Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“DIFRAKSI KRISTAL DAN DINAMIKA KRISTAL SATU


DIMENSI”

(Disusun untuk Memenuhi Matakuliah : Fisika Zat Padat)

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Nama Mahasiswa :

1. Ananda Muharlita (4213121078)


2. Anrolin Malau (4212121006)
3. Linda Sulastri Pane (4213121059)
4. Syarifah Aini Harahap (4213121043)
5. Ummil Khairiyah Siregar (4211121001)

Kelas : PSPF 2021 A

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Makmur Sirait, M. Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunianya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
topik: “Difraksi Kristal dan Dinamika Kristal Satu Dimensi”. Adapun tugas makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengampu kami yaitu Bapak Prof.
Dr. Makmur Sirait, M. Si selaku sebagai dosen mata kuliah Fisika Zat Padat.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Terimakasih.

Medan, 18 Maret 2024

Penyusun

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................2

Daftar Isi.............................................................................................................................3

Bab I Pendahuluan............................................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................................5

Bab II Landasan Teori......................................................................................................6

A. Difraksi Kristal......................................................................................................6
B. Dinamika Kristal...................................................................................................7
Bab III Penutup.................................................................................................................14

A. Kesimpulan.............................................................................................................14
B. Saran.......................................................................................................................14

Daftar Pustaka...................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Difraksi kristal dan dinamika kristal satu dimensi merupakan dua topik penting dalam
ilmu fisika zat padat. Difraksi kristal berkaitan dengan pola interferensi yang dihasilkan oleh
sinar yang dihamburkan oleh atom-atom dalam kristal. Pola ini dapat digunakan untuk
menentukan struktur kristal, seperti jarak antar atom dan jenis atom yang ada. Dinamika
kristal satu dimensi mempelajari bagaimana atom-atom dalam kristal bergetar dan bagaimana
getaran ini memengaruhi sifat fisik kristal, seperti konduktivitas termal dan Listrik.

Difraksi kristal adalah fenomena penting dalam ilmu kristalografi yang memungkinkan
kita untuk memahami struktur kristal dan sifat-sifatnya dengan menggunakan sinar X,
neutron, atau sinar laser. Pada dasarnya, difraksi terjadi ketika radiasi elektromagnetik atau
partikel-partikel berinteraksi dengan susunan periodik atom dalam kristal, menghasilkan pola
difraksi yang khas.

Salah satu konsep penting dalam difraksi kristal adalah hukum Bragg, yang menyatakan
bahwa difraksi terjadi secara konstruktif ketika panjang lintasan gelombang sinar yang
difraksi antara atom-atom dalam kristal adalah kelipatan integral dari panjang gelombang
sinar tersebut. Konsep ini membentuk dasar pemahaman kita tentang bagaimana pola difraksi
dapat digunakan untuk menentukan struktur atomik dalam kristal.

Namun, dalam memahami dinamika kristal dalam satu dimensi, kita perlu
mempertimbangkan fenomena-fenomena yang lebih kompleks. Kristal satu dimensi
menawarkan model sederhana namun penting untuk memahami sifat-sifat dasar kristal dan
proses-proses fisika yang terlibat dalam kristal ini.

Dinamika kristal satu dimensi memainkan peran penting dalam berbagai aplikasi,
termasuk dalam bidang fisika terkondensasi, nanoteknologi, dan bahkan dalam
pengembangan material baru dengan sifat-sifat khusus. Pemahaman tentang bagaimana
kristal satu dimensi bereaksi terhadap tegangan eksternal, perubahan suhu, atau interaksi
dengan partikel lain, memberikan wawasan yang berharga dalam pengembangan teknologi
yang melibatkan material kristalin.

4
Dengan demikian, dalam makalah ini, kami akan menjelajahi konsep difraksi pada kristal
dengan fokus khusus pada dinamika kristal satu dimensi. Kami akan mempertimbangkan
bagaimana konsep-konsep ini dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu dan teknologi,
serta potensi untuk pengembangan lebih lanjut dalam pemahaman kita tentang sifat-sifat
material kristal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Difraksi Kristal?
2. Apa yang dimaksud dengan dinamika kristal satu dimensi?
3. Bagaimana peristiwa difraksi gelombang elektromagnetik pada kristal?
4. Bagaimana peristiwa dinamika kristal satu dimensi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Difraksi Kristal.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dinamika kristal satu dimensi.
3. Untuk mengetahui bagaimana peristiwa difraksi gelombang elektromagnetik pada
kristal.
4. Untuk mengetahui bagaimana peristiwa dinamika kristal satu dimensi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. DIFRAKSI KRISTAL

Dinamika kristal merujuk pada studi gerakan atom-atom dalam kisi kristal. Ini
mencakup analisis tentang bagaimana atom-atom dalam kristal bergetar dan berinteraksi satu
sama lain. Pemahaman tentang dinamika kristal penting untuk menjelaskan sifat-sifat termal,
elastis, dan optik bahan kristalin.

