Anda di halaman 1dari 8

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengetahuan mengenai pembibitan ayam dimana tidak hanya dinilai oleh
banyaknya jumlah telur yang fertil dan tingginya daya tetas, namun dipengaruhi
juga oleh kualitas anak ayam yang dihasilkannya. Dalam upaya peningkatan
kualitas anak ayam, perlu dilakukan penilaian terhadap chick quality yang mana
pelaksanaannya terkadang dilakukan secara subjektif, berbeda antara satu sama
lain, dan sulit untuk diukur. Oleh karena itu, diperlukan metode pengukuran dalam
upaya menentukan chick quality demi tercapainya kualitas DOC yang baik.

1.2 Identifikasi Masalah


1. Apa itu chick quality dan bagaimana cara mengukur chick quality.
2. Apa itu Pasgar dan Tona Score.

1.3 Maksud & Tujuan


1. Mengetahui penjelasan mengenai chick quality dan cara mengukur chick
quality.
2. Mengetahui penjelasan mengenai Pasgar dan Tona Score.
II
PEMBAHASAN

2.1 Chick Quality


Setiap perusahaan penetasan bertujuan untuk menghasilkan daya tetas
yang tinggi dan anak ayam yang berkualitas. Kualitas anak ayam dapat
didefinisikan sebagai anak ayam yang berkembang optimal selama inkubasi dan
menunjukkan performans yang baik seperti pertumbuhan harian, hasil daging
dada, telur atau daya hidup di lapangan. Evaluasi kualitas ayam dapat mendeteksi
masalah dan meningkatkan keuntungan dalam penetasan dan perusahaan
terintegrasi dan harus dimasukkan dalam prosedur analisis kualitas standar
(Moleenar, 2010).
Dalam praktiknya, kualitas ayam yang baik sangat penting untuk
mengoptimalkan performans. Anak ayam dengan kualitas buruk tumbuh secara
perlahan.
Kualitas anak ayam dapat dilihat dari angka kematian pada minggu
pertama, faktor yang mempengaruhi kualitas penetasan telur ayam diantaranya
adalah tingkat suhu, kelembaban, ventilasi, frekuensi, dan sudut berputar selama
inkubasi. Secara umum, dapat dikatakan terdapat sifat kualitatif dan kuantitatif
telur. Sifat kualitatif meliputi hal yang subjektif, termasuk pengamatan aktivitas
ayam, kualitas pusar, paruh, dan sendi. Sedangkan, sifat kuantitatif meliputi
panjang anak ayam, panjang bulu, dan berat anak ayam yang sangat berkorelasi
dengan berat telur.
Kualitas ayam bisa diukur dengan beberapa metode. Pemilihan metode
yang tepat tergantung pada tujuan dari evaluasi dan waktu yang tersedia. Ukuran
sampel, akurasi dan waktu yang diperlukan untuk berbagai metode tidak sama.
Metode yang paling sering digunakan menurut Molenaar (2010) diantaranya :
 Penilaian secara visual
Penilaian secara visual digunakan untuk memperoleh gambaran umum
dari kualitas anak ayam. Evaluasi visual berdasarkan warna bulu, kualitas pusar,
dan tingkah laku. Meskipun ini adalah metode yang cepat dan banyak digunakan
dalam penetasan, kualitas ayam hanya diperkirakan dan tidak dicatat dengan
nomor. Penilaian secara visual dipengaruhi oleh pendapat pribadi.
 Bobot badan
Bobot badan diukur dengan menimbang seluruh anak ayam. Namun,
pengukuran bobot badan dapat terganggu dikarenakan masih adanya sejumlah sisa
yolk. Berat anak ayam menunjukkan bahwa anak ayam mengalami perkembangan
yang baik, namun kurang tepat ketika anak ayam masih memiliki berat sisa
kuning telur dan massa tubuh bebas kuning telur yang rendah. Mengevaluasi
kualitas ayam dengan mengukur berat badan merupakan hal yang cukup sulit.
 Massa tubuh bebas kuning telur
Pengukuran massa tubuh bebas kuning telur merupakan indikator yang
lebih baik dibadingkan dengan bobot badan. Hasil-hasil studi telah menunjukkan
hubungan positif antara massa tubuh bebas kuning telur dan performans
selanjutnya dari anak ayam. Massa tubuh bebas kuning telur dihitung dengan
mengurangkan sisa kuning telur dari bobot badan. Meskipun ini merupakan
metode yang akurat untuk mengevaluasi kualitas ayam, metode ini memakan
waktu.
 Panjang anak ayam
Indikator lain pertumbuhan anak ayam adalah panjangnya. Studi
menunjukkan bahwa panjang anak ayam memiliki hubungan dengan massa tubuh
bebas kuning telur dan memprediksi performans selanjutnya. Panjang anak ayam
ditentukan dengan meregangkan ayam menggunakan penggaris dan mengukur
panjang dari paruh hingga ke akhir kaki tengah. Pengukuran panjang anak ayam
dapat bervariasi tiap individu, tergantung pengalaman. Seperti massa tubuh bebas
kuning telur, usia kelompok harus dilakukan pencatatan ketika data dievaluasi.
Mengukur panjang anak ayam merupakan suatu metode cepat untuk mengevaluasi
kualitas anak ayam.
 Chick Yield
Persentase hasil penurunan bobot badan selama inkubasi yang dihitung
sebagai persentase dari berat anak ayam dari berat awal telur. Dalam praktiknya,
rata-rata berat telur dalam tray dan rata-rata bobot ayam yang ditimbang akan
dihitung beratnya dan hasilnya. Penurunan bobot badan yang cukup selama
inkubasi diperlukan untuk mendapatkan kualitas anak ayam yang baik.
rata−rata berat anak ayam
%hasil anak ayam = x 100
rata−rataberat telur segar

