Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Arif Adriyanto
3. Sifa Ulpah
4. Yudhitya Aryani
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Bahan-bahan Kimia Toksik “. Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata
kuliah Toksikologi. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak
1. Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
2
DAFTAR ISI
BAB I ( PENDAHULUAN)
BAB II ( PEMBAHASAN)
3
BAB I
PENDAHULUAN
Toksikologi adalah ilmu yang menetapkan batas aman dari bahan kimia. Selain itu
manusia) yang diakibatkan oleh suatu materi substansi/energi, mempelajari racun, tidak saja
efeknya, tetapi juga mekanisme terjadinya efek tersebut pada organisme dan mempelajari kerja
kimia yang merugikan terhadap organisme. Banyak sekali peran toksikologi dalam kehidupan
sehari-hari tetapi bila dikaitkan dengan lingkungan dikenal istilah toksikologi lingkungan dan
ekotoksikologi.
Dua kata toksikologi lingkungan dengan ekotoksikologi yang hampir sama maknanya ini
sering sekali menjadi perdebatan. Toksikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari racun
kimia dan fisik yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan menimbulkan pencemaran lingkungan
dan Ekotoksikologi adalah ilmu yang mempelajari racun kimia dan fisik pada mahluk hidup,
khususnya populasi dan komunitas termasuk ekosistem, termasuk jalan masuknya agen dan
toksikologi lingkungan.
Proses industrialisasi akan memanfaatkan bahan baku kimia, fisika, biologi yang akan
menghasilkan buangan dalam bentuk gas, cair, dan padat yang meningkat. Buangan ini tentunya
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pestisida
Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama ( insekta,janur dan gulma).
Penggunaan bahan kimia untuk pengendalian hama serangga telah dimulai sejak lama
dengan menggunakan bahan-bahan kimia anorganik seperti sulfur dan aspalt pada abad-abad
sebelum masehi dan kemudian sifat racun arsenik ditemukan pada abad pertama sesudah
masehi. Perkembangan bahan kimia insektisida mulai melaju dengan pesat dengan
ditemukannya insektisida DDT pada tahun 1939. Pada tahun 1940-an juga berkembang
senyawa lainnya yang dikenal dengan insektisida generasi kedua. Setelah itu berkembang
pula insektisida yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, kemudian diikuti dengan penemuan
insektisida penarik dan penolak, meskipun sebenarnya jenis-jenis insektisida yang berasal
Klasifikasi pestisida, bentuk kimia dan bahan aktif yang ada di dalamnya
3
Organophospat Pyrethrine Pyrtrum
Dimethoat sistemik,
gammaHCH ingesti
Carbamate Bentazaone
Triazine Chlorprophan
Metribuzine
Metamitron
4
Benzimidazole Copper oxychlorid
hydrocarbon- Mercurous
oil
1. Jenis-jenis pestisida
a) Insektisida
seperti hama wereng, belalang, dsb. Menurut cara masuknya ke dalam tubuh serangga,
Racun perut adalah jenis insektisida yang dimakan oleh serangga dan membunuh
insektisida racun perut adalah arsenikal (Pb HasO4), senyawa Fluorin dll.
Racun kontak adalah jenis insektisida yang diabsorpsi melalui dinding tubuh
Kelompok insektisida ini untuk serangga penghisap cairan tanaman seperti alphid
dan wereng. Jenis insektisida kontak adalah nikotinoid, pyrethroid, DDT, lidane
5
Racun fumigan adalah jenis insektisida yang masuk ke dalam serangga melalui
sistem pernapasan dalam bentuk gas. Kelompok insektisida ini untuk hama-hama
dan debu.
Insektisida organik, adalah jenis-jenis hidrokarbon yang mengandung klorin,
Ditemukan pada awal abad ke 19, namun efeknya pada serangga dan manusia
baru diketahui pada tahun 1932: organofosfat sama berbahayanya bagi serangga
dapat disembuhkan.
b) Fungisida
6
Adalah racun yang digunakan untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan
oleh jamur, seperti, penyakit busuk akar yang disebabkan oleh Phytium sp.
Sama halnya dengan insektisida, fungisida dapat berbentuk kontak atau sistemik.
Kebanyakan fungisida dijual dalam bentuk cair dan biasanya ingridient utamanya
adalah belerang. Residu fungisida telah ditemukan dalam makanan terutama jenis-jenis
makanan yang telah mendapat perlakuan dengan fungisida sesudah dipanen. Terdapat
beberapa fungisida yang berbahaya bagi kesehatan seperti vinclozolin yang kini sudah
adalah
Score 250 EC, dengan bahan aktif difenokonasol 250 gr. Fungisida ini bersifat
elektrolit.
Bayleton® 250 EC, bahan aktifnya adalah Triadimefon 250 g/l. fungisida ini
mudah terbakar. Dapat berbahaya bagi janin. Berbahaya juga bila terhisap, terjadi
kontak dengan kulit atau tertelan.. gejala keracunan adalah pusing, sakit kepala,
7
Antracol® 70 WP. Bahan aktif adalah Propineb 70%. Fungisida ini dianggap tidak
c) Rodentisida
Logam fosfida : membunuh tikus dengan cepat dalam waktu 1-3 hari. Umpan yang
8
Dari cara kerjanya terdapat dua jenis herbisida, yaitu :
Herbisida kontak adalah herbisida untuk menyiang gulma dengan cara langsung
membentuk asam amino yang dibutuhkan tanaman dan mudah menyerap ke seluruh
synthase (EPSPS) suatu enzim yang terlibat dalam sintesa tiga asam amino.
- Parakuat. Herbisida yang berbahan aktif parakut yaitu Noxone 276AS dan
dengan cara merusak membran sel dengan cepat tanpa merusak bagian sistem
perakaran, stolon, atau batang dalam tanah, sehingga dalam beberapa minggu
penelitian keracunan kronik dan subkronik memiliki pengaruh negatif yang rendah
terhadap lingkungan.
9
e) Bakterisida : racun yang digunakan untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan
oleh bakteri, seperti penyakit kresek pada tanaman padi oleh Xanthomonas sp.
f) Virusida : racun yang digunakan untuk mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh
g) Akarisida : racun yang digunakan untuk mengendalikan hama yang disebabkan oleh
h) Nematosida : racun yang digunakan untuk mengendalikan hama yang disebabkan oleh
2. Toksisitas Pestisida
Pestisida yang masuk dalam jumlah yang sedikit akan lama kelamaan terkumpul
dalam suatu proses bioakumulasi yang nantinya akan mengakibatkan keracunan kronik.
Keracunan akut adalah suatu bentuk keracunan yang memberikan reaksi yang sangat
drastis terhadap toxisitas racun yang demikian dengan kematian yang berlangsung
cepat.
Keracunan subletal adalah suatu bentuk keracunan yang memengaruhi sebagian
LD50 yaitu suatu dosis yang mematikan 50% dari hewan yang diuji cobakan. LD 50
10
dihitung dalam miligram zat racun per kilogram berat tubuh hewan yang diuji (mg/kg).
sering juga digunakan istilah LC50 (Lethal Concentration, Ug/L). Pestisida dapat
- Sangat beracun (Highly Toxic), oral (melalui mulut) LD50 adalah 0-50 mg/kg, dermal
(melalui kulit) LD50 0-200 mg/kg, inhalasi LD50 adalah 0-2000 ug/L. Tanda pada
- Racun sedang (Moderately Toxic),Oral LD50 adalah 51-500 mg/kg, dermal LD50 201-
2000 ug/L; inhalasi adalah 2001-20.000 ug/L. Tanda dalam label : Warnning
(perhatian).
- Agak beracun (Slightly Toxic), Oral LD50 adalah 501-5000 mg/kg. tanda dalam label :
caution (berhati-hati).
- Tidak beracun (Relativrly Non Toxic), oral LD50 adalah 5000 + mg/kg.
Pestisida mempunyai daya racun yang berbeda-beda, baik terhadap serangga ataupun
terhadap mamalia. DDT mempunya LD50 untuk mamalia yang jauh lebih besar dari
aldrin atau dieldrin. Demikian juga paration mempunyai LD50 yang jauh lebih kecil
dari ronnel.
namun senyawa-senyawa ini dapat diuraikan oleh enzim linamarase yang ada dalam umbi
kayu yang menghasilkan hidrogen sianida. Kultivar ubi kayu manis dapat menghasilkan
20 mg sianida per kg umbi, sedangkan ubi kayu pahit menghasilkan sampai 1 gram per k.
11
dan ubi kayu yang ditanam pada musim kering mengandung sianida tinggi. Hanya dengan
mengkonsumsi 40 gram sianogenik glukosida asli sudaah dapat membunuh seekor sapi.
manusia. Gejala kronik adalah adanya pengembangan penyakit gondok dan ataxic
neurophaty, yaitu kerusakan saraf yang mengakibatkan seseorang menjadi tidak stabil
dan tanpa koordinasi. Keracunan sianida yang serius terutama selama terjadinya
kelaparan dimana orang-orang akan makan lebih banyak ubi kayu dan sering kurang
disorder) yang disebut konzo dan dalam kasus-kasus tertentu menyebabkan kematian.
Tumbuhan ini adalah yang paling beracun di dunia. Biji dari tumbuhan ini
mengandung zat risin (ricin) yang dikenal sangat beracun serta senyawa alkaloid dan
minyak jarak. Dilaporkan bahwa dengan mengonsumsi 4-8 biji kasturi akan mematikan
orang dewasa. Namun hasil penelitian yang lain melaporkan dosis fatal untuk anak-anak
adalah 5-8 biji, sedangkan untuk orang dewasa membutuhkan 20 biji untuk
mengakibatkan kematian. Gejala keracunan biasanya timbul sesudah 2-4 jam setelah
dikonsumsi, namun terkadang gejala akan terlihat sesudah 36 jam. Gejala awal adalah
sensasi terbakar pada bagian mulut dan kerongkongan diikuti dengan sakit perut dan diare
12
berdarah, kemudian setelah beberapa hari akan terjadi dehidrasi, tekanan darah turun dan
Angel’s trumpet atau terompet malaikat atau disebut juga bunga terompet karena
yakni zat yang dapat menyebabkan seseoarang mengalami halusinasi. Karena hal inilah
bunga terompet termasuk salah satu narkotika. Kandungan aktifnya dalam bunga
Tingkat toksisitas yang bervariasi tergantung lokasi tanaman, dan bagian ke bagian,
hampir tidak mungkin untuk mengetahui berapa banyak racun yang Anda telan. Karena
glikoalkaloid terutama solanin dan cakonin. Adanya glikoalkoloid pada kentang terutama
kentang liar akan menunjukkan gejala keracunan pada manusia. Racun ini mengganggu
makanan, kram, tubuh menjadi lemah, sawan dan dalam kasus-kasus tertentu
komersial sangat jarang karena konsertasi racun terdapat daun. Hijau bertunas dan
13
5. Cabai, Capsicum spp. (solanace)
yang aktif dalam cabai. Kapsaicin terdapat pada bagian jaringan plasenta buah cabai
terutama pada bagian putih dari dinding dalam buah. Senyawa ini dapat menyebabkan
iritasi pada mamalia termasuk manusia. Senyawa ini termasuk dalam kapsaisinoid, yaitu
zat kimia yang menimbulkan rasa pedas yang ada dalam tumbuh-tumbuhan seperti cabai.
Kapsinoid merupakan metabolit sekunder dari cabai mungkin sebagai senjata untuk
melawan serangan herbivore dan infeksi oleh jamur. Kapsaisin bersifat bahan iritan yang
sangat tinggi dan dapat memengaruhi kulit, mata, paru-paru dan sistem pencernaan
ini biasanya disebabkan karena konsumsi kacang merah dalam keadaan mentah atau yang
dimasak kurang sempurna. Gejala keracunan yang ditimbulkan antara lain adalah mual,
muntah, dan nyeri perut yang diikuti oleh diare. Telah dilaporkan bahwa pemasakan yang
kurang sempurna dapat meningkatkan toksisitas sehingga jenis pangan ini menjadi lebih
keracunan akibat konsumsi kacang merah, sebaiknya kacang merah mentah direndam
dalam air bersih selama minimal 5 jam, air rendamannya dibuang, lalu direbus dalam air
14
bersih sampai mendidih selama 10 menit, lalu didiamkan selama 45-60 menit sampai
teksturnya lembut.
Racun alami pada pucuk bambu termasuk dalam golongan glikosida sianogenik.
Untuk mencegah keracunan akibat mengkonsumsi pucuk bambu, maka sebaiknya pucuk
bamboo yang akan dimasak terlebih dahulu dibuang daun terluarnya, diiris tipis, lalu
direbus dalam air mendidih dengan penambahan sedikit garam selama 8-10 menit. Gejala
keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong, antara lain meliputi penyempitan
Sebagian besar pohon ini mengandung zat racun kecuali warna merah di sekeliling
biji. Bagian daun tetap mengandung racun meskipun sudah layu bahkan kadar racun
bertambah pada saat daun tersebut menjadi kering. Daun lebih beracun dari biji.
Toxin utama adalah alkaloid taxine. Dosis letal pada kuda cukup rendah, yaitu 200-
400mg/kg berat badan, sedangkan sapi, babi, dan ternak lainnya kurang dari 200 mg/kg.
gejala keracunan adalah meningkatnya denyutan jantung, tremor otot, sawan, koleps,
kesulitan bernapas, kegagalan sirkulasi dan akhirnya kegagalan jantung. Kematian dapat
terjadi dalam waktu hanya beberapa jam. Gejala keracunan lain adalah mabuk,
9. Seledri
15
Seledri mengandung senyawa psoralen, yang termasuk ke dalam golongan kumarin.
Senyawa ini dapat menimbulkan sensitivitas pada kulit jika terkena sinar matahari. Untuk
seledri mentah, dan akan lebih aman jika seledri dimasak sebelum dikonsumsi karena
Terdapat banyak jenis bunga lili, seperti Lili Damai (Peace Lily), Peruvian Lily dan
Calla Lily yang berbahaya karena mengandung kristal oksalat yang tidak larut. Kristal ini
dapat menyebabkan iritasi pada mulut, lidah, faring dan kerongkongan bahkan kadang-
kadang mulut bergabuh dan muntah-muntah. Namun jenis-jenis bunga lili yang lebih
berbahaya adalah Lilium spp. Atau Hemerocallis spp. Jenis-jenis bunga lili seperti lili
harimau, lili hibrida asia, lili merah, lili jepang, lili kayu, lili barat dan terutama lili
paskah, Lilium Longiflorum memiliki racun yang berbahaya pada kucing, namun bukan
tidak mungkin dapat membahayakan manusia atau hewan lain. Dengan mengonsumsi 2-3
petal bunga atau daun atau polennya atau air yang berasal dari vas bunga dapat
Jenis lili lain yang juga berbahaya adalah lili lembah yang dapat mengganggu
16
2.3 Toksin Bersumber Pada Hewan
1. Ikan buntal
Ikan buntal berasal dari famili Diodontidae dan berasal dari ordo
Tetraodontiformes. Nama tetraodontifor-mes berasal dari morfologi gigi ikan ini, yaitu
memiliki dua gigi besar pada rahang atas dan bawahnya yang cukup tajam.
Ikan buntal memiliki kandungan meta-bolit primer yang cukup lengkap terutama
asam aminonya, ikan buntal juga memiliki kandungan metabolit sekunder seperti racun
tetrodotoksin (TTX). Racun ini biasanya digunakan sebagai alat pertaha-nan diri dari
pada tahun 2010 dan 2008 di Cirebon. Kasus keracunan ikan buntal juga terjadi di
beberapa daerah seperti Tapanuli tengah, Bengkulu dan Maluku. Meskipun berbahaya,
dapat digunakan sebagai obat anastesi lokal (dapat memblok syaraf). Tetrodo-toksin
anastesi. Obat berbahan dasar dari tetrodotoksin yang pertama kali dipasarkan adalah
Tectin, obat ini dikembangkan oleh WEX Pharmaceutical Inc. Dalam dosis kecil, obat
ini sangat mampu mengurangi rasa sakit kronis yang dialami oleh pasien kanker.
