Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Indriana (19021016)
2. Jamingatun Komariyah (19021017)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul HUBUNGAN
FILSAFAT PENDIDIKAN ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisn makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah pengantar filsafat pendidikan. Serta untuk menambah wawasan kepada para
pembaca serta bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberi kesempatan
ini. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun kami nantikan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
ii
DAFAR ISI
JUDUL ........................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii
DAFAR ISI .............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
A. Pengertian Filsafat .......................................................................................................... 2
B. Hubungan Filsafat Pendidikan ........................................................................................ 2
C. Obyek Filsafat ................................................................................................................. 3
D. Metode Filsafat ............................................................................................................... 3
E. Ciri - Ciri Filsafat ............................................................................................................ 4
F. Asal Dan Peranan Filsafat ............................................................................................... 4
G. Kegunaan Filsafat ........................................................................................................... 5
H. Manfaat Belajar Filsafat Pendidikan ............................................................................... 5
I. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan................................................................................ 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat berasal dari kata Philos, Philore (cinta) dan Sophos atau Sophia (kebajikan,
kebaikan dan kebenaran). Berfilsafat berarti berfikir reflektif untuk memperoleh jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan mendasar (radikal) dan universal. Jawaban tersebut disusun secara
sistematis, diuji secara kritis dan terbuka untuk memperoleh kebenaran yang sesungguhnya
(hakiki). Adapun filsafat bertumpu pada kemampuan nalar manusia. Dengan mencari
kebenaran hakiki yang sejauh mana yang dijangkau oleh akal manusia. Sebagai kegiatan
berfikir, filsafat menghasilkan gambaran pemikiran secara menyeluruh dan komprehensif,
pemikiran filsafat sangatlah bersifat spekulatif yang artinya merenung, memikirkan sesuatu
sedalam-dalamnya dan tanpa keharusan ada kontak langsung dengan objek yang difikirkan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Secara etimologis, filsafat berasal dari beberapa bahasa, yaitu bahasa inggris dan
yunani. Filsafat dalam bahasa inggris yaitu Philosophy, sedangkan dalam bahasa yunani
filsafat merupakan gabungan dari dua kata yaitu Philein yang berarti cinta atau Philos yang
berarti mencintai, menghormati, menikmati dan Sophia dan Sofein yang artinya kenikmatan,
kebenaran, kebaikan, kebijaksanaan atau kejernihan. Berdasarkan teori tersebut, berfilsafat
atau filsafat berarti mencintai, menikmati kebijaksanaan / kebenaran. Hal ini sejalan dengan
apa yang diucapkan ahli filsafat yunani kuno Socrates, bahwa filosof adalah orang yang
mencintai / mencari kebijaksanaan dan kebenaran. Jadi filosof bukanlah orang yang bijaksana
/ berpengetahuan benar, melainkan orang yang sednag belajar dan mencari kebenaran /
kebijaksanaan. Dalam bahasa indonesia filsafat berasal dari bahasa Arab Filsafah yang juga
berakar pada istilah yunani (Wiramihardja, 2007).
Filsafat merupakan suatu hal yang diutamakan dalam pemecahan masalah dalam
kehidupan manusia sedangkan pendidikan adalah suatu cara dalam pengembangan keilmuan
filsafat. Jadi, memang sangat dianjurkan kepada manusia untuk mempelajari serta
menamalkan filsafat dalam pengajaran ilmu pendidikan.
Pendidikan berfungsi sebagai dasar penanaman norma serta moral dan tingkah laku
yang dititik beratkan kepada nilai filosofi yang diutamakan oleh beberapa tokoh terkemuka.
2
Jadi filsafat merupakan suatu hal yang diutamakan dalam pengelolaan dalam
kehidupan manusia. Sedangkan pendidikan adalah suatu cara pengembangan keilmuan
filsafat. Jadi, memang sangat disarankan kepada manusia untuk belajar serta mengamalkan
filosofi dalam ilmu pengetahuan pendidikan.
C. Obyek Filsafat
Obyek adalah sesuatu yang merukan bahan dari suatu penelitian atau pesanan
pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai obyek, yang dibedakan menjadi dua,
yaitu obyek material dan obyek formal.
1. Obyek Material
Obyek material filosofi menurut Mohamad Noor Syam berpendapat yaitu: segala
sesuatu yang ada dan yang mungkin ada, baik materiil konkret, psikis maupun nonmaterial
abstrak, psikis. Termasuk pula pengertian abstrak –logis, konsesional, spiritual, dan nilai-
nilai. Dengan demikian, obyek tidak terbatas.
2. Obyek Formal
Obyek formal yang merupakan sudut pandang yag melayani bahan dari penelitian
atau resepsi itu, atau sudut dari mana obyek material itu disorot. Oleh itu, yang membedakan
antara filsafat dengan ilmu-ilmu lain obyeknya membatasi diri, sedangkan pada batas tidak
membatasi diri. Adapun pada obyek formalnya membahas obyek materialnya sampai ke
hakekat atau esensi dari yang dihadapinya.
D. Metode Filsafat
Metode berlaku cara bertindak menurut sistem aturan tertentu. (Anton Bakker, 1984)
ada sepuluh metode filosofi yang digunakan yaitu:
3
8. Metode Dialektis (Hegel, Mark)
9. Metode Neo-Positivisme
10. Metode Analitika Bahasa
1. Menyeluruh, yaitu pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan buka hanya
ditinjau dari satu sudut pandang tertentu, pemikiran ingin melihat hubungan antara
ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu yang lain, hubungan ilmu dengan moral, seni, dan
tujuan hidup.
2. Mendasar, yaitu pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental atau
obyek esensial yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi
segenap nilai dan keilmuan. Jadi, tidak hanya berhenti pada periferis (kulitnya) saja,
tetapi sampai tembus ke kedalamannya.
3. Spekulatif, yaitu hasil pemikirannya selalu membuat sebagai dasar untuk menjelajah
wilayah pengetahuan baru.
Ada tiga hal (asal) yang mendorong manusia untuk "berfilsafat", yaitu sebagai beikut:
4
G. Kegunaan Filsafat
Menurut Franz Magnis suseno (1991) menyebutkan ada lima kegunaan dalam
lingkungan sosial budaya Indonesia, yaitu :
5
kependidikan, yaitu dengan menggunakan kebebasan intelektual dan tanggung jawab sosial
yang melekat padanya.
Jalaluddin dan Sa’id di dalam bukunya mengutip dari Tim Dosen IKIP Malang
menjelaskan, bahwa Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran filsafat yaitu
dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan
alam sekitarnya adalah juga merupakan obyek pemikiran filsafat pendidikan. Tetapi seara
mikro (khusus) yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi :
Berbeda dengan yang di atas, Drs. Anas Salahudin, M.Pd. di dalam bukunya “Filsafat
Pendidikan” merumuskan, bahwa ruang lingkup filsafat pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Pendidik
2. Murid atau anak didik
3. Materi pendidikan
4. Perbuatan mendidik
5. Metode pendidikan
6. Evaluasi pendidikan
7. Tujuan pendidikan
8. Alat-alat pendidikan
9. Dan lingkungan pendidikan.
6
Untuk lebih jelasnya, berikut ini diuraikan satu persatu :
1. Para pendidik adalah guru, orang tua, tokoh masyarakat, dan siapa saja yang
memfungsikan dirinya untuk mendidik. siapa saja dapat menjadi pendidik dan
melakukan upaya untuk mendidik secara formal maupun nonformal. Para pendidik
haruslah orang yang patut diteladani. Dan pendidik itu harus membina, mengarahkan,
menuntun, dan mengembangkan minat, serta bakat anak didik, agar tujuan pendidikan
tercapai dengan baik. Para pendidik adalah subjek yang melaksanakan pendidikan.
Pendidik mempunyai peran penting dalam berlngsungnya pendidikan. baik atau
tidaknya pendidikan berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan. Para pendidik
memikul tanggung jawab yang berat untuk memaajukan kehidupan bangsa. Oleh
karena itu, negara bertanggungjawab untuk meningkatkan kinerja para pendidik
melalui berbagai peningkatan. Misalnya, peningkatan kesejahteraan para pendidik,
menaikkan tunjangan fungsional para pendidik, membantu dana pendidikan lanjutan
hingga meraih gelar doktor, dan memberikan beasiswa untuk berbagai penelitian.
2. Anak Didik secara filosofis merupakan objek para pendidikan dalam melakukan
tindakan yang bersifat medidik. Dikaji dari beberapa segi, seperti usia anak didik,
kondisi ekonomi keluarga, minat dan bakat anak didik, serta tingkat intelegensinya,
itu membuat seorang pendidik mengutamakan fleksibilitas dalam mendidik. Anak
didik merupakan subjek pendidika, yaitu orang yang menjalankan dan mengamalkan
materi pendidikan yang diberikan oleh pendidik. Agar pendidikan dapat berhasil
dengan sebaik-baiknya, maka jalan pendidikan yang ditempuh harus sesuaai dengan
perkembangan psikologis anak didik.
3. Materi Pendidikan, yaitu bahan-bahan atau pengalaman-pengalaman belajar yang
disusun sedemikian rupa (dengan susunan yang lazim dan logis) untuk disajikan atau
disampaikan kepada anak didik.
4. Perbuatan mendidik adalah seluruh kegiatan, tindakan, perbuatan, dan sikap yang
dilakukan oleh pendidikan sewaktu menghadapi atau mengasuh anak didiknya disebut
dengan tahzib. Mendidik artinya meningkatkan pemahaman anak didik tentang
kehidupan, medalami pemahaman terhadap ilmu pengetahuan dan manfaatnya untuk
diterapkan dalam kehidupan nyata dan sebagai pandangan hidup.
5. Metode pendidikan, yaitu strategi yang relevan yang dilakukan oleh dunia pendidikan
pada saat menyampaikan materi pendidikan kepada anak didik. metode berfungsi
7
mengolah, menyusun, dan menyajikan materi pendidikan, agar materi pendidikan
tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh anak didik.
6. Evaluasi dan Tujuan Pendidikan. Evaluasi yaitusistem penilaian yang diterapkan
kepada peserta didik, untuk mengetahui keberhasilan pendidikan yang
dilaksanakannya. Evaluasi pendidikan sangat bergantung pada tujuan pendidikan. jika
tujuannya membentuk siswa yang kreatif, cerdas, beriman, dan bertakwa, maka sistem
evaluasi ynag dioperasionalkan harus mengarah pada tujuan yang dimaksud.
7. Alat-alat Pendidikan dan Lingkungan Pendidikan merupakan fasilitasi yang
digunakan untuk mendukung terlaksananya pendidikan. Sedangkan lingkungan
pendidikan adalah segala seusuatu yang terdapat disekitar lingkungan pendidikan
yang mendukung terealisasinya pendidikan
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah suatu kegiatan berpikir secara mendalam dan menyeluruh dengan
disertai tindakan sadar, teliti, dan teratur agar hakikat dari sebuah kebenaran dapat
ditemukan.
Filsafat pendidikan adalah suatu kegiatan berpikir kritis, bebas, teliti, dan teratur
tentang masalah-masalah yang terdapat di dalam dunia pendidikan agar masalah-masalah
tersebut dapat diatasi dengan cepat dan tepat.
Hubungan antara filsafat dan filsafat pendidikan itu sangat erat sekali dan tak bisa
dipisahkan, karena filsafat memberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
pengembangan, dan meningkatkan kemajuan dan landasan yang kokoh bagi tegaknya sistem
pendidikan yang diharapkan.
Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah: 1) Pendidik, 2) Murid atau anak didik, 3)
Materi pendidikan, 4) Perbuatan mendidik, 5) Metode pendidikan, 6) Evaluasi pendidikan, 7)
Tujuan pendidikan, 8) Alat-alat pendidikan, 9) lingkungan pendidikan.
B. Saran
Dengan mempelajari dan mengkaji tenang filsafat pendidika ini, diharapkan mulai
sekarang mahasiswa lebih berpikir kritis terhadap masalah-masalah yang ada di dunia
pendidikan, karena sudah sepantasnya mahasiswa pendidikan nantinya akan menjadi penerus
pendidik dan filsof di dalam dunia pendidikan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam (Analisis Filosofis Sistem Pendidikan Islam), (Jakarta:
Kalam Mulia, 2015), cet. ke-4.
Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014) cet. ke-7, Ed.
Rev.
Abdullah Idi dan Jalaluddin, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002) cet.
ke-2.
Salahudin, Anas, Filsafat Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), cet. ke-10.
Noor Syam, M., Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pancasila, (Surabaya: Usaha
Nasional, 1988).
Jalaluddin dan Said, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994).
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/dr-rukiyati-mhum/bpk-mengenal-filsafat-
pendidikan.pdf, hal. 21. dikutip pada hari Jum’at, 29 September 2017, pukul 22.14 WIB.
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 14.
10