Anda di halaman 1dari 6

Nama NPM

: Dylis Hartanto : 150510100196

Mata Kuliah : PESTISIDA DAN BAHAN ALAM Bahan Aktif Pestisida Alami Bersifat Anorganik Senyawa yang terdapat di muka bumi pada dasarnya terbagi menjadi dua golongan besar yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik. Dalam definisi singkat Senyawa organik adalah senyawa yang berasal dari makhluk hidup dan senyawa anorganik adalah senyawa yang bukan berasal dari makhluk hidup atau berasal dari benda mati. Namun definisi ini terlalu sempit untuk menjelaskan perbedaan keduanya Perbedaan antara senyawa organik dengan senyawa anorganik

No 1 2 3 4 5

Senyawa Organik Kebanyakan berasal dari makhluk hidup dan beberapa dari hasil sintesis Senyawa organik lebih mudah terbakar Strukturnya lebih rumit Semua senyawa organik mengandung unsur karbon Hanya dapat larut dalam pelarut organik

Senyawa Anorganik Berasal dari sumber daya alam mineral ( bukan makhluk hidup) Tidak mudah terbakar Struktur sederhana Tidak semua senyawa anorganik yang memiliki unsur karbon Dapat larut dalam pelarut air atau organik

a. Insektisida Anorganik Bahan penyusun insektisida ini terdiri dari bahan-bahan anorganik, yaitu : Lead arsenate, calcium arsenat, Paris green, sodium fluo-silicate, komponen merkuri, sulphur dan komponen penyusunnya, komponen tembaga, komponen halogen, komponen phospor. Ketiga yang disebut pertama adalah komponen utama yang digunakan untuk mengontrol serangga.

Kalsium Arsenat Kalsium Arsenat digunakan karena tingkat keamanannya yang cukup baik dan kemampuannya dalam memberantas serangga, dan secara total residu racun dapat hilang. Cu(C2H3O2)2.3Cu(AsO2)2 merupakan preparat arsenat komersial yang pertama. Terbuat dari campuran copper arsenite dan asam asetat cair. Lead Arsenate Komponen penyusun lead arsenate yaitu PbH2SO4 dan jenis arsenat yang lain, yaitu Pb2As2O7, PbH2As2O7. Lead arsenate biasanya berupa racun perut yang digunakan dalam bentuk serbuk atau disemprotkan untuk mengontrol serangga pemakan daun. Salah satu keuntungan penggunaan lead arsenate adalah hanya membasmi serangga pemakan daun yang disemprot, sedangkan serangga lain tidak ikut terbasmi. Komponen Merkuri Mercurous dan mercuric chloride efektif sebagai fungisida Paris Green Terdiri atas serbuk kuarsa berwarna hijau, terdiri dari arsenic yang merupakan salah satu bahan aktif penyusunnya. Biasanya digunakan dalam bentuk serbuk dan disemprotkan. Sulfur dan Komponen penyusunnya. Sulfur merupakan partikel yang tidak beracun lebih sering digunakan untuk kontrol tumbuhan yang dimakan tungau dan ditumbuhi spora jamur. Komponen Tembaga Cuprisulfat digunakan sebagai salah satu golongan fungisida yang biasa digunakan secara langsung atau dicampur dengan komponen organik untuk mengontrol penyakit tanaman. Komponen Halogen Garam yang tersusun atas asam hidrohalogen seperti sodium chloride mempunyai efek membasmi tetapi dalam konsentrasi tinggi. Chriolid sebagai insektisida perut untuk mengontrol serangga dengan menyemprotkan pada tanaman dengan kadar 0,2 % suspensi cair. Chriolid tersusun atas barium fluosilikat dan sodium fluoaluminat.

Komponen fosfor Dua komponen pospor yang umum digunakan sebagai insektisida Zinc Phosphide dan Aluminium Phospide. Zinc Phosphide digunakan sebagai pengontrol larva spesies murine dan Aluminium Phospide untuk mengontrol serangga. b. RODENTISIDA Bahan kimia yang bersifat racun yang berfungsi dalam mengontrol binatang pengganggu seperti tikus, tupai, tikus tanah dan binatang pengerat lainnya. Berfungsi dalam membunuh tikus dengan frekuensi tinggi dan memusnahkan tikus. Terdiri dari : 1. Zinc Phospide Racun pembunuh tikus dengan dosis tinggi. Penggunaannya yaitu dengan mencampur zinc phospide dengan tepung, gandum atau gram flour atau milot, sejumlah kecil mustard atau minyak kacang tanah juga ditambahkan. Minyak membantu untuk meningkatkan absorbsi phosporus dalam tubuh, disamping membuat lebih mudah. 2. Warfarin Racun tikus dengan reaksi lambat, anti koagulan darah dan ketika termakan menghasilkan haemuragi yang berakibat fatal. Warfarin mempunyai nama kimia 3-(alfa-Asetonil-bensil)-4-Hidroxykoumarin. Tidak seperti kebanyakan racun warfarin berbau dan berasa. 3. Strychine Hydrochloride Prinsip penggunaan racun ini yaitu dengan dicampurkan ke daging sebagai umpan. Racun ini merupakan ekstrak alkaloit dari tanaman. Racun ini biasanya digunakan 4. Barium Carbonate Memiliki sifat racun yang rendah terhadap tikus kecepatan konsentrasi tinggi, barium carbonat bersifat memiliki rasa dan bau, berbentuk garam berwarna putih dan memiliki tingkat racun yang rendah untuk tikus. Barium carbonat harus dicampur dengan umpan yang harus lembab,dengan

menggunakan molases dan air 5. Calcium Cynide Ini digunakan dalam bentuk sebuk sebagai pemberantas tikus got dengan gas asam hidrosianic. Tikus yang terkena racun ini akan segera mati.

c. FUNGISIDA Fungisida adalah suatu senyawa kimia atau campuran beberapa senyawa kimia yang dipergunakan untuk memberantas/mematikan cendawan yang menyebabkan penyakit. Pestisida untuk mengendalikan cendawan (fungi) menurut efeknya terhadap cendawan sasaran terdiri atas dua macam. Pertama, senyawa-senyawa yang mempunyai efek fungistatik, yakni senyawa yang hanya mampu menghentikan perkembangan cendawan. Cendawan akan berkembang lagi bila senyawa fungistik tersebut hilang. Kedua, senyawa-senyawa yang mempunyai efek fungitoksik atau efek fungisida (fungicidal effect), yakni senyawa yang mampu membunuh cendawan.

Penggolongan Fungisida Berdasarkan Susunan Inti Racunnya Penggolongan Fungisida Berdasarkan Susunan Inti Racunnya dapat digolongkan menjadi golongan tembaga anorganik, golongan belerang anorganik dan golongan organik. 1. Golongan Tembaga Anorganik a. Bubur Bordeaux (Bordeaux Mixture) Bubur Bordeaux (BB) dapat kita buat dari terusi, kapur dan air. Terus ditumbuk sampai halus, supaya mudah larut di dalam air yang dingin. b. Bubur Burgundy (Burgundi Mixture) c. Bubur Cheshunt (Cheshunt Mixture)

d. Eau Celeste (Sky Blue Water) Apabila kapur di dalam BB digantikan dengan Ammonia liquider maka akan diperoleh eau celeste.eau celeste biasanya dicampur dengan sabun dan disemprotkan ke atas permukaan bagian tanaman. Misalnya untuk

memberantas Phoma sabdariffae. e. Senyawa-senyawa Insoluble Coppers (Fixed Coppers) Senyawa ini berupa tepung yang sangat halus, sukar melarut di dalam air, tetapi memiliki daya laying yang tinggi. Sifat-sifat lainya yaitu mudah dibuat, reaksinya netral, dapat disimpan sampai sehari semalam, kemungkinan kerusakan pada tanaman kecil, tidak meninggalkan endapan, untuk menggunakan hanya memerlukan air yang sedikit saja, tidak meruask alat

penyemprot dan dapat dipakai sabagai obat penyemprot, obat serbuk dan emulsi.dengan sifat-sifat tersebut maka penggunaan senyawa insoluble coppers dapat mendesak penggunaan BB. 2. Golongan Belerang Anorganik a. Tepung belerang Tepung belerang ini dapat dibuat dari belerang Lumpur dan belerang cirrus. Karena kandungan S nya 65% berbanding 90% maka harga harga belerang Lumpur lebih murah daripada belerang cirrus. Di samping itu belerang cirrus tidak bersifat higroskopis jadi akan segera dapat dipergunakan. b. Bubur California (Lime sulfur) Bubur California kita peroleh dengan jalan merebus belerang dan kapur hingga terbentuk cairan berwarna coklat karat. Bubur California ini disamping memiliki efek fungisida juga memiliki efek insektisida, hanya bubur ini merupakan obat keras yang dapat merusakkan alat serta berbahaya bagi manusai; di samping itu penggunaan bubur California jangan di waktu cuaca panas karena akan dapat membakar bagian tanaman yang disemprot. Bubur kalifornia ini akan dapat kita simpan asal di tempat yang rapat misalnya di dalam botol lalu di atasnya dituangkan minyak tanah untuk melapisi permukaaannya. Karena kalau terjadi reaksi dengan udara bubur ini akan menjadi rusak.beberapa jenis bubur calofornia yaitu bubur California home boiled, bubur California yang masak sendiri (self boiled lime sulfure) dan bubur California yang kering (dry lime sulfure). c. Belerang Basah (wettable sulfure) Fungisida ini berbentuk pasta belerang atau tepung belerang yang terdiri dari unsure belerang murni, sehingga pengaruh kerusakan terhadap tanaman dapat lebih dikurangi lagi.

d. HERBISIDA
Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau tumbuhan penganggu yang tidak dikehendaki. Karena herbisida aktif terhadap tumbuhan maka herbisida bersifat fitotoksik.

Daftar Pustaka Djojosumarto, P. 2008. Panduan Lengkap Pestisida & aplikasinya. AgroMedia, Jakarta. Ekha, I. 1998. Dilema Pestisida : Tragedi Revolusi Hijau. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Oka, I.N. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Mats Munaf, Sjamsuir. 1997. Keracunan Akut Pestisida. Jakarta: Widya Medika.umura, F. 1998. Toksilogy Of Insectisides. Plenum Press, New York. Ware, G. W. 1983. Pestisides : Theory and Application. W.H. Freeman and Company, San Fransisco.

Anda mungkin juga menyukai