Anda di halaman 1dari 38

KELOMPOK 3

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberika
kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
buku

ini.

Tanpa

pertolongan-Nya

mungkin

penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan


dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta ng yakni Nabi
Muhammad SAW.
Buku

ini

disusun

agar

pembaca

dapat

memperluas ilmu tentang "Judging Ayam Broiler",


yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Walaupun buku ini kurang
sempurna dan memerlukan perbaikan tapi juga
memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada Ir. Dani Garnida, MP. Selaku dosen mata
i

kuliah Keragaan dan telah membimbing penyusun


agar dapat mengerti tentang bagaimana cara
menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai
kaidah.
Semoga

buku

ini

dapat

memberikan

pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.


Walaupun buku ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun.

ii

DAFTAR ISI

BAB

HALAMAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

iii

I. PENDAHULUAN ...............................

II. ISI .........................................................

2.1. Judging ........................................

2.2. Ayam Broiler...............................

2.3. Ciri Ciri Bibit Broiler..............

2.4. Cara Seleksi.................................

12

2.5. Judging Ayam Broiler ................

17

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii

I
PENDAHULUAN

alah satu sumber daging yang paling


banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
Indonesia adalah ayam. Daging ayam

yang sering dikonsumsi oleh masyarakat diperoleh


dari pemotongan ayam broiler, petelur afkir, dan
ayam kampung.
Ayam

broiler

merupakan

salah

satu

penyumbang terbesar protein hewani asal ternak


dan merupakan komoditas unggulan. Industri ayam
broiler berkembang pesat karena daging ayam
menjadi sumber utama menu konsumen. Di
Indonesia ayam broiler atau ayam ras pedaging
disebut juga sebagaiayam potong atau ayam
pedaging. Dengan waktu pemeliharaan yang
relatif singkat dan menguntungkan. Maka banyak
peternak baru, serta peternak musiman yang
1

bermunculan

diberbagai

wilayah

Indonesia.

Beternak ayam broiler bisa dilakukan dengan


modal besar maupun kecil, sebagai usaha pokok
maupun sambilan, usaha yang bisa ditangani oleh
tenaga kerja keluarga, dan areal yang dibutuhkan
tidak begitu luas. Pemasaran ayam broiler terbilang
mudah,

karena

banyak

manusia

yang

mengkonsumsinya.
Mengingat

tingginya

kewaspadaan

masyarakat terhadap keamanan pangan, menuntut


produsen bahan pangan termasuk pengusaha
peternakan untuk meningkatkan kualitas produknya.
Walaupun

kualitas

karkas

tergantung

pada

preferensi konsumen namun ada standar khusus


yang dijadikan acuan. Ayam Broiler yang baik atau
layak konsumsi dapat dilihat sesuai dengan standar
SNI mulai dari kesehatan dingga persiapan sebelum
dipotong.

Untuk

itu

perlu

ada

pemahaman

mengenai penilaian (judging) terhadap ayam


broiler atu pedaging.

II
ISI
2.1.

Judging
Judging adalah penilaian tingkatan ternak

dengan beberapa karakteristik penting untuk tujuan


tertentu secara subjektif. Judging terdiri atas tiga
langkah

yaitu,

penilaian

melalui

kecermatan

pandangan (visual), penilaian melalui kecermatan


perabaan

(palpasi),

dan

penilaian

melalui

pengukuran tubuh.
Memilih ternak berdasarkan visual berarti
kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang
tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama
saja dengan seleksi untuk tujuan produksi. Seleksi
berdasarkan visual ini biasa disebut dengan Judging.
Judging pada ternak dalam arti yang luas adalah

usaha yang dilakukan untuk menilai tingkatan


ternak yang memiliki karakteristik penting untuk
tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan dalam arti sempit
adalah referensi untuk pemberian penghargaan
tertentu dalam suatu kontes.

Kadang-kadang

judging dilakukan untuk melakukan penggolongan


ternak berdasarkan kelasnya masing-masing.
Ternak yang sehat dapat dipilih dengan
melakukan penilaian melalui pandangan dari
samping, belakang, dan depan atas ternak tersebut.
Untuk mengetahui bahwa ternak dalam kondisi
sehat, maka perlu diketahui karakteristik ternak
yang sehat. Karakteristik tersebut meliputi, keadaan
mata dan kulitnya normal, pergerakannya tidak
kaku, tingkah laku dan nafsu makan normal,
pengeluaran kotoran dan urine tidak sulit, tidak ada
gangguan dalam berjalan dan berdiri,
5

serta

memiliki respirasi dan sirkulasi darah yang normal.