 Tona dan Pasgar score


Merupakan sistem penilaian yang berbeda telah dikembangkan untuk
mengevaluasi kualitas anak ayam. Tona atau nilai Pasgar mengevaluasi beragam
kriteria seperti pusar, kaki, paruh dan yolk sac. Kriteria ini terutama terbentuk
selama Bagian terakhir dari inkubasi dan mereka memprediksi kelangsungan
hidup ayam di minggu pertama pasca menetas. Meskipun beberapa sistem
penilaian telah terbukti menjadi indikator untuk kematian minggu pertama dan
daya hidup anak ayam, hubungan untuk produksi harian seperti pertumbuhan
harian kurang jelas.
Selain itu, terdapat sumber lain (Tona K, 2003) yang memiliki paramater
tersendiri dalam menentukkan kualitas anak ayam, sebagai berikut.
Tabel 1. Penentuan kualitas anak ayam
Parameter Deskripsi
Aktivitas Ayam ditempatkan di punggungnya dan mengamati
untuk melihat seberapa cepat kembali ke kakinya.
Segera kembali ke kakinya dianggap kuat, sedangkan
keterlambatan pengembalian atau tersisa di
punggungnya dianggap
lemah.
Bawah dan penampilan Ayam harus kering dan bersih ( bebas dari yolk kering
yang melekat dan membran sel)
Parameter Deskripsi
Penarikan yolk Punggung ayam ditempatkan di telapak tangan.
Ketinggian perut diperkirakan. Konsistensi menyentuh
perut diperkirakan . Anak ayam yang memiliki tubuh
dengan yolk besar dan sulit untuk sentuhan dianggap
berkualitas buruk .
Mata Terbuka dan cerah dianggap berkualitas baik. Terbuka
tapi tidak cerah dianggap cukup dan tertutup berkualitas
buruk
Kaki Kaki ayam diletakan apakah bisa berdiri dengan mudah
lalu diamati. Konformasi jari kaki dinilai seperti warna
hock .
Pusar Penutupan pusar dan pewarnaan kulit di sekitar pusar
itu diamati. Warna kulit yang berbeda dari warna kulit
ayam itu dianggap berkualitas rendah.
Sisa Membran Sisa membran dikategorikan: sangat besar , besar atau
kecil .
Sisa Yolk Sisa yolk menempel pada kulit dan turun dikategorikan:
sangat
besar , besar atau kecil.

