DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Desain Perangkat Berorientasi Life Skill" ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh Ibu Wahyuni N. Laratu, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata
kuliah Pembelajaran Berorientasi Life Skills. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Desain Perangkat Berorientasi Life
Skill dalam proses pembelajaran bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Penyusun
Kelompok V
ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2 Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
mengatasi permasalahan tersebut, maka harus diambil langkah-langkah
jangka panjang seperti, membangun dan mengembangkan mental SDM
yang mandiri, dan berjiwa kompetitif. Dewasa ini, banyak out put lembaga
pendidikan yang kurang produktif. Tingginya angka pengangguran dari
kalangan terdidik yang setiap tahunnya meningkat. Deputi Neraca dan
Analisis Statistik BPS, Suhariyanto mengungkapkan, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) pada bulan kedelapan tahun ini sebanyak
7,56 juta orang atau 6,18 persen. Angka tersebut naik dari periode yang
sama 2014 sebesar 5,94 persen atau 7,24 juta orang. “Jadi angka
pengangguran naik 320 ribu jiwa selama setahun dari Agustus 2014 ke
periode yang sama 2015,” ucap Suhariyanto saat Konferensi Pers
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III di kantor BPS, Jakarta, Kamis
(5/11/2015).
v
d. Bagaimana memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna dalam
desain perangkat berorientasi life skills?
BAB II
PEMBAHASAN
vi
yang berorientasi pada pengembangan keterampilan hidup atau life skills.
Silabus dapat dirancang untuk mengajarkan keterampilan hidup yang
penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti keterampilan komunikasi,
keterampilan pemecahan masalah, keterampilan manajemen waktu, dan
keterampilan sosial. Pengembangan silabus yang berorientasi pada
keterampilan hidup harus melibatkan pembelajaran yang praktis dan
terintegrasi dengan situasi kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan
dengan menyesuaikan metode pembelajaran, seperti dengan memberikan
tugas-tugas praktis, simulasi, role play, dan diskusi kelompok. Selain itu,
pengembangan silabus berorientasi pada keterampilan hidup juga harus
memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa. Silabus yang baik harus
mampu menyesuaikan dengan tingkat keterampilan dan kemampuan
siswa, serta memperhitungkan faktor budaya, lingkungan, dan sosial yang
mempengaruhi siswa. Dalam pengembangan silabus yang berorientasi
pada keterampilan hidup, penting untuk melibatkan pengguna atau siswa
dalam proses perancangan dan evaluasi untuk memastikan bahwa silabus
tersebut relevan, bermanfaat, dan efektif dalam membantu pengembangan
keterampilan hidup yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pembelajaran/bahan kajian, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk proses penilaian. Dalam mengembangkan
silabus dan perangkat lainnya mengacu pada standar isi yang ditetapkan
oleh BSNP. Langkah-langkah pengembangan silabus secara umum
mencakup:
vii
5)..Merumuskan dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang
.berorientasi kecakapan hidup
viii
Pada hakekatnya pendidikan kecakapan hidup ini membantu dan
membekali peserta didik dalam pengembangan kemampuan belajar,
menyadari dan mensyukuri potensi diri, berani menghadapi problema
kehidupan, serta mampu memecahkan persoalan secara kreatif. Pendidikan
kecakapan hidup bukan mata pelajaran baru, akan tetapi sebagai alat dan
bukan sebagai tujuan. Penerapan konsep pendidikan kecakapan hidup
terkait dengan kondisi peserta didik dan lingkungannya seperti substansi
yang dipelajari, karakter peserta didik, kondisi sekolah dan lingkungannya.
Aspek dasar yang harus dimiliki peserta didik pada jenjang pendidikan
TK/SD/SMP adalah kecakapan personal dan sosial yang sering disebut
sebagai kecakapan generik (generic life skill). Peserta didik pada usia
TK/SD/SMP tidak hanya membutuhkan kecakapan membaca-membaca-
berhitung, melainkan juga butuh suatu kecakapan lain yang mengajaknya
untuk cakap bernalar dan memahami kehidupan secara arif, sehingga pada
masanya peserta didik dapat berkembang, kreatif, produktif, kritis, jujur
untuk menjadi manusia-manusia yang unggul dan pekerja keras.
Pendidikan kecakapan hidup pada jenjang ini lebih menekankan kepada
pembelajaran akhlak sebagai dasar pembentukan nilai-nilai dasar
kebajikan (basic goodness), seperti: kejujuran, kebaikan, kepatuhan,
keadilan, etos kerja, kepahlawanan, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, serta kemampuan bersosialisasi.
ix
menyatakan bahwa pembelajaran harus berorientasi untuk membekali
siswa dengan kemampuan-kemampuan yang akan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari (Kemdikbud, 2012). Kondisi ideal yang diharapkan
adalah pembelajaran yang dapat membekali siswa dengan berbagai life
skills. Hal ini juga untuk memenuhi tuntutan prinsip pembelajaran pada
Kurikulum 2013 yaitu pembelajaran berbasis kompetensi dan peningkatan
keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan
mental (softskills) yang semuanya merupakan komponen dari life skills.
