Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PEMBELAJARAN BERORIENTASI LIFE SKILLS

DESAIN PERANGKAT BERORIENTASI LIFE SKILL

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V

JULITA PUSPITA A24120060

NI LUH APRIANI A24120027

IYANG GIOLOROSI A24121015

LARAS LAKSITA A24121096

DINDA AYU LESTARI A24121020

DHIMAS ARIF NURFACHRI A24120044

ANDINI RIZKI DAMAYANTI A24121049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul "Desain Perangkat Berorientasi Life Skill" ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang diberikan oleh Ibu Wahyuni N. Laratu, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata
kuliah Pembelajaran Berorientasi Life Skills. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Desain Perangkat Berorientasi Life
Skill dalam proses pembelajaran bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Mungkin dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat


kekurangan yang tidak kami sadari. Oleh karena itu, kami memohon maaf atas
segala kekurangan yang ada dalam makalah ini, dan mengharapkan kritik serta
saran yang membangun sebagai pembelajaran selanjutnya. Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Palu, 08 April 2023

Penyusun

Kelompok V

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah...........................................................................

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Desain Perangkat Untuk Mengembangkan Keterampilan


Hidup (Life Skill) Dalam Pendidikan......................................................

2.2 Integrasi Elemen Life Skill Dalam Desain Perangkat............................

2.3 Keterampilan Hidup Penting Dalam Desain Perangkat


Berorientasi Life Skills Dan Pengukurannya.........................................

2.4 Memenuhi Kebutuhan Dan Preferensi Pengguna Dalam


Desain Perangkat Berorientasi Life Skills...............................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

3.2 Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia pada zaman globalisasi ini menyebabkan


bertambah beratnya tantangan bagi para pelaku sejarah di zaman ini,
globalisasi akan berpengaruh pada suatu bangsa dan negara, masyarakat
bahkan individu dalam masyarakat. Bagi bangsa Indonesia globalisasi
berperanan penting bagi kelangsungan hidup bangsa karena mampu
membantu masyarakat dalam upaya mencapai kesejahteraan hidupnya, hal
ini mengharuskan kita mengikuti perkembangan dan mampu bersaing di
dalamnya.

Landasan Yuridis Pendidikan Life skills mengacu pada Undang-


undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Menurut UU Sisdiknas 2003 No 20 pasal 26 ayat (3) yaitu:
Pendidikan kecakapan hidup (life skill) adalah pendidikan yang
memberikan kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan intelektual
dan kecakapan vokasional untuk bekerja atau usaha mandiri.” Pada pasal 1
ayat (1) dijelaskan pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Jadi pada akhirnya tujuan pendidikan adalah
membantu peserta didik agar nantinya mampu meningkatkan dan
mengembangkan dirinya sebagai pribadi dan anggota masyarakat dalam
kehidupan nyata. Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas merupakan akar dari semua persoalan bangsa kita. Untuk

iv
mengatasi permasalahan tersebut, maka harus diambil langkah-langkah
jangka panjang seperti, membangun dan mengembangkan mental SDM
yang mandiri, dan berjiwa kompetitif. Dewasa ini, banyak out put lembaga
pendidikan yang kurang produktif. Tingginya angka pengangguran dari
kalangan terdidik yang setiap tahunnya meningkat. Deputi Neraca dan
Analisis Statistik BPS, Suhariyanto mengungkapkan, Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) pada bulan kedelapan tahun ini sebanyak
7,56 juta orang atau 6,18 persen. Angka tersebut naik dari periode yang
sama 2014 sebesar 5,94 persen atau 7,24 juta orang. “Jadi angka
pengangguran naik 320 ribu jiwa selama setahun dari Agustus 2014 ke
periode yang sama 2015,” ucap Suhariyanto saat Konferensi Pers
Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III di kantor BPS, Jakarta, Kamis
(5/11/2015).

1.2 Rumusan Masalah

a. Desain perangkat untuk mengembangkan keterampilan hidup (life


skills) dalam pendidikan
b. Integrasi elemen life skills dalam desain perangkat
c. Keterampilan hidup penting dalam desain perangkat berorientasi life
skills dan pengukurannya
d. Memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna dalam desain
perangkat berorientasi life skills

1.3 Tujuan Penulisan

a. Bagaimana desain perangkat untuk mengembangkan keterampilan


hidup (life skills) dalam pendidikan?
b. Bagaimana integrasi elemen life skills dalam desain perangkat?
c. Apa saja keterampilan hidup yang paling penting dalam desain
perangkat berorientasi life skills dan bagaimana mengukur
kemampuan pengguna dalam menguasainya?

v
d. Bagaimana memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna dalam
desain perangkat berorientasi life skills?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Desain Perangkat Untuk Mengembangkan Keterampilan Hidup (Life


Skill) Dalam Pendidikan

Pendidikan kecakapan hidup sudah menjadi suatu kebijakan seiring


dengan berlakunya standar isi dan standar kompetensi lulusan. Standar isi
dan standar kompetensi lulusan tersebut menjadi acuan daerah/sekolah
dalam mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada
masing-masing jenjang pendidikan. Oleh karena itu, pengembangan
kecakapan hidup dengan sendirinya harus mengacu kepada standar-standar
yang telah ditetapkan pemerintah. Langkah-langkah yang ditempuh dalam
penyusunan program pembelajaran sebagai berikut:

1). Mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar

2). Mengidentifikasi bahan kajian/materi pembelajaran

3). Mengembangkan indikator

4)..Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang bermuatan kecakapan


.hidup

5). Menentukan bahan/alat/sumber yang digunakan

6)..Mengembangkan alat penilaian yang sesuai dengan aspek kecakapan


.hidup.

Program pembelajaran tertulis dikembangkan dalam bentuk


silabus. Pengembangan silabus dapat menjadi salah satu desain perangkat

vi
yang berorientasi pada pengembangan keterampilan hidup atau life skills.
Silabus dapat dirancang untuk mengajarkan keterampilan hidup yang
penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti keterampilan komunikasi,
keterampilan pemecahan masalah, keterampilan manajemen waktu, dan
keterampilan sosial. Pengembangan silabus yang berorientasi pada
keterampilan hidup harus melibatkan pembelajaran yang praktis dan
terintegrasi dengan situasi kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan
dengan menyesuaikan metode pembelajaran, seperti dengan memberikan
tugas-tugas praktis, simulasi, role play, dan diskusi kelompok. Selain itu,
pengembangan silabus berorientasi pada keterampilan hidup juga harus
memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa. Silabus yang baik harus
mampu menyesuaikan dengan tingkat keterampilan dan kemampuan
siswa, serta memperhitungkan faktor budaya, lingkungan, dan sosial yang
mempengaruhi siswa. Dalam pengembangan silabus yang berorientasi
pada keterampilan hidup, penting untuk melibatkan pengguna atau siswa
dalam proses perancangan dan evaluasi untuk memastikan