Pestisida adalah obat-obatan atau senyawa kimia yang umumnya bersifat racun, digunakan
untuk membasmi jasad pengganggu tanaman, baik hama, penyakit, maupun gulma (Kusnadi dan
Santoso, 1996). Winarno (1993) menambahkan pestisida merupakan bahan yang beracun dan
berbahaya yang bila tidak digunakan dan dikelola dengan bijaksana akan mempunyai dampak negatif,
misalnya residu pada bahan pangan yang tinggi, polusi di udara , di air, dan di lahan yang secara
langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Pestisida digolongkan beberapa kelompok berdasarkan jenis zat kimianya yaitu pestisida organik
dan anorganik; berdasarkan tujuan dan sasarannya pestisida dapat dibedakan menjadi golongan
insektisida, herbisida, fungisida, nematosida, rodentisida dan bakterisida.
1. INSEKTISIDA
Insektisida merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga. Insektisida dapat
dibedakan menjadi :
A. Insektisida Anorganik
Bahan penyusun insektisida ini terdiri dari bahan-bahan anorganik, yaitu : Lead arsenate,
calcium arsenat, Paris green, sodium fluo-silicate, komponen merkuri, sulphur dan komponen
penyusunnya, komponen tembaga, komponen halogen, komponen phospor. Ketiga yang disebut
pertama adalah komponen utama yang digunakan untuk mengontrol serangga.
a. Kalsium Arsenat
Kalsium Arsenat digunakan karena tingkat keamanannya yang cukup baik dan kemampuannya
dalam memberantas serangga, dan secara total residu racun dapat hilang.
Cu(C2H3O2)2.3Cu(AsO2)2 merupakan preparat arsenat komersial yang pertama. Terbuat dari
campuran copper arsenite dan asam asetat cair.
b. Lead Arsenate
Komponen penyusun lead arsenate yaitu PbHASO 4 dan jenis arsenat yang lain, yaitu Pb2As2O7,
PbH2As2O7. Lead arsenate biasanya berupa racun perut yang digunakan dalam bentuk serbuk
atau disemprotkan untuk mengontrol serangga pemakan daun. Salah satu keuntungan
penggunaan lead arsenate adalah hanya membasmi serangga pemakan daun yang disemprot,
sedangkan serangga lain tidak ikut terbasmi.
c. Komponen Merkuri
Mercurous dan mercuric chloride efektif sebagai fungisida
d. Paris Green
Terdiri atas serbuk kuarsa berwarna hijau, terdiri dari arsenic yang merupakan salah satu bahan
aktif penyusunnya. Biasanya digunakan dalam bentuk serbuk dan disemprotkan.
b. Insektisida Organik
Insektisida organik terdiri Chlorinated Hidrocarbon dan komponen organik phospor.
a. Chlorinated Hidrocarbon
Chlorinated Hidrocarbon contohnya yaitu
b. BHC
Komponen ini terdiri dari beberapa stereo isomer yang dalam jangka waktu panjang
menyebabkan racun. Reaksi kimia BHC sebagai berikut :
C6H6 + 3Cl2 C6H6Cl6
c. Lindane
Insektisida ini 99 % merupakan preparat gama murni dari BHC. Lindane menyerang
sebagai insektisida perut pemberian insektisida ini dilakukan dengan penyemprotan.
Insektisida ini memiliki reaksi racun seperti BHC.
d. Chlordane
Chlordane terdiri dari clorinated terpene dengan kandungan 64-70%. Ini bertahan lama di
tanah daripada BHC tetapi tidak selama DDT . Chlordane ini berfungsi sebagai racun
perut dan racun kontak.
e. Heptachlor
Heptachlor hampir sama dengan BHC dalam cara kerjanya kecuali pada tingkat
toksinnya. Dalam aksinya heptachlor sebagai racun kontak dan racun perut.
f. Toxaphene
Toxaphene merupakan chlorinated camphene yang mengandung 67% chlorine. Biasanya
digunakan untuk membunuh seranga pada tanaman kapas. Toxaphene utamanya berperan
sebagai racun perut tapi kadang-kadang digunakan sebagai racun kontak. Toxaphene
memiliki kemampuan racun 4 kali dari DDT.
g. Aldrine
Aldrin adalah insektisida yang kerjanya lebih efektif dari pada insektisida chlorine lain.
Aldrine utamanya berperan sebagai racun kontak dan racun perut. Digunakan dalam
bentuk serbuk atau disemprotkan. Aldrine mempunyai sebaran yang luas.