2.2.

Ayam Broiler
Broiler merupakan ternak yang paling

ekonomis bila dibandingkan dengan ternak lain,


kelebihan

yang

dimiliki

adalah

kecepatan

pertambahan/produksi daging dalam waktu yang


relatif cepat atau singkat sekitar 4-5 minggu
produksi daging sudah dapat dipasarkan atau
dikonsumsi (Murtidjo, 2003).
Menurut Rasyaf (2004) yang dimaksud
dengan broiler (ayam potong) adalah ayam yang
muda jantan atau betina yang berumur dibawah 8
minggu dengan bobot tertentu, pertumbuhan yang
cepat

timbunan

daging

baik

dan

banyak.

Sedangkan menurut Siregar (2005) menyebutkan


broiler adalah ayam muda yang berumur kurang
6

dari 8 minggu, daging lembut, empuk, dan gurih


dengan bobot hidup berkisar antara 1,5-2,0 kg/
ekor.
Broiler di Indonesia adalah ayam ras
pedaging jantan atau betina yang dipotong pada
umur 5-6 minggu, dimana ayam tersebut masih
muda dan mempunyai daging yang masih lunak
(Hardjosworo dan Rukmiasih, 2000).
Ciri-ciri Day Old Chick
Beberapa ciri DOC kualitas yang baik
berdasarkan penampilan secara umum dari luar
(general appearance) sebagai berikut :
1. Bebas dari penyakit (free disease ) terutama
penyakit pullorum, omphalitis dan jamur.
2. Berasal dari induk yang matang umur dan
7

dari pembibit yang berpengalaman.


3. DOC terlihat aktif, mata cerah dan lincah.
4. DOC memiliki kekebalan dari induk yang
tinggi.
5. kaki besar dan basah.
6. bulu cerah, tidak kusam dan penuh.
7. anus bersih, tidak ada kotoran atau pasta
putih.
8. keadaan tubuh ayam normal.
9. berat badan sesuai dengan standar strain,
biasanya di atas 37 g (Fadilah, 2000).
2.3.

Ciri Bibit Ayam DOC (Day Old Chicken)

yang Sehat
8

Berikut Ini Beberapa Ciri Ayam yang Sehat


Berdasarkan Penampakan Secara Umum dari Luar
(General Appearance). Bibit ayam ras DOC
mempunyai peranan strategis dalam perkembangan
perunggasan, sehingga saat diperlukan tersedianya
DOC yang bermutu baik. Menyadari hal itu,
pemerintah telah menerbitkan standar Nasional
Indonesia (SNI) SNI 01-4868.1-2005 untuk DOC
ayam broiler komersial (ayam ras tipe pedaging).
Hal ini dilakukan untuk menjamin mutu DOC yang
beredar. Standar ini meliputi acuan normatif, istilah
dan definisi, klasifikasi, spesifikasi, persyaratan
mutu di penetasan (hatchery), cara pengambilan
contoh, cara pengukuran, pengangkutan, dan
pengemasan DOC.
Day Old Chicken (DOC) harus berasal dari
pembibitan ayam ras bibit induk tipe pedaging
9

(broiler breeder) harus bebas penyakit hewan


menular dan mengikuti ketentuan peraturan yang
berlaku

tentang

pencegahan

penyakit

atau

kesehatan hewan. Pembibitan harus mempunyai


surat keterangan tentang asal bibit ayam (certificate
of origin) dan surat keterangan kesehatan hewan
(certificate of health) dinyatakan oleh petugas
(dokter hewan) yang berwenang.
Persyaratan mutu di penetasan (hatchery)
sesuai dengan SNI 01-4868.1-2005 untuk bibit
ayam ras tipe pedaging sebagai berikut.
1.

Bobot kuri per ekor minimal 37 gram.

2.

Kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat


berdiri tegak, paruh normal, tampak segar
dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan
bentuk dan tidak cacat fisik, sekitar pusar
10

dan dubur kering dan pusar tertutup.


3.

Warna bulu seragam sesuai dengan warna


galur (strain) dan kondisi bulu kering dan
berkembang.

4.

Jaminan kematian kuri maksimum 2%

Ciri Ayam Broiler Komersial yang Sehat (Ayam


Siap Panen)
Tujuan akhir usaha budidaya ayam broiler
komersial adalah ayam tumbuh sehat, potensi
genetik (performance) tercapai standar sesuai
dengan jenis (strain) ayam yang dipelihara.
Parameter

yang

mengetahui

bagus

sering
tidaknya

digunakan
potensi

untuk
genetik

(performance) ayam tersebut adalah ayam bebas


dari penyakit (sehat), tingkat kematian (mortality)
11

rendah, rataan pertambahan berat badan harian


(average daily gain atau ADG) sesuai standar,
konversi pakan menjadi daging (feed convertion
ratio atau FCR) tinggi, dan bentuk tubuh sempurna.
Berdasarkan pengamatan secara fisik, ciri
ayam broiler komersial yang sehat sebagai berikut :
1.

Gerakan ayam lincah dan aktif

2.

Mata

dan

muka

ayam

cerah

(tidak

mengantuk)
3.

Nafsu makan dan minum baik

4.

Berbulu cerah berminyak, tidak kusam, dan


tidak berdiri

5.

Berdiri tegak, kaki kokoh, dan bentuk tubuh


proporsional
12

6.

Sayap tidak

jatuh dan posisi

kepala

terangkat dengan baik


7.

Tidak terdengar gejala pernapasan bersuara


(ngorok) atau batuk

8.

Berat badan sesuai dengan umur (standar)

9.

Anus bersih tidak ada kotoran yang


menempel

2.4.

Cara Seleksi
Dalam seleksi cara visual sebenarnya

termasuk dengan perabaan.


1.

Seleksi

berdasarkan

SilsilahSeleksi

menggurlakan silsilah keturunan didasarkan pada


catatan prestasi tetua dari individu. Biasanya
dilaksanakan pada seleksi galur murni, dimana
hasilnya

tidak

perlu

tampak.
13

Dalam

garis

keturunan yang sama tidak selau semua sifat yang


dituju dapat diturunkan. Cara ini diaplikasikan pada
seleksi

hewan-hewan

muda

yang

belum

berproduksi; atau terhadap sifat yang terkait seks.


Misalnya memilih pemacak pada sapi perah,
padahal seekor jantan tidak pernah menghasilkan
susu.
Silsilah adalah alat yang berguna bila
faktor-faktor pembatasnya telahdiketahui. Namun
bila performannya sudah diketahui, maka silsilah
tidak diperlukan lagi.Cara ini tidak bisa dilakukan
tanpa catatan produksi keturunan, oleh karena itu
pemilihan bibit yang bisa dilakukan tanpa catatan
produksi tetuanya hanya berdasarkan penampilan
eksterior walapun tidak ada jaminan sifat yang super
tersebut bakal diturunkan.

14

2. Seleksi berdasarkan Visual (eksterior)Memilih


ternak berdasarkan visual berarti kita memilih
ternak berdasarkan sifat-sifat yang tampak. Dalam
cara ini memilih bibit hampir sama saja dengan
seleksi untuk tujuan produksi.
Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut
dengan Judging. Judging pada ternak dalam arti
yang luas adalah usaha yang dilakukan untuk
menilai tingkatan ternak yang memiliki karakteristik
penting untuk tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan
dalam arti sempit adalah referensi untuk pemberian
penghargaan

tertentu

Kadang-kadang
melakukan

dalam

judging

penggolongan

suatu

kontes.

dilakukan

untuk

ternak

berdasarkan

kelasnya masing-masing.
Ternak untuk bibit sebaiknya dipilih pada waktu
15

masih muda, paling tidak seumur pasca sapih,


sehingga masih ada waktu untuk pemeliharaan yang
ditujukan sebagai bibit. Seleksi bibit jantan biasanya
lebih

diutamakan

karena

jantan

mempunyai

keturunan lebih banyak daripada ternak betina.


Selain sifat-sifat produksi, faktor kesehatan harus
diperhatikan, faktor ini erat kaitannya dengan
kemampuan reproduksi. Secara umum ternak calon
bibit tidak cacat, kaki lurus dan tegak, lincah, dan
tidak pernah terserang penyakit yang berbahaya.
Pertumbuhan kelamin harus normal, kondisi tubuh
tidak terlalu gemuk atau kurus. Memilih ternak
unggul untuk tujuan produksi berbeda dengan untuk
tujuan bibit. Contoh yang jelas dapat dikemukakan
disini ialah memilih ternak potong diantaranya
harus seragam. Bila tidak seragam akan timbul
variasi

pertumbuhan

yang
16

mungkin

akan

menyulitkan dalam pemasaran.


Ketentuan memilih cara eksterior pada ayam
broiler umumnya berdasarkan:- Berat awal : Berat
anak ayam umur satu hari (DOC) yang normal
adalah 35-40 gram, DOC yang lebih besar biasanya
lebih menguntungkan sebab mempunyai cadangan
energi tubuh lebih banyak.- Efisiensi penggunaan
ransum. Hal ini bisa dibandingkan dari konsumsi
ransum per hari per kelompok. Juga berdasarkan
pengalaman yang lalu dari para peternak lain.
Efisiensi ransum untuk satu nama strain tidak
selalu sama; untuk setiap daerah, sehingga bila
memungkinkan bisa dicoba membandingkan antar
strain.- Keadaannya sehat yang tercermin dari sinar
bulu, mata, kelincahan.- Memiliki besar badan yang
seragam- Keadaan Tubuh : Padat berisi atau penuh,
17

dada lebar tidak tajam bila diraba, demikian juga


punggung.-

Pertumbuhan

bulu

baik,

cepat,

serempak, rapi dan bersih- Kaki kuat dan tegap.


tidak pincang, paruh silang, dll. Perlu diperhatikan
terutama pada waktu permintaan tinggi, misalnya
pada menjelang hari-hari raya, seleksi perlu
diperketat. Suplai yang diperbanyak biasanya
menurunkan kualitas. Dalam keadaan demikian
perlu ada kandang khusus untuk ayam-ayam yang
kecentet yang menganggu keseragaman berat
akhir.
2.5.

Judging Ayam Broiler


Kriteria yang digunakan untuk menilai ayam

pedaging didasarkan pada USDA Standar Grading


Unggas dan praktik peternakan.
Diskualifikasi - faktor yang akan membuat ternak
18

tidak layak untuk dimakan.


Lumpuh-tidak mampu berdiri dan bergerak normal,
buta, tulang dada bengkak, dada lecet, patah tulang,
luka kulit, daging memar, penyakit dan parasit
(dihapus dari showroom oleh Inspektur), tidak
adanya fleshing dan finish (lemak), kotoran normal ,
pewarnaan dan kotoran.
Sebaiknya ayam broiler ini dipelihara secara benar
dan bersih. Mandi sebelum acara dengan minyak
diterapkan pada sisir, pial, kaki dan kaki sebelum
menilai.
Broiler

dengan

usia

42

hari

menunjukkan

karakteristik yang diinginkan dari daging ayam


yang berkualitas. Broiler tidak memiliki faktor
mendiskualifikasi dan usia yang tapi penilaiannya
yaitu berat dengan konformasi yang tepat, fleshing
19

dan finishing.
Ayam broiler merupakan jenis ayam yang
dimanfaatkan

dagingnya

untuk

dikonsumsi

manusia. Dengan pemeliharaan yang cukup singkat,


ayam broiler dipelihara cukup singkat yaitu sekitar
28 hari dan menghasilkan daging sekitar 1,5 2 kg.
Judging ayam broiler penting dilakukan baik saat
pemilihan bibit ayam DOC maupun saat panen
broiler.
Berikut ini beberapa ciri ayam yang sehat
berdasarkan penampakan secara umum dari luar
(general appearance)
Ciri Bibit Ayam DOC (Day Old Chicken)
yang Sehat
Bibit ayam ras DOC mempunyai peranan
20

strategis

dalam

perkembangan

perunggasan,

sehingga saat diperlukan tersedianya DOC yang


bermutu baik. Menyadari hal itu, pemerintah telah
menerbitkan standar Nasional Indonesia (SNI) SNI
01-4868.1-2005

untuk

DOC

ayam

broiler

komersial (ayam ras tipe pedaging). Hal ini


dilakukan untuk menjamin mutu DOC yang beredar.
Standar ini meliputi acuan normatif, istilah dan
definisi, klasifikasi, spesifikasi, persyaratan mutu di
penetasan (hatchery), cara pengambilan contoh,
cara pengukuran, pengangkutan, dan pengemasan
DOC.
Day Old Chicken (DOC) harus berasal dari
pembibitan ayam ras bibit induk tipe pedaging
(broiler breeder) harus bebas penyakit hewan
menular dan mengikuti ketentuan peraturan yang
berlaku

tentang

pencegahan
21

penyakit

atau

kesehatan hewan. Pembibitan harus mempunyai


surat keterangan tentang asal bibit ayam (certificate
of origin) dan surat keterangan kesehatan hewan
(certificate of health) dinyatakan oleh petugas
(dokter hewan) yang berwenang.
Persyaratan mutu di penetasan (hatchery)
sesuai dengan SNI 01-4868.1-2005 untuk bibit
ayam ras tipe pedaging sebagai berikut.

