Anda di halaman 1dari 15

FISIKA ZAT PADAT

KONSEP ESENSIAL DAN STRUKTUR KRISTAL

Dosen Pengampu:
Drs. Putu Yasa, M. Si.
I Gede Arjana, S. Pd., M. Sc., RWTH

Disusun Oleh:
Naila Atsna Muna (7B/1913021012)
Wardah Nur Isna (7B/1913021026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas karena-
nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Esensial dan Struktur
Kristal” dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Zat
Padat.
Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari bebagai pihak.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Putu Yasa, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Zat padat
yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama pembuatan makalah
ini.
2. I Gede Arjana, S.Pd., M. Sc., RWTH, selaku dosen pengampu mata kuliah
Fisika Zat padat yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama
pembuatan makalah ini.
3. Rekan – rekan mahasiswa yang telah membantu penulis dalam penyusunan
makalah ini.
Saya sangat menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Singaraja, 12 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan ...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................3
2.1 Pengantar Zat Padat ............................................................................................3
2.2 Keadaan Kristal ...................................................................................................5
2.3 Struktur Kristal ...................................................................................................5
2.4 Macam dasar kisi kristal .....................................................................................6
2.5 Contoh umum struktur kristal .............................................................................9
BAB III PENUTUP .........................................................................................................11
3.1 Simpulan ................................................................................................................11
3.2 Saran ......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya ilmu pengetahuan di era modern yang sangat pesat ini, dan
dengan perkembangan zaman yang semakin pesat, kebutuhan akan efektifitas dan
efisiensi sangat diutamakan dalam berbagai bidang. Hal tersebut telah mendorong
manusia untuk berkreasi dan berinovasi dalam bidang ilmu pengetahuan untuk
menciptakan suatu ilmu pengetahun yang lebih efektif dan efisien yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Munculnya berbagai macam ilmu
pengetahuan yang dapat membantu kehidupan manusia hampir disegala bidang
kehidupan sebagai contohnya adalah dibidang ilmu pengetahuan Fisika Zat Padat.
Fisika zat padat adalah ilmu yang mempelajari secara spesifik mengenai
kristal dan electron di dalam kristal. Pengetahuan tentang kristal mulai ditekuni pada
awal abad ke-19 yang diikuti dengan ditemukannya difraksi sinar-x. Dengan
menggunakan difraksi sinar-x yang dilandasi oleh landasan teoritis yang memadai
serta ditemukannya perhitungan yang sederhana dan perkiraan yang tepat dapat
mempelajari struktur kristal. Istilah “kristal” memiliki makna yang sudah ditentukan
dalam ilmu material dan fisika zat padat, dalam kehidupan sehari-hari “kristal”
merujuk pada benda padat yang menunjukkan bentuk geometri tertentu. Berbagai
bentuk kristal tersebut dapat ditemukan di alam. Bentuk-bentuk kristal ini bergantung
pada jenis ikatan molekuler antara atom-atom untuk menentukan strukturnya. Dengan
demikian, pada makalah ini akan dibahas mengenai konsep esensi dan struktur zat
padat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan makalah ini. Adapun
permasalahan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1.2.1 Apa pengantar zat padat ?
1.2.2 Bagaimana keadaan kristal ?
1.2.3 Bagaimana struktur kristal ?

1
1.2.4 Apa macam dasar kisi kristal ?
1.2.5 Apa contoh umum struktur kristal ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1.3.1 Menjelaskan pengantar zat padat.
1.3.2 Menjelaskan keadaan kristal.
1.3.3 Menjelaskan struktur kristal
1.3.4 Menjelaskan macam dasar kisi kristal.
1.3.5 Menjelaskan contoh umum struktur Kristal.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1.4.1 Bagi Penulis
Pembuatan makalah ini telah memberikan berbagai pengalaman bagi penulis
seperti pengalaman untuk mengumpulkan bahan. Penulis juga mendapat ilmu untuk
memahami dan menganalisis materi yang ditulis dalam makalah ini serta
mendapatkan berbagai pengalaman mengenai teknik penulisan makalah, teknik
pengutipan, dan teknik penggabungan materi dari berbagai sumber.
1.4.2 Bagi Pembaca
Mahasiswa yang membaca makalah ini akan mendapatkan pengetahuan lebih
dalam terkait konsep esensial, keadaan kristal, macam dasar kisi kristal dan struktur
dari kristal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengantar Zat Padat


Fisika zat padat secara umum dihubungkan dengan kristal dan elektron dalam
kristal. Pengkajian tentang zat padat dimulai pada tahun-tahun awal abad ini sesudah
berhasil dipelajarinya difraksi sinar-x oleh kristal. Dari gejala ini dapat ditemukan
bukti bahwa Kristal terdiri dari atom-atom yang susunannya teratur. Melalui
keberhasilan memodelkan susunan atom-atom dalam kristal, para fisikawan dapat
mempelajari lebih banyak dan lebih lanjut tentang zat padat.
Sebuah padatan dengan mata telanjang tampak sebagai benda tegar yang
kontinu, akan tetapi hasil-hasil eksperimen telah menunjukkan bahwa semua padatan
disusun oleh satuan dasar dari atom-atom yang bersifat diskrit. Atom-atom tersebut
tidak terdistribusi secara random tetapi tersusun dalam susunan yang relatif sangat
teratur terhadap atom-atom yang lain. Susunan dari kelompok atom-atom yang
memiliki keteraturan sangat tinggi tersebut disebut kristal. Dalam perkembangan
selanjutnya, pengkajian zat padat telah meluas padabahan bukan kristal (amorf),
bahan gelas, dan bahkan bahan cair. Pengetahuan tentang struktur kristal dalam Fisika
Zat Padat menjadi sangat penting karena struktur kristal yang dimiliki suatu zat padat
mempengaruhi sifst-sifat fisika dari padatan, yang akan dibahas pada bab ini.
Kristal dan Non Kristal
a. Kristal
Bahan yang tersusun oleh deretan atom-atom yang teratur letaknya dan
berulang (periodik) yang tidak berhingga dalam ruang disebut bahan kristal.
Kumpulan yang berupa atom atau molekul dan sel ini terpisah sejauh 1 Å atau 2
Å. Kristal dapat dibentuk dari larutan, lelehan, uap, atau gabungan dari ketiganya.
Bila proses pertumbuhannya lambat, atom-atom atau pertikel penyusun zat padat
dapat menata diri selama proses tersebut untuk mrenempati posisi yang
sedemikian sehingga energi potensialnya minimum. Keadaan ini cenderung
membentuk susunan yang teratur dan juga berulang pada arah tiga dimensi,
sehingga terbentuklah keteraturan susunan atom dalam jangkauan yang jauh.
Berikut ini merupakan struktur atom kristal:

3
Gambar 1. Struktur atom kristal
Dalam struktur atom kristal diatas tampak bahwa molekulnya tersusun
membentuk array 3D secara berulang dan teratur dalam rantai yang panjang.
b. Non Kristal (Amorf)
Sebaliknya, zat padat yang tidak memiliki keteraturan demikian disebut
bahan amorf atau non kristal, dalam proses pembentukan yang berlangsung cepat,
atom-atom tidak mempunyai cukup waktu untuk menata diri dengan teratur.
Hasilnya terbentuklah susunan yang memiliki tingkat energi yang lebih tinggi.
Susunan atom ini umumnya hanya mempunyai keteraturan yang berjangkauan
terbatas, dan keadaan inilah yang mencerminkan keadaan amorf. Berikut ini
merupakan struktur atom non kristal (amorf):

Gambar 2. Struktur atom non kristal (amorf)


Dalam struktur atom non kristal diatas tampak bahwa molekulnya tidak tersusun
secara periodik atau bisa dikatakan molekulnya tersusun dengan keteraturan
yang pendek.

4
2.2 Keadaan Kristal
Suatu padatan dikatakan menjadi kristal jika atom-atom penyusun padatan
tersusun sedemikian, sehingga posisi masing-masing atom adalah sangat periodik,
seperti ditunjukkan gambar 1. Jarak antara dua atom tetangga terdekat sepanjang
sumbu x adalah ‘a’ dan sepanjang sumbu y adalah ‘b’ (dalam hal ini x dan y tidak
harus saling orthogonal atau tegak lurus). Sebuah kristal sempurna dipandang
memiliki sifat periodik pada kedua sumbu dari -∞ sampai ∞. Brdasarkan sifat
periodisitasnya maka atom A, B, C dan seterusnya adalah ekuivalen. Dengan kata lain
pengamatan atom-atom pada setiap titik kisi kristal adalah sama. Ide yang sama
menunjukkan bahwa sebuah kristal memlilki simetri translasi,

Gambar 3. Susunan priodik dari atom-atom kristal pada dua dimensi


berarti bahwa jika kristal ditranslasi oleh setiap vektor yang menghubungkan dua
atom katakanlah R dalam gambar 3 kristal tampat sama seperti sebelum dilakukan
translasi, dengan kata lain kristal memiliki sifat invarian terhadap translasi

2.3 Struktur Kristal


Untuk membahas secara tepat tentang struktur kristal, maka dalam hal ini
dikenalkan beberapa dasar-dasar struktur kristal. Susunan khas atom-atom dalam
kristal disebut struktur kristal. Struktur kristal dibangun oleh sel satuan (unit cell)
yang merupakan sekumpulan atom yang tersusun secara khusus, secara periodik
berulang dalam tiga dimensi dalam suatu kisi kristal (crystal lattice). Seperti yang
telah dikemukakan sebelumnya bahwa sebuah Kristal Ideal disusun oleh satuan-
satuan struktur yang identik secara berulang-ulang yang tak hingga didalam ruang.
Untuk menggambarkan struktur kristal ini dapat digambarkan/dijelaskan dalam
istilah-istilah:
- Lattice (kisi) dan sebuah Basis yang ditempelkan pada setiap titik lattice (titik
kisi).
- Kisi: Sebuah susunan titi-titik yang teratur dan periodik di dalam ruang.

5
- Basis: Sekumpulan atom, dengan jumlah atom dalam sebuah basis dapat berisi
satu atom atau lebih.
Secara singkatnya adalah struktur kristal terdiri dari kisi dan basis, Struktur
kristal akan terjadi bila ditempatkan suatu basis pada setiap titik kisi sehingga struktur
kristal merupakan gabungan antara kisi dan basis. Apabila dinyatakan dalam
hubungan dua dimensi adalah sebagai berikut:

Kemudian apabila dinyatakan dalam hubungan tiga dimensi adalah sebagai berikut:

(Kisi) + (basis) = (Struktur kristal)

2.4 Macam Dasar Kisi Kristal


Kisi yang memiliki titik-titik kisi yang ekuivalen disebut kisi Bravais sehingga
titik-titik kisi tersebut dalam kristal akan ditempati oleh atom-atom yang sejenis.

Titik, A, B dan C adalah ekuivalen satu sama lain


Titik A dan A1 tidak ekuivalen (non-Bravais)
Berikut tipe-tipe lattice (kisi) dasar:

6
a. Lattice (Kisi) 2D
1. Kisi Miring

|𝑎
⃗⃗⃗⃗1 | ≠ |𝑎
⃗⃗⃗⃗2 |

𝜑 = 90°

2. Kisi Bujur Sangkar

|𝑎1 | = |𝑎2 |

𝜑 = 90°

3. Kisi Heksagonal

|𝑎1 | = |𝑎2 |

𝜑 = 120°

4. Kisi Segi Panjang

|𝑎
⃗⃗⃗⃗1 | ≠ |𝑎
⃗⃗⃗⃗2 |

𝜑 = 90°

5. Kisi Segi Panjang Berpusat

|𝑎
⃗⃗⃗⃗1 | ≠ |𝑎
⃗⃗⃗⃗2 |

𝜑 = 90°

b. Lattice (Kisi) 3D
Satuan sel diklasifikasi dalam 14 kelas ruang kisi sesuai dengan adanya 14
kemungkinan ruang kisi yang berbeda, yang didasarkan pada bentuk
parallelogram dari satuan sel, yang disebut dengan 14 kisi Bravais. Geometri

7
parallelogram dari satuan sel adalah seperti gambar 4 berikut.

α β b
a γ

Gambar 4. Satuan sel parallelogram.


