Anda di halaman 1dari 2

NAMA : WAHYU SRI HARTINA RUMBAYAN

NIM : D10117371
MK : PENGANTAR FILSAFAT HUKUM
KELAS : E (BT 15)
Soal
Membuat tulisan terkait apa itu Lex Aeterna, Lex Naturalis, Lex Divina dan Lex Positivis?
Jawab:
Tokoh paling menonjol dari teori hukum alam theologis adalah Thomas Aquinas (1225 –
1274). Aquinas mengintegrasikan teori hukum alam klasik ke dalam ajaran gereja sebagai
bagian dari filsafat hukumnya. Dalam bukunya Summa Theologica, Aquinas membedakan
empat macam hukum, yaitu: (1) Hukum Abadi, (2) Hukum Alam, (3) Hukum Sakral, dan (4)
Hukum Positivis, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Lex Aeterna (Hukum Abadi atau hukum rasio tuhan yang tidak dapat ditangkap oleh
panca indera manusia), yaitu Kebijaksanaan Ilahi yang mengarahkan semua tindakan dan
gerakan. Di zaman Yunani kuno, konsep Hukum Abadi dikemukakan oleh filsuf Stoa.
Filsuf Stoa mengemukakan keberadaan suatu tatanan yang rasional dan memiliki maksud
tertentu (a rational and purposeful order) yang mengatur alam semesta. Tatanan ini
disebut sebagai hukum abadi (eternal law). Dengan demikian, hukum abadi (eternal law)
adalah suatu tatanan rasional dan memiliki maksud tertentu yang mengatur alam semesta.
Seorang pemikir gereja, St. Augustinus12 (354 – 430), menyetakan bahwa melalui ratio
Ketuhanan diciptakan segala-galanya. Dalam Tuhan terletak suatu rencana tentang
berjalannya semesta alam. Rencana tentang alam ini oleh St. Augustinus disebut hukum
abadi (Lex Aeterna). Oleh Augustinus, konsep Hukum Abadi dari zaman Yunani kuno
dikaitkan dengan kepercayaan Kristen terhadap Tuhan. Pandangan ini kemudian diikuti
oleh St. Aquinas.
2. Lex Naturalis (Hukum Alam yaitu penjelmaan dari lex aeterna kedalam rasio manusia),
yaitu turut sertanya manusia sebagai makhluk berakal (bernalar) ke dalam Hukum Abadi.
Manusia adalah manusia yang memiliki akal/nalar (reason). Manusia, termasuk
akal/nalarnya, adalah ciptaan Tuhan, sehingga karenanya dengan akal/nalar ini manusia
sedikit banyak dapat juga menangkap Hukum Abadi sekalipun tidak seluruhnya. Lex
Naturalis (Hukum Alam), Lex ini mengajarkan kepada manusia perbedaan antara baik
dan buruk, berbuat yang baik dan meninggalkan yang buruk. Itulah satu-satunya
peraturan yang tepat, yang berasal dari hukum alam, untuk selebihnya hukum ini
memberi kepada manusia hanya petunjuk, bagaimana seharusnya rupa hukum itu.
3. Lex Divina (Hukum Sakral atau hukum rasio Tuhan yang dapat ditangkap oleh
pancaindera manusia ), yaitu hukum yang diwahyukan oleh Tuhan dalam Kitab Suci.
Lex divina, hukum positif yang ditetapkan oleh Tuhan di dalam Injil untuk seluruh umat
manusia. Seluruh hukum yang ditetapkan oleh kekuasaan manusia, yakni hukum positif,
harus berada dalam batas-batas ini. Dalam hierarki nilai-nilai hukum, mungkin Lex
divina tidak dapat dikategorikan. Tetapi Lex divina itu bertugas mengokohkan
kedudukan gereja sebagai penafsir otentik hukum Tuhan sebagaimana dicantumkan
dalam Injil. Mungkin orang mau mengatakan, bahwa Lex divina adalah penjelasan dari
akal budi Tuhan yang tertulis, dan hukum alam yang tidak tertulis. Adapun yang paling
rendah menjadi hukum positif, yang berlaku hanya sepanjang tidak bertentangan dengan
hukum alam, dan tentu saja dengan hukum abadi. Hukum manusia merupakan bagian
dan bidang kecil dari kekuasaan Tuhan; tidak ada pemisahan antara kepercayaan dan
akal, sebaliknya, akal adalah bagian dari manifestasi kepercayaan.
4. Lex Positivis (Hukum Alam yang diterapkan ke dalam kehidupan manusia di dunia)
yaitu hukum alam dituangkan kedalam bentuk wujud yang lebih kongkret (nyata) dalam
kehidupan manusia seperti membentuk undang-undang. Hukum ini yang berlaku
merupakan pelaksanaan dari hukum alam oleh manusia berhubungan dengan syarat
khusus yang dipengaruhi oleh keadaan dunia.

Anda mungkin juga menyukai