Pada padatan kristal, terdapat beberapa kelompok bidang atom paralel yang masing-
masing bertindak sebagai kisi difraksi tiga dimensi. W. L. Bragg pada tahun 1913
menunjukkan penjelasan sederhana mengenai peristiwa difraksi gelombang elektromagnetik
pada kristal. Akan tetapi, meskipun penjelasan Bragg sangat sederhana karena hanya
menggunakan optika geometri, tetapi hasil ini identik dengan penurunan yang lebih kompleks
dari von Laue dan Ewald. Misalkan terdapat sejumlah kisi persegi sederhana seperti.

Gambar. Ilustrasi difraksi frag


Pada kisi tersebut ditembakkan seberkas sinar-x paralel yang memiliki panjang
gelombang λ yang kemudian berinteraksi dengan semua atom kisi yang tersinari. Anggap 𝜃
adalah sudut yang dibuat oleh sinar datang terhadap bidang kisi. Mula-mula sinar akan
menabrak atom A pada kisi pertama, diikuti atom B pada kisi kedua. Pada kedua sinar pantul
dari A dan B terjadi interferensi konstruktif yang menyebabkan perbedaan Panjang
lintasannya sebesar 𝑛𝜆 dengan 𝑛 bilangan bulat. Berdasarkan hukum Snellius, besar kedua
sudut pantul (baik dari A dan B) adalah sama besar dengan sudut datang masing-masing
berkas pada atom tersebut. Syarat kedua adalah, agar kedua sinar kembali sefase dan sinar
kedua menempuh jarak 2𝑑 sin 𝜃 lebih panjang, maka haruslah berlaku:

2𝑑 sin 𝜃 = 𝑛𝜆

6
Meskipun persamaan difraksi Bragg menjadi pemahaman dasar bagi difraksi pada
kristal, tetapi pada kenyataannya persamaan tersebut tidak dapat menggambarkan kristal
sesungguhnya. Persamaan Laue menjadi salah satu Solusi yang dapat digunakan. Bayangkan
kembali beberapa kisi bertumpuk seperti sebelumnya, tetapi kini terdapat sebuah vektor d
yang tegak lurus terhadap bidang kristal seperti ditunjukkan oleh Gambar.

Gambar. Berkas sinar-x menumbuk atom pada kisi (ilustrasi hukum Laue).
Misalkan sinar datang memiliki vektor gelombang k sedangkan sinar pantulnya adalah
𝐤′. Panjang gelombang sinar datang dan pantul pun sama besar. Akan tetapi, momentum
partikel tidak konstan, tetapi energi hasil perbedaan tersebut diserap oleh kristal. Berdasarkan
gambar tersebut, terlihat bahwa:

𝐤′ ⋅ 𝐝 = −𝐤 ⋅ 𝐝 = 𝑘𝑑 sin 𝜃

Besaran 𝑘𝑑 sin 𝜃 disebut lintasan optik. Gelombang atas dan bawah akan mengalami
interferensi konstruktif ketika beda fasenya adalah kelipatan 2𝜋. Dengan demikian, hukum
Laue dinyatakan secara matematis sebagai berikut.

𝚫𝐤 ⋅ 𝐝 = 2𝜋𝑛

B. DINAMIKA KRISTAL

Pada dinamika kristal terjadi vibrasi kritsal, vibrasi terjadi pada kristal monoatomik
dan diatomik. Vibrasi kristal terjadi karena dua hal yaitu:

1. Adanya zat padat yang menyerap energi panas.


2. Adanya gelombang yang merambat pada kristal.

Zat padat tersusun dari atom-atom yang terpisah dan pisahan ini harus di perhitungkan
dalam dinamika kisi ketika panjang gelombang zat padat dapat diberlakukan dalam medium
tak hingga. Dinamika seperti ini dinamakan gelombang elastik.

Dalam pendekatan gelombang panjang, tinjau sebuah batang berpenampang A dengan


rapat massa ρ, yang dirambati gelombang mekanik ke arah memanjang batang x. Pada setiap

7
titik x dalam batang terjadi perubahan panjang u (x) sebagai akibat adanya tegangan σ(x) dari
gelombang, lihat gambar.

Dapat dituliskan regangan pada batang:

𝒅𝒖
∈ = 𝒅𝒙 (2.1)

karena tegangan σ yang memenuhi hukum Hooke sebagai berikut:

σ=E.∈ ( 2.2)

Dengan E menyatakan Modulus elastik atau Modulus Young. Selanjutnya, menurut


hukum kedua Newton, tegangan yang bekerja pada elemen batang dx menghasilkan gaya
sebesar:

F=A{σ(x+dx)−σ(x)} (2.3)

akan menyebabkan massa elemen batang tersebut (ρAdx) mendapatkan percepatan sebesar:

Sehingga,

Perhatikan lebih lanjut ruas kanan persamaan (2.4), dapat dijabarkan:

8
Masukkan kembali hasil (2.5) ke persamaan semula (2.4) memberikan:

yang dapat disederhanakan menjadi:

yaitu persamaan gelombang elastik. Dan bila dibandingkan dengan persamaan gelombang
umum:

akan diperoleh ungkapan bagi kecepatan gelombang elastik:

Jelas bahwa kecepatan gelombang mekanik dalam batang (secara umum pada zat
padat) bergantung pada “besaran elastik” bahan tersebut, yakni modulus Young. Karena
perambatan gelombang tersebut bergantung pada besaran elastik maka gelombang yang
bersangkutan disebut gelombang elastik.

9
1. Getaran Kisi
a) Fonon

Dalam analisisnya, Debye memandang padatan sebagai kumpulan phonon karena


perambatan suara dalam padatan merupakan gejala gelombang elastis.

Gelombang elastik pada zat padat ini dapat disebabkan baik oleh gelombang mekanik
(bunyi/ultrasonik) maupun oleh gelombang termal (inframerah). Kedua gelombang tersebut
dapat menyebabkan getaran kisi. Untuk selanjutnya, paket-paket energi getaran kisi disebut
fonon. Fonon dapat dipandang sebagai “kuasi partikel” seperti halnya foton pada gelombang
cahaya/elektromagnet. Melalui konsep yang mirip “dualisme partikel gelombang” ini,
rambatan getaran kisi dalam zat padat dapat dianggap sebagai aliran fonon.

Tabel 2.1. Beberapa konsep dualisme gelombang-pertikel

Pada sebarang temperatur di atas 0 K, atom-atom dalam kisi akan mulai bergetar
terhadap titik kesetimbangannya dengan cara menyerap energi termal. Banyak sifat-sifat
termal kristal yang terbentuk akibat getaran kisi. Dalam pendekatan harmonis, getaran ini
diasumsikan memiliki amplitudo sangat kecil dibandingkan dengan jarak antar atom dan gaya
interaksi antar atom (sehingga berlaku hukum Hooke). Analogi osilator harmonik juga
berlaku pada getaran kisi. Jika pada osilator harmonik, kuanta pembawa energi disebut foton,
maka dalam getaran kisi, kuanta pembawa energi termal zat padat disebut dengan fonon.
Fonon dibedakan menjadi fonon akustik dan fonon optik. Hubungan antara energi fonon, E,
frekuensi sudut, ω dan vektor gelombang, 𝐤 adalah sebagai berikut.

1
dimana 𝑣𝑠 adalah kelajuan gelombang bunyi. Fonon termasuk partikel boson,
sehingga memenuhi statistika Bose-Einstein.

Dalam sebuah kristal, fonon bukanlah partikel bebas. Fonon terikat pada kristal,
sehingga nilai ℏ𝑘 tidak menunjukkan momentum fonon sebagai partikel bebas, melainkan
merujuk kepada momentum kristal. Teori dasar dari dinamika kisi diberikan oleh Born dan
Huang yang mengemukakan teori kisi kristal dengan pendekatan kesimetrian translasi. Teori
tersebut menggunakan pendekatan Born-Oppenheimer, dimana elektron bergerak sangat
cepat karena massanya lebih ringan, mengikuti gerak inti yang lebih lamban. Model yang
lebih sederhana yang dapat digunakan untuk menjelaskan getaran kisi adalah model pegas.
Gaya dari pegas sepanjang a dianalogikan sebagai interaksi antar atom (atau ion) yang berada
pada ujung- ujungnya.

b) Getaran Kisi Satu Dimensi Monoatomik

Dalam kisi satu dimensi, untuk penyederhanaan, anggap terdapat sebuah rantai ion
satu dimensi yang terdiri dari beberapa atom bermassa 𝑚 berjarak masing-masing 𝑎
dihubungkan dengan sebuah pegas dengan konstanta elastisitas k. Pada sistem ini terdapat N
ion dengan panjang rantai 𝐿 = 𝑁𝑎.

