia selaku individu dan sosial mampu melihat dan menyimpan dalam alam pikirannya
kejadian-kejadian dan pengalaman-pengalaman.
3. Ada proses individu dan individualisme, sosial dan sosialisme.
4. Ada interaksi kelompok.
5. Ada kerjasama, persaingan, dan kekuasaan.
6. Tingkah laku ada karena pengaruh keadaan jiwa dan lingkungan.

Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang proses mental manusia sebagai makhluk
sosial. Objek studi psikolgi ini adalah tingkah laku manusia di masyarkat sebagai ungkapan
proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat, aksi emosional, kecerdasan dan
seterusnya, termasuk pembentukan kepribadiannya. Ilmu psikologi sosial adalah ilmu
pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial,dengan menggunkan pengertian
(fakta,konsep,teori)yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu
sosial seperti : sejarah, ekonomi, geografi, sosial, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.
Psikologi sosial sebagai ilmu yang merupakan cabang ilmu pengetahuan psikologi pada
umumnya. Ilmu tersebut menguraikan tentang kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya
dengan situasi-situasi sosial seperti situasi kelompok, situasi masa, dan sebagainya termasuk
didalamnya interaksi antara orang dan hasil kebudayaan.
Istilah psikologi bukan merupakan hal yang baru lagi di tengah masyarakat. Berbagai ruang
pertemuan, diskusi dan konsultasi sering mengupas topik psikologi. Hal ini membuat psikologi
merupakan suatu kebutuhan dalam menghantar pemahaman masyarakat terkait berbagai situasi
kehidupan. Menurut Dalino, psikologi merupakan ilmu yang mempelajari mental manusia dan
dibutuhkan dalam upaya mencapai kesejahteraan hidup manusia itu sendiri. Mengenali dan
memahami psikologi membantu kita mengatasi gangguan psikologi. Hal ini menyebabkan ilmu
psikologi kerap dimanfaatkan untuk mencari solusi. Penting bagi umat manusia memahami lebih
mendalam psikologi terkait kesehatan mental. Psikologi Sosial telah tumbuh berkembang
semenjak jaman Yunani Kuno, dan tetap bergerak secara dinamis sesuai dengan perkembangan

15
Eka Yusnaldi, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2017), hlm.34

xxx
jaman. Situasi yang terjadi dewasa ini sangat relevan dikupas berdasar metode ilmiah modern
yang terkandung pada Psikologi Sosial. Penerapan Psikologi Sosial membantu dunia
pengetahuan memahami dengan tepat karakter perkembangan masyarakat, dan pendekatan yang
tepat dalam menggerakkan masyarakat secara bersama dan terus menerus (sustainability society
development). Hanya dengan kemampuan menjalin kerjasama dalam berbagai komponen yang
ada di tengah masyarakat, pemerintah, dan lingkungan yang ada, maka pembangunan masyarakat
akan dapat berjalan dengan baik, dalam suatu era tatanan kehidupan baru, pada masa pandemi
Covid-19.
Lapangan spesialis dalam psikologi meliputi beberapa yang berorientasi ilmu sosial dan
lainnya yang lebih menyerupai ilmu alam. Berikut ini adalah beberapa contoh yang termasuk
ilmu sosial. Ahli psikologi perkembangan mengkaji semua aspek perilaku perkembangan
manusia selama rentang kehidupannya. Ahli psikologi eksperimen menggunakan pendekatan
penetilitian eksperimental (atau “laboratorium”) untuk mempelajari perilaku manusia secara
individu. (Apabila perhatiannya pada penelitian perilaku yang bukan manusia dan atau perilaku
menurut insting, maka para ilmuwan itu pasti berbicara dan bertindak sebgai ilmuwan sosial).
Ahli psikologi sosial tertarik dengan prilaku manusia dalam kelompok-kelompok (seperti, dalam
kerja, dalam keluarga, dalam pengambilan keputusan). Ahli psikologi kepribadian mempelajari
perkembangan dan hakikat kepribadian manusia. Ahli psikologi pengetahuan tertarik dengan
bagaimana manusia berpikir dan belajar. Ahli psikologis klinis meneliti perilaku manusia terdidik
yang tidak normal. (Ahli ini pun bisa juga meneliti orang-orang yang terganggu, namun ini
mungkin menjadi contoh dalam menerapkan pengetahuan yang telah ada dari pada
pengembangan pengetahuan baru).
Menurut Walgito psikologi sosial mencakup tiga hal, yakni: studi mengenai pengaruh sosial
terhadap proses individu seperti: persepsi, motivasi, proses belajar, atribusi/sifat, studi mengenai
proses-proses individual bersama seperti: bahasa, sikap sosial, perilaku meniru, dan studi
mengenai interaksi kelompok, seperti kepemimpinan, komunikasi, hubungan kekuasaan,
kerjasama dalam kelompok, dan persaingan. Jadi dapat disimpulkan hubungan IPS dengan
Psikologi Sosial yaitu, IPS mengambil materi dari psikologi sosial yang mempelajari periaku
individu, kelompok dan masyarakat yangdipengaruhi oleh situasi sosial, pengetahuan, pemikiran
tanggapan dan spekulasi.