Parameter di atas memiliki poin-poin dan skor (100) tersendiri dengan rincian
sebagai berikut.
Tabel 2. Scoring chick quality
Parameter Deskripsi Skor
Aktivitas Baik 6
Rendah 0
Bawah dan penampilan Bersih dan kering 10
Basah 8
Kotor dan basah 0
Penarikan yolk Normal 12
Yolk besar sulit untuk 0
disentuh
Mata Terbuka dan cerah 16
Terbuka dan tidak cerah 8
Kaki Kaki dan jari-jari kaki 16
normal
Satu kaki terinfeksi 8
Dua kaki terinfeksi 0
Pusar Benar-benar tertutup dan 12
bersih
Tidak tertutup dan tidak 6
berubah warna
Tidak tertutup dan berubah 0
warna
Sisa Membran Membran tidak ada 12
Membran kecil 8
Membran besar 4
Membran sangat besar 0
Sisa Yolk Tidak ada yolk 16
Yolk kecil 12
Yolk besar 8
Yolk sangat besar 0

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas anak ayam, antara
lain dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Faktor yang mempengaruhi kualitas anak ayam
Faktor Ket.
Kualitas penetasan telur Ukuran , bentuk, warna , integritas shell dan
kontaminasi
Waktu pengumpulan Bisa mempengaruhi tahapan perkembangan
embrio
Penyimpanan telur Suhu dan kelembaban
Suhu inkubasi Variasi suhu atau panas / dingin harus dihindari
Konsentrasi karbon dioksida Sementara beberapa diperlukan untuk
inkubator pengembangan, konsentrasi tinggi dapat
menghasilkan anak ayam berkualitas rendah
Perbedaan waktu penetasan Waktu menetas ayam berkaitan dengan waktu
saat ayam dikeluarkan dari inkubator akan
mempengaruhi performance ayam

2.2 Pasgar dan Tona Score


Salah satu metode yang digunakan untuk menilai kualitas anak ayam ini
dengan menggunakan metode scoring yaitu mengubah sifat kualitatif menjadi
kuantitatif dengan menggunakan poin-poin. Dalam hal ini University of Leuven
mengembangkan sebuah metode yang disebut Tona score dimana lebih sederhana
dan praktis dibandingkan dengan Pasgar score. Kedua metode ini menggunakan
penilaian secara visual dan menggunakan poin dengan skala 1-10. Penilaian
dilakukan terhadap kelangsungan hidup anak ayam, pusar, kaki, dan yolk sac.
Metode ini berkorelasi positif dengan kelangsungan hidup anak ayam, terutama
pada minggu pertama.

III
KESIMPULAN

 Chick quality menunjukkan anak ayam yang berkembang optimal selama


inkubasi dan menunjukkan performans yang baik seperti pertumbuhan
harian, hasil daging dada, telur atau daya hidup di lapangan.
 Penentuan chick quality dapat dilakukan dengan banyak metode, antara
lain pengamatan visual, bobot badan, panjang badan, chick yield, dan nilai
pasgar-tona score.
 Metode penentuan kualitas anak ayam dapat dikatakan seluruhnya
berkorelasi positif terhadap dayahidup DOC terutama pada minggu awal
dan performansnya (khusu untuk panjang badan).

DAFTAR PUSTAKA

Molenaar. R. 2010. Evaluation of Chick Quality ; Wich Method Do You Chose?.


Technical information. www.hatchtech.nl
Poultrysite. 2005. What Counts For Chick Quality ?.
http://www.thepoultrysite.com/articles/432/what-counts-for-chick-quality/
(diakses tgl 20 Oktober 2015)

Anda mungkin juga menyukai