Gambar 2.2. Rantai ion/atom satu dimensi

Perpindahan atom di posisi ke-r ke posisi atom sebelahnya memenuhi:

(2.8)
Menurut hukum II Newton, gaya pemulih pada atom/ion ke-r memenuhi:

sehingga,

1
selanjutnya, substitusikan ke Pers. 2.8, sehingga diperoleh:

Dengan demikian, diperoleh hubungan dispersi dalam besaran frekuensi sudut, yakni:

(2.9)

Getaran ini memiliki dua karakteristik penting, yakni sebagai berikut.

1) Untuk nilai 𝑘 yang kecil, 𝜔 sebanding dengan nilai mutlak dari 𝑘.


2) Solusi persamaan perpindahan atom (𝑢𝑟) berulang periodik dengan periode 2𝜋/𝑎.

Meskipun sebarang pola getaran dapat terjadi pada medium elastis, terdapat batasan
mode-mode yang dapat dibedakan satu sama lain pada kisi dengan ukuran terbatas yang
terbentuk dari atom-atom diskrit. Misalkan suatu rantai monoatom linier yang mengandung
(𝑁
+ 1) atom memiliki panjang 𝑁𝑎. Anggap atom yang berada pada ujung-ujung rantai tersebut
dijaga tetap, sehingga 𝑢1 = 𝑢𝑁+1 = 0. Mode getaran yang mungkin terjadi adalah:

Untuk 𝑁 yang sangat besar, maka keadaan yang berada antara k dan (𝑘+𝑑𝑘) adalah
(𝑁𝑎/ 𝜋 )𝑑𝑘. Dengan demikian, banyaknya keadaan per satuan panjang untuk kristal satu
dimensi adalah:

(2.10)

1
g (𝑘) disebut sebagai rapat keadaan (per satuan panjang, per satuan interval panjang
gelombang 𝑘). “Keadaan” disini menunjukkan banyaknya mode getaran yang dapat
dibedakan.

1
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dinamika kristal merujuk pada studi gerakan atom-atom dalam kisi kristal. Pada padatan
kristal, terdapat beberapa kelompok bidang atom paralel yang masing-masing bertindak
sebagai kisi difraksi tiga dimensi. W. L. Bragg pada tahun 1913 menunjukkan penjelasan
sederhana mengenai peristiwa difraksi gelombang elektromagnetik pada kristal. Akan tetapi,
meskipun penjelasan Bragg sangat sederhana karena hanya menggunakan optika geometri,
tetapi hasil ini identik dengan penurunan yang lebih kompleks dari von Laue dan Ewald.

Pada dinamika kristal terjadi vibrasi kritsal, vibrasi terjadi pada kristal monoatomik dan
diatomik. Vibrasi kristal terjadi karena dua hal yaitu:

1. Adanya zat padat yang menyerap energi panas.


2. Adanya gelombang yang merambat pada kristal.

Zat padat tersusun dari atom-atom yang terpisah dan pisahan ini harus di perhitungkan
dalam dinamika kisi ketika panjang gelombang zat padat dapat diberlakukan dalam medium
tak hingga. Dinamika seperti ini dinamakan gelombang elastik. Terdapat dua getaran kisi
pada dinamika partikel satu dimensi yaitu:

1. Getaran Kisi pada Fonon


2. Getaran Kisi Satu Dimensi Monoatomik

B. Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai Difraksi Kristal dan Dinamika Kisi semoga
bermanfaat bagi pembaca dan adapun saran yang dapat kami ajukan adalah alangkah lebih
baiknya makalah ini mendapat kritik yang membangun agar dalam penyusunannya dapat
lebih sempurna lagi.

1
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, H.D., & Jufriadi, A. (2014). Pendahuluan Fisika Zat Padat. Malang : Program Studi
Pendidikan Fisika Universitas Kanjuruhan.

Wati, M., & Dewantara, D. (2020). Pendahuluan Fisika Zat Padat. Banjarmasin : Lambung
Mangkurat University Press.

Anda mungkin juga menyukai