Bobot kuri per ekor minimal 37 gram.

Kondisi fisik sehat, kaki normal dan dapat


berdiri tegak, paruh normal, tampak segar
dan aktif, tidak dehidrasi, tidak ada kelainan
bentuk dan tidak cacat fisik, sekitar pusar
dan dubur kering dan pusar tertutup.

22

Warna bulu seragam sesuai dengan warna


galur (strain) dan kondisi bulu kering dan
berkembang.

Jaminan kematian kuri maksimum 2%


Ciri Ayam Broiler Komersial yang Sehat

(Ayam Siap Panen)


Tujuan akhir usaha budidaya ayam broiler
komersial adalah ayam tumbuh sehat, potensi
genetik (performance) tercapai standar sesuai
dengan jenis (strain) ayam yang dipelihara.
Parameter

yang

mengetahui

bagus

sering
tidaknya

digunakan
potensi

untuk
genetik

(performance) ayam tersebut adalah ayam bebas


dari penyakit (sehat), tingkat kematian (mortality)
rendah, rataan pertambahan berat badan harian
(average daily gain atau ADG) sesuai standar,
23

konversi pakan menjadi daging (feed convertion


ratio atau FCR) tinggi, dan bentuk tubuh sempurna.
Berdasarkan pengamatan secara fisik, ciri
ayam broiler komersial yang sehat sebagai berikut.

Gerakan ayam lincah dan aktif

Mata

dan

muka

ayam

cerah

(tidak

mengantuk)

Nafsu makan dan minum baik

Berbulu cerah berminyak, tidak kusam, dan


tidak berdiri

Berdiri tegak, kaki kokoh, dan bentuk tubuh


proporsional

Sayap tidak jatuh dan posisi kepala


terangkat dengan baik

Tidak terdengar gejala pernapasan bersuara


(ngorok) atau batuk
24

Berat badan sesuai dengan umur (standar)

Anus bersih tidak ada kotoran yang


menempel

Judging kepincangan broiler


Metode praktis untuk judging kepincangan pada
broiler ini telah dirancang oleh Garner et al. (2002).
Untuk

menentukan

skornya,

judger

melihat

bagaimana broiler berjalan pada kecepatan normal


dan menilai kemampuan mereka berjalan pada
skala 0-5.
a. Cara judging kepincangan broiler
Judging dilakukan dengan cara membatasi
sekitar 50 broiler (jika ayam yang dijudging lebih
dari 50 ekor) di salah satu sudut gudang
menggunakan kardus atau kayu lapis partisi. Buka
25

salah satu ujung partisi, partisi dirancang agar


broiler

tersebut

tidak

memungkinkan

untuk

bergabung kembali dengan kawanannya. Judging


dilakukan saat broiler berjalan, setelah judging
selesai dilakukan, pindahkan partisi ke sudut yang
berlawanan dari gudang dan ulangi proses yang
lain 50 ayam.
b. Skor kepincangan ayam broiler
Skor

0:

Normal.

Langkah

mulus.

Bahkan

menggulungkan kaki ketika burung diambil. Ayam


seimbang dan mampu berjalan.
Skor 1: langkah tidak merata, kaki mungkin atau
mungkin tidak menggulung saat ayam diambil.
Sulit untuk mengidentifikasi sumber kepincangan.
Skor 2: tidak rata, tidak teratur. Kaki tidak
26

meringkuk

jika

diangkat.

Ayam

memiliki

keseimbangan yang buruk dan mungkin (atau tidak)


menggunakan sayapnya untuk bantuan dalam
berjalan.

Sumber

kepincangan

mudah

untuk

mengidentifikasi.
Skor 3: Mirip dengan skor 2 tapi ayam akan tetap
berbaring kecuali dipaksa untuk bergerak, akan
berbaring setelah beberapa langkah dan cenderung
menggunakan
Sumber

sayapny

untuk

kepincangan

keseimbangan.

mudah

untuk

mengidentifikasi.
Skor 4: Ayam enggan untuk bergerak dan akan
melakukannya hanya jika perlu. Ayam hanya akan
mengambil

beberapa

langkah

dan

kemudian

berbaring lagi. Ayam menggunakan sayapnya untuk


membantu dirinya berjalan. Sumber nyeri jelas.
27

Skor 5: Ayam tidak dapat berdiri atau berjalan. Ini


akan mengorek di tanah atau "sayap berjalan" jika
perlu

bergerak,

sehingga

sayap

biasanya

diperpanjang. Ayam cenderung berat kurang dari


ayam-ayam lainnya.

Gambar 1. Ayam pincang


28

Judging ayam broiler memiliki skor tertinggi 100


dengan perincian sebagai berikut :

Penilaian Judging

Skor Maksimal

Konformasi Tubuh

25

Perdagingan

40

Keseragaman

20

kesempurnaan

15

a. Skor tertinggi konformasi tubuh : 25


29

Konformasi tubuh menggambarkan secara


umum tentang bentuk dan system pertulangan dari
ayam. Konformasi tubuh ini memiliki proporsi nilai
sebanyak 25% dari keseluruhan. Ayam broiler yang
baik memiliki tulang dada yang panjang, lurus dan
bebas dari cacat. Kerangka tubuh yang lebih besar
akan menghasilkan lebih banyak daging.engapa?
Karena tulang yang lebih panjang, dan lurus
memiliki lebih bamyak daging yang dihasilkan
nantinya.
b. Skor tertinggi perdagingan 40
Perdagingan disini yaitu mengacu pada
jumlah otot atau daging yang terdapat pada
kerangka ayam. Perdagingan memiliki skor sekitar
40% dari skor keseluruhan. Pada ayam broiler,
sebagian besar daging terdapat di dada, paha, dan
30

drum stik dan bagian-bagian ini perlu dievaluasi


secara hati-hati. Berikan pertimbangan paling
banyak untuk kandungan daging bagian dada ayam.
Perdagingan yang baik yaitu daging yang memiliki
daging yang dalam, panjang dan tebal.
c. Skor tertinggi keseragaman 20
Keseragaman disini yaitu mengacu pada
seberapa baik ayam cocok di dalam kandang.
Keseragaman ini memiliki

skor sekitar 20% dari

skor keseluruhan. Maksud keseragaman disini yaitu


apakah ayam broiler yang kita judging seragam
dengan ayam lainnya. Keseragaman diperhitungkan
karena saat pengolahan diperlukan keseragaman
dari ayam yang diolah.
d. Skor tertinggi kesempurnaan 15

31

Kesempurnaan mengacu pada jumlah lemak


yang kebanyakan ditemukan tepat di bawah kulit.
Total nilai kesempurnaan sekitar 15% pada karkas
ayam broiler. Kesempurnaan penting dalam judging,
mengapa? Karena dapat mempengaruhi daya tarik
mata untuk konsumen. Cari tombunan lemak antara
jalur bulu di sisi dada dan di sepanjang sayap.
Pastikan tidak membingungkan pigmentasi kulit
dengan jumlah lemak pada karkas. hanya sejumlah
kecil ayam yang dibesarkan. Jika salah satu ayam
menunjukkan diskualifikasi atau cacat serius,
keduanya akan dinilai sebagai pemenang pita merah
muda.

32

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Nurhartono Bony. 2010. Judging.
http://bonyahmad.blogspot.com/2010/03/judgi
ng.html. Diunduh pada 10 Desember 2014.
Fadilah, R. 2000. Kunci Sukses Beternak Ayam
Broiler Di Daerah Tropis. Agromedia Pustaka,
Jakarta.
Hardjosworo, P. S. dan Rukmiasih, M. S. 2000.
Meningkatkan Produksi Daging. Penebar
Swadaya. Yogyakarta.
Judging
Poultry.
http://animal.ifas.ufl.edu/youth/poultry/.
Murtidjo, B. A. 2003. Pedoman Beternak Ayam
Broiler. Kanisius, Yogyakarta.
Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Siregar, A. P. 2005. Tehnik Beternak Ayam
Pedaging di Indonesia. Merdie Group. Jakarta.
Peternakan Ayam Broiler. 2011. Ciri Ayam yang
Sehat.
http://ternak-ayambroiler.blogspot.com/2011/1
1/ciri-ayam-yang-sehat.html. Diunduh pada 10
Desember 2014.
33

Nama Anggota

Tian R. Setiawan

200110110144

Wawan A. Govur

200110110145

A. Hifzhan Hanif

200110110148

Noorizky Oetami

200110110158

Ria Ailin Jayani

200110110159

Faisal Rizal E. M.

200110110163

Erni Mayasari

200110110173

Yosephine Dina

200110110177

Wina Mardani

200110110181

M. Alvin

200110110183

Anda mungkin juga menyukai