Sebuah ruang kisi adalah sebuah susunan tiga dimensi titik-titik sedemikian, sehingga
masing-masing dari sebuah titik dikelilingi oleh titik-titik tetangga yang identik.
Titik-titik tersebut ditempati ion-ion, atom-atom atau molekul-molekul sesuai dengan
penyusun kristal tersebut, pada setiap titik-titik dalam kisi memiliki komposisi, urutan
dan orientasi yang sama. 14 kisi Bravais dihasilkan oleh tujuh system kristal sehingga
dikenal dengan tujuh system kristal yang terdiri dari:
Sistem Kisi Bravais Simbol Sifat Satuan Sel
α ≠ β ≠ γ ≠ 90o
Triklinik Premitif P
a≠b≠c
Premitif P α = β = 90o ≠ γ
Monoklinik
Pusat badan I a≠b≠c
Premitif P
Pusat dasar B α = β = γ = 90o
Orthorohombik
Pusan badan I a≠b≠c
Pusat muka F
Premitif P α = β = γ = 90o
Tetragonal
Pusat badan I a=b≠c
Premitif P
α = β = γ = 90o
Kubus Pusat badan I
a=b=c
Pusat muka F
α = β = γ ≠ 90o
Trigonal Premitif P
a=b=c
α = β = 90o dan γ =
Heksagonal Premitif P 120o
a=b≠c
1. Triklinik, tidak ada sumbu kisi kristal yang saling tegak lurus, interval perulangan
kisi pada ketiga arah sumbu tidak ada yang sama satu dengan yang lainnya. Kisi
kristal ini hanya terdiri dari kisi kristal triklinik sederhana (P).
2. Monoklinik, dua sumbu kristal tidak saling tegak lurus, tapi sumbu kristal ke tiga
tegak lurus pada dua sumbu yang tidak saling tegak lurus, interval perulangan kisi

8
pada masing-masing arah sumbu kristal tidak sama satu dengan yang lainnya. Kisi
kristal monoklinik terdiri dari kisi kristal monoklinik sederhana (P) dan kisi kristal
monoklinik pusat badan (I).
3. Orthorhombik, sumbu-sumbu kristal satu dengan yang lainnya saling tegak lurus,
tapi interval perulangan kisi pada masing-masing arah sumbu kristal tidak sama.
Kisi kristal orthorhombic terdiri dari, kisi kristal orthorhombic sederhana (P), kisi
kristal orthorhombic pusat dasar (C), kisi kristal orthorhombic pusat badan (I),
dan kisi kristal orthorhombic pusat muka (F).
4. Tetragonal, sumbu-sumbu kristal satu dengan yang lainnya saling tegak lurus,
interval perulangan kisi sepanjang dua arah sumbu adalah sama, tapi interval
perulangan pada arah sumbu ke tiga tidak sama. Kisi kristal tetragonal terdiri dari
kisi kristal tetragonal sederhana (P) dan kisi kristal tetragonal pusat badan (I).
5. Heksagonal, dua sumbu kristal membentuk sudut 60o, semestara sumbu ketiga
tegak lurus pada dua sumbu yang membentuk sudut 60o. Interval perulangan
sepanjang kedua sumbu yang membentuk sudut 60o adalah sama, tapi interval
perulangan pada sumbu ketiga tidak sama.
6. Trigonal yang sering disebut Rhombohedral, Sudut dari masing-masing pasangan
sumbu kristal adalah sama tapi tidak 90o, interval perulangan sepanjang ketiga
arah sumbu kisi kristal adalah sama.
7. Kubus, sumbu-sumbu kristal satu dengan yang lainnya saling tegak lurus dan
interval perulangan kisi pada ketiga arah sumbu adalah sama. Kisi kristal kubus
terdiri dari kisi kristal kubus sederhana (P), kisi kristal kubus pusat badan (I), dan
kisi kristal kubus pusat muka (F).
2.5 Contoh Umum Struktur Kristal
Pada bagian ini dibahs beberapa contoh struktur kristal umun dikenal yaitu
Natrium Clorida (NaCl) yang sering disebut garam dapur, diamond (intan) dan Zeng
Sulfida (ZnCl2).
a. Struktur Natrium Clorida
Struktur kristal NaCl adalah kubus pusat muka, sepanjang arah tiga sumbu
utama terdapat sebuah atom Na dan Cl yang saling bergantian, dalam tiga dimensi
struktur kubus pusat muka dari NaCl ditunjukkan gambar

