“POULTRY GRADING”
Kelompok 7
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
Praktikum Produksi Ternak Unggas dengan judul “Poultry grading”. Tidak lupa
penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ir. Iwan Setiawan, DEA.
selaku dosen pengampu mata kuliah Produksi Ternak Unggas yang telah
Laporan Praktikum ini disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu
tugas dari mata kuliah Produksi Ternak Unggas. Penyusun sadar bahwa laporan
praktikum ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................2
II. PEMBAHASAN......................................................................................3
III. KESIMPULAN....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................11
LAMPIRAN................................................................................................12
1
PENDAHULUAN
halal, pengeluaran darah, pencabutan bulu dan pengeluaran jeroan, tanpa kepala,
leher, dan kaki. Karkas ayam broiler biasa dipasarkan secara utuh maupun
sayap, dada, paha, dan punggung. Sejauh ini belum diketahui apakah pada umur
panen yang sama, ayam broiler jantan dan betina menghasilkan karkas dengan
karakteristik yang sama. Dari segi gizi, sosial budaya, dan ekonomi, karkas
merupakan salah satu komoditas yang penting. Industri karkas ayam memiliki
prospek ekonomi yang cerah karena peternakan ayam relatif mudah berkembang,
yang berkualitas untuk memastikan bahwa karkas dalam keadaan bersih, segar,
ayam dan cara mengolahnya selama proses pengolahan karkas agar mengatui
karkas yang baik dan berkualitas ketika membeli. Oleh karena itu, praktikum
1.3 Tujuan
II
PEMBAHASAN
No Pengamatan Grade
1 Health and Vigor A
2 Feathering A
3 Comformation A
4 Fleshing A
5 Fat A
Defect :
Tear and Broken Bones
6 A
Bruises Scratches and Callauses
Shank
Tabel 1. Pengamatan Ayam Hidup
and vigor dengan grade A bahwa ayam tersebut siap siaga/waspada, mata bersinar
dan lincah (vigorous). Berdasarkan pengamatan secara fisik, ciri ayam broiler
komersial yang sehat yaitu Gerakan ayam lincah dan aktif, Mata dan muka ayam
cerah (tidak mengantuk), Nafsu makan dan minum baik, Berdiri tegak, kaki
kokoh, dan bentuk tubuh proporsional, Sayap tidak jatuh dan posisi kepala
terangkat dengan baik, Tidak terdengar gejala pernapasan bersuara (ngorok) atau
batuk, Berat badan sesuai dengan umur (standar) (Rasyaf, 2006). Bedasarkan
literature diatas ayam yang diamati dalam keadaan yang sehat dimana ditandai
dengan matanya bersinar, dan lincah dari pengamatan tersebut dapat disimpulkan
2.1.2 Feathering
Pada pengamatan Ayam hidup yang didapatkan dari pengamatan
Feathering dengan grade A bahwa ayam tersebut tertutup bulu secara baik, terlihat
yang sehat dilihat melalui bulu dengan melihat ciri-ciri bulu tersebut bulu yang
baik akan menyelimuti seluruh tubuh dengan disertai bulu halus dan lembut
dan bulu pada bagian punggung dan kulit halus dan kuat (Rasyaf, 2006). Ayam
dilakukan maa dapat disimpulkan bahwa untuk Feathering dari ayam tersebut
2.1.3 Comformation
Pada pengamatan Ayam hidup yang didapatkan dari pengamatan
Comformation dengan grade A bahwa ayam tersebut Normal dengan Breast Bone
nya Sedikit melengkung, ayam melengkung 1/8 “, kalkun ¼”, Backs nya normal
(sedikit melengkung) dan Leg and Wingsnya Normal. Cara melihat ayam yang
baik adalah dengan melihat perdagingan pada bagian dada dan paha dan
diamati pada bagian-bagian dada, punggung, sayap serta kaki tidak ada cacat
2.1.4 Fleshing
Pengamatan yang ke 5 yaitu Fleshing atau yang biasa disebut pedagingan.
5
Fleshing / Pedagingan, adalah faktor penilaian kualitas daging yang baik meliputi
warna, keempukan dan tekstur (Abubakar et al, 1995). Pada data hasil
dada dan paha memiliki perdagingan yang cukup baik. Selain itu drum sticks,
2.1.5 Fat
Pengamatan yang ke 5 yaitu Fat atau yang biasa disebut lemak. Menurut
mountney, G.J. (1976) kualitas A bagian dada, punggung, pinggul dan tulang
capit (pinbones), harus tertutup oleh lemak secara baik, kecuali pada chicken
broiler or fryer, dan young tom turkey mungkin hanya mempunyai perlemakan
yang sedang. Pada data hasil pengamatan ayam hidup yang didapatkan dari
membungkus rata bagian tubuh ayam. Perlemakan terlihat jelas pada bagian dada,
2.1.6 Defect : Tear and Broken Bones, Bruises Scatches and Callauses, Shank
Pengamatan yang ke 6 yaitu Defect atau yang biasa disebut kecacatan.
memiliki kecacatan pada bagian tubuhnya seperti terdapat kulit yang sobek dan
tulang yang patah, memar, goresan ataupun penebalan pada bagian shank (telapak
kaki). Pada data hasil pengamatan ayam hidup yang didapatkan dari penilaian
kulit yang sobek. Tulang ayam dan persendian normal. Tidak terdapat memar
dalam tubuh dan daerah shank serta telapak kaki ayam tidak terjadi penebalan
6
No Pengamatan Grade
Conformation B
Breast bone B
1
Back B
Legs and Wings B
2 Fleshing B
3 Fat covering B
Pinfeather B
4 Non protuding pins and hairs B
Protuding pins B
5 Disjoint bones B
6 Broken bones B
7 Missing parts B
8 Disclororation B
9 EksposhedFlosh B
2.2.1 Conformation
Hasil penilaian konformasi karkas pada kelompok kami adalah grade B.
Hal ini karena terdapat sedikit kelainan pada tulang dada yang melengkung sedikit
agak banyak, back yang bengkok dan kaki dan sayap yang agak menyimpang.
tulang, jadi merupakan ukuran untuk menilai kualitas daging secara langsung.
2.2.2 Fleshing
Hasil penilaian fleshing pada kelompok kami adalah grade B, yaitu
perdagingan cukup baik pada bagian dada dan paha. Menurut SNI (2009)
perdagingan adalah ketebalan daging yang ada pada paha, dada dan punggung.
Oleh karena itu, terdapat korelasi positip antara perdagingan didaerah punggung
dengan banyaknya daging pada berbagai bagian karkas yang lainnya. Nilai karkas
7
dipengaruhi oleh berat karkas dan jumlah yang dihasilkan. Jumlah daging yang
dihasilkan sangat ditentukan oleh derajat kegemukan dan jumlah daging pada
cukup lemak pada dada dan paha sehingga warna daging tak kentara. Perlemakan
harus menyebar merata dibawah kulit yang menutupi bagian karkas. Perlemakan
ini perlu dipertahankan, sebab selain memberi rasa lezat dan gurih, lemak juga
menghindari sentuhan langsung daging dengan minyak. Selain itu tebal lemak
punggung atau subcutan sangat mempengaruhi bobot badan dan kualitas karkas
2.2.4 Pinfeather
Hasil penilaian Pinfeather pada kelompok kami adalah grade B. Hal ini
dapat dilihat dari non protruding pins and hairs yang jarang ada dan tidak
untuk ibu rumah tangga untuk menghilangkannya. Oleh karena itu, kebersihan
karkas dari pinfeather sangat menentukan dalam penilaian karkas. Karkas baru
dikatakan memiliki grade A apabila tidak terdapat non protruding pins and hairs
dan protruding pins. Hal ini sejalan dengan pendapat Shai (2002) yang
menyatakan bahwa karkas akan memiliki penampilan bersih terutama pada dada
Disjoint bones adalah keadaan pada saat tulang masih dalam keadaan utuk
(tidak patah) tetapi keluar dari sendinya. Biasanya ujung tulang yang seharusnya
ada pada sendi dapat terlihat. Pada data hasil pengamatan, pada penilaian disjoint
bones grade-nya B yang artinya hanya terdapat 2 tulang yang terlepas dari sendi
atau 1 tulang menonjol dengan 0 sampai 1 tulang yang terlepas dari sendi.
menembus kulit dan juga tidak menembus kulit. Pada data hasil pengamatan,
ketika 1 tulang disjointed dan 1 tulang patah tidak menembus kulit atau hanya
karkas. Umumnya pada bagian sayap, ekor atau punggung. Pada data hasil
kemungkinan bagian yang hilang ada di sayap (sendi kedua) ataupun di area
punggung dan ekor dengan luas Area ekor dan punggung tidak lebih lebar dari
pangkal ekor dan memanjang hingga pertengahan antara pangkal ekor dan
pinggul.
2.2.8 Discoloration
Discoloration artinya perubahan warna karkas. Pada hasil pengamatan
terbatas pada area yang cukup gelap, karkas bebas dari cacat. Tidak ada tanda-
9
tanda pendarahan yang tidak sempurna. Perubahan warna adaging akibat memar
harus bebas dari gumpalan dan tidak boleh melebihi setengahd ari total are
akibat kesalahan pemotongan dengan pisau atau sobekan kulit selama pemrosesan
otomatis. Potongan, robekan, atau trim harus benar-benar menembus kulit hingga
dagingnya dapat terlihat agar bisa dikatakan Exposed flesh. Pada hasil
pengamatan, grade-nya B artinya daging yang terbuka tidak lebih dari 1/3 bagian
III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Ayam hidup yang didapatkan dari pengamatan health and vigor dengan
lincah (vigorous) karena secara fisik, ciri ayam broiler komersial yang
sehat yaitu Gerakan ayam lincah dan aktif, Mata dan muka ayam cerah
(tidak mengantuk), Nafsu makan dan minum baik, Berdiri tegak, kaki
kokoh, dan bentuk tubuh proporsional, Sayap tidak jatuh dan posisi
(standar).
Discoloration, Discoloration.
11
DAFTAR PUSTAKA
Washington, D.C.
Badan Standardisasi Nasional. 2009. SNI 3924-2009. Mutu Karkas dan Daging
Badan Nasional Indonesia. (2009). SNI 01-3924-2009. Mutu Karkas dan Daging
Muharlien. (1995). Pengaruh jenis kelamin, bobot inisial dan aras protein
ransum terhadap performan dan kualitas fisik karkas ayam kampung fase
LAMPIRAN