Anda di halaman 1dari 21

“MEDAN MAGNET DAN APLIKASINYA”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK GENAP
1. Fitri Erdiana (06111181621002)
2. Erliza Wijayanti (06111181621004)
3. Orien Meiyanti (06111181621006)
4. Risky Sissylia (06111181621008)
5. Putri Wahyuni Siregar (06111181621010)
6. Kiki Wulandari (06111181621012)
7. Indri Hayati (06111181621014)
8. Ari Afriadi (06111281621018)
9. Septania Pratiwi (06111281621020)
10. Anisa Afriani (06111281621048)
11. Illyyin Ethika Anhar (06111181621050)
12. Salmah Rianti (06111181621052)
13. Rafika (06111181621054)
14. Rini Khoirunnisa (06111181621056)
15. Gede Mudita Edi Putra (06111281621058)
16. Elsa Meilani (06111181621060)
17. Dwi Nastiti Lukita Ningsih (06111181621062)
Dosen Pengampuh: Sudirman, S.Pd., M.Si
MATA KULIAH LISTRIK MAGNET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga dapat menyelesaikan makalah
tentang “Medan Magnet dan Aplikasinya” tepat pada waktunya walaupun banyak
kekurangan di dalamnya. Penulis juga berterima kasih kepada Bapak selaku
Dosen mata kuliah Listrik Magnet yang telah memberikan tugas ini kepada
penulis. Sehingga penulis dapat mengkaji dan memberikan perspektif tentang
medan magnet dan aplikasinya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan pengetahuan kita tentang medan magnet dan aplikasinya.
Semoga makalah ini bisa dengan mudah dipahami oleh pembaca dan dapat
memberikan kontribusi positif dalam rangka penambahan wawasan mengenai
medan magnet dan aplikasinya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Penulis sadar makalah
ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu penulis
menerima kritik dan saran yang membangun demi perbaikan ke arah yang lebih
baik.

Indralaya, 14 November 2018

Penulis
Kelompok Genap
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

KATA PENGANTAR

Bab1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

Bab II PEMBAHASAN
2.1 Magnet
2.2 Sejarah Perkembangan Magnet
2.3 Medan Magnet
2.4 Aplikasi Medan Magnet

Bab III PENUTUP


3.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berabad-abad telah dijalani dalam sejarah perkembangan kelistrikan dan
kemagnetan untuk mengubah pengetahuan menjadi teknologi seperti sekarang.
Sehingga magnet menjadi hal yang tidak asing bagi kita di muka bumi ini. Sejarah
pengetahuan dan teknologi membuktikan bahwa pada dasarnya fenomena alam
penting untuk dipelajari terlebih dahulu agar dapat diubah menjadi teknologi.
Apabila menyingkap fenomena alam disebut membuka sebuah misteri dan
memanfaatkannya serta menguasainya disebut masteri. Oleh karena itu,
mengubah hasil ilmu pengetahuan menjadi teknologi diibaratkan misteri ke
masteri. Para peneliti sebagai penyingkap misteri sedangkan para perekayasa
adalah prioner misteri.
Terpisah dari penemuan-penemuan mengenai kelistrikan, di suatu tempat
ditemukan adanya sebuah logam yang dapat menarik serbuk besi. Untuk
mengenang tempat ditemukannya, logam tersebut dinamakan magnet. Ini awal
mula yang menjadi dasar penemuan Magnet. Para ilmuan meneliti sifat yang
terdapat pada logam yang dapat menarik logam lain. Sejalan dengan
perkembangan ilmu pegetahuan, ditemukan bahwa listrik dan magnet memiliki
keterkaitan satu dengan yang lainnya. Sehingga sekarang ini dengan
menggunakan arus listrik kita dapat menimbulkan medan magnet di sekitar
logam.
Medan magnet menjadi fenomena yang tidak bisa dilepaskan dari medan
listrik dimana di sekitar medan magnet pasti ada medan listrik begitu juga
sebaliknya. Hal inilah yang dikembangkan oleh manusia untuk dimanfaatkan
dalam pengembangan teknologi. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas lebih
lanjut tentang medan magnet serta aplikasinya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian Magnet?
1.2.2 Bagaimana sejarah perkembangan Magnet?
1.2.3 Apa itu Medan Magnet?
1.2.4 Apa saja aplikasi Medan Magnet dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat memahami pengertian Magnet.
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui sejarah perkembangan Magnet.
1.3.3 Mahasiswa dapat memahami konsep Medan Magnet
1.3.4 Mahasiswa dapat mengetahui Aplikasi Medan Magnet dalam kehidupan
sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Magnet


Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu
medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis
líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah
di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di
wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak
zaman dulu di wilayah tersebut.
Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai
suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap
atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya
adalah magnet buatan. Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub
utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S). Walaupun magnet itu
dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua
kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik
lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam
mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah
dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet.
Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik
yang rendah oleh magnet.
Satuan intensitas magnet menurut sistem metrik pada Satuan
Internasional (SI) adalah Tesla dan SI unit untuk total fluks magnetik
adalah weber. 1 weber/m2 = 1 tesla, yang mempengaruhi satu meter
persegi.

2.2 Sejarah Perkembangan Magnet


Perkembangan keilmuan listrik magnet diawali oleh penemuan
seorang filsuf Yunani Kuno, Thales pada tahun 600 SM. Dia menemukan
sebuah fenomena sejenis besi yang dapat menarik serbuk besi. Thales
sendiri menyebut itu sebagai “Batu Magnesian”. Thales juga menemukan
amber, yang jika digosokkan akan menimbulkan gaya tarik. Ini bukan gaya
tarik magnet, karena pada saat itu gaya tarik hanya terbatas pada besi
sedangkan menggosok amber dapat menarik objek lain seperi bulu-bulu
dan potongan daun kering.
Kemudian pada tahun 1269, salah satu eksperimentalis Perancis,
Peter Peregrinus dapat menentukan atau mengidentifikasi kutub magnet
jika dia memiliki magnet yang salah satu kutubnya telah diketahui, misal
kutub utara magnet. Jika magnet didekatkan terjadi tarik menarik maka
kutub magnet yang sebelumnya tidak diketahui dapat diketahui, yaitu
kutub selatan, begitu juga sebaliknya. Artinya disini sudah ditemukan jika
ada dua kutub magnet yang berbeda didekatkan maka akan tarik menarik
dan dua kutub magnet yang sama didekatkan maka akan tolak menolak.
Sementara itu ahli filsafat lainnya, Theophratus mengemukakan bahwa ada
benda lain yang juga mempunyai kekuatan seperti batu amber.
Pada tahun 1830 ahli fisika amerika, Joseph Henry menemukan
bahwa medan magnet yang bergerak akan menimbulkan arus listrik
induksi. Gejala yang sama juga di temukan oleh Michael Faraday satu
tahun kemudian. Faraday juga menggunakan konsep garis gaya listrik
untuk menjelaskan gejala tersebut.
Dua prediksi Maxwell diuji secara terpisah oleh Heinrich Rudolf
Hertz (1857-1894) dan Hendrik Antoon Lorentz (1853-1928). Maxwell
meramalkan bahwa gangguan di dalam medan magnetik dan listrik harus
merambat secepat cahaya. Tapi gelombang elektromagnetik seperti itu
belum pernah teramati.
Pada tahun 1887, Heartz menguji prediksi itu sampai dengan
memercikkan bunga api listrik di antara dua kutub. Ia mengamati bahwa di
antara dua kutub di tempat lain di dalam laboratoriumnya terjadi juga
percikan bunga api yang sama. Tak pelak lagi, pengaruh bunga api yang
petama harus dibawa sebagai gelombang melalui udara sehingga
menimbulkan bunga api yang kedua. Ia membuktikan secara experimental
bahwa gelombang mirip seperti gelombang cahaya, karena menunjukkan
gejala pemantulan, pembiasan, difraksi, dan polarisasi. Berkat penemuan
ini, Hertz membawa kita menuju jaman telekomunikasi.
Maxwell, bersama-sama Thompson, bersikeras menghubungkan
medan elektromagnetik dengan getaran dalam fluida yang bersifat
mekanis. Para ilmuan sesudah maxwell telah melepaskan hubungan itu
samasekali. Dalam disertasi 1892, Lorentz membabat tuntas kaitan antara
medan dan fluida dengan merumuskan kembali persamaan maxwell.
Lorentz telah sampai pada pengertian yang melampaui percobaan
Michelson-Morley, yang memperlihatkan bahwa eter mungkin tidak ada.
Sampai sekarang, pengertian medan masih tetap bersifat
elektromagnetik murni, tanpa sisa mekanis yang melekat. Walaupun
demikian, garis gaya temuan Faraday masih tetap menjadi topik
pengajaran di sekolah sampai sekarang untuk memberi pengertian medan
di sekolah.
2.3 Medan Magnet
2.3.1 Pengertian Medan Magnet
Medan Magnet adalah daerah di sekitar magnet dimana benda lain
masih mengalami gaya magnet. Medan magnet dapat digambarkan dengan
garis –garis gaya magnet yang keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub
selatan. Terjadinya medan magnetic disekitar arus listrik ditunjukkan oleh
Hans Christian Oersted melalui percobaan. Arah induksi medan magmetik
disekitar arus listrik bergantung pada arah arus listrik, dapat ditentukan
dengan kaidah tangan kanan.

2.3.2 Sifat Medan Magnet


Hasil kerja Maxwell telah banyak menyatukan listrik statis dengan
magnetisme, yang menghasilkan sekumpulan dari empat persamaan
mengenai kedua medan tersebut. Namun, di bawah formula Maxwell,
masih ada dua medan yang berbeda yang menjelaskan fenomena berbeda.
Einsteinlah yang berhasil menunjukan, dengan relativitas khusus, bahwa
medan listrik dan medan magnet adalah dua aspek dari hal yang sama
(tensor tingkat 2), dan seorang pengamat bisa merasakan gaya magnet di
mana seorang pengamat bergerak hanya merasakan gaya elektrostatik.
Dengan demikian, menggunakan spesial relativitas, gaya magnet
adalah manifestasi dari gaya elektrostatik dari muatan listrik yang
bergerak, dan bisa diperkirakan dari pengetahuan tentang gaya
elektrostatik dan gerakan muatan tersebut (relatif terhadap seorang
pengamat).
2.3.3 Bentuk-Bentuk Medan Magnet
a. Medan Magnet pada Kawat Lurus
Bentuk garis medan magnet pada kawat panjang yang dialiri arus
listrik berbentuk lingkaran konsentris mengelilingi kawat tersebut. Arah
dari medan magnetnya tegak lurus terhadap kawat dan searah dengan jari-
jari pada tangan kanan yang ditekuk, dan arah arusnya sesuai dengan arah
ibu jari.

a
P

I o I
B  2k 
a 2 a
Keterangan:
I = kuat arus listrik (ampere)
a = jarak tegak lurus titik yang diamati ke kawat (m)
k= 10-7 wb/A.m
permeabilitas ruang hampa
b. Medan Magnet pada Kawat Berbentuk Lingkaran/Kawat
Melingkar
Arus listrik yang mengalir pada kawat berbentuk lingkaran
menghasilkan medan magnet lebih terpusat pada bagian tengah
dibandingkan pada bagian luar lingkaran.
kawat melingkar terbuka
 Di titik P
 untuk sebuah lilitan
0 I  r  
B
4 a 3

 untuk N buah lilitan


0 N I  r  
B
4 a 3

 Dititik M
 untuk sebuah lilitan
0 I  
B
4 r 2
 untuk N buah lilitan

0 N I  
B
Keterangan : 4 r 2
r = jari-jari lingkaran (m)
a = jarak dari lingkaran arus ke titik yang ditinjau
l = panjang lingkaran arus (m)
kawat melingkar penuh
 dititik P
 untuk sebuah lilitan
 I
B  0 sin 2 
2 a
 untuk N buah lilitan
 N I 2
B 0 sin 
2 a
 dititik M, berarti a = r dan = sin 90o = I
 untuk sebuah lilitan
 I
B 0
2 r

 untuk N buah lilitan


0 N I
B
2 r

c. Medan Magnet pada Magnet Batang


Medan magnet pada sebuah batang magnet berbentuk garis
tertutup. Melalui hasil konvensi, arah medan magnet keluar dari kutub
utara (N) menuju kutub selatan (S).

d. Medan Magnet pada Selonoide


Solenoide adalah gulungan kawat yang di gulung seperti spiral.
Bila kedalam solenoide dialirkan arus listrik, di dalam selenoide terjadi
medan magnet dapat ditentukan dengan tangan.
Gambar :

Tanda = arah menembus bidang kertas


Tanda = arah keluar bidang kertas
 induksi magnet pada ujung solenoida
 .i.N
B 0
2
 induksi magnet ditengah solenoida
 .i.N
B 0   0 .i.n

Keterangan:
l = panjang solenoida (m)
i = arus pada solenoida (A)
N = banyaknya lilitan
n = banyaknya lilitan persatuan panjang (N/ l )

e. Medan Magnet pada Toroida


Sebuah solenoide yanfg dilengkungkan sehingga sumbunya
membentuk lingkaran di sebut Toroida. Bila keliling sumbu toroida 1
dan lilitannya berdekatan, maka induksi magnetik pada sumbu toroida.

B n I

N
n dapat diganti dengan
2 R
N banyaknya lilitan dan R jari-jari toroida.

2.3.4 Kuat Medan (H = Intensity)


Kuat medan magnet di suatu titik di dalam medan magnet ialah besar gaya
pada suatu satuan kuat kutub di titik itu di dalam medan magnet m adalah kuat
kutub yang menimbulkan medan magnet dalam Ampere-meter. R jarak dari kutub
magnet sampai titik yang bersangkutan dalam meter. dan H = kuat medan titik itu
N Weber
dalam : atau dalam
A. m m2
2.3.5 Garis Gaya
Garis gaya adalah lintasan kutub Utara dalam medan magnet atau garis
yang bentuknya demikian hingga kuat medan di tiap titik dinyatakan oleh garis
singgungnya. Sejalan dengan faham ini, garis-garis gaya keluar dari kutub-kutub
dan masuk ke dalam kutub Selatan. Untuk membuat pola garis-garis gaya dapat
dengan jalan menaburkan serbuk besi disekitar sebuah magnet.
Gambar pola garis-garis gaya.
2.3.6 Rapat Garis-Garis Gaya (Flux Density = B)
Definisi : Jumlah garis gaya tiap satuan luas yang tegak lurus kuat medan.

B
A
Kuat medan magnet di suatu titik sebanding dengan rapat garis-garis gaya
dan berbanding terbalik dengan permeabilitasnya.
B
H

B   H   r.  o. H
B = rapat garis-garis gaya.
 = Permeabilitas zat itu.
H = Kuat medan magnet.
catatan : rapat garis-garis gaya menyatakan kebesaran induksi magnetik.
Medan magnet yang rapat garis-garis gayanya sama disebut : medan
magnet serba sama (homogen)
Bila rapat garis-garis gaya dalam medan yang serba sama B, maka
banyaknya garis-garis gaya (  ) yang menembus bidang seluar A m2
dan mengapit sudut  dengan kuat medan adalah :  = B.A Sin 
Satuanya : Weber.

2.3.7 Hukum Biot Savart


Besar induksi magnetik di satu titik di sekitar elemen arus, sebanding
dengan panjang elemen arus, besar kuat arus, sinus sudut yang diapit arah arus
dengan jaraknya sampai titik tersebut dan berbanding terbalik dengan kwadrat
jaraknya.
I .   sin 
B=k.
r2

k adalah tetapan, di dalam sistem Internasional

k=
 0
= 10-7
Weber
4 A. m
Vektor B tegak lurus pada l dan r, arahnya dapat ditentukan denagan
tangan kanan. Jika l sangat kecil, dapat diganti dengan dl.

dB =
 0
I .   sin 
4 r2
Persamaan ini disebut hukum Ampere.
2.3.8 Induksi Magnetik
Induksi magnetik di sekitar arus lurus.
Besar induksi magnetik di titik A yang jaraknya a dari kawat sebanding
dengan kuat arus dalam kawat dan berbanding terbalik dengan jarak titik
ke kawat.

B=
 0
.
I
2  .a
B dalam W/m2
I dalam Ampere
a dalam meter
B B I
Kuat medan dititik H = = =
  r . 2 . a
0

r udara = 1

Jika kawat tidak panjang maka harus digunakan Rumus :

 i
B 0
(cos 1  cos 2 )
4  a
Induksi Induksi magnetik di pusat arus lingkaran.

Titik A berjarak x dari pusat kawat melingkar besarnya induksi magnetik


di A dirumuskan :
Jika kawat itu terdiri atas N lilitan maka :

B= .

a. I . N
0
. sin  1 atau B=
.
a2 . I. N
0

2 r2 2 r3
Induksi magnetik di pusat lingkaran.
Dalam hal ini r = a dan  = 900
Besar induksi magnetik di pusat lingkaran.

B=
 0
.
I. N
2 a
B dalam W/m2.
I dalam ampere.
N jumlah lilitan.
a jari-jari lilitan dalam meter.

Arah medan magnetik dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan.

Jika arah arus sesuai dengan arah melingkar jari tangan kanan arah ibu jari
menyatakan arah medan magnet.

2.4 Aplikasi Medan Magnet


a. Bantalan Magnetik (Magnetic Bearing)

Magnetic Bearing adalah bantalan paling modern dengan daya


kerja atau putaran tinggi. biasanya di pakai di sistem sistem dan
perangkat tertentu seperti flywheel. dengan bantuan magnetic bearing
ini, maka flywheel bisa terapung di medan magnet. Beberapa tipe
flywheel bisa berputar lebih dari 50 ribu rpm. bandingkan dengan
roller bearing biasa atau ball bearing yang akan langsung meleleh
dalam kecepatan ini. Karna magnetic bearing tidak punya moving part,
maka kecepatan putarnya bisa sangat cepat. Dengan adanya medan
magnet, poros tidak memiliki kontak dengan bagian lain dan sangat
sedikit gesekan dan getaran. Selain itu bearing juga tidak memerlukan
pelumas dan bantalan dapat menahan suhu yang sangat tinggi.
b. Superconductor Magnet

Levitasi superkonduktor dalam bahasa Inggris dikenal dengan


Superconductor Levitation adalah sifat material superkonduktor pada
suhu rendah yang bisa melayang di dalam jangkauan medan magnet
karena adanya efek Meissner. Material superkonduktor sendiri adalah
material yang akan memiliki resistansi nol pada suhu sangat rendah.
Material konduktor yang lain seperti tembaga dan perak memiliki sifat
akan menurun resistansi elektriknya ketika berada dibawah suhu
normal. Namun superkonduktor adalah istimewa, material ini akan
benar-benar akan memiliki resistansi elektrik nol di suhu sangat
rendah. Pada suhu normal superkonduktor tidak akan terpengaruh
dengan medan magnet. Namun di suhu rendah melebihi suhu kritisnya
material superkonduktor akan terperangkap dalam medan magnet.
c. Superconductor Magnetic Bearing
Penggunaan magnetic bearing untuk mengurangi gesekan pada
komponen mekanis bukan hal yang baru lagi, pengembangan magnetic
bearing superconduktor menghasilkan gesekan lebih sedikit dari
magnetic bearing biasa sebesar 25%. Bahan superkonduktor yang
digunakan dalam magnetic bearing ditemukan pada tahun 1986.
Pendekatan gesekan dihasilkan ketika magnetic baering diposisikan
diatas bahan superkonduktor kemudian didinginkan oleh nitrogen cair
hingga temperatur F. Pada suhu ini, bahan superkonduktor
menghasilkan medan magnet yang sama tetapi berlawanan dalam
kaitannya dengan magnet sehingga magnetic bearing akan melayang
sebagai respon terhadap medan magnet yang berlawanan.

d. Maglev Trains
Kereta maglev merupakan kendaraan yang berjalan melayang di
lintasan dengan menggunakan kekuatan elektromagnetik antara
magnet superkonduktor yang terdapat di kereta dan coil yang berada di
lintasan. Berikut ini adalah penjelasan umum dari prinsip levitasi
magnetik, kumparan levitasi dipasang pada dinding samping lintasan.
Ketika magnet superkonduktor lewat dengan kecepatan tinggi sekitar
beberapa centimeter di bawah pusat kumparan, arus listrik diinduksi
dalam kumparan yang kemudian bertindak sebagai elektromagnet
sementara. Akibatnya ada kekuatan yang mendorong dan yang
menarik secara bersamaan, sehingga kereta maglev melayang.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Fenomena-fenomena alam yang terjadi di sekitar kita sebenarnya
memiliki rahasia yang dapat diungkapkan dan hasilnya akan berguna bagi
kehidupan. Arus listrik timbul karena adanya perpindahan muatan dari potensial
tinggi ke potensial rendah. Kelistrikan dan kemagnetan merupakan dua fenomena
alam yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Dengan listrik suatu
benda dapat dijadikan magnet dan sebaliknya dengan bantuan magnet energi
listrik dibangkitkan. Hubungan listrik dan magnet dirumuskan oleh Maxwell
dengan metode integral dan diferensial.
Medan Magnet adalah daerah di sekitar magnet dimana benda lain masih
mengalami gaya magnet. Medan magnet dapat digambarkan dengan garis –garis
gaya magnet yang keluar dari kutub utara dan masuk ke kutub selatan. Terjadinya
medan magnetic disekitar arus listrik ditunjukkan oleh Hans Christian Oersted
melalui percobaan. Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat membuat medan magnet banyak dimanfaatkan untuk teknologi-
teknologi canggih di masa sekarang seperti magnetic bearing, superconductor
magnet, superconductor magnetic bearing, dan maglev trains.
DAFTAR PUSTAKA

Afguifam. 2015. Makalah Medan Magnetik.


http://afguifam.blogspot.com/2015/01/contoh-laporan-makalah-medan-
magnetik.html?m=1. Diakses pada 10 November 2018.

Baiti. 2009. Medan Magnet dan Induksi Elektromagnetik.


https://baitbaiti.files.wordpress.com/2009/09/medan-magnet-dan-induksi-
elektromagnetik.doc. Diakses pada 10 November 2018.

Madfauzi, Fajarah. 2014. Medan Magnet.


https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://fajarahma
dfauzi.files.wordpress.com/2014/06/medan-
magnet.pdf&ved=2ahUKEwix7c6bgtTeAhUEEnIKHYKxC_4QFjAAegQIA
hAB&usg=AOvVaw10k1l6kHp_jR3h47_oYvJS. Diakses pada 8 November
2018.

https://edoc.site/queue/pemanfaatan-medan-listrik-dan-medan-magnet-dalam-
kehidupan-sehari-pdf-free.html. Diakses pada 13 November 2018.
https://edoc.site/queue/makalah-medan-magnet-pdf-free.html. Diakses pada 13
November 2018.
https://edoc.site/queue/makalah-medan-magnet--pdf-free.html. Diakses pada 13
November 2018.
https://edoc.site/makalah-medan-magnet--pdf-free.html. Diakses pada 13
November 2018.

http://eprints.undip.ac.id/41681/2/2_bab_1-3.pdf

Anda mungkin juga menyukai