UKURAN EPIDEMIOLOGI
DISUSUN OLEH
6411422134 / 2C
Dalam epidemiologi mengetahui jumlah kasus saja adalah hal yang tidak
cukup untuk menentukan besarnya peluang (risk) terjadinya infeksi di kelompok
masyarakat. Sama halnya apabila ingin mengetahui adanya perubahan derajat
kesehatan pada periode waktu tertentu, atau ingin membandingkan derajat
kesehatan antar kelompok masyarakat, maka nilai absolut tidak dapat
memberikan gambaran yang tepat. Dalam hal ini harus menggunakan
perhitungan dengan angka (rate) (Noor, 2008).
B. Rasio
Rasio dalam epidemiologi adalah perbandingan (pembagian) antara dua
ukuran epidemiologi dengan satuan pengukuran yang sama. Dalam konteks studi
epidemiologi, perbandingan tersebut adalah antara ukuran epidemiologi pada
kelompok studi (kelompok yang dipelajari) dengan ukuran epidemiologi serupa
pada kelompok kontrol (Harlan, 2019).
Rasio merupakan satu angka (numerator/ pembilang) dibagi dengan angka lain
(denominator/ penyebut). Berdasarkan definisi ini maka proporsi maupun rate
merupakan bentuk ratio. Tetapi rasio merupakan numerator dan denominator
tidak saling berhubungan atau pembilangnya bukan merupakan bagian dari
penyebutnya ini yang membedakannya dengan proporsi (Veronika & Ayu, 2019).
Ciri-ciri Rasio :
1. Numerator bukan bagian dari denominator (pembilang bukan bagian dari
penyebut)
2. Memiliki nilai 0 sampai dengan tak terhingga
Rasio juga memiliki pengertian yaitu perbandingan antara 2 kejadian atau 2 hal
antara numerator dan denominator tidak ada sangkut pautnya
Contohnya :
Seks rasio Jawa Tengah
Laki-laki = 40, Perempuan = 60
Laki-laki : Perempuan = 1 : 1,5
Populasi proporsi sakit TBC = 100
Populasi proporsi tidak sakit TBC = 1000
Relative Risk = 100/1000 = 1/10 = 0,1
(Ismah, 2018).
Rumus Rasio :
Umumnya nilai x dan y dibagi oleh nilai x maupun nilai y sehingga salah satu
nomor dalam rasio menjadi sama dengan 1,0. Misalnya, jika suatu kelompok 20
orang menderita penyakit tertentu dan 2 mati karenanya maka rasio terhadap
kematian lebih tepat dinyatakan bukan 20 : 2, tetapi angka ini dibagi 2 menjadi
10: 1 (10 kasus:1 mati). Interpretasinya adalah bahwa pada episode ini dalam 10
kasus ada 1 yang mati (atau 10 kali banyaknya kasus dari kematian) (Bustan, 2006)
Rumus Proporsi :
Keterangan:
• K = Konstanta (100%)
Contoh kasus :
Penyelesaian:
Diketahui:
Konstanta = 100%
Ditanya:
Jawaban:
Proporsi =
Proporsi =
D. Rate
Nilai rate dalam epidemiologi menunjukkan besarnya peristiwa yang terjadi
terhadap jumlah keseluruhan penduduk dan peristiwa tersebut berlangsung
dalam suatu batas waktu tertentu. Dengan demikian ada tiga unsur utama dalam
penentuan nilai rate, yaitu: jumlah mereka yang terkena peristiwa, kelompok
penduduk tempat peristiwa tersebut terjadi; dan batas waktu tertentu yang
berkaitan dengan kejadian tersebut (Noor, 2014).
Rate adalah tipe spesifik dari rasio yang digunakan mengkuantifikasi proses
dinamika seperti pertumbuhan dan kecepatan kejadian tertentu dalam
masyarakat. Rate merupakan perbandingan pada suatu kejadian dengan jumlah
penduduk yang mempunyai risiko kejadian tersebut (Veronika & Ayu, 2019).
Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat selama 1
tahun per 1000 jumlah penduduk pertengahan tahun. Angka ini dapat digunakan
untuk menggambarkan keadaan kesehatan secara umum, mengetahui
keberhasilan program program pemberantasan penyakit, dan sanitasi lingkungan
serta memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan
kesehatan.
Manfaat Insidens :
Secara umum angka insiden ini dapat dibedakan atas dua yaitu incidence rate dan
cummulative incidence (insiden kumulatif).
Insidensi rate dalah jumlah seluruh kasus baru pada suatu populasi pada jangka
waktu tertentu. Biasanya insiden rate digunakan untuk penyakit yang sifatnya
akut. Pengamatan harus bersifat dinamis dimana ukuran disini menggambarkan
kecepatan/ kekuatan perubahan keadaan karena pengaruh lingkungan.