Kenyataan di lapangan menunjukkan proses pembelajaran yang terjadi
khususnya pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 3 Surakarta masih
banyak dilaksanakan dengan penyampaian dan penyajian informasi secara
verbal meskipun telah dilaksanakan dengan metode yang bervariasi. Hasil
observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran masih
berorientasi pada pencapaian hasil belajar kognitif dan life skills kurang
menjadi perhatian dalam pembelajaran sehingga life skills siswa kurang
berkembang. Hasil kajian perangkat pembelajaran menunjukkan bahwa
guru belum pernah mengembangkan perangkat pembelajaran bermuatan
life skills sehingga pengembangan perangkat pembelajaran Biologi yang
mengintegrasikan muatan life skills perlu dilakukan. Kondisi di lapangan
yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan
dengan kondisi ideal yang diharapkan. Kondisi idealnya yakni perangkat
pembelajaran yang dikembangkan guru seharusnya secara langsung
mengintegrasikan muatan-muatan life skills sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan dapat memberikan bekal life skills yang cukup bagi siswa.
Namun, pada kenyataannya belum ada perangkat pembelajaran khususnya
modul yang secara langsung mengintegrasikan muatan-muatan life skills
di dalamnya. Berdasarkan pengamatan studi dokumen pembelajaran dan
wawancara dengan guru Biologi di SMA Negeri 3 Surakarta diketahui
bahwa pendidikan life skills masih sangat kurang diberikan pada siswa
SMA terutama pada Mata Pelajaran Biologi. Salah satu permasalahan yang
paling mendasar adalah kurangnya pemahaman guru mengenai
x
pengintegrasian life skills pada Mata Pelajaran Biologi dalam bentuk
perangkat pembelajaran Biologi yang bermuatan life skills. Guru masih
mengalami kesulitan dalam merancang perangkat pembelajaran
berorientasi life skills dan memahami aspek-aspek life skills dalam setiap
mata pelajaran (Masitoh, Dewi, Alinawati, & Permasih, 2009; Zuhroh,
2009). Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan melalui
pengembangan dalam rangka mewujudkan desain perangkat pembelajaran
yang secara khusus dikembangkan untuk memfasilitasi pengembangan life
skills siswa. Merujuk pada pernyataan tersebut, pengembangan
diwujudkan dalam bentuk memproduksi perangkat pembelajaran Biologi
yang dapat digunakan sebagai panduan guru dalam mengintegrasikan
muatan-muatan life skills dalam perangkat pembelajaran. Pengembangan
perangkat pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan muatan life
skills ke dalam muatan wajib mata pelajaran Biologi, yang tentunya
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran. Integrasi life skills
dalam perangkat pembelajaran Biologi dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi dan menentukan jenis life skills yang akan dikembangkan
dalam perangkat pembelajaran tersebut sesuai dengan materi atau topik
yang akan dikembangkan. Berdasarkan hasil analisis tersebut kemudian
dilakukan identifi kasi standar kompetensi dan kompetensi dasar dan
bahan kajian/materi pembelajaran yang kemudian dilanjutkan dengan
mengembangkan indikator, kegiatan pembelajaran yang bermuatan life
skills, bahan atau alat dan sumber belajar yang digunakan serta
mengembangkan alat penilaian yang sesuai dengan aspek life skills
(Depdiknas, 2003). Perangkat pembelajaran bermuatan life skills harus
didukung model pembelajaran yang dapat melatihkan siswa untuk
memecahkan masalah seperti yang dialami di dunia nyata. Oleh karena itu,
pembelajaran yang memungkinkan adalah pembelajaran yang kontekstual
dengan prosedur ilmiah (Sutman, Schmuckler, & Woodfi eld, 2010;
Callahan & Leonard, 1992).
xi
2.3 Keterampilan Hidup Penting Dalam Desain Perangkat Berorientasi
Life Skills Dan Pengukurannya
xii
2). Melibatkan pengguna dalam proses desain perangkat dapat membantu
.untuk memahami perspektif pengguna, serta mendapatkan umpan balik
.tentang fitur dan fungsi yang dirancang. Hal ini dapat membantu untuk
.meningkatkan kualitas perangkat dan memastikan bahwa perangkat
.tersebut memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna.
xiii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, P., Muhdhar, M., & Amin, M. (2017). Integrasi muatan life skills pada
modul materi lingkungan Untuk meningkatkan hasil belajar. Jurnal
Kependidikan, 1(2), 1-14.
Shafiah, S., Salamah, S., & Salmah, S. (2019). Pengembangan Model Pendidikan
Keterampilan Hidup (Life Skills) Pada Kelompok Pondok Pesantren Se-
Kota Banjarmasin.
xv