Anda di halaman 1dari 16

LISTRIK MAGNET

MAGNETISASI

NAMA KELOMPOK 4:

HERDINATA BUKIT (1713021028)

KOMANG CITRA PRAMESTI (1713021038)

YONI NUR LUTFIYAH (1713021041)

JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2019

i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelasaikan makalah Listrik Magnet ini
yang berjudul “Magnetisasi” dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan serta
dukungan dari berbagai pihak, dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah Listrik magnet yang telah memberikan
dukungan dan tambahan ilmu yang sangat berguna dalam penyusun
makalah ini.
2. Rekan-rekan yang telah membantu kami dalam menyusun makalah yang
berjudul “Magnetisasi” yang tidak dapat kami ucapkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu, saran dan
kritik yang sersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bernmanfaat bagi semua pihak
khususnya bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika.

Singaraja, 3 Desember 2019

Penulis

ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.2 Manfaat ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1 Pengertian Magnetisasi ............................................................................... 3
2.2 Kurva Magnetisasi ...................................................................................... 5
2.3 Rapat Arus Magnetisasi .............................................................................. 6
2.4 Kutub Magnetik .......................................................................................... 8
2.5 Hukum Ampere Untuk H (Intensitas Magnet) ........................................ 9
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 12
3.2 Saran-Saran ................................................................................................ 5
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara mikroskopis di dalam bahan magnet terdapat arus-arus kecil.
Arus-arus kecil tersebut disebabkan oleh gerakan elektron mengelilingi inti
atau gerakan elektron pada sumbunya (spin). Sedangkan secara makroskopis
dalam bahan magnet terdapat dipole-dipole magnet ini adalah acak, sehingga
saling meniadakan. Seperti halnya bahan yang dipengaruhi oleh medan listrik
akan terjadi polarisasi, maka bahan yang dipengaruhi medan magnet juga akan
terjadi polarisasi magnetik atau magnetisasi. Magnetisasi timbul disebabkan
oleh pengaruh medan magnet tersebut membentuk pembarisan dipole-dipole
magnet, sehingga arahnya teratur (tidak acak) seolah-olah terbentuk
pengutuban magnet. Analog dengan definisi Polarisasi, maka Magnetisasi (=
M) didefinisikan sebagai momen dipole magnet (= m) per satuan volume.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dipandang perlu untuk membahas
bahan magnetisasi dalam makalah ini. Diharapkan dengan adanya pembahasan
bahan magnetisasi, maka pembaca akan mendapatkan gambaran bahwa
hubungan antara M dan salah satu dari vektor medan bergantung pada sifat
bahan magnetnya dan biasanya diketahui dari percobaan. Ketika suatu bahan
telah menjadi magnet maka akan memiliki kutub magnet, dan rapat arus
magnetisasi yang dipengaruhi dari luar maupun dalam.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan magnetisasi?
1.2.2. Bagaimana kurva magnetisasi?
1.2.3. Bagaimana rapat arus magnetisasi?
1.2.4. Bagaimana kutub-kutub magnet tersebut?
1.2.5. Bagaimana Hukum Ampere untuk Intensitas Magnet (H)?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut maka tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan magnetisasi.
1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana kurva magnetisasi.
1.3.3. Mengetahui rapat arus magnetisasi.
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana kutub-kutub magnet tersebut.
1.3.5. Untuk mengetahui bagaimana Hukum Ampere untuk kuat medan
magnet (H).