Seorang peneliti mengamati 7 orang selama 7 tahun. Dalam rentang 7 tahun ini
akan dilihat apakah 7 orang tsb terkena sakit atau tidak. Hitunglah Insidence rate
penyakit tersebut!
a) Tidak mengalami sakit yang diamati maka person time (jumlah waktu
sehat yang dijalani) yaitu 7 tahun
b) Tidak mengalami sakit yang diamati maka person time (jumlah waktu
sehat yang dijalani) yaitu 7 tahun
c) Memiliki person time 2 tahun karena pada tahun ke-3 mengalami sakit
d) Tidak mengalami sakit yang diamati maka person time (jumlah waktu
sehat yang dijalani) yaitu 7 tahun
e) Memiliki person time 3 tahun karena pada tahun ke-4 mengalami sakit
f) Memiliki person time 2 tahun karena pada tahun ke-3 mengalami sakit
g) Memiliki person time 5 tahun karena pada tahun ke-6 mengalami sakit
Konstanta yang digunakan yaitu 100 bukan 10 karena yang diamati adalah
orang. Jika 10 maka hasil perhitungan 0,91 per 10 orang waktu. Karena tidak
ada 0,9 orang, paling tidak adanya 1 orang, tidak ada setengah orang atau
seperempat orang. Sehingga k yang digunakan yaitu 100.
Cummulative Incidence ( Insiden kumulatif = IK)
Disebut juga incidence proportion/ incidence risik/ cumulative incidence Insiden
kumulatif merupakan jumlah orang yang terkena penyakit (kasus baru)
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berisiko terkena penyakit dalam
periode waktu tertentu.
Contoh :
Seorang peneliti ingin mengamati terjadinya suatu penyakit pada 7 orang,
pengamatan dilakukan selama 7 tahun. Hitunglah Insiden kumulatifnya!
Prevalens
Prevalens adalah jumlah orang yang terkena penyakit (kasus lama dan baru)
dibandingkan dengan jumlah penduduk dalam periode waktu tertentu. Prevalens
merupakan probabilitas/ risiko untuk menjadi sakit/ terkena masalah kesehatan.
Prevalens merupakan proporsi, tidak memiliki dimensi, besarnya antara 0-1
Dibagi menjadi 2: Point prevalence (prevalensi sesaat), period prevalence
(prevalensi periode)
Penyebab Mortalitas :
1. Faktor langsung (faktor dari dalam), faktor tersebut antara lain dipengaruhi
oleh beberapa variabel yaitu:
Umur
Jenis kelamin
Penyakit
Kecelakaan, kekerasan, bunuh diri
2. Faktor tidak langsung (faktor dari luar), faktor tersebut antara lain dipengaruhi
oleh beberapa variabel yaitu:
Tekanan, baik psikis maupun fisik
Kedudukan dalam perkawinan
Kedudukan sosial-ekonomi
Tingkat pendidikan
Pekerjaan
Beban anak yang dilahirkan
Tempat tinggal dan lingkungan
Tingkat pencemaran lingkungan
Fasilitas kesehatan dan kemampuan mencegah penyakit
Politik dan bencana alam
Jenis Mortalitas dan Rumus :
1. Angka Kematian Kasar atau Crude Death Rate (CDR)
Angka kematian kasar/ Crude Death Rate (CDR) adalah jumlah kematian
yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk pada pertengahan tahun
yang sama. Angka ini disebut kasar oleh karena perhitungan jumlah kematian
dilakukan secara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok
tertentu di dalam populasi yang memiliki tingkat kematian yang berbeda-beda
(Eko Budiarto, 2002).
2. Angka Kematian Menurut Umur atau Age Specific Death Rate (ASDR)
Angka kematian menurut usia menunjukkan jumlah penduduk yang
meninggal dunia dari seribu penduduk pada kelompok usia tertentu. ASDR
lebih rinci dibanding CDR karena melihat kematian pada kelompok umur
tertentu.
Keterangan:
ASDR = angka kematian menurut kelompok usia
Dx = jumlah penduduk yang meninggal pada kelompok usia tertentu
Px = jumlah penduduk pada kelompok usia tertentu
5. Angka Kematian Bayi Baru Lahir atau Neonatal Mortality Rate (NMR)
NMR adalah jumlah kematian bayi berumur kurang dari 28 hari yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
4. Survei kesehatan
Salah satu sumber statistik nasional adalah SUSENAS (survei sosial ekonomi
nasional) tahunan, yaitu studi yang dilakukan oleh BPS. SDKI (survei demografi
dan kesehatan Indonesia) dilakukan beberapa tahun sekali menjadi sumber
data yang sangat tepat dan menyeluruh
H. Daftar Pustaka
Alvana, M. A. F., 2017. Mortalitas di Indonesia (Sejarah Masa Lalu dan Poyeksi ke
Masa Depan). s.l.:s.n.
Bustan, M. N., 2016. Pengantar Epidemiologi. Revisi ed. Jakarta: Rineka Cipta.
Ismah, Z., 2019. Bahan Ajar Dasar Epidemiologi. Medan: Universitas Islam Negeri
Medan.
Morton, R. F., Hebel, J. R. & McCharter, R. J., 2008. Epidemiologi dan Biostatistik
Panduan. 5 ed. Jakarta: Kedokteran egc.
Muslimin , D., 2023. BAB IV Ukuran Mortalitas Epidemiologi. Sumatra Barat: PT.
Global Eksekutif Teknologi.
Utoyo, B., 2009. Geografi 2 Membuka Cakrawala Dunia: Untuk Kelas XI Sekolah
Menengah Atas/ Madrasah Aliyah program Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung:
PT.Setia Purna Invest.
Veronika, E., 2019. Modul Ukuran Frekuensi. Jakarta: Universitas Esa Unggul.
Veronika, E. & Ayu, I. M., 2019. Modul Dasar dasar Epidemiologi. Jakarta:
Universitas Esa Unggul.