8. Hubungan IPS dengan Ilmu Hukum


Ilmu hukum adalah pengetahuan mengenai masalah yang bersifat surgawi dan manusiawi,
pengetahuan tentang apa yang benar dan yang tidak benar. Ilmu hukum yaitu mencangkup dan
membicarakan segala hal yang berhubungan dengan hukum. Demikian luasnya masalah yang
dicakup oleh ilmu ini, sehingga sempat memancing pendapat orang untuk mengatakan, bahwa
“batas-batasnya tidak bisa ditentukan”. Dalam bahasa inggris ia disebut jurisprudence.
Jurisprudence yang berasal darikata jus, juris,yang artinya hukum atau hak; prudensi berarti

xxxi
melihat kedepan atau mempunyai keahlian. Arti umum dari jurisprudence ini adalah ilmu yang
mempelajari hukum. Tetapi orang mengenal tiga artinya yang lain. Menurut S. M. Amin, hukum
adalah kumpulan-kumpulan peraturan yang terdiri darinorma dan sanksi-sanksi yang mana
tujuan hukum itu adalah mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan
dan ketertiban terpelihara.16
Ilmu hukum merupakan sebuah sistem yang diciptakan oleh manusia yang berguna untuk
membatasi dan mengontrol tingkah laku manusia. Hukum juga bisa disebut sebagai sebuah
aturan-aturan yang telah dilembagakan. Hukum adalah aspek terpenting dalam kehidupan
manusia. Oleh karena itu manfaat mempelajari ilmu hukum menjadi salah satu landasan hidup
sebagai warga negara memahami aturan dalam suatu negara. Indonesia merupakan negara
hukum, negara hukum yaitu suatu negara yang dimana setiap kebijakan pemerintah dan tindakan
rakyatnya harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan kata lain
dapat ditegaskan bahwa, dalam suatu negara hokum sangat ditabukan (dilarang) tindakan yang
sewenang-wenang. Jika yang melakukan kesewenang- wenangan tersebut adalah penguasa, hal
tersebut disebut dengan otoriterisme. Sebaliknya jikayang melakukan tindakan sewenang-
wenang adalah rakyat, maka disebut anarkhisme. Ips mengambil materi ilmu hukum yang
berkaitan dengan peraturan-peraturan tingkah laku dalam masyarakat yang ditetapkan oleh
pemerintah.
Hukum memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Penertiban (penataan) masyarakat dan pengaturan pergaulan hidup.
b. Penyelesaian pertikaian.
c. Memelihara dan mempertahankan tata tertib dan aturan-aturan jika perlu dengankekerasan.
d. Pengubahan tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian pada masyarakat.
e. Pengubahan tata tertib dan aturan-aturan dalam rangka penyesuaian pada kebutuhan-kebutuha
dari masyarakat.
f. Pengaturan tentang perubahan hukum harus mewujudkan fungsi-fungsi agar dapatmemenuhi
keadilan, hasil guna, dan kepastian hukum.
Generalisasi ilmu pengetahuan sosial dari ilmu hukum yaitu:
1.Hukum adalah studi tentang peraturan tingkah laku yang fitetapkan oleh pemerintah.
2.Keteraturan hidup tercipta melalui ketaatan
3.Ada aturan yang bertingkah laku.
4.Ada perlindungan hukum terhadap individu dan masyarakat.

16
C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), hlm.8

xxxii
IPS merupakan perwujudan dari satu pendekatan inter disiplin dari pelajaran ilmu-ilmu sosial
yang merupakan integasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial. Menurut E. Wesley, IPS bukan
ilmu sosial, tetapi bidang perhatiannya sama, yaitu hubungan timbal balik di kalangan manusia.
Ilmu-ilmu sosial dipilakan untuk menggambarkan human knowledge melalui penelitian,
penemuan, eksperimen dan sebagainya, dengan materi dan permasalahan yang kompleks. IPS
dipolakan untuk tujuan-tujuan instruksional dengan materi sesederhana mungkin, menarik,
mudah dimengerti dan mudah dipahami.17
Para penulis Inggris memakainya dalam anatomi perbandingan dari sistem-sistem hukum
yang sudah maju. Para penulis Prancis mengartikannya sebagai kecendrungan dari keputusan
yang di ambil oleh pengadilan-pengadilan. Di beberapa negara lain, terutama diAmerika Serikat,
kata itu dipakai sebagai sinonim dari hukum itu sendiri. Sejarah hukum ini terutama dikaitkan
pada bangktnya suatu pemikiran dalam buku yangdipelopori oleh Savigny (1779-1861). Pada
waktu dibicarakan mengenai pendekatan sejarah di muka, pemikiran Savigny telah diuraikan.
Pada pokoknya dikatakan disitu, bahwa hokum suatu bangsa itu merupakan suatu unikum dan
oleh karenanya senantiasa yang satu berbeda dari yang lain. Perbedaan ini terletak pada
karakteristik pertumbuhan yang dialami oleh masing-masing sistem hukum. Jika dikatakan,
bahwa hukum itu tumbuh, maka itu berarti, ada hubungan yang terus-menerus antara sistem yang
sekarang dengan yang lalu. Apabila diterima, bahwa hukum yang sekarang mengalir dari yang
sebelumnya atau hukum pada masa-masa yang lampau, maka hal itu berarti, bahwa hukum yang
sekarang dibentuk oleh proses-proses yang berlangsung pada masa lampau.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hubungan IPS dengan Ilmu Hukum adalah IPS mengambil
materi ilmu hukum yang berkaitan dengan peraturan tingkah laku yang ditetapkan oleh
pemerintah.

D. Tujuan Ilmu – Ilmu Pendidikan IPS

1. Agar siswa memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,memecahkan
masalah, dan keterampilan sosial dalam kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi. dalammasyarakat
majemuk, di tingkal lokal, nasional dan global.18
17
Mardenis, Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Rangka Pengembangan Kepribadian Bangsa, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2017), hlm.47
18
Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, Prenadamedia Group. Jakarta, 2016, hlm 138

xxxiii
Berdasarkan pada falsafah pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas
dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat
mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai
bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang termaksuk dalam UUD 1945.
Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan IPS yang akan
dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-
tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2004
untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosia l(sebutan IPS dalam kurikulum 2004),
bertujuan untuk:
a. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan
kewarganegaraan, pedagogik, dan psikologis.
b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan sosial.
c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan dan
meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,
baik secara nasional maupun global.19

Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmadja adalah
“membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki
pengetahuan,keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi
masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan
IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu :
a. Pengetahuan dan pemahaman,
b. Sikap hidup belajar,
c. Silai-nilai sosial dan sikap, dan
d. Keterampilan

Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap
perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi
sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan
tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran ips disekolah di organisasikan
secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat di rinci sebagai berikut :

19
Yulia Siska, Konsep Dasar IPS. Garudhawacara. Yogyakarta, 2016, hlm 217

xxxiv
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui
pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi
dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat di gunakan untuk memecahkanmasalah-masalah
sosial.
c. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk
menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat
analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar
survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
f. Memotivasi seseorang bertidak berdasarkan moral.
g. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi.
h. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya
danmengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambilkeputusan
pada setiap persoalan yang di hadapinya.
i. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadapmateri
pembelajaran ips yang di berikan.20
Jadi, tujuan dari pendidikan IPS yang akan dicapai tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan
kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak.
Selain itu tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif
terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan menumbuhkan rasa kepekaan terhadap
lingkugan sekitar.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

20
Yulia Siska, Konsep Dasar IPS, Op.cit, hlm 273

xxxv
IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS
merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi,
antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut
mempunyai kajian yang sama yaitu manusia. Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu
mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat beljar
melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya
ditengah-tengah masyarakat.
Ilmu IPS dengan ilmu sosial yang lain mempunyai hubungan sebagai berikut :
a. IPS mengambil bahan-bahan dari ilmu sosial.
b. Tidak ada keharusan bahwa semua ilmu sosial perlu diturunkan dalam setiap pokok
bahasanIPS, tapi disesuaikan dengan tujuan pengajaran dan perkembangan pesrerta didik.
Jenjang pendidikan juga ikut menentukan jumlah dan bagian isi ilmu sosial yang akandiramu
menjadi program IPS. Kesamaannya IPS dapat disusun dengan mengaitkan atau menggabungkan
berbagai unsur ilmu sosial sehingga menjadi menarik.
Contoh:
1. Keterkaitan IPS dengan Sosiologi
Ilmu sosial dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau
kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. Ilmu sosial belum mempunyai kaedah-
kaedah dan dalil-dalil tetap yang diterima oleh kegiatan terbesar oleh masyarakat karena Ilmu
tersebut belum lama berkembang, sedangkan yang menjadi objeknya adalah masyarakat manusia
yang selalu berubah-ubah. Karena sifat masyarakat selalu berubah-ubah karena hingga kini
belum dapat diselidiki dan analisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur didalam
masyarakat secara lebih mendalam. IPS di sini banyak mengambil sumber atau dalil dari
sosiologi.
2. Keterkaitan IPS dengan Politik
Ilmu politik merupakan salah satu dari kelompok besar ilmu sosial dan erat sekali
hubungannya dengan disiplin ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, antropologi, ilmu hukum,
ekonomi, dan geografi. Semua ilmu sosial mempunyai objek yang sama, yaitu manusia sebagai
individu maupun anggota kelompok (group). Dengan hal tersebut sangat membuktikan bahwa
politik juga mempunyai hubungan erat dengan IPS yang sasaran yang diselidiki manusia dalam
kehidupan masyarakat.

Perbedaan IPS dengan ilmu sosial terletak pada tujuannya yakni :

xxxvi
IPS ini tujuannya lebih cenderung mengarah ke pendidikan (bersifat pendidikan) dan IPS
disini bukan untuk mencari sebuah teori namun mengambil teori dari ilmu sosial dan IPS ini juga
merupakan generalisasi dari ilmu sosial yang lain.
Hubungan IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial
a. Hubungan IPS dan Geografi
IPS mengambil materi dari geografi yang terkait dengan bumi, garis lintang, garis bujur,
arah, jarak, lokasi ruang, kondisi ruang serta lingkungan, sumber daya alam serta interaksi antar
bangsa dan manusia dengan lingkungan.
b. Hubungan IPS dan Ekonomi
IPS mengambil materi ekonomi terkait dengan usaha manusia untuk mencapai
kemakmuran dan gejala-gejala serta hubungan yang timbul dari usaha tersebut.
c. Hubungan IPS dan Ilmu Politik
IPS mengambil ilmu politik yang membahas usaha manusia mengorganisasikan
kekuasaan dalam mengatur manusia serta menyelenggarakan kepentingan rakyat dan bangsa.
d. Hubungan IPS dan Ilmu Sejarah
IPS mengambil materi ilmu sejarah yang terkait dengan cara hidup manusia dilihatdari
kurun waktu masa lalu.
e. Hubungan IPS dan Antropologi
IPS mengambil materi antropologi yang terkait dengan kajian hasil budidaya manusia
dalam menjaga eksistensinya dan usaha meningkatkan kehidupan baik aspek lahiriyah maupun
batiniyah.
f. Hubungan IPS dan Sosiologi
IPS mengambil materi sosiologi yang mempelajari masyarakat secara umum dan
hubungan antar individu serta masyarakat tersebut.
g. Hubungan IPS dan Psikologi Sosial
IPS mengambil materi psikologi sosial terkait dengan mempelajari perilaku
individu,kelompok, dan masyarakat yang dipengaruhi oleh situasi sosial, pengetahuan,
pemikiran, tanggapan, dan psikulasi.
h. Hubungan IPS dan Ilmu Hukum
IPS mengambil materi ilmu hukum yang berkaitan dengan peraturan-peraturan tingkah
laku dalam masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah.

xxxvii
Hubungan antara IPS dengan ilmu-ilmu sosial saling berkaitan. Keduanya berhubungan
dengan kebutuhan dasar manusia, kemudian kebutuhan dasar tersebut dapat dicapai dengan
kegiatan dasar manusia. Kegiatan dasar menusia meliputi produksi dan konsumsi, pemeliharaan
dan perlindungan, konsumsi dan transportasi, estetika, pemerintahan dan organisasi, dan
pendidikan dan rekreasi. Keseluruhannya membentuk ilmu-ilmu sosial. Dalam ilmu-ilmu social,
terurai disiplin ilmu yang meliputi, antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, ilmu politik,
psikologisocial dan hokum. Dan di dalamnya terdapat fakta, konsep, generalisasi yang
dikembangkan membentuk ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Jadi IPS merupakan penjabaran dari
ilmu-ilmu sosial yang didalamnya terdapat fakta, konsep dan generalisasi.

B. Saran
Dalam Ilmu Pengetahuan Sosial, yang menuntut kita dalam beberapa hal seperti patutnya
kita sebagai manusia untuk hidup lebih bermasyarakat, mengaplikasikan pelajaaran IPS di
kehidpan sehari-hari baik dalam keluarga, teman maupun lingkungan masyarkat. Untuk itu kita
sebagai generasi millennial dan generasi islam yang cerdas haruslah memahami karakter
tersebut. Sudah sepatutnya sebagai orang islam dan mahasiswa yang telah mempelajari IPS baik
dari jenjang SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi mengetahui apa saja yang sepatutnya di
aplikasikan dalam kehidupan masyarakat. Apalagi kita berada di Era Modern yang di situ banyak
terdapat permasalahan terutama ketika teknologi yang semakin pesat berkembang membuat
masyarakat kurang nya dalam bersosialisasi. Hendaknya makalah ini dapat dijadikan sebagai
salah satu sumber pembelajaran bagi pembaca. Makalah ini bisa bermanfaat bagi banyak pihak
dan dapat diamalkan dalamkehidupan. Utamanya sangat bermanfaat bagi penyusun dan
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Toni Nasution & Maulana Arafat Lubis. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial.(Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018)
Ibid, hlm 69

Djahiri, A. Kosasih. & Fatimah Ma’mun. (1978/1979). Pengajaran Studi Sosial/IPS: Dasar-
Dasar Pengertian-Metodelogi Model Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
Bandung: LPPP-IPS, FKIS IKIP Bandung

xxxviii
Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan, FIP. PT Impherial Bhakti Utama, Bandung

Sapriya, Pendidikan IPS, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, CV Rajawali, Jakarta:1982


Cheppy HC, Strategi Ilmu Pengetahuan Sosial, (Surabaya: Karya Anda)
Mulyadi, Aspirasi, (Widya Duta Grafika, Surakarta, 2006)
Cheppy HC, Strategi Ilmu Pengetahuan Sosial, (Surabaya: Karya Anda)
J. Thomas Linblad, Ekonomi, Pustaka LP3ES Indonesia. Jakarta, 2000
Ahmad Nursobah, “Hubungan IPS dengan Ilmu-Ilmu Sosial’’ pada tanggal 02 mei 2019
Eka Yusnaldi, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, 2017)
Koentjaningrat, Pengantar Antropologi II, PT Rineka Cipta, Jakarta
Cheppy HC, Strategi Ilmu Pngetahuan Sosial, (Surabaya: Karya Anda), hlm.44

Eka Yusnaldi, Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial (Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, 2017)

C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002)


Mardenis, Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Rangka Pengembangan Kepribadian Bangsa,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2017)
Ahmad Susanto. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar, Prenadamedia Group.
Jakarta, 2016
Yulia Siska, Konsep Dasar IPS. Garudhawacara. Yogyakarta, 2016
Yulia Siska, Konsep Dasar IPS, Op.cit, hlm 273

xxxix

Anda mungkin juga menyukai