9
= atom Na

= atom Cl

Dari gambar diatas tampak bahwa dalam satu satuan sel kristal NaCl
terdapat 8 atom Na pada titik sudut yang janya merupakan 1/8 bagian atomnya, 6
atom Na pada pusat muka yang merupakan ½ bagian atomnya. Sehingga dalam
satu satuan sel terdapat 4 atom Na. Sedangakan untuk atom Cl, 12 atom Cl pada
titik tengah sisi kubus yang merupakan ¼ bagiannya dan 1 ataom Cl penuh yang
menempati pusat kubu, sehingga dalam satuan selnya terdapat 4 ataom CL.
Dengan demikian dalam satu satuan sel kristal NaCl terdapat 4 molekul NaCl
b. Struktur Kristal Intan (Diamond)
Satuan sel dari kristal intan adalah kubus pusat muka (F) dengan sebuah
basis, dimana basis disusun oleh dua atom Carbon yang berhubungan dengan
masing-masing titik-titik kisi pusat muka. Posisi dari kedua atom-atom basis
adalah 000, ¼ ¼ ¼ , seperti ditunjukkan oleh gambar 1.12a. Tidak ada cara untuk
memeilih sedemikian sehingga basis dari struktur intan hanya terdiri dari sebuah
atom

0 ½ 0
¾ ¼
½ 0 ½
¼ ¾
0 ½ 0
(a) Posisi atom dalam dua dimensi (b) Struktur ikatan tetrahedral
Masing-masing atom basis dikelilingi oleh empat atom terrdekat yang membentuk
sebuah tetrahedral yang pusatnya adalam atom basis tersebut. Konfigurasi ini
biasanya ditemukan dalam semikonduktor seperi struktur kristal Ge dan Si.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan struktur partikel penyusunnya, zat padat dibedakan menjadi kristal
dan amorf. Kristal memiliki susunan partikel yang teratur dan berulang secara
periodik dalam rentang yang panjang. Sedangkan amorf adalah zat padat yang
memiliki keteraturan susunan partikel dalam rentang yang pendek. Susunan
partikel dalam zat padat menentukan sifat dari zat padat. Perbedaan susunan
partikel dalam berbagai zat padat disebabkan oleh perbedaan gaya ikat di antara
atom-atom, ion-ion, atau molekul-molekul penyusunnya.
2. Suatu padatan dikatakan menjadi kristal jika atom-atom penyusun padatan
tersusun sedemikian, sehingga posisi masing-masing atom adalah sangat periodik.
3. Struktur kristal dibangun oleh sel satuan (unit cell) yang merupakan sekumpulan
atom yang tersusun secara khusus, secara periodik berulang dalam tiga dimensi
dalam suatu kisi kristal (crystal lattice).
4. Terdapat dua jenis dasar kisi kristal, yakni kisi 2D (kisi miring, kisi bujur sangkar,
kisi heksagonal, kisi segi panjang dan kisi segi panjang berpusat) dan kisi 3D
(Triklinik, Monoklinik, Orthorohombik, Tetragonal, Kubus, Trigonal,
Heksagonal).
5. Contoh struktur kristal umun dikenal yaitu Natrium Clorida (NaCl) yang sering
disebut garam dapur, diamond (intan) dan Zeng Sulfida (ZnCl2).

3.2 Saran
Saran yang bisa disampaikan penulis kepada para pembaca yaitu melalui
makalah yang berjudul “Konsep Esensial dan Struktur Kristal” bisa menambah
wawasan pengetahuan terkait pembelajaran Fisika Zat Padat. Untuk itu kami berharap
para pembaca bisa lebih mendalami tentang materi ini.

11
DAFTAR PUSTAKA
Addini, Risali. 2014. Wujud Za: Kristal Zat Padat. Diakses pada 12 September 2022
pukul 22.05 terdapat pada: Wujud Zat Padat Kristal | PDF (scribd.com)
Efendi, Mutiara dan Maria Oktafiani. 2014. Pengantar Fisika Zat Padat: Struktur
Kristal. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Internet:material cerdas Indonesia. Struktur Kristal. Diakses pada 12 September 2022
pukul 22.05 terdapat pada: Struktur Kristal 1 | Material Cerdas Indonesia
(wordpress.com)
Karim, Nurul Hikmah. 2013. Susuna Atom Dalam Bahan Padat. Diakses pada 12
September 2022 pukul 22.05 terdapat pada: Susunan atom kristal (slideshare.net)
Patarai, Kamil Arif. 2013. Fisika Zat Padat. Diakses pada 12 September 2022 pukul
22.05 terdapat pada: Struktur kristal (slideshare.net)
Rachmawati, Dewi Oktofa. 2012. Buku Ajar Pengantar Fisika Zat Padat. Singaraja :
Universitas Pendidikan Ganesha.

12

Anda mungkin juga menyukai