Anda di halaman 1dari 20

RODENTISIDA, AKARISIDA,

MOLUSKISIDA

1
RODENTISIDA
 Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia
beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis
binatang pengerat.
 Rodentisida antikoagulan mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Tidak berbau dan tidak berasa
2. Slow acting, artinya membunuh tikus secara perlahan-lahan,
tikus baru mati setelah memakan beberapa kali
3. Tidak menyebabkan tikus jera umpan
4. Mematikan tikus dengan merusak mekanisme pembekuan
darah

2
RODENTISIDA
 Pengelompokan rodentisida berdasarkan kecepatan kerja
(Prakash 1988),:
a. Racun akut (bekerja cepat)
- Jenis racun yang menyebabkan kematian setelah mencapai
dosis letal dalam waktu 24 jam atau kurang (Buckle 1996).
- Contoh bahan aktif rodentisida yang tergolong racun akut
adalah seng fosfida, brometalin, crimidine, dan arsenik
trioksida (Priyambodo 2003)
- Racut akun bekerja dengan cara merusak jaringan saluran
pencernaan, masuk ke aliran darah dan menghancurkan
liver

3
RODENTISIDA
 Pengelompokan rodentisida berdasarkan kecepatan kerja
(Prakash 1988):
b. Racun kronis
- Racun yang bekerja secara lambat dengan cara
mengganggu metabolisme vitamin K serta mengganggu
proses pembekuan darah (Oudejans 1991).
- Bahan aktif yang tergolong racun kronis kumatetralil,
warfarin, fumarin, dan pival yang termasuk racun
antikoagulan generasi I, serta brodifakum, bromadiolon, dan
flokumafen yang termasuk racun antikoagulan generasi II
(Priyambodo 2003).

4
RODENTISIDA
Keuntungan Racun Kronis
1) Tingkat efektifitas pengendalian tinggi
2) Tidak terjadi jera umpan
3) Bersifat spesifik sehingga mengurangi bahaya bagi jasad
bukan sasaran
4) Tersedia zat penawar racun

5
RODENTISIDA
 Pengelompokan rodentisida berdasarkan kelompok kimia bahan aktif
a. Anorganik
a) Belerang
- Digunakan untuk mengendalikan tikud-tikus terutama untuk
fumigasi lubang –lubang tikus
b) Seng fosfida
- Mengandung toksisitas yang didasarkaan pada terbentuknya
gas fosfin.
- Suatu gas yang sangat toksik jika bereaksi dengan asam
(misalnya asam lambung)
- Seng fosfit akan menimbulkan keracunan ketika tertelan
sehingga fosfit yang terbentuk masuk de dalam aliran darah dan
selanjutnya merusak hati, ginjal, dan jantung
- Sedangkan gas fosfit yang terbentuk bisa terisap lewat saluran
pernapasan

6
RODENTISIDA
 Pengelompokan rodentisida berdasarkan kelompok kimia bahan
aktif
b. Antikoagulan
- Rodentisida antikoagulan merupakan penghambat
kompetitif vitamin K dalam sintesis faktor pembekuan
darah di dalam hati sehingga mekanisme koagulasi darah
terganggu
- Hal ini akan menyebabkan terjadinya pendarahan dalam
tubuh sehingga tikus mati karena kekurangan darah
- Rodentisida koagulan menimbulkan keracunan jika
terlelan

7
RODENTISIDA
 Pengelompokan rodentisida berdasarkan kelompok kimia bahan
aktif
b. Antikoagulan
Terdapat dua kelas roedantisida antikoagulan:
- Coumarin anticoagulant,
Contohnya brodifakum, bromodiolon, kumatetralil, difenakum,
difetialon, flokumafen, dan warfarin
- Indandione anticoagulant
Contohnya klorofasinon, difasinon dan pindon

8
BAHAN AKTIF RODENTISIDA
A. Brometalin
 Brometalin mulai dikembangkan dan digunakan pada tahun
1985 untuk mengatasi masalah resistensi hewan pengerat
terhadap rodentisida antikoagulan generasi I yaitu warfarin
 Brometalin tidak termasuk sebagai rodentisida
antikoagulan, tetapi termasuk sebagai rodentisida akut
yang dapat menyebabkan kematian terhadap hewan
pengerat dalam satu kali pemberian umpan
 Kematian terjadi antara 24 sampai 36 jam setelah racun
dicerna
 Racun ini efektif terhadap hewan pengerat yang resisten
terhadap rodentisida antikoagulan

9
lanjutan
BAHAN AKTIF RODENTISIDA
A. Brometalin
 Brometalin pada tubuh dapat
terdeteksi di dalam hati, lapisan
lemak, ginjal, dan otak
 Tidak ada antidot yang khusus
untuk racun ini
 Rodentisida ini dapat diterima
dengan baik oleh tikus dan juga
tidak menimbulkan jera umpan
 Bentuk fisik racun ini adalah pelet
berwarna hijau terang

10
BAHAN AKTIF RODENTISIDA
B. Seng Fosfida Zn3P2
 Seng fosfida berbentuk tepung yang berwarna hitam keabu-
abuan, dengan bau seperti bawang putih
 Diproduksi dengan cara mengkombinasikan antara seng
dengan fosfor .