Pengologan Insektisida Berdasarkan Formulasi Bahan Aktifnya
1. Organoklorin
Organoklorin adalah suatu senyawa insektisida yang mengandung atom karbon hidrogen dan klorine
(Ekha, 1998). Golongan organoklrin dibagi menjadi 3 sub golongan utama yaitu dikloro difenil
trikloro(DDT), benzena heksakloroda (BHC) dan siklodiena. Dijelaskan lebih lanjut oleh Oka(1995) bahwa
insektisida hidrokarbon berklor merupakan kelomok pestisida yang paling persisten.
2. Organofosfat
Insektisida golongan organofosfat adalah racun syaraf yang bekerja efektif pada vertebrata
dibandingkan insektisida golonganhidrokarbon berklor. Insektisida ini scara kimia bersifat tidak stabil
dan tidak persisten. (Ware, 1983). Matsumura (1983) menambahkan contoh-contoh isektisida ini
adalah diazinon, metidation, curacron (profenofos), malathion dan parathion.
2. RODENTISIDA
Bahan kimia yang bersifat racun yang berfungsi dalam mengontrol binatang pengganggu
seperti tikus, tupai, tikus tanah dan binatang pengerat lainnya. Berfungsi dalam membunuh tikus
dengan frekuensi tinggi dan memusnahkan tikus. Terdiri dari :
1. Zinc Phospide
Racun pembunuh tikus dengan dosis tinggi. Penggunaannya yaitu dengan mencampur zinc
phospide dengan tepung, gandum atau gram flour atau milot, sejumlah kecil mustard atau
minyak kacang tanah juga ditambahkan. Minyak membantu untuk meningkatkan absorbsi
phosporus dalam tubuh, disamping membuat lebih mudah.
2. Warfarin
Racun tikus dengan reaksi lambat, anti koagulan darah dan ketika termakan
menghasilkan haemuragi yang berakibat fatal. Warfarin mempunyai nama kimia 3-(alfa-
Asetonil-bensil)-4-Hidroxykoumarin. Tidak seperti kebanyakan racun warfarin berbau
dan berasa.
3. Strychine Hydrochloride
Prinsip penggunaan racun ini yaitu dengan dicampurkan ke daging sebagai umpan. Racun
ini merupakan ekstrak alkaloit dari tanaman. Racun ini biasanya digunakan
4. Barium Carbonate
Memiliki sifat racun yang rendah terhadap tikus kecepatan konsentrasi tinggi, barium
carbonat bersifat memiliki rasa dan bau, berbentuk garam berwarna putih dan memiliki
tingkat racun yang rendah untuk tikus. Barium carbonat harus dicampur dengan umpan
yang harus lembab,dengan menggunakan molases dan air
5. Calcium Cynide
Ini digunakan dalam bentuk sebuk sebagai pemberantas tikus got dengan gas
asam hidrosianic. Tikus yang terkena racun ini akan segera mati.
3. FUNGISIDA
Fungisida adalah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang
dipergunakan untuk memberantas/mematikan cendawan yang menyebabkan penyakit.
Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut efeknya terhadap cendawan sasaran
terdiri atas dua macam. Pertama, senyawa-senyawa yang mempunyai efek fungistatik, yakni senyawa
yang hanya mampu menghentikan perkembangan cendawan. Cendawan akan berkembang lagi bila
senyawa fungistik tersebut hilang. Kedua, senyawa-senyawa yang mempunyai efek fungitoksik atau efek
fungisida (fungicidal effect), yakni senyawa yang mampu membunuh cendawan.
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau tumbuhan
penganggu yang tidak dikehendaki. Karena herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat
fitotoksik.
Herbisida dibagi menjadi dua : selektive herbisida dan non selektive herbisida. Formulasi
herbisida terdiri dari :
- Larutan air atau minyak, sebagian besar garam herbisida soluble dalam air. CCnya cairan
sodium dan garam amin dari 2, 4-D,S-T, MCDA, garam amin di DN BP, dll.
- Emulsi
Emulsi adalah cairan yang tersebar dari cairan lain. Dua cairan melindungi dari reaksi
dengan cairan lain dengan penambahan agen emulsi
- Serbuk basah
Tipe formulasi agar herbisida dapat terserap ke dalam tanaman bersama dengan
penambahan bahan yang bekerja di permukaan dan di dalam tanah sehingga membentuk
suspensi apabila dicampur dalam air.
- Herbisida granular
Material granular dapat disebar dengan tangan atau dengan penyebar mekanik. Hal ini
punya keuntungan, penyemprotan dalam air tidak digunakan dalam penggunannya.
- Debu
Insektisida dan fungisida dangat sering menyusun debu. Walaupun demikian beberapa
herbisida diaplikasikan sebagai debu karena racunnya