TUGAS
HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH
Resume Perangkat Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016
Disusun Oleh
Farhan D1A117082
Marcello Prilla Akbar D1A117173
Kelas : A2
Dosen Pengampu : H. Abdul Khair, SH., M.Hum.
FAKULTAS HUKUM
UN IVERSITAS MATARAM
RESUME TENTANG PERANGKAT DAERAH
BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2016
TENTANG PERANGKAT DAERAH
Dalam pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2016 tentang perangkat daerah
memberikan pengertian bahwa Perangkat Daerah adalah unsur pembantu kepala Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah. Pengelompokan organisasi Perangkat Daerah didasarkan pada konsepsi
pembentukan organisasi yang terdiri atas 5 (lima) elemen, yaitu :
Asas Pembentukan Perangkat Daerah yang diatur dalam pasal 2 huruf a sampai h
dalam Peraturan Pemerintah No 18/2016 ini didasarkan pada asas Urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah, intensitas Urusan Pemerintahan dan potensi Daerah, Efisiensi,
Efektivitas, pembagian habis tugas, rentang kendali, tata kerja yang jelas, dan fleksibilitas.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, kepala
Daerah dibantu oleh Perangkat Daerah yang terdiri dari unsur staf, unsur pelaksana, dan unsur
penunjang. Unsur staf dalam wadah sekretariat Daerah dan sekretariat DPRD.
Unsur pelaksana Urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah diwadahi dalam
dinas Daerah. Unsur pelaksana fungsi penunjang Urusan Pemerintahan Daerah diwadahi dalam
badan Daerah. Unsur penunjang yang khusus melaksanakan fungsi pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan Pemerintahan Daerah diwadahi dalam inspektorat. Di samping
itu, pada Daerah kabupaten/kota dibentuk kecamatan sebagai Perangkat Daerah yang bersifat
kewilayahan untuk melaksanakan fungsi koordinasi kewilayahan dan pelayanan tertentu yang
bersifat sederhana dan intensitas tinggi.
Kepala dinas, kepala badan, sekretaris DPRD, kepala inspektorat dan camat atau nama
lain di kabupaten/kota bertanggung jawab kepada kepala Daerah melalui sekretaris Daerah.
Fungsi sekretaris Daerah dalam pertanggungjawaban tersebut hanyalah fungsi pengendalian
administrasi untuk memverifikasi kebenaran administrasi atas pertanggungjawaban yang
disampaikan oleh kepala dinas, kepala badan, sekretaris DPRD, inspektur, kepala satuan polisi
pamong praja dan camat atau nama lain kepada kepala Daerah.
Kesimpulan yang dapat kami dapatkan, Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2016
tentang Perangkat Daerah ini adalah peraturan yang bersifat sangat teknis dan memiliki fungsi
membatasi jumlah perangkat daerah sehingga keberadaan perangkat daerah tidak hanya
berdasarkan kepentingan politik, atau politik “balas budi” yang sangat marak terjadi. Karena
dalam aturan ini perangkat daerah dibagi menjadi 3 (tiga) tipelogi berdasarkan beban kerja,
yang terdiri dari :
Tipelogi tersebut berlaku terhadap perangkat daerah Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,
Inspektorat Daerah, Dinas dan Badan. Sedangkan Kecamatan dalam perautran Pemerintah ini
hanya memiliki 2 (dua) tipelogi yaitu :
a. kecamatan tipe A apabila hasil perhitungan nilai variabel lebih dari 600 (enam ratus); dan
b. kecamatan tipe B apabila hasil perhitungan nilai variabel kurang dari atau sama dengan
600 (enam ratus).
Penetapan tipe Perangkat Daerah tersebut, didasarkan pada perhitungan jumlah nilai variabel
beban kerja perangkat daerah yang terdiri atas :
Variabel teknis yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah ini dibagi menjadi 2 (dua) kategori
berdasarkan tingkat pemerintahan yaitu, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Selain itu dalam
masing-masing tingkatan pemerintahan, indikator penentu variabel tersebut dibedakan kembali
berdasarkan bidang-bidang yang lebih khusus sehingga memiliki jumlah indikator variabel
yang berbeda pula. Indikator-indikator tersebut dapat ditemukan dalam lampiran Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah.
Variabel Teknis memiliki sub indikator yang memiliki bobot dalam prosentase tertentu, bobot
masing-masing indikator variabel akan dikalikan dengan skala nilai yang telah ditentukan
sehingga menghasilkan skor dan akan menentukan tipelogi suatu perangkat daerah.
Untuk memudahkan, kami berikan sebuah contoh dalam menentukan tipelogi Dinas Kesehatan
pada provinsi Nusa Tenggara Barat, dibawah ini :
- Pertama, kami mengambil data Provinsi Nusa Tenggara Barat terkait yang dibutuhkan
dalam hal ini yaitu :
PROVINSI NTB
Luas wilayah 20.153,20 Km2
APBD Rp5.403.295.367.675,-
Kepadatan Penduduk
(diperoleh dari luas wilayah dibagi dengan 249 Jiwa/Km2
jumlah penduduk)
Data diperoleh dari laman resmi provinsi Nusa Tenggara Barat, http://www.ntbprov.go.id
- Kedua, menyesuaikan data tersebut dengan tabel variabel umum dan variabel teknis
indikator pemetaan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 18 tahun 2016
tentang Perangkat Daerah, dalam 2 (dua) tabel berikut ini :
Variabel Umum
SKALA BOBOT
NO INDIKATOR & KELAS INTERVAL SKOR
NILAI (%)
1 Jumlah penduduk (Jiwa)
a. ≤ 2.000.000 200 20
b. 2.000.001– 4.000.000 400 40
c. 4.000.001– 6.000.000 600 10 60
d. 6.000.001– 8.000.000 800 80
e. >8.000.000 1.000 100
2 Luas wilayah (Km2)
a. ≤ 600 200 10
b. 601– 1.200 400 20
c. 1.201– 1.800 600 5 30
d. 1.801– 2.400 800 40
e. > 2.400 1.000 50
3 Jumlah APBD (Rp)
a. ≤ 2.000.000.000.000 200 10
b. 2.000.000.000.001 – 4.000.000.000.000 400 20
c. 4.000.000.000.001 – 6.000.000.000.000 600 5 30
d. 6.000.000.000.001 – 8.000.000.000.000 800 40
e. >8.000.000.000.000 1.000 50
Variabel umum indikator pemetaan pada indikator pemetaan intensitas beban kerja perangkat daerah tingkat provinsi
sesuai Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah
Variabel Teknis
SKALA BOBOT
NO INDIKATOR & KELAS INTERVAL SKOR
NILAI (%)
1 Jumlah penduduk (Jiwa)
a. ≤ 600.000 200 140
b. 600.001– 1.200.000 400 280
c. 1.200.001– 3.500.000 600 70 420
d. 3.500.001– 6.000.000 800 560
e. >6.000.000 1.000 700
2 Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)
a. > 550 200 20
b. 401– 550 400 40
c. 251– 400 600 10 60
d. 51– 250 800 80
e. ≤ 50 1.000 100
Variabel teknis urusan pemerintahan bidang kesehatan pada indikator pemetaan intensitas beban kerja perangkat daerah
tingkat provinsi sesuai Lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat
Daerah
- Ketiga, dengan menggabungkan data yang telah dihasilkan tersebut, kami memperoleh
hasil skor 760, dengan perhitungan sebagai berikut :
NO VARIABEL SKOR
1 Variabel Umum
a. Jumlah penduduk (Jiwa) 60
b. Luas wilayah (Km2) 50
c. Jumlah APBD (Rp) 30
2 Variabel Teknis
a. Jumlah penduduk (Jiwa) 560
b. Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) 60
TOTAL SKOR 760
- Maka skor 760 tersebut menjadikan Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat
menjadi dinas tipe B, sesuai ketentuan pasal 53 ayat 2 huruf b yang menyebutkan bahwa
“dinas dan badan tipe B apabila hasil perhitungan nilai variabel lebih dari 600 (enam
ratus) sampai dengan 800 (delapan ratus)“
Dapat dilihat bahwa pembentukan perangkat daerah haruslah berdasarkan kebutuhan akan
suatu layanan bagi masyarakat dan tidak dapat dengan serta merta dilakukan hanya berdasarkan
keinginan atas perkiraan pemerintahan daerah. Karena kebutuhan ini juga harus didasarkan
pada data yang akurat sehingga dapat dipertanggungjawabkan oleh pemerintahan daerah.