Anda di halaman 1dari 34

UKURAN KESAKITAN (MORBIDITAS)

&
KEMATIAN (MORTALITAS)

Yusri, SKM, MPH


erkuliahan Epidemiologi Stikes Muhamma
Hanya mengukur
RASIO bagian dari
sebaran
PROPORSI pengamatan dan
RATE Membandingkanny
a dengan bagian
lain atau seluruh
sebaran
pengamatan
PENTING: MEMAHAMI
HUBUNGAN KETIGA
JENIS UKURAN DAN
BAGAIMANA PERBEDAAN
DIANTARA KETIGANYA ?
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT
(a) Numerator
Rasio:
(b) Denominat
membanding
or
kan kuantitas
(a/b)
(a) Numerator
Proporsi: (a+b) Denominator
membanding bagian
numerator
kan kuantitas (a/a+b)

Rate:
proporsi+wak a/[a+b] x
Time
LANJUTAN???
Variabel: KUANTITATIP / DIKOTOMUS
RUMUS UMUM : ketiga ukuran - ukuran
tersebut adalah sama
x
Rasio, Proporsi, Rate = ― X 10n
y
x dan y adalah dua kuantitas yang
sedang dibandingkan
10n : nilai konstanta untuk
mentranformasi hasil pembagian kedalam
kuantitas yang seragam
PROPORSI
PERBANDINGAN SATU BAGIAN PENGAMATAN DENGAN KESELURUHAN
PENGAMATAN
X (Pembilang) adalah bagian dari Y (penyebut).
Hasil: desimal / pecahan / persentase

Contoh:
Proporsi mahasiswi yang mengikuti MK Epidemiologi di Stikes Muh
Jumlah mahasiswa yang mengikuti MK Epidemiologi di Stikes Muh
= ——————————————————————— X 10n
Jumlah seluruh mahasiswa di Stikes Muh

Biasanya 10n = 100 dan dinyatakan dalam persentase

Penggunaan: Ukuran deskriptip dilapangan dan dalam epidemiologi

Dengan mudah dapat di konversi menjadi Rasio.


RASIO
SETIAP PERBANDINGAN DARI 2 NILAI PENGAMATAN

RASIO:
 X (Pembilang) dan Y (Penyebut) adalah kategori yang berbeda dari variabel
yang sama
Wanita Penduduk berusia 20 – 29 tahun
(1) —————— (2) ————————————————————
Laki - laki Penduduk berusia 40 – 49 tahun
 X dan Y benar – benar berbeda variabel

Jumlah RS di Kota A
——————————————
Jumlah penduduk di Kota A
 Pembilang dan Penyebut bisa
 Berhubungan
 Tidak berhubungan
Hasil dinyatakan dalam bentuk: ” perbandingan terhadap angka 1” atau ” ... : 1
Penggunaan :
 Dilapangan : Ukuran deskriptip
 Epidemiologi: Ukuran deskriptip dan analitik

PERBANDINGAN:
APEL

—————————————
SELURUH JENIS BUAH

a. Proporsi b. Rasio
RATE
Sering merupakan proporsi dengan penambahan
 Suatu dimensi/ukuran waktu.
 Perspektip Populasi

Rumus dasar untuk rate adalah:

Jumlah kasus atau peristiwa yang timbul dalam


periode waktu tertentu
Rate =
-------------------------------------------------------------------------------------
--- X 10n
Populasi berisiko dalam periode waktu yang
sama
Tiga aspek penting dari rumus tersebut:
 Orang – orang didalam penyebut (denominator), harus mencerminkan populasi
darimana kasus-kasus pada pembilang (nominator) berasal.
 Bilangan angka pada pembilang dan penyebut harus mencakup periode waktu
yang sama.
 Dalam teori, orang – orang yang termasuk didalam bilangan angka penyebut
harus memiliki risiko yang sama terhadap suatu peristiwa sehingga mereka
mempunyai kemungkinan untuk mengalami peristiwa tersebut.

Awam:
RATE = Seberapa cepat suatu hal terjadi /
berlangsung

Selalu dilaporkan dalam “unit waktu”

Berguna untuk membandingkan frekuensi kejadian di:


Lokasi berbeda
Waktu yang berbeda
Antara kelompok yang berbeda dari populasi yang
berbeda besarnya
PENGGUNAAN RASIO,
PROPORSI, DAN RATE
Kita memakai rasio, proporsi dan yang
lebih
penting rate untuk menjelaskan 3 aspek
kondisi manusia:
- Kesakitan / morbiditas (penyakit),
- Kematian/mortalitas dan
- Kelahiran.
Tabel berikut menunjukkan beberapa kekhasan
dari rasio, proporsi dan rate yang kita pakai
untuk setiap kelas dari peristiwa.
Apa kegunaannya mengetahui
angka morbiditas dan mortalitas
?
Kegunaaan:

1.Mengetahui besarnya masalah kesehatan


( kesakitan
atau kematian) di suatu wilayah.

2. Mengevaluasi keberhasilan upaya-upaya


pencegahan penyakit.

3. Membandingkan masalah kesehatan


antar tempat.

4. Angka beberapa dapat untuk melihat


kecenderungan suatu masalah kesehatan.
an-ukuran Morbiditas dan mortalitas yang umum dipa

Ukuran Ukuran Mortalitas


Morbiditas
1. Insidens Rate 1. Case Fatality Rate
(IR). (CFR).
2. Prevalens 2. Crude Death Rate
Rate(PR). ( CDR).
3. Attac Rate (AR). 3. Age Spesific Death
Rate
(ASDR).
4. Infant Mortality Rate
(IMR).
5. Child Mortality Rate
(CMR).
6. Maternal Mortality
X
Rumus umum = ------ x
K
Y
Contoh :
Desa A tahun 2013 jumlah penduduk 20.000
orang, ada beberapa orang terkena diare, laporan
PKM terdapat kasus bulan feb 10 orang, maret 5
orang, juni 15 orang, sept 5 orang dan desember
8 orang. Berapa angka insiden
Contoh :
Desa X tahun 2013 terdapat 50 kasus morbili,
jumlah penduduk pertengahan tahun jumlah
penduduk 2013 desa X 4.500 orang. Berapa
angka prevalensi
Hubungan antara IR dan PR ?
Baru ( IR)

Baru ( IR)

…………………..
…………………..
………………….. …………………..
L + B= PR
………………….. L + B= PR
…………………..
…………………. …………………..
…………………..
………………….

Durasi (D)
PR Meningkat PR Menurun
Durasi (D)
PR = IR X D

Atau

P=IXD
3. Attac Rate Penyakit Wabah (AR)
Contoh :
Pada waktu wabah/KLB diare Desa Y tahun 2013
terdapat 20 orang anak menderita diare, jumlah
anak yang memiliki risiko 2.000 orang, berapa
Attack ratenya ?
4. Case Fatality Rate (CFR)

Pembilang (X): Jumlah kematian karena penyakit tertentu di suatu


wilayah pada periode waktu tertentu.

Penyebut (Y): Jumlah kasus penyakit yang sama pada wilayah dan
periode waktu yang sama.

Konstanta (K) = 10, 100, 1000, 100.000.

Manfaat : 1. Untuk mengetahui tingkat keganasan suatu penyakit.


2. Untuk mengetahui efektifitas upaya-upaya penaggulangan
suatu penyakit tertentu.

Interpretasi : CFR Suatu penyakit tinggi menunjukkan bahwa penyakit


tersebut ganas dan atau upaya penanggulangan kurang
efektif.
Contoh :
Kematian karena Ca serviks di Kota X tahun 2013
sebanyak 23 orang. Sedangkan penderita Ca
Cerviks 154 orang, maka CFR adalah ?
5. Angka Kematian Bayi ( Infant Mortality Rate/ IMR)
Pembilang (X) : Jumlah kematian bayi dibawah usia 1 tahun di wilayah
tertentu selama 1 tahun.

Penyebut (Y) : Jumlah lahir hidup di wilayah dan periode waktu yang
sama.

Konstanta (K) = 10, 100, 1000, 100.000.

Manfaat : 1. Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan


masyarakat berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi.
2. Tingkat pelayanan ante-natal.
3. Status gizi ibu hamil.
4. Tingkat keberhasilan program KIA & KB.
5. Kondisi lingkungan & Sosek.

Interpretasi : Bila IMR di suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan


di wilayah tersebut rendah.
Contoh :
Desa Kota Y tahun 2013 terdapat 32 bayi yang
meninggal sebulum umur 1 tahun,jumlah bayi
yang lahir hidup pada tahun yang sama 500
orang maka IMR adalah ?
6. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate /CDR)

Pembilang (X) = Jumlah kematian penduduk pada suatu wilayah dalam


waktu satu tahun.

Penyebut (Y) = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun dalam


tahun yang sama.

Konstanta (K) = 10, 100, 1000, 100.000.

Manfaat : 1. Petunjuk umum status kesehatan masyarakat.


2. Menggambarkan kondisi/tingkat permsalahan penyakit dalam
masyarakat.
3. Menggambarkan kondisi lingkungan fisik dan biologik.
4. Berguna untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk.

Interpretasi : Angka CDR yang tinggi disuatu wilayah menunjukkan bahwa


keadaan status kesehatan, ekonomi, lingkungan fisik dan bio
logik masyarakat di wilayah tersebut masih rendah.
7. Angka Kematian Anak (Child Mortality Rate =CMR)

Pembilang (X) = Jumlah kematian anak balita (1-4 tahun) pada suatu
wilayah dan periode waktu tertentu.

Penyebut (Y) = Jumlah penduduk usia 1-4 tahun pada pertengahan tahun
pada tahun yang sama.

Konstanta (K) = 10, 100, 1000, 100.000.

Manfaat = 1. Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan


kesehatan
anak balita.
2. Untuk mengetahui tingkat pelayanan KIA/Posyandu.
3. Untuk Mengetahui Keberhasilan Program KIA/Posyandu.
4. Untuk menilai kondisi sanitasi lingkungan.

Interprestasi : Angka kematian anak balita tinggi mencerminkan kondisi


perinatal yang tidak sehat dialami oleh para ibu atau meru
pakan akibat dari faktor lingkungan yang buruk pada awal
usia anak.
8. Angka Kematian Ibu ( Maternal Mortality Rate = MMR).

Pembilang (X) = Jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan, ma


sa nifas dalam suatu wilayah dan waktu tertentu.

Penyebut (Y) = Jumlah lahir hidup dalam wilayah dan waktu yang sama.

Konstanta (K) = 10, 100, 1000, 100.000.

Manfaat : 1. Angka kematian ibu mencerminkan resiko yang dihadapi


ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi
oleh :
a. Keadan sosial ekonomi-keadaan kesehatan yang kurang
baik menjelang kehamilan.
b. Kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kela
hiran.
c. Tersedianya dan penggunan fasilitas pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan prenatl dan obstetri.

Interpretasi : Tingginya angka kematian ibu menunjukkan : keadaan Sosek


rendah, Fasilitas pelayanan kesehatan termsuk pelayanan prena
tal dan obstetri rendah.
Contoh :
Desa Kota Y tahun 2013 terdapat kematian ibu
yang melahirkan dan nifas 12 ibu. mlah bayi
yang lahir hidup pada tahun yang sama 500
orang maka IMR adalah ?
9. Angka Kematian Neonatal (Neonatal Death Rate/ NDR)

Pembilang (X) : Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari selama satu
tahun dalam wilayah dan tahun tertentu.

Penyebut (Y) : Jumlah kelahirah hidup dalam wilayah dan tahun yang
sama.

Konstanta (K) = 10, 100, 1000, 100.000.

Manfaat : Untuk mengetahui tingkat pelayanan kesehatan ibu, anak


termsuk antenatal care, Imunisasi TT, Pertolongan persa
linan, Post natal ibu hamil.

Interpretasi : Semakin tinggi angka kematian neonatal, berarti semakin


rendah tingkat pelayanan kesehatan ibu anak.
10. Angka Kematian Khusus Menurut Kelompok Umur Dan Penyebab
Penyakit ( Age And Cause Specifik Death Rate / ASDR dan CSDR)

Pembilang ( X) = Jumlah kematian karena sutu penyakit pada penduduk


golongan umur tertentu di suatu wilayah pada periode
waktu tertentu.

Penyebut (Y) = Jumlah penduduk golongan umur yang sama di wilayah


dan periode waktu yang sama.

Konstanta (K) = 10, 100, 1000, 100.000.

Manfaat : Untuk mengetahui tingkat dan pola kematian menurut


golongan
umur dan menurut penyebabnya.

Interpretasi: Tingginya Angka ASDR dan CSDR menggambarkan bahwa


pola kematian suatu penyakit menurut golongan umur me
ningkat.
Terima Kasih
&
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai