Anda di halaman 1dari 19

Penerapan Fenomena Magnet Levitation Pada Alat Transportasi

Kereta Super Cepat

Makalah yang Disusun untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Fisika Listrik Magnet
Semester 1

Disusun oleh:
Calvin Leonardo / 525160007
Rafael S. P. / 525160017
Andrean Stevanus / 525160018

Jurusan Teknik Elektro


Fakultas Teknik
Universitas Tarumanagara
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
serta anugerah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah Fisika
Listrik Magnet ini. Makalah dengan judul Penerapan Fenomena Magnet
Levitation Pada Alat Transportasi Kereta Super Cepat, dibuat untuk melengkapi
tugas mata kuliah Fisika Listrik Magnet. Dalam penyelesaian makalah ini penulis
banyak mendapatkan masukan dan bantuan-bantuan dari berbagai pihak yang
sangat berarti. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang setinggi-tingginya kepada pihak lain yang mendukung selesainya makalah ini,
terutama dosen mata kuliah Fisika Listrik Magnet, Bpk.Sigit Wiyono.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
untuk perbaikan makalah ini nantinya. Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang.

Jakarta, 14 November 2016

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ............................................................................................... 1


1.2.Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3.Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
1.4.Manfaat Penulisan .......................................................................................... 2
1.5.Dasar Teori ..................................................................................................... 2
1.5.1. Magnet ............................................................................................... 2
1.5.2. Medan Magnet ................................................................................... 3
1.5.3. Hukum Lenz....................................................................................... 4
1.5.4. Bahan Magnetik ................................................................................. 4
1.5.5. Superkonduktivitas ............................................................................ 5
BAB II ISI
2.1. Magnet Leitation.....7
2.1.1 Pengertian...7
2.1.2 Cara Kerja..7
2.2. Kereta Maglev .................................................................................................7
2.2.1.Pengertian...7
2.2.2.Sejarah7
2.2.3.Cara Kerja..9
2.3. Kelebihan dan Kekurangan ............................................................................ 13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan .................................................................................................. 14
3.2. Saran ............................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA....15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi saat ini terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan manusia yang terus
bertambah, baik itu hal yang mudah dilakukan hingga yang hampir tidak mungkin untuk dilakukan.
Kesulitan dalam melakukan dalam berbagai hal mendorong manusia untuk membuat terobosan
baru untuk memudahkan kegiatan sehari hari. Hingga saat ini perkembangan teknologi
berkembang pesat seiring dengan banyaknya penemuan penemuan dalam berbagai bidang ilmu,
salah satunya ilmu fisika. Ilmu fisika merupakan salah satu bidang keilmuan yang sangat banyak
mempengaruhi perkembangan teknologi saat ini, sebagai contoh penemuan magnet. Magnet
adalah suatu objek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari
bahasa Yunani magntis lthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah
wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki)
di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.

Penemuan tersebut kemudian dikembangkan oleh manusia, dengan membuat medan


magnet menggunakan arus listrik sehingga menghasil medan magnet yang disebut electromagnet.
Dengan adanya elektromagnet ini memungkinkan manusia untuk memanfaatkanya dalam berbagai
bidang. Bidang transportasi merupakan salah satu penerapan teknologi elektromanget. Magnet
yang dipadukan dengan berbagai teknologi lain seperti supekonduktor maupun elektromagnet
mampu membuat suatu benda melayang, fenomena ini disebut Magnetic Levitation atau maglev.
Dengan penggunaan maglev, memungkinkan terciptanya alat transportasi yang memiliki gaya
gesek yang rendah sehingga pengurangan kecepatan gerak benda dapat dikurangi serta
penggunaan energi juga lebih sedikit, hal ini menjadikan alat trasportasi menjadi lebih efisien
dalam penggunaan energi serta lebih cepat dalam bergerak. Sebagai contoh adalah penerapan
teknologi maglev pada kereta api super cepat di jepang. Dari hal tersebut penerapan mekanisme
serta cara kerja maglev dapat diaplikasikan dalam alat transportasi kereta api super cepat sehingga
ramah lingkungan dan efisien dalam waktu perjalanan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Kereta Maglev?
2. Bagaimana cara kerja dari Kereta Maglev?

1
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui penerapan mekanisme serta cara kerja dari Magnet Levitaion
2. Mengetahui bentuk aplikasi Magnet Levitation dalam alat transportasi kereta super cepat

1.4. Manfaat Penulisan


1. Mengetahui pengertian magnetic levitation dan cara kerja magnetic levitation.
2. Mengetahui penerapan maglev pada kereta super cepat dan cara kerjanya.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penggunaan Kereta Maglev.

1.5.Dasar Teori
1.5.1.Magnet
Pada awalnya magnet dikenal sebagai logam yang mampu menarik kebanyakan logam-logam
lainnya. Kemudian diketahui bahwa pada setiap magnet ada dua kutub, kutub utara dan kutub
selatan. Diketahui pula bahwa terdapat gaya tarik-menarik antara kutub yang berbeda dan gaya
tolak menolak antara kutub yang sama. Besar gaya tarik menarik atau tolak menolak berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak antara kutub magnet, mirip seperti pada gaya listrik. Tetapi berbeda
halnya dengan listrik, tidak pernah ditemukan adanya kutub magnet yang tunggal, kutub magnet
selalu ditemukan berpasangan. Tidak pernah (belum pernah) ditemukan adanya monopol magnet.
Magnet atau magnet adalah suatu benda atau objek yang memiliki gaya dalam medan dalam jarak
tertentu untuk menarik benda yang terbuat dari logam, medan ini disebut dengan medan magnet.
Magnet berasal dari bahasa yunani magnitis lithos yang memiliki arti batu magnesian. Magnesia
merupakan sebuah wilayah di yunani kuno dimana banyak ditemukan batu magnet sejak zaman
dahulu. Pada saat ini magnet merupakan suatau materi yang memiliki medan magnet, materi
tersebut dapat berwujud magnet tetap maupun tidak tetap. Magnet memiliki dua kutub yaitu kutub
utara (north/N) dan kutub selatan (south/S) .

Sumber: www.duniapendidikan.net

Ditinjau dari proses pembuatan atau, magnet dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu magnet
alam dan magnet buatan.

2
Magnet alam terdapat di dalam tanah yang berupa bijih besi magnet dalam bentuk besi oksida.
Pertama kali ditemukan di Magnesia dan dipergunakan pertama kali oleh bangsa China.
Anggapan atau perkiraan bahwa bumi adalah sebuah magnet besar, dengan kutub-kutub magnet
dan sebuah khatulistiwa magnet (magnet equator ), mula-mula dibuat oleh Sir William Gilbert
(1544-1603), seorang tabib Ratu Elizabeth I. Gilbert membuat terella (bumi kecil) berbentuk bola
yang kecil dari batu magnet yang terdapat di alam (secara harfiah batu utama atau kompas) dan
menelusuri garis-garis kemagnetannya. Pada jaman navigasi (pelayaran) dan eksplorasi tersebut
ada keinginan untuk menyelidiki kompas dan kemagnetan bumi.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hans Christian Oersted (1771-1851), Karl Fredrick Gause
(1777-1855), dan James Clerk Maxwell (1831-1879).
Magnet buatan (artificial magnet) dapat dibuat dari bahan-bahan feromagnetik seperti Kobalt,
paduan baja dengan nikel, dll. Sedangkan cara pembuatannya adalah:
1. Dengan cara menggosok; Caranya adalah menggosok-gosokan magnet pada bahan yang akan
dijadikan magnet dengan arah yang sama (tidak boleh bolak-balik) sampai menjadi magnet.
2. Menggunakan arus listrik; Caranya adalah melilitkan kawat yang dialiri arus listrik searah pada
bahan yang akan dijadikan magnet. Dalam hal ini kuat medan magnet yang terjadi akan ditentukan
oleh banyaknya lilitan dan kuat arus yang mengalir.
1.5.2Medan Magnet
Sama seperti pada gaya listrik, didefinisikan adanya medan magnet B, yang arahnya di suatu
tempat diberikan oleh arah yang ditunjuk oleh jarum kompas di tempat tersebut. Satuan SI dari
medan magnet adalah tesla (T). Selain satuan tesla, juga terdapat satuan gauss, dengan 1 tesla =
104 gauss. Partikel bermuatan listrik yang bergerak di dalam medan magnet akan mengalami gaya
magnet yang besarnya diberikan oleh: F = qvB
Pola garis-garis lengkung yang terbentuk diatas merupakan pola medan magnetik yang disebut
garis gaya magnetik. Ruang di sekitar magnet yang mengalami gaya magnetik dinamakan medan
magnetik. Medan magnet adalah daerah di sekitar magnet yang menyebabkan sebuah muatan yang
bergerak di sekitarnya mengalami suatu gaya. Pada sebuah percobaan magnet buatan
menggunakan kawat, medan magnetik di sekitar kawat yang dialiri arus listrik dapat memengaruhi
kedudukan jarum kompas. Ketika arah arus listrik diubah dengan mengubah kedudukan kutub
baterai, maka arah penyimpangan jarum kompas pun turut berubah karena arah garis gaya
magnetik tergantung pada arah arus listrik yang mengalir pada kawat penghantar. Arah medan
magnetik sebuah kawat yang dialiri arus listrik dapat ditentukan dengan menggunakan kaidah
tangan kanan Oersted.

3
Arah arus listrik ditunjukkan dengan ibu jari dan garis gaya magnetik ditunjukkan dengan keempat
jari tangan. Untuk menghasilkan medan magnetik yang cukup kuat dapat digunakan kumparan
berarus listrik. Kumparan bersifat sebagai magnet yang kuat disebut elektromagnet. Elektromagnet
memiliki sifat kemagnetan sementara. Jika arus listrik diputuskan, sifat kemagnetannya segera
hilang.Kumparan berarus listrik dapat menghasilkan medan magnetik yang kuat karena setiap
lilitan pada kumparan menghasilkan medan magnetik yang akan diperkuat oleh lilitan lainnya.
Semakin banyak lilitan suatu kumparan, medan magnetik yang dihasilkannya semakin besar.
1.5.3Hukum Lenz
Berdasarkan hukum Faraday, perubahan fluks magnetik akan menyebabkan timbulnya beda
potensial antara ujung kumparan. Apabila kedua ujung kumparan itu dihubungkan dengan suatu
penghantar yang memiliki hambatan tertentu akan mengalir arus yang disebut arus induksi dan
beda potensial yang terjadi disebut GGL induksi.Arah arus induksi yang terjadi baru dapat
dijelaskan oleh Friederich Lenz pada tahun 1834 yang lebih dikenal dengan hukum Lenz.

Gambar 3. Arah arus induksi berdasarkan hukum Lenz (a) magnet mendekati kumparan, (b) magnet menjauhi
kumparan.

Pernyataan hukum Lenz menyebutkan, jika GGL induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah
arus induksi yang dihasilkan sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnetik induksi
yang menentang perubahan medan magnetik (arus induksi berusaha mempertahankan fluks
magnetik totalnya konstan).
1.5.4.Bahan Magnetik

4
Magnetic materials atau bahan magnetik merupakan bahan yang memiliki sifat kemagnetan dalam
bahan penyusunnya. Bahan magnetik dibedakan menjadi berdasarkan perilaku molekulnya di
dalam medan magnetik luar yaitu diamagnetik , paramagnetik dan feromagnetik.
1. Diamagnetik
Diamagnetik adalah bahan yang sedikit menolak garis gaya magnetik seperti natrium, perak,
bismut, raksa, dan intan. Ketika tidak ada pengaruh medan magnet luar, momen magnetik akibat
gerak orbital dan spin elektron saling meniadakan. Saat ada pengaruh medan magnet luar, maka
akan timbul medan magnet dalam tetapi masih lebih kecil.
2. Paramagnetik
Paramagnetik adalah bahan yang sedikit menarik garis gaya magnetik seperti aluminium,
magnesium, titanium, platina, dan fungston. Jika tidak ada pengaruh medan magnetik luar, bahan
ini tidak memperlihatkan efek magnetlk karena momen magnetik total akibat gerak orbital dan
elektron relatif kecil. Tetapi jika diberikan pengaruh dari medan magnet luar, maka akan timbul
momen yang cenderung menyejajarkan medan magnetik dalam dengan medan magnetik luar.
3. Feromagnetik
Feromagnetik adalah bahan yang sangat kuat menarik garis gaya magnetik seperti besi, nikel,
kobalt, dan gadolinium jika dikenai medan maqnetik tersebut. Walaupun medan luar dihilangkan,
sifat kemagnetan bahan masih tetap ada. Sifat kemagnetan bahan feromagnetik akan hilang jika
dipukul-pukul ataupun dipanaskan.
1.5.5.Superkonduktivitas

Dalam fisika dikenal suatu fenomena yang dinamakan superkonduktivitas. Superkonduktivitas


dapat diartikan sebagai fenomena dimana pada bahan tertentu hambatan di dalamnya hilang sama
sekali sehingga elektron-elektron dapat mengalir dengan lancar tanpa bertumbukan dengan ion-
ion positif. Fenomena superkonduktivitas pertama kali diamati oleh seorang fisikawan asal
Belanda bernama Heike Kamerlingh Onnes pada tahun 1911. Sebelumnya, pada tahun 1890 dan
1906 Onnes menemukan suatu teknik untuk mengubah gas Hidrogen dan Helium menjadi zat cair
pada temperatur yang sangat rendah. Teknik ini memungkinkan Onnes untuk melakukan
percobaan pada temperatur yang sangat rendah.

Onnes melakukan percobaan untuk mengamati hambatan dalam logam Raksa (Hg) padat pada
temperatur yang sangat rendah. Pada waktu itu banyak orang percaya bahwa pada temperatur yang
sangat rendah elektron-elektron yang mengalir dalam sebuah konduktor akan sepenuhnya berhenti,
yang artinya hambatan pada konduktor akan sangat besar. Ternyata hasil pengamatan Onnes
mengungkap hal yang berkebalikan dari apa yang dipercaya kebanyakan orang pada saat itu, pada
temperatur 4,2 K (268,95oC) hambatan dalam Raksa secara mendadak hilang. Ini artinya pada
temperatur 4,2 K dan temperatur yang lebih rendah elektron-elektron dalam Raksa mengalir
dengan lancar tanpa mengalami tumbukan dengan ion-ion positif. Onnes menamai fenomena ini
sebagai "supraconductivity", yang kemudian diadopsi menjadi "superconductivity". Temperatur
ketika suatu bahan kehilangan hambatannya disebut sebagai temperatur kritis atau TCTC. Setelah
penemuan fenomena superkonduktivitas pada Raksa, diketahui bahwa fenomena ini juga muncul

5
pada logam lain serta paduan logam dengan TCTC yang bervariasi.Superkonduktivitas terjadi di
berbagai macam material, termasuk unsur sederhana seperti timah dan aluminum, beberapa
logam alloy, beberapa semikonduktor di-dop-berat, dan beberapa "compound" keramik berisi
bidang atom tembaga dan oksigen. Kelas compound yang terakhir, dikenal sebagai kuprat, adalah
superkonduktor suhu-tinggi.
Superkonduktivitas tidak terjadi dalam logam mulia seperti emas dan perak, atau di banyak
logam ferromagnetik, meskipun ada beberapa material menampilkan baik superkonduktivitas dan
ferromagnetisme telah ditemukan tahun-tahun belakangan ini.
1.5.6.Meissner Effect
Efek Meissner adalah fenomena medan magnet tertolak pada suhu kritis karena keadaannya yang
diamagnetis sempurna. Superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam bahan yang arahnya
berlawanan dengan medan magnet eksternal, dengan berlakunya Efek Meissner, medan magnet
tertolak dan menyebabkan magnet dapat melayang.

Gambar: Efek Meissner

6
BAB II
ISI
2.1.Magnet Levitation
2.1.1 Pengertian
Levitasi magnet atau magnet levitation adalah suatu fenomena dimana suatu benda melayang
akibat dari gaya angkat medan magnet. Levitasi berasal dari bahasa Latin yaitu Levitas yang berarti
ringan. Pengertian levitasi adalah proses objek melayang melawan gravitasi bumi. Jadi dapat
disimpulkan bahwa levitasi adalah proses melayangnya objek karena melawan gaya gravitasi bumi,
sehingga benda tersebut terlihat ringan. Levitasi saat ini bisa dilakukan dengan menggunakan
magnet, magnet mempunyai sifat levitasi terhadap gravitasi bumi. Sedangkan levitasi magnetik
adalah proses melayang objek dengan memanfaatkan medan magnet. Dengan kata lain, hal ini
menolak gaya gravitasi pada suatu benda dengan menggunakan medan magnet sebagai penangkal.
Baik gaya magnet tolakan atau tarik dapat digunakan untuk membuat levitasi. Dalam hal ini, kita
akan memanfaaatkan gaya magnet yang saling tolak menolak.
2.1.2. Cara Kerja
Dengan memanfaatkan tolak menolak dari magnet, maka gaya ini akan melawan gaya gravitasi
yang arahnya ke bawah. Sehingga, akan ada suatu titik yang gaya magnet (arahnya ke atas) dan
gaya beratnya(arahnya ke bawah) memiliki besar yang sama. Akan tetapi arah medan magnet
selalu menyebar ke segala arah dan tidak terfokus di satu titik. Oleh karena itu, kita butuh alat
sebagai penyangga dari beban yang ditempeli oleh magnet, maka sistem berada dalam keadaan
setimbang dan benda pun akan melayang di udara. Peristiwa inilah yang dinamakan dengan
magnetic levitation. Peristiwa ini memungkinkan untuk melakukan gerak rotasi yang hampir
kekal dalam medan magnet.
2.2.Kereta Maglev
2.2.1.Pengertian
Kereta maglev (magnetic levitation) adalah jenis kereta api yang mengambang secara magnetik.
Sering juga disebut kereta api magnet.
2.2.2.Sejarah
Teknologi pendorongan kereta oleh motor induksi linear pertama kali dipatenkan oleh James R.
Powell dan Gordon Danby pada tahun 1969 yang meneruskan teknologi motor induksi dasar yang
dikembangkan oleh Eric Laithwaite. Mereka-merekalah yang dianggap paling berperan dalam
penemuan teknologi maglev.
Kereta ini secara konsisten mulai dikembangkan pada tahun 2004 di Jepang yang mengadopsi
teknologi dari Jerman. Di tahun yang sama, China justru mendahului Jepang untuk me-release
kereta ini. Sekarang, hanya beberapa negara maju yang menggunakan kereta ini, antara lain Jepang,
China, Jerman, Perancis dan Amerika. Dikarenakan mahalnya biaya pembuatan relnya, hingga
tahun 2007 hanya ada 2 negara yang berani mengkomersilkan kereta ini, yaitu China dan Kota

7
Toyota (Jepang) Dikarenakan mahalnya pembuatan rel magnetik, di dunia pada tahun 2015 hanya
ada dua jalur Maglev yang dibuka untuk transportasi umum, yaitu Shanghai Transrapid di
Tiongkok dan Linimo di Jepang.
Jepang dan Jerman merupakan dua negara yang aktif dalam pengembangan teknologi maglev
menghasilkan banyak pendekatan dan desain. Dalam suatu desain, kereta dapat diangkat oleh gaya
tolak magnet dan dapat melaju dengan motor linear.
Medan elektromagnet juga mempengaruhi rancang bangun kereta. Medan magnet yang sangat
kuat dibutuhkan untuk mengangkat kereta yang berat.
Efek dari medan magnetik yang kuat tidak diketahui banyak. Oleh karena itu untuk keamanan
penumpang, pelindungan dibutuhkan, yang dapat menambah berat kereta. Konsepnya mudah
namun teknik dan desainnya kompleks.
Sistem yang lebih baru dan tidak terlalu mahal disebut Inductrack. Teknik ini memiliki
kemampuan membawa beban yang berhubungan dengan kecepatan kendaraan, karena ia
tergantung kepada arus yang diinduksi pada sekumpulan elektromagnetik pasif oleh magnet
permanen. Dalam contoh, magnet permanen berada di gerbong; secara horizontal untuk
menciptakan daya angkat, dan secara vertikal untuk memberikan kestabilan. Sekumpulan kabel
putar berada di rel. Magnet dan gerbong tidak membutuhkan tenaga, kecuali untuk pergerakan
gerbong. Inductrack pada awalnya dikembangkan sebagai motor magnetik dan penopang untuk
"flywheel" untuk menyimpan tenaga. Dengan sedikit perubahan, penopang ini diluruskan menjadi
jalur lurus. Inductrack dikembangkan oleh fisikawan Wiliiam Post di Lawrence Livermore
National Laboratory.
Inductrack menggunakan array Halbach untuk penstabilan. Array Halbach adalah pengaturan dari
magnet permanen yang menstabilisasikan putaran kabel yang bergerak tanpa penstabilan
elektronik. Array Halback mulanya dikembangkan untuk pembimbing sinar dari percepatan
partikel. Mereka juga memiliki medan magnet di pinggir rel, dan mengurangi efek potensial bagi
penumpang.
Sekarang ini, NASA melakukan riset penggunaan sistem Maglev untuk meluncurkan pesawat
ulang alik. Untuk dapat melakukan ini, NASA harus mendapatkan peluncuran pesawat ulang alik
maglev mencapai kecepatan pembebasan, suatu tugas yang membutuhkan pewaktuan pulse
magnet yang rumit (lihat coilgun) atau arus listrik yang sangat cepat, sangat bertenaga (lihat
railgun).

8
2.2.3.Cara kerja

Sumber: http://carapintarku.blogspot.co.id/

Prinsip dari kereta api ini adalah memanfaatkan gaya angkat magnetik pada relnya sehingga
terangkat sedikit ke atas, tidak menyentuh rel sehingga gaya gesek dapat dikurangi. Kemudian
gaya dorong dihasilkan oleh motor induksi yang juga menghasilkan medan magnetik di dalam
kereta. Kereta Maglev mengambang kurang lebih 10mm di atas rel magnetiknya. Dengan kecilnya
gaya gesek dan besarnya gaya dorong, kereta ini mampu melaju dengan kecepatan sampai 650
km/jam, jauh lebih cepat dari kereta biasa.
Konsep dasar kereta maglev:
1. EMS (Electromagnetic Suspension)
Menggunakan tenaga magnet listrik biasa dari rel, agar kereta dapat terangkat 10 milimeter.
Namun, cara ini tidak stabil. Akibatnya, jarak mengambang harus selalu dikontrol. Ketika daya
megnet berkurang, kereta bisa turun dan menabrak rel. Cara ini pertama kali dikembangkan di
Jerman.
Prinsip dari Electromagnetic Suspension (EMS) yakni dengan cara menginduksikan arus listrik
dengan elektromagnet sehingga membuat medan magnet yang besar. Untuk membuat medan
magnet yang besar dari elektromagnetik, maka dibutuhkan pula sumber daya listrik yang besar
pada jalur kereta ini. Medan magnet dihasilkan oleh fungsi magnet itu sendiri. Magnet memiliki
dua kutub, yakni kutub utara dan kutub selatan, di mana keduanya memiliki efek gaya tarik
ataupun gaya tolak tergantung dengan kutub yang ditemui. Jika kutub utara bertemu dengan kutub
yang sama begitu juga dengan kutub selatan bertemu dengan kutub yang sama, maka terjadi gaya
tolak menolak. Namun, jika kutub utara bertemu dengan kutub selatan, begitu sebaliknya kutub
selatan bertemu dengan kutub utara, maka terjadi gaya tarik - menarik.
System kerja dari Electromagnetic Suspension (EMS) memanfaatkan gaya tarik magnet. Dimana
bagian-bagian pada rel kereta yaitu beam (balok rel) dan levitations rails yang merupakan bagian
rel penuntun. Bagian-bagian pada gerbong kereta yaitu support magnet (magnet pendukung),
guidance magnets (magnet penuntun),dan vehicle ( gerbonh kereta). Antara rel dengan gerbong
terdapat air gap vertical dan air gap horizontal.

9
Pada Electromagnetic suspension (EMS) magnet berada pada badan kereta. Electromagnet pada
badan kereta berintekasi dan menarik levitation rails pada guideway (jalur pemandu), hal ini
mempertahankan posisi kereta secara horizontal. Electromagnet pada bagian bawah kereta
dipasang mengarah langsung ke jalur pemandu, yang mengambangkan kereta sekitar 1 cm di atas
jalur pemandu dan menjaga kereta agar tetap mengambang bahkan di saat kereta tidak bergerak.
Saat bergerak dorongan kedepan didapatkan melalui interaksi antara rel magnetic dengan mesin
induksi. Namun cara ini kurang stabil sehingga jarak antara rel dengan gerbong harus selalu di
kontrol kerena ketika daya magnet berkurang gerbong dapat turun dan menabrak rel.

sumber: maglevworld.wordpress.com

2. EDS (Electrondynamic Suspension)


Metode ini menggunakan tenaga magnet superkonduktor. Tenaga ini mampu mengangkat kereta
sejauh 100 hingga 150 milimeter. Cara ini jauh lebih stabil ketimbang cara yang pertama. Daya
angkat yang dihasilkan tidak hanya melalui guideway saja, tetapi juga dari kereta itu sendiri.
Magnet superkonduktor ini harus selalu didinginkan dengan alat pendingin pada kereta maglev
agar tidak mudah rusak.
Di Jepang, kereta maglev menggunakan teknologi yang disebut sistem electrodynamic suspension
(EDS), yang menyebabkan kereta untuk pindah karena gaya tolak-menolak magnet. Magnet
tersebut cenderung untuk menkonduksi arus bahkan jika tidak ada pasokan listrik. Dengan
demikian sistem EDS membantu untuk menghemat daya lebih daripada sistem EMS. Tapi dengan
menggunakan mekanisme pendinginan tersebut, maka dengan demikian membutuhkan biaya awal
akan mahal. Dalam EDS, baik rel dan kereta mengerahkan medan magnet, dan kereta yang
diangkat oleh gaya tolak di antara medan magnet. Medan magnet di kereta diproduksi oleh salah
satu elektromagnet atau dengan susunan magnet permanen (seperti dalam Inductrack). Gaya tolak
di jalur yang dibuat oleh medan magnet induksi di kabel atau bidang konduksi di jalur.
EDS memanfaatkan gaya tolak magnet. Sistem ini menggunakan magnet superkonduktor.
Superkonduktor memiliki sifat yang menarik yaitu sifat Efek Meissner, yaitu efek pada bahan
superkonduktor yang berada dibawah suhu kritisnya(Tc). Bahan superkonduktor menjadi bagian
pada badan kereta sedangkan magnet terdapat pada relnya. Sistem EDS ini menggunakan nitrogen

10
cair yang digunakan untuk mendinginkan bahan superkonduktor sehingga bahan superkonduktor
mencapai suhu di bawah suhu kritis (Tc). Pada saat suhu bahan superkonduktor berada dibawah
suhu kritisnya, maka bahan superkonduktor akan memiliki resistansi nol (0) dan akan menolak
medan magnet disekitarnya

sumber: maglevworld.wordpress.com

3. Inductrack System
Merupakan penemuan metode paling terbaru yang memanfaatkan rel sebagai magnet yang
permanen sehingga lebih ekonomis secara operasional namun mahal di perancangan.

sumber: maglevworld.wordpress.com

Kecepatan kereta Maglev ini dari awal bergerak hingga akhir memiliki kecepatan yang bervariasi.
Variasi kecepatan ini diatur dengan mengatur frekuensi dari arus bolak-balikyang melalui
kumparan.
Cara penghentian kereta maglev ini sama seperti dengan cara ia bergerak yaitu menggunakan
induksi magnetic pada kumparan dengan memberikan tolakan antara kutub yang sama. Pada saat
akan berhenti medan magnet dari kumparan ini dirubah atau dibalik, sehingga akan menimbulkan
efek pengereman dan kereta akan berhenti. Maglev train memiliki system control (control room)

11
yang terhubung dengan control pusat melalui system transmisi radio yang berfungsi menjaga
keselamatan kereta, mengatur perpindahan jalur rel. Kereta maglev ini memiliki system rem
dinamis, dengan bantalan rem untuk berhenti, untuk kebutuhan darurat setiap gerbong dilengkapi
dengan empat cakram per sebagai rodanya, dan bantalan rem cadangan. Struktur atau bentuk dari
bagian depan kereta ini dirancang seperti mulut lumba-lumba yang ramping untuk mengurangi
hambatan udara (drag udara), sehingga maglev train dapat meluncur seperti peluru.
Lintasan Magnetic Levitation
Kereta api ini memiliki rel (lintasan) kereta yang berbeda dengan rel kereta yang sudah kita kenal
selama ini. Pada kedua sisi lintasan Rel kereta terbang ini terdapat dinding-dinding yang
dilengkapi dengan kumparan-kumparan kawat. Oleh prinsip induksi elektromagnet, kumparan-
kumparan kawat ini dapat menjadi magnet. Kereta bisa bergerak maju karena adanya interaksi
antara magnet-magnet pada dinding-dinding itu dengan magnet-magnet pada kereta.

Pada Gambar A, jajaran magnet di sepanjang dinding dan di sepanjang kereta (huruf-huruf U
menunjukkan kutub Utara, dan S menunjukkan kutub Selatan). Jajaran magnet di sepanjang
dinding ini dihasilkan oleh arus listrik bolak-balik dari stasiun-stasiun terdekat. Kutub Utara (U)
di gerbong kereta paling depan ditarik oleh kutub Selatan dan ditolak oleh kutub Utara dinding
lintasan. Hal yang sama terjadi pada sisi kereta yang lain. Pada gambar, panah berwarna hijau
menunjukkan gaya tarik antara kutub Utara dan Selatan yang menarik maju kereta. Panah kecil
berwarna biru menunjukkan gaya tolak antar kutub sejenis (Utara dengan Utara, Selatan dengan
Selatan). Gaya tarik dan gaya tolak yang bekerja bersamaan ini membuat kereta bergerak maju.
Pada Gambar B, terlihat adanya magnet pada dinding lintasan. Magnet ini dihasilkan oleh induksi
elektromagnet akibat gerakan kereta. Ketika posisi kereta beberapa sentimeter dibawah pusat
magnet dinding ini, maka kutub Selatan dinding akan menarik kereta ke atas dan kutub Utaranya
akan mendorong kereta juga ke atas. Gaya tarik dan gaya dorong ini membuat kereta melayang ,
tidak menyentuh rel sama sekali.
Dinding yang memagari lintasan kereta ini tidak hanya berfungsi untuk menarik dan mendorong
kereta supaya bergerak maju dan mengangkat kereta sehingga bisa melayang. Fungsi lainnya yaitu
sebagai pengendali arah laju kereta (guidance). Maksudnya adalah supaya kereta tidak pernah
keluar jalur dan tetap berada di tengah-tengah lintasan setiap saat. Prinsip magnet kembali
digunakan sebagai pengendali. Ketika kereta oleng ke kiri, gerakan kereta ini mengakibatkan
kumparan kawat dinding kiri dan kanan menjadi magnet. Magnet pada dinding kiri dan dinding

12
kanan diusahakan memiliki kutub yang sama, misalnya kutub Utara. Misalnya gerbong kereta
yang berhadapan dengan dinding di sisi kiri memiliki kutub Utara juga, dan gerbong kereta yang
berhadapan dengan dinding di sisi kanan memiliki kutub Selatan. Pada sisi kiri akan terjadi tolak-
menolak antara kutub Utara dari dinding dan kutub Utara gerbong kereta. Pada sisi kanan terjadi
tarik-menarik antara kutub Utara dinding dan kutub Selatan kereta. Gaya-gaya ini akan
mengembalikan kereta pada posisi sebelum oleng. Demikian juga jika kereta oleng ke kanan,
kereta akan dikembalikan ke posisi semula oleh gaya magnet ini. Jadi gaya magnet ini akan
mempertahankan kereta supaya tetap berada di lintasannya (stabil di tengah-tengah lintasan), tidak
akan keluar jalur.
2.3.Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan:
- Kelebihan utama adalah kemampuannya yang bisa melayang di atas rel, sehingga tidak
menimbulkan gesekan.
- Penggantian rel atau roda kereta tidak diperlukan karena tidak akan ada yang aus (biaya
perawatan dapat dihemat).
- Tidak ada gaya resistansi akibat gesekan. Gaya resistansi udara tentunya masih ada. Untuk itu
dikembangkan lagi Kereta Maglev yang lebih aerodinamis.
-Tingkat kebisingan suara yang ditimbulkan tidak sebesar kereta api biasanya.
-Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan sehingga kereta maglev termasuk teknologi ramah
lingkungan.
Kekurangan:
- Karena bentuk dan kecepatan kereta yang fantastis, kebisingan (suara) yang ditimbulkan Maglev
hampir sama dengan sebuah pesawat jet dan di perhitungkan lebih mengganggu daripada kereta
konvensional. Sebuah studi membuktikan suara yang ditimbulkan oleh kereta maglev dengan
kereta konvensional biasa lebih bising sekitar 5 dB yaitu 78 persennya.
-Biaya pengadaan dan perawatan relnya pun sangat besar. Biaya untuk membangun per 50 m rel
maglev mencapai $600,000 atau bila dirupiahkan mencapai Rp 6,5 milyar.

13
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Magnet levitation atau maglev ini bekerja dengan prinsip Hukum Lenz, Efek Meissner, medan
magnetik serta induksi magnetik. Pada kereta maglev, terdapat dua teknologi yang banyak
digunakan dalam pengaplikasiannya dalam industri yaitu elektromagnetic suspension (EMS), serta
Electrodynamic Suspension (EDS). Cara kerja dari kereta maglev yang menggunakan EMS adalah
dengan memanfaatkan gaya tarik magnet, sedangkan pada kereta maglev EDS memanfaatkan gaya
tolak magnet.
Kereta Maglev merupakan kereta jelajah sampai dengan 600km/jam dan dapat melayang atau
mengambang sekitar 10cm dari rel sehingga tidak ada gaya gesek. Keuntungan menarik mereka
termasuk kecepatan tinggi, sedikit gesekan, tingkat kebisingan yang rendah, dan konsumsi energi
yang rendah. Selain itu, dengan kereta maglev, kita dapat menghemat biaya perawatan rel karena
tidak menyentuh jajur rel. Namun, kereta maglev juga menimbulkan kelemahan yang signifikan
dalam biaya pemeliharaan, kompleksitas mekanik dan elektronik, dan stabilitas operasional. Akan
tetapi, hambatan hambatan tersebut akan terhapus seiring waktu karena para ilmuwan akan terus
mengembangkan teknologi dan alat-alat pendukung transportasi tersebut termasuk kereta maglev.
3.2.Saran
Baik pengembangan maupun pengadaan kereta maglev, semuanya itu tidak akan berhasil tanpa
bantuan dari pemerintah setiap negara ataupun dukungan dari pihak luar karena untuk melakukan
penelitian penelitian dalam bidang ini membutuhkan dana yang besar, dan juga banyak para
mahasiswa dan ilmuan yang ingin meneliti tentang ini tetapi terhalang masalah biaya. Menurut
kami, pemerintah Indonesia terlalu mengambil langkah gampang saja yaitu dengan mengimpor
dari luar negeri dengan harga yang mencapai dua kali lipat dari biaya produksi. Jika seandainya
kita bisa memproduksi dalam negeri karya anak-anak bangsa, apalagi kita yang bisa mengekspor
ke negara negara lain dengan teknologi yang kita miliki alangkah bangganya negara kita jika
memiliki keberanian dalam melakukan hal tersebut. Uang-uang yang tidak dipertanggung
jawabkan oleh petinggi-petinggi negara ini jika dikumpulkan untuk penelitian kami yakin dapat
memberikan perubahan yang sinifikan bagi negara ini. Banyak sekali mahasiswa-mahasiswi di
Indonesia yang berpotensi untuk melakukan perubahan tersebut, daripada mereka bekerja untuk
asing dan memberikan perubahan pada Negara asing tersebut sedangkan negaranya sendiri masih
terpuruk seperti saat ini. Maka itu diperlukan kesadaran dari setiap elemen masyakat untuk saling
bahu membahu dalam membangun Indonesia, terutama dalam bidang teknologi.

14
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, Resnick. 2013. Fisika Dasar 2 Edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Hillebrand, Jens. 2008. The Magnetic Levitation Train. Baden-Wrttemberg : GRIN Verlag.
Sears, Zemansky. 1994. Fisika untuk Universitas 2 Listrik Magnet. Bandung :Binacipta.
Elektronika Teknik. Magnet. 11 November 2016.
http://elektro63.blogspot.com/2012/01/magnet.html
Koran SINDO. Fakta Seputar Kereta Supercepat Maglev. 11 November 2016.
http://economy.okezone.com/read/2015/05/12/213/1148416/fakta-seputar-kereta-supercepat-
maglev
Maglevworld. Dasar Magnetic Levitation Train. 12 November 2016.
https://maglevworld.wordpress.com/2012/04/18/dasar-magnetic-levitation-train/
Lasryza. Magnetic Levitation (MagLev) Train. 12 November 2016.
http://lasryza.blogspot.co.id/2014/08/magnetic-levitation-maglev.html
Wikipedia. Superkonduktivitas. 13 November 2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Superkonduktivitas
Sainshack. Mengenal Fenomena Konduktivitas. 13 November 2016.
http://www.sainshack.com/2015/09/18/mengenal-fenomena-superkonduktivitas/
Karinda-one. Levitasi Magnet untuk Masa Depan. 13 November 2016.
http://karindawan.blogspot.co.id/2015/02/levitasi-magnet-untuk-masa-depan.html
Irsan, Muhammad. Aplikasi Gaya Levitasi Magnet. 13 November 2016.
http://irsanagustian.blogspot.co.id/2013/06/aplikasi-gaya-levitasi-magnet.html
Mekanisme Dan Cara Kerja Magnetic Levitation Pada Kereta Api Super Cepat - Junrevol
Wicaksana Putra
Kereta Terbang - Yohanes Surya

15

Anda mungkin juga menyukai