Anda di halaman 1dari 7

TOKSISITAS SIANIDA

Kelompok 3
DEFINISI SIANIDA
Sianida adalah zat beracun yang sangat mematikan yang telah digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Efek dari sianida ini sangat
cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit. Sianida terdapat dalam berbagai bentuk, salah satu
nya adalah hidrogen sianida yang berbentuk cairan tidak berwarna atau pada suhu kamar berwarna biru pucat. Bentuk lain sianida
ialah sodium sianida dan potassium sianida yang berbentuk serbuk dan berwarna putih

Sianida dalam dosis rendah dapat ditemukan di alam dan ada pada setiap produk yang biasa kita makan atau gunakan. Sianida
dapat diproduksi oleh bakteri, jamur dan ganggang. Sianida ditemukan pada rokok, asap kendaraan bermotor, dan makanan seperti
bayam, bambu, kacang, tepung tapioka dan singkong. Sianida banyak digunakan pada industri terutama dalam pembuatan garam
seperti natrium, kalium atau kalsium sianida
KLASIFIKASI SIANIDA
Sianida di alam dapat diklasifikasikan sebagai :

- Sianida bebas
Sianida bebas adalah penentu ketoksikan senyawa sianida yang dapat didefinisikan sebagai bentuk molekul (HCN) dan ion (CN‒) dari sianida yang
dibebaskan melalui proses pelarutan dan disosiasi senyawa sianida
- Sinida sederhana
Sianida sederhana dapat didefinisikan sebagai garam-garam anorganik sebagai hasil persenyawaan sianida dengan natrium, kalium, kalsium, dan
magnesium. Sianida sederhana dapat juga didefinisikan sebagai garam dari HCN yang terlarut dalam larutan menghasilkan kation alkali bebas dan anion
sianida. Bentuk sianida sederhana biasanya digunakan dalam leaching emas. Sianida sederhana dapat larut dalam air dan terionisasi secara cepat dan
sempurna menghasilkan sianida bebas dan ion logam
- Kompleks sianida
Kompleks sianida termasuk kompleks dengan logam kadmium, tembaga, nikel, perak, dan seng. Kompleks sianida ketika terlarut menghasilkan HCN
dalam jumlah yang sedikit atau bahkan tidak sama sekali tergantung pada stabilitas kompleks tersebut.
Mekanisme toksisitas sianida

Jika sianida yang masuk ke dalam tubuh masih dalam jumlah yang kecil maka sianida akan diubah menjadi
tiosianat yang lebih aman dan diekskresikan melalui urin.Tetapi bila jumlah sianida yang masuk ke dalam
tubuh dalam dosis yang besar, tubuh tidak akan mampu untuk mengubah sianida menjadi tiosianat maupun
mengikatnya dengan vitamin B12.Efek dari suatu pemejanan, sebagian tergantung pada berapa lama
kontak dan berapa banyak racun yang masuk dalam tubuh, sebagian lagi tergantung pada berapa banyak
racun dalam tubuh yang dapat dikeluarkan.Yang paling nyata dari hal tersebut ialah non aktif dari
sistem enzim sitokrom oksidase yang terdiri dari sitokrom a-a3 komplek dan sistem transport elektron.
TOKSIKOKINETIK & TOKSIKODINAMIK SIANIDA

Terdapat beberapa cara masuknya sianida ke dalam tubuh yaitu: Inhalasi, Kontak langsung dan Tertelan.
Dalam darah sianida akan terkonsentrasi pada sel darah merah dan sedikit di plasma maka dari itu
konsentrasi sianida plasma menggambarkan konsentrasi sianida jaringan Dalam tubuh sianida akan cepat
bereaksi membentuk hydrogen sianida yang mempunyai afinitas kuat terhadap gugus Fe dari sitokrom a3
atau yang lebih di kenal dengan sitokrom c oksidase, oksidase terminal, pada rantai transfer electron.
Pembentukan ikatan sitokrom c oksidase – CN yang stabi;l pada mitokondria akan menghambat transfer
oksigen dan menghentikan respirasi selular yang menyebabkan hipoksia sitotoksik.
PENATALAKSANAAN TOKSISITAS SIANIDA

Penanganan pasien keracunan sianida membutuhkan penegakan diagnosis yang cepat dan tepat, selain itu diperlukan
keputusan klinis yang cepat untuk mengurangi risiko morbiditas dan mortilitas pada pasien. Tingkat risiko pasien
sangat dipengaruhi oleh dosis dan durasi paparan sianida pada pasien. Pada prinsipnya manajemen terapi keracunan
sianida bisa mengikuti langkah-langkah berikut:
- Dekontaminasi
Dekontaminasi disesuaikan dengan jalur paparan, secara umum bisa dikategorikan sebagai berikut:
1. Inhalasi: pindahkan pasien ke lokasi yang bebas dari asap paparan dan tanggalkan pakaian pasien.
2. Mata dan kulit: tanggalkan pakaian yang terkontaminasi, cuci kulit yang terpapar dengan sabun dan atau air, irigasi mata yang
terpapar dengan air atau salin, lepaskan lensa kontak
3. Saluran pencernaan: jangan menginduksi emesis, arang aktif bisa diberikan bila pasien dalam keadaan sadar dan masih dalam
waktu 1 jam sejak terpapar sianida. Isolat emesis bisa diberikan untuk membantu pengeluaran hidrogen sianida.
- Bantuan hidup dasar dan bantuan pertama pada penyakit jantung (Basic Life Support (BLS)/Advanced Cardiac Life Support
(ACLS).
Menurut American Hearth Association Guidelines tahun 2005, tindakan BLS ini dapat disingkat dengan teknik ABC yaitu airway
(membebaskan jalan nafas), breathing (memberikan nafas buatan), dan circulation (pijat jantung pada kondisi syok). Tujuan utama dari
BLS adalah untuk melindungi otak dari kerusakan yang ireversibel akibat hipoksia, karena peredaran darah akan berhenti selama 3-4
menit. Pada kasus keracunan sianida di mana terjadi penurunan utilisasi, pemberian oksigen 100% pada pasien dengan masker
nonrebreather atau tube endotrakeal bisa membantu. Hal ini bisa membantu efektifitas penggunaan antidot dengan mekanisme kompetisi
dengan sianida ke sisi ikatan sitokrom oksidase

- Terapi antidote

Salah satu kunci keberhasilan terapi keracunan sianida adalah penggunaan antidot sesegera mungkin dengan pengalaman empiris tanpa
harus mengetahui kondisi kesehatan detail pasien terlebih dahulu. Di Amerika adadua antidot yang telah disetujui oleh FDA yaitu kit
antidot sianida yang sudah digunakan selama puluhan tahun serta hidroxokobalamin yang disetujui pada tahun 2006. Kit antidot sianida
merupakan kombinasi dari 3 jenis antidot yang bekerja sinergis (amyl nitrite, sodium nitrite, dan sodium thiosulfate)

Anda mungkin juga menyukai