11
lanjutan
BAHAN AKTIF RODENTISIDA
B. Seng Fosfida Zn3P2
 Bau bawang tersebut menarik bagi tikus, tetapi tidak
menarik bagi manusia dan hewan peliharaan
 Seng fosfida telah dikenal sejak dulu sebagai racun tikus
yang efektif, dan tidak dapat larut dalam alkohol dan air
 Racun ini termasuk sebagai racun akut yang efektif
 Lama kematian tikus setelah mengkonsumsi rodentisida ini
adalah antara 17 menit sampai dengan beberapa jam
 Tikus yang mati karena mengkonsumsi rodentisida ini akan
mengalami kerusakan pada bagian hati dan seperti
mengalami gagal ginjal (Corrigan 1997)

12
BAHAN AKTIF RODENTISIDA
C. Kumatetralil C 19H16O3
 Kumatetralil adalah suatu
bubuk kristal berwarna putih
kekuningan
 Kumatetralil tidak dapat
larut dalam air, tetapi dapat
larut dalam aseton dan
ethanol
 Rodentisida ini diproduksi
dalam bentuk tepung dan
umpan siap pakai

13
lanjutan
BAHAN AKTIF RODENTISIDA
C. Kumatetralil C 19H16O3
 Kumatetralil efektif terhadap spesies tikus (R. norvegicus)
yang resisten terhadap racun antikoagulan
 Rodentisida ini merupakan suatu antikoagulan yang tidak
menyebabkan jera umpan
 Antidot dari racun ini adalah vitamin K1
 Racun ini digunakan dengan kandungan bahan aktif yang
rendah. Resiko keracunan terhadap organisme bukan
sasaran, termasuk manusia sangat kecil

14
BAHAN AKTIF RODENTISIDA
D. Brodifakum
 Brodifakum merupakan salah satu
rodentisida antikoagulan generasi II
yang potensial
 Efektif terhadap spesies tikus yang
res isten terhadap rodentisida jenis
warfarin
 Brodifakum juga merupakan produk
yang hampir tidak dapat larut dalam
air
 Bentuk fisik racun ini adalah blok
dengan warna hijau dan biru,
sedangkan bentuk asli racun ini
berupa bubuk putih

15
lanjutan
BAHAN AKTIF RODENTISIDA
D. Brodifakum
 Brodifakum bekerja sebagai antikoagulan yang tidak
langsung mematikan tikus, termasuk juga terhadap
strain tikus yang tahan terhadap racun antikoagulan
jenis lainnya
 Cara kerja racun ini adalah dengan mengganggu kerja
vitamin K dalam proses pembekuan darah

16
BAHAN AKTIF RODENTISIDA
E. Bromadiolon
 Bromadiolon merupakan jenis
rodentisida yang digunakan untuk
mengendalikan hewan pengerat
pada bidang pertanian dan bekerja
dengan cara mengganggu peredaran
darah normal
 Bromadiolon termasuk racun
antikoagulan generasi ke dua yang
efektif terhadap tikus dan hewan
pengerat lainnya
 Racun ini juga diproduksi dalam
bentuk tepung atau bubuk
 Bentuk fisik racun ini adalah seperti
balok berwarna merah
 Bromadiolon tidak mudah terlarut
dalam air
17
lanjutan
BAHAN AKTIF RODENTISIDA
F. Flokumafen
 Flokumafen secara kimiawi berhubungan dengan
brodifakum
 Tidak dapat larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol
dan larut dalam aseton
 Bentuk fisik racun ini adalah bentuk padatan seperti
buah petai berwarna biru
 Flokumafen merupakan rodentisida antikoagulan
generasi kedua yang modern
 Racun ini tergolong sebagai racun antikoagulan urutan
kedua yang paling efektif setelah brodifakum

18
MOLUSKISIDA
Pengelompokan moluskisida berdasarkan kelompok kimia
bahan aktif:
a) Metaldehid
- Termasuk senyawa moluskisida klasik yang dipublikasikan
pertama kali pada tahun 1936
- Metaldehid merupakan isomer dari asetaldehid
- Metaldehid merupakan moluskisida racun kontak dan
racun perut
- Keong mas yang terpapar akan mengeluarkan lendir
berlebihan, mengering, dan kemudian mati
- Metaldehid tidak bersifat mutagenik atau teratogenik

19
MOLUSKISIDA
Pengelompokan moluskisida berdasarkan kelompok kimia
bahan aktif:
b) Niklosamid
- Diproduksi dalam bentuk niklosamid-olamin dan bekerja
sebagai rancun inhalasi serta racun perut
- Niklosamid digunakan untuk mengendalikana hama yang
disebabakn oleh binang lunak seperti keong mas
dipertanaman padi
- Niklosamid tidak bersifat mutagenik atau embriotoksik
c) Saponin
- Merupakan moluskisida rancun kontak dan racun lambung

20

Anda mungkin juga menyukai