Oleh
FARHAN (D1A117082)
Kelas A1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
RANGKUMAN MATERI FILSAFAT HUKUM
B. Realisme Hukum
Aliran realisme hukum lahir dilatarbelakangi oleh berbagai faktor hukum dan non
hukum, yaitu faktor-faktor perkembangan dalam filsafat dan ilmu pengetahuan serta
perkembangan sosial dan politik. Realisme hukum adalah aliran yang tidak menyetujui
adanya preseden (adanya ikatan antara putusan hakimdengan putusan hakim sebelumnya
dalam menangangi sebuah masalah yang serupa). Tidak menggunakan sumber hukum
secara formil, melainkan menggunakan perilaku-perilaku sosial yang nyata terjadi untuk
menghakimi suatu kasus.
Konsep Pemikiran dari Realisme Hukum dan Hubungannya dengan Critical Legal
Studies
Paham realisme hukum memandanh hukum sebagaimana seorang advokat
memandang hukum yang memprediksikan hasil dari suatu proses hukum dan bagaimana
masa depan dari kaidah hukum tersebut. Agar dapat memprediksikan secara akurat,
seorang advokat haruslah juga mempertimbangkan putusan-putusan hukum pada masa
lalu unutk kemudian memprediksi putusan pada masa yang akan datang. Aliran realisme
hukum oleh para pelopornya sendiri lebih suka dianggap sebagai sebuah gerakan
sehingga menyebutnya sebagai gerakan realisme hukum.
Kaum realisme hukum tidak percaya terhadap pendekatan pada hukum yang
dilakukan oleh kaum positivis dan naturalist yang pada prinsipnya bahwa hakim hanya
menerapkan hukum yang dibuat oleh oembentuk undang-undang. Menurut ajaran
realisme hukum, aliran positivisme maupun aliran formalisme sama-sama meremehkan
penerapan hukum oleh hakim. Peranan hakim hanya sebatas menerapkan hukum atau
paling jauh hanya menafsirkan hukum seperti yang terdapat dalam aturan perundang-
undangan. Sebaliknya aliran realisme hukum, hakim tidak hanya menerapkan atau
menafsirkan hukum. Ketika hakim memutuskan perkara, hakim justru membuat hukum.
Mengenai logika hukum, kaum realisme hukum dikritik bahwa kaum realisme
gagal melihat bahwa logika bukan alat untuk menemukan sesuatu, melainkan lebih
merupakan suatu demonstrasi, dimana dari premise yang tetap dapat ditarik kesimpulan
tertentu dengan alasan yang logis. Kaum realisme hukum menentang penarikan
kesimpulan hukum dengan menggunakan logika melalui silogisme. Sebenarnya kaum
realisme hukum sudah membedakan antara alasan untuk suatau pendapat dan logika
unutk mengambil keputusan hukum.