2. Nephila sp.
Racun Nephila sp. tidak berbahaya bagi manusia dan jarang menggigit meskipun
disentuh dan dirusak jaringnya. Apabila menggigit hanya meninggalkan luka goresan
dikulit. Laba-laba ini lambat apabila berjalan di atas tanah. Cara kerja racun laba-laba
adalah melemahkan (efek primer) kemudian mematikan (efek sekunder). Racun laba-
17
laba bersifat neurotoksin dan nekrotoksin. Neurotoksin menggangu penjalaran impuls
saraf pada saluran ion (ionchannels) dan sinaps, sedangkan nekrotoksin bekerja pada
reaksi yang sistematik misalnya pada ginjal dan darah. Racun laba-laba yang bersifat
tersebut berisi glutamat sebagai transmitor dan menimbulkan efek paralisis pada
serangga, yakni kondisi tidak dapat bergerak (lumpuh) akibat terganggunya sistem saraf
serangga. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas racun laba-laba berpotensi sebagai
pengendali hayati serangga, namun sampai sekarang belum diketahui apakah racun
laba-laba ini tetap efektif jika diisolasikan kemudian diaplikasikan kembali pada
serangga. Jika racun laba-laba dianalogikan sama dengan senyawa bioaktif yang
dimiliki oleh tanaman yang secara statis dapat berfungsi sebagai alat untuk memproteksi
diri maka perlu diteliti juga potensi racun laba-laba sebagai insektisida alami.
3. Bisa Ular
Gigitan ular adalah salah satu bentuk yang paling umum dari keracunan oleh
racun alami di seluruh dunia. Banyak bisa ular serupa dalam modus tindakan dan
konstituen, menjadi campuran protein atau polipeptida. Racun campuran dan akibatnya
menimbulkan berbagai efek. Misalnya, adanya protein asing dapat menyebabkan reaksi
anafilaksis, meskipun hal ini jarang terjadi dan reaksi alergi tersebut dapat
berbagai berbagai konstituen jaringan baik di lokasi aksi, menyebabkan nekrosis lokal,
18
Misalnya, gigitan ular Diamondback, ular yang paling beracun di Amerika
Serikat, memproduksi edema yang sangat menyakitkan dalam beberapa menit. mual,
muntah dan diare dapat terjadi dan efek jantung, seperti penurunan tekanan darah arteri
sistemik dan lemah serta nadi cepat. Sistem saraf pusat dapat dipengaruhi,
pembuluh darah dan konduksi seraf bisa berubah dan anoksia serebral, edema paru dan
intravaskular hemolisis dengan tindakan langsung pada membran sel darah merah.
polinukleotida.
Hewan a. Tetrodotoxin
Racun ini ditemukan dalam ikan puffer, kadal dan bakteri dan telah dipelajari
secara ekstensif. Ikan dimakan sebagai makanan lezat di Jepang dan asalkan ikan
tersebut dipersiapkan dengan benar sehingga bisa dimakan dan aman. Namun,
kematian yang terjadi yang dihasilkan dari persiapan yang salah pada ikan dan
Tetrodotoxin dan ichthyocrinotoxin yang ditemukan alam telur, hati dan kulit
ikan. Tetrodoxin adalah racun saraf yang sangat kuat, mematikan pada dosis sekitar
19
Efek awal adalah kesemutan di mulut diikuti dalam 10-45 menit
dengan otot inkoordinasi, air liur, kulit mati rasa, muntah, diare dan kejang-kejang.
Hasil Kematian dari kelumpuhan otot rangka. Sensorik serta saraf motorik
b. Chlorotoxin
Terkena Cltx dalam dosis yang banyak dapat mengakibatkan kelumpuhan melalui
gangguan saluran ion. Mirip dengan toksin botulinm. Cltx telah terbukti memiliki
nilai terapeutik yang signifikan. Bukti menunjukkan bahwa Cltx dapat menghambat
kemampuan untuk glioma untuk menyusup jaringan saraf yang sehat di otak, secara
c. Conotoxin
Conotoxin mewakili kategori racun yang dihasilkan oleh siput kerucut yang
hidup di laut, dan mampu menghambat aktivitas sejumlah saluran ion seperti
kalsium, natrium, kalium atau saluran. Dalam banyak kasus, racun yang dikeluarkan
oleh berbagai jenis siput kerucut mencakup berbagai conotoxins, yang mungkin
khusus untuk saluran ion yang berbeda, sehingga menciptakan racun yang mampu
20
Salah satu bentuk unik conotoxins,ω-conotoxin (.ω-CgTx) sangat
spesifik untuk saluran Ca dan telah menunjukkan kegunaan dalam mengisolasi racun
dari sistem. Sebagaikalsium fluks diperlukan untuk rangsangan yang tepat dari sel,
signifikan, ω-CgTx mampu mengikat dan menghambat saluran kalsium yang terletak
d. Apitoxin
Apitoxin atau madu racun lebah, adalah cairan tak berwarna dan pahit. Bagian
aktif dari racun adalah campuran kompleks protein, yang menyebabkan peradangan
lokal dan bertindak sebagai antikoagulan. Racun ini diproduksi dalam perut lebah
pekerja dari campuran sekresi asam dan basa. Apitoxin bersifat asam (pH 4,5-5,5).
Sebuah lebah madu dapat menyuntikkan 0,1 mg racun melalui penyengat nya.
Apitoxin mirip dengan jelatang toksin. Diperkirakan bahwa 1% dari populasi alergi
terhadap sengatan lebah. Racun lebah terapi digunakan oleh beberapa sebagai
pengobatan untuk rematik dan penyakit sendi karena antikoagulan dan sifat anti-
inflamasi. Hal ini juga digunakan untuk menurunkan rasa mudah terpengaruh orang
alergi terhadap sengatan serangga. Terapi racun lebah juga dapat disampaikan dalam
bentuk Bee Venom Balm meskipun ini mungkin kurang ampuh daripada
21
Apamin meningkatkan produksi kortisol dalam kelenjar adrenal. Apamin adalah
neurotoksin ringan.
Adolapin, terdiri dari 2-5% dari peptida, bertindak sebagai anti-inflamasi dan
paling merusak apitoxin. Ini adalah enzim yang merusak fosfolipid membran sel
yang terbuat dari. Hal ini juga menyebabkan penurunan tekanan darah dan
calceatum (yang featherleg babon laba-laba). Singkatan teknis untuk toksin adalah
ScTx1. Stromatoxin adalah peptida yang terdiri dari 34 asam amino yang dimiliki
22
menggunakan skrining sistematis dari efek racun dari beberapa spesies tarantula pada
antara -30 dan 0 mV, sedangkan penghambatan parsial pada nilai lebih positif dari
+10 mV. Meskipun saluran masih bisa diaktifkan, depolarisasi jauh lebih besar
macam tindakan. Saluran target dapat ditemukan dalam jaringan jantung, neuron dan
sel-sel otot polos. Dalam sel jantung, peran mereka lebih terfokus pada ketinggian
dan durasi dari fase plateau potensial aksi, repolarisasi membran sel, refractoriness
jantung dan otomatisitas. Dalam sistem saraf, tipe A dan saluran kalium menentukan
membran potensial istirahat, tindakan potensial durasi dan repolarisasi. Jadi, toksin
terlibat dalam rangsangan membran, pelepasan hormon, dan transduksi sinyal dan
23
untuk KV2-jenis tegangan-gated saluran kalium (KV2), mendorong perilaku
melumpuhkan mangsanya. Di antara senyawa lain, racun ini memiliki semua tiga
subtipe dari VaTxs: VaTx1, VaTx2, dan VaTx3. Nama racun ini berasal dari reseptor
racun lain. ICK racun yang paling dikenal sebagai blocker saluran kation. Struktur
yang tepat dari VaTxs belum disimpulkan, meskipun beberapa model awal telah
diajukan. VaTxs adalah 53-82% identik dalam urutan asam amino. VaTx1 dan
Pada manusia, efek VaTxs belum sistematis dipelajari. Secara umum, racun P.
cambridgei dikenal untuk menghasilkan rasa sakit, tetapi jumlah toksin yang hadir
dalam gigitan terlalu rendah untuk menyebabkan masalah kesehatan yang serius.
Efek dari VaTxs pada TRPV1 dan KV2 telah dipelajari dengan menyuntikkan VaTxs
subkutan pada tikus. VaTxs mengikat ke domain pori ekstraselular TRPV1 dalam
sistem saraf perifer menyebabkan pembukaan pori dan kation masuknya, sehingga
memicu aktivasi sistem nyeri. Meskipun arsitektur yang sama dari TRPV1 dan KV2,
VaTx1 dan VaTx2 mengikat ke domain tegangan-sensing dari KV2 daripada pori-
24
g. Onchidal
Onchidal adalah racun alami yang diproduksi sebagai sekresi defensif oleh
yang sama pada aksi seperti yang dari agen saraf yang mematikan, namun onchidal
bukanlah suatu senyawa organofosfat atau karbamat dan sedikit memiliki kemiripan
h. Batrachotoxins (BTX)
ditemukan pada spesies tertentu katak (racun katak panah), kumbang, dan burung
dikenal paling kuat. Batrachotoxin berasal dari kata Yunani "batrachos" (βάτπαχοπ)
Lebih dari 100 racun telah diidentifikasi dari sekresi kulit katak anggota
Dendrobates, Ranitomeya, dan Oophaga juga dikenal sebagai "racun panah" atau
"racun panah" katak. Namun, hanya katak dari genus Phyllobates menghasilkan
batrachotoxin sangat mematikan. Salah satu contoh ini akan menjadi Phyllobates
terribilis, juga dikenal sebagai Golden Poison katak. Katak ini dianggap oleh
beberapa orang untuk menjadi salah satu hewan paling beracun di dunia. Racun
25
Toksin dilepaskan melalui sekret berwarna atau susu dari kelenjar yang terletak
di bagian belakang dan di belakang telinga katak dari Phyllobates. Ketika salah satu
dari katak ini adalah gelisah, merasa terancam atau merasa sakit, toksin refleks dirilis
tergantung pada depolarisasi saraf dan serat otot akibat peningkatan permeabilitas
ion natrium dari membran sel bersemangat.Racun larut dalam lemak seperti
batrachotoxin tindakan langsung pada saluran ion natrium terlibat dalam generasi
potensial aksi dan dengan memodifikasi baik selektivitas ion dan sensitivitas
tegangan. Ini memiliki efek langsung pada sistem saraf perifer (PNS). Batrachotoxin
membran sel beristirahat untuk ion natrium, kalium tanpa mengubah atau konsentrasi
saluran terhadap kation yang lebih besar. Saluran natrium menjadi terus-menerus
sel saraf tersebut. Neuron ini tidak lagi mampu 'menembak' (mengirim pesan) dan
batrachotoxin telah menandai efek pada otot-otot jantung.Efek ini mirip dengan efek
26
fibrilasi ventrikel dan perubahan lain yang menyebabkan serangan jantung.
Batrachotoxin menginduksi asetilkolin pada saraf dan otot dan penghancuran vesikel
Perubahan struktural dalam saraf dan otot disebabkan oleh arus besar ion natrium,
suhu, dengan aktivitas maksimum pada 37°C (99°F). Kegiatannya juga lebih cepat
aktif.
Saat ini tidak ada obat penawar yang efektif ada untuk pengobatan keracunan
racun larut dalam lemak yang sama mengubah selektivitas ion dari saluran natrium,
untuk salah satu racun tersebut. Pengobatan juga dapat dimodelkan setelah itu untuk
i. Bufotoxins
kulit dan racun yang banyak ada di kodok (genus Bufo); amfibi lainnya dan beberapa
tanaman jamur. Komposisi yang tepat sangat bervariasi dengan sumber tertentu
27
digunakan secara khusus untuk menggambarkan konjugat dari bufagin
dengan suberylargine.
alvarius, Bufo americanus, Bufo arenarum, Bufo blombergi, Bufo bufo, Bufo
gargarizans, Bufo formosus, Bufo fowleri, Bufo marinus, Bufo melanostictus, Bufo
peltocephalus, Bufo quercicus, Bufo regularis, Bufo valliceps, Bufo viridis, dan Bufo
vulgaris.
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pestisida adalah bahan kimia untuk membunuh hama ( insekta,janur dan gulma).
Kentang, Solanum Tuberosum (Solanacea), Cabai, Capsicum spp. (solanace), Kacang Merah
(Phaseolus vulgaris), Pucuk Bambu (Rebung), Cemara Inggris, Taxus Baccata (Taxaceae),
(BTX),Bufotoxins.
29
DAFTAR PUSTAKA
Askurrahman. 2010. Isolasi Dan Karakterisasi Linamarase Hasil Dari Umbi Singkong (
E Deskawati, Sri Purwaningsih dan Purwantiningsih. 2014. Karakterisasi dan uji toksisitas
ikan buntal dari perairan pamengpeuk, jawa barat. Vol. 6, No.1 : 101-107
Manyur, 2002. Toksiklogi agent-agent toksis & pemaparan. USU digital library. Fakultas
Maryana Raini. 2007. Toksikologi Pestisida Dan Penanganan Akibat Keracunan Pestisida. Vol.
Sembel, Dantje Terno. 2015. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta : CV. Andi Ofset
Timbrell, John. 2003. Introduction to Toxicology Third Edition. New york: Taylor and Francis
Inc
Slide 1
Toksikologi
Klinik
Arif Adriyanto
Asri Handayani
Pamungkas
Sifa Ulpah
Bahan- Yudhitya Aryani
bahan Kimia
Toksik
Slide 2
Bahan Kimia
Toksik
Bersumber Hewan
Bersumber Tumbuhan
Pestisida
Slide 3
Pestisida
Slide 4 Insektisida
Fungisida
Pestisida Herbisida
Rodentisia
Slide 5 Orga
nofosf
at
Orga
Karba
noklor
mat
in
Toksik
Pestisida
Piretro Sulfon
id ilurea
Biope
stisida
Slide 6
Insektisida
anorganik, : Jenis-
Insektisida jenis arsenikal,
fluorida, merkuri
dan debu.
Fungisida
racun yang
digunakan untuk
mengendalikan
penyakit yang
disebabkan oleh
jamur
Slide 8
Rodentisia Herbisida
Racun yang Racun yang
digunakan untuk digunakan untuk
mengendalikan mengendalikan
hama tikus gulma
Slide 9
Bakterisida Virusida
racun untuk
racun untuk
mengendalikan
mengendalikan
penyakit
penyakit virus
bakteri
Slide 10
•racun yang digunakan
untuk mengendalikan
Akarisida hama tungau atau
caplak.
Slide 11
Slide 12
Toksin bersumber dari
tumbuhan
Umbi
kayu
Angels’s
trumpet
dan cemara
Biji kasturi
Kentang
Dan Bunga dan cabai
Lili
Kacang
merah
Zucchini Pucuk
dan seledri bambu
Slide 13
Umbi kayu
Biji kasturi
Slide 15 Kentang
(Solanum
tuberosum)
•Toksin : Glikoalkaloid
mengganggu sistem
syaraf
Kacang Merah
(Phaseolus vulgaris)
•Toksin :
Fitohemaglutinin
Slide 16 Pucuk Bambu (Rebung)
Seledri
• mengandung senyawa
psoralen
sensitivitas pada kulit
jika terkena sinar matahari
Slide 17
Slide 18
Slide 20
• Ditemukan dalam ikan puffer
Tetrodoto • Racun saraf yang sangat kuat
xin
• Senyawa aktif,ditemukan
di racun kalajengking.
Chlorotoxin • Kerusakan sistem syaraf
• Racun tarantula
• Mempengaruhi saluran kalium
Stromatoxin
• Neurotoksin : ditemukan
dalam racun
tarantula
Vanillotoxins
Psalmopoeus cambridgei
Slide 22
• racun alami : diproduksi oleh
molusca Onchidella binneyi
Onchidal
30