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.4.1. Bagi penulis
Penulisan makalah ini bermanfaat karena dengan penulisan ini penulis
mendapat pengetahuan tentang magnetisasi, kutub magnet dan hukum
ampere untuk H, selain itu dengan penulisan ini penulis juga lebih
memahami penulisan suatu karya ilmiah.
1.4.2. Bagi pembaca
Penulisan ini sangat bermanfaat bagi pembaca terutama untuk
menembah pengetahuan tentang magnetisasi, kutub magnet dan hukum
ampere untuk H, dan dapat digunakan sebagai tamabahan materi
perkuliahan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Magnetisasi
Bila kita menanyakan pada seseorang, hal mengenai magnet, maka
yang diingat adalah batang magnet, jarum kompas, atau kutub magnet. Jarang
ada orang yang mengaitkan dengan gerakan muatan atau kawat yang daliri
arus. Perlu diketahui bahwa terjadinya medan magnet disebabkan oleh gerakan
muatan listrik dan sebetulnya di dalam bahan magnet secara mikroskopis
dalam skala atom terjadi arus-arus kecil karena elektron beredar mengelilingi
inti dan/atau elektron berputar terhadap sumbunya. Tetapi secara makroskopis
bahan magnet semacam itu dikatakan mengandung sekumpulan dipol-magnet.
Secara mikroskopik di dalam bahan magnet terdapat arus-arus kecil.
Arus-arus kecil tersebut disebabkan oleh gerakan electron mengelilingi inti
atau gerakan electron pada sumbunya (spin). Sedangkan secara makroskopis,
dalam bahan magnet terdapat dipole-dipole magnet. Arah dipole-dipole magnet
ini adalah acak sehingga saling meniadakan apalagi bila bahan ada pada suhu
tinggi. Seperti halnya bahan yang dipengaruhi oleh medan listrik akan terjadi
polarisasi, maka bahan yang dipengaruhi medan magnet juga akan terjadi
polarisasi magnetik atau magnetisasi. Magnetisasi timbul disebabkan oleh
pengaruh medan magnet tersebut membentuk pembarisan dipole-dipole magnet
sehingga arahnya teratur (tidak acak) seolah-olah terbentuk pengutuban
magnet. Jadi bila bahan dipengaruhi oleh medan magnet luar, maka hampir
semua dipol magnet membuat pembarisan arah polarisasi magnet, dan bahan
tersebut dikatakan termagnetisasi. Magnetisasi dapat digambarkan sebagai
berikut:

m
V
Gambar 1

3
Magnetisasi merupakan besarana vektor karena momen dipole magnet
merupakan besaran vektor. Sedangkan arah magnetisasi M sama dengan arah
momen dipole magnet. Analog dengan definisi Polarisasi, maka Magnetisasi (M)
didefinisikan sebagai momen dipole magnet (m) persatuan volume, dan
dituliskan segabai berikut:


Dengan, M = Magnetisasi

m = Momen dipole magnet
V = Volume dimana terdapat momen dipole magnet itu
Besaran m = ampere/m2
ampere.m 2
Besaran M =
m3
ampere
M=
m
Magnetisasi merupakan besaran vektor karena momen dipole magnet
merupakan besaran vektor. Arah magnetisasi sama dengan arah momen dipol
magenet. Jika magnet terdapat dalam bahan magnetisasi maka arah
magnetisasi ⃗⃗ adalah :
(a) Searah dengan medan magnet ⃗ untuk bahan paramagnet.
(b) Berlawanan dengan medan magnet ⃗ , untuk bahan diamagnet
(b) Untuk bahan feromagnetik, ⃗⃗ searah dengan ⃗ .

2.2 Kurva Magnetisasi

4
Kurva magnetisasi menggambarkan hubungan antara kerapatan fluks B
dan kuat medan H (gambar 1). Maksudnya adalah seberapa jauh pengaruh
kerapatan fluks B terhadap kenaikan kuat medan H.

Pada grafik terlihat bahwa untuk besi lunak 1, B naik dengan cepat
diikuti kenaikan H sampai H mencapai nilai 2000 At/m dan B mencapai 0,2 T.
Pada titik ini terjadi saturasi (kejenuhan), sehingga kenaikan H tidak banyak
berpengaruh terhadap kenaikan B, bahkan hampir tidak ada kenaikan B. Untuk
besi lunak 2, diperlukan H yang lebih tinggi untuk mencapai saturasi, yaitu
pada H 500 At/m dan B mencapai 0,3 T. Didapatkan kurva yang sama untuk
benda-benda magnetik lainnya dengan nilai saturasi yang berbeda. Udara
bukan benda magnetik, memiliki profil BH yang sangat rendah. Permeabilitas
µ dari benda-benda magnetik adalah perbandingan antara B dengan H,
dinyatakan dengan rumus:

µ = permeabilitas bahan (Tm/At)


B = kerapatan fluks per medter persegi (Tesla)
H = kuat medan magnet dalam satuan ampere-turns per meter(At/m)
Dari persamaan di atas dapat dituliskan satuan internasional untuk µ, yaitu Tm/At.
Rata-rata nilai µ pada grafik di atas didapat pada titik awal terjadinya saturasi.
Untuk besi lunak 1, didapat µ = 0,2/2000 = 1 x 10-4 Tm/At. Untuk besi lunak 2,
didapat µ = 0,3/5000 = 6 x 10-5 Tm/At.

2.3 Rapat Arus Magnetisasi

5
Hubungan antara magnetisasi dan rapat arus magnetisasi dapat kita
tinjau bila dimisalkan suatu sistem terdapat bahan pemagnet maka akan
ditentukan potensial vektor di suatu titik yang berada sejauh r di luar bahan
tersebut, seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3. Potensial vektor di titik P di luar bahan pemagnet


Momen dipole dari volume dV sebagaimana persamaan dm  M dV
memberikan sumbangan terhadap potensial vector, yaitu

………………………………………………. a)

……………………………………………….b)

'
Dengan R  r  r . Potensial vector pada posisi r dapat diperoleh dengan
mengintegralkan persamaan b), yaitu

……………………………….c)

Berdasarkan sifat identitas vector, maka integral dari persamaan c)


dapat dinyatakan sebagai berikut:

6
………………………………...d)
Persamaan d) disubsitusikan ke persamaan c), maka

………………..e)
M

'
Menurut teorema integral, x( ) dV ' dapat diubah menjadi
V'
R

integral luasan yaitu

, sehingga persamaan d) berbentuk:

…………………………f)

Dengan s’ adalah permukaan terikat volume V’ dari bahan dan n vector
normal dengan arah luar. Bila persamaan f) dikonfirmasikan dengan persamaan:

Maka dinyatakan bahwa potensial vector persamaan f) dihasilkan oleh


rapat muatan arus volume Jm terdistribusi seluruh volume dan rapat arus
permukaan Km pada permukaan terikat pada volume. Oleh karena itu dapat
dituliskan:

…………………………….g)

……………………………..h)
Dan persamaan f) menjadi:

7
……………………i)
Untuk kepentingan praktis, pada umumnya persamaan g) dan h) ditulisakan:

………….j)

Dengan pengertian bahwa diferensial terhadap coordinator titik sumbu



dan ft normal keluar. Sedangkan M n adalah garis singgung terhadap

permukaan. Hal yang tidak boleh dilupakan bahawa K m ditentukan

2.4 Kutub Magnetik


Jika magnet batang dipartisi, setiap bagiannya akan selalu
menghasilkan dua kutub yaitu kutub utara magnet dan kutub selatan magnet.
Kedua kutub itu tak pernah terpisah. Hal ini menyebabkan garis gaya magnet
selalu berkutub. Untuk arus tertutup akan menimbulkan medan magnt B.
seperti pada gambar berikut.

I
Belakang
B

Muka B
Gambar A
Untuk arah arus seperti pada gambar maka arah medan magnet B
sebelah kiri keluar dan sebelah kanan masuk, mengingat garis gaya keluar dari
kutub utara dan masuk ke kutub selatan maka muka arus sebelah kiri disebut
kutub utara dan sebelah kanan adalah kutub selatan. Untuk solenoid kutub-
kutub ini lebih jelas dapat diketahui.

B B

8
Gambar B
Pada gambar arus masuk dari muka melingkar kebelakang. Sebelah kiri
arah b keluar sebelah kanan masuk. maka muka kiri merupakan kutub utara
selenoida dan sebelah kanan merupakan kutub selatan solenoida.
Menentukan kutub magnet mudah dilakukan dengan menetukan arah
garis gaya magnet atatu arah medan induksi B yang muncul. Dari mana arah B
keluar maka permukaan itu merupakan kutub utara magnet. Kemuka mana arah
B masuk maka muka itu merupakan kutub selatan magnet.

2.5 Hukum Ampere Untuk H (Intensitas Magnet)


Sebelumnya sudah diketahui bahwa di dalam bahan dielektrik ada

medan D . Demikian juga di dalam medan megnet terdapat medan alternatif

H , yang sering disebut dengan intensitas medan magnet.
Kita telah melihat bahwa persamaan dasar magnet arus steady adalah :

 B = 0 dan  B =o J .
Kita nyatakan persamaan ini dalam bentuk yang berbeda dengan

memperlakukan vektor B dan J sebagai representasi medan makroskopis.



Kita nyatakan rapat arus J menjadi rapat arus bebas J f dan rapat arus

magnetisasi J m :
    
J =J f + Jm =J f + M

Dengan menggunakan hukum Ampere :  B =o J , maka diperoleh :


 
 B =o J f +o   M
Atau
 
( B - o M )=o J f

Seperti halnya di dalam bahan dielektrik ada medan D , di dalam bahan

magnet, kita definisikan vektor intensitas medan magnetik H :

9

 B 
H M
o
Kemudian kita dapatkan persamaan magnetic makroskopis :
 
 B = 0 dan  H = J f
Dalam bentuk integral persamaan (3), dapat dinyatakan :
   

 B  d a = 0 dan
C
H d r  If
C

Dengan If adalah arus yang melalui kurva tertutup C. Keuntungan menggunakan


 
medan H adalah bahwa yang diperhatikan adalah arus bebas J f yang dicakup

di dalam permukaan tertutup S. Arus J f dapat diukur dengan mudah. Satuan SI

untuk H adalah ampere per meter (A/m).

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan secara panjang lebar baik mengenai
pengertian magnetisasi, kutub magnetisasi, serta intensitas magnet, maka dapat
disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut.
1. Magnetisasi timbul disebabkan oleh pengaruh medan magnet tersebut
membentuk pembarisan dipole-dipole magnet sehingga arahnya teratur
(tidak acak) seolah-olah terbentuk pengutuban magnet. Magnetisasi
merupakan besaran vektor karena momen dipole magnet merupakan
besaran vektor. Arah magnetisasi sama dengan arah momen dipol
magenet. Jika magnet terdapat dalam bahan magnetisasi maka arah

magnetisasi M adalah :

(c) Searah dengan medan magnet B untuk bahan paramagnet.

(b) Berlawanan dengan medan magnet B , untuk bahan diamagnet
 
(d) Untuk bahan feromagnetik, M searah dengan B .
2. Menentukan kutub magnet mudah dilakukan dengan menetukan arah garis
gaya magnet atatu arah medan induksi B yang muncul. Dari mana arah B
keluar maka permukaan itu merupakan kutub utara magnet. Kemuka mana
arah B masuk maka muka itu merupakan kutub selatan magnet.

3. Secara umum, bila rapat arus J f ada di dalam bahan magnetik, medan total

H dapat ditulis sebagai berikut.
 

1 J 
H =
4  3
dV ' - m

11
3.2 Saran-Saran
Setelah pembaca mampu memahami tentang pengertian magnetisasi,
kutub magnetisasi, dan intensitas magnet, baik itu pemahaman secara kualitatif
maupun kuantitatif, akan lebih baik jika pemahaman terhadap teori dapat
diimplementasikan sehingga apa yang telah kita pelajari akan sangat
bermanfaat jika mampu kita pergunakan untuk memecahkan

12
DAFTAR PUSTAKA
Chi Sen, Liang. 1995. Aplikasi Elektromagnetik Edisi Ketiga Jilid 2. Depok,
Penerbit Erlangga.
Griffiths, Dafid J. 1999. Introduction to Electrodynamics. Prentice-Hall. Inc: USA
Loeksmanto, Waloejo. 1993. Medan Elektromagnetik. Bandung. FMIPA ITB
Ngurah, A. 2006. Bahan Kuliah Listrik Magnet. Tidak diterbitkan.
Suyoso. 2003. Common Textbook Listrik Magnet. Yogyakarta: Jurusan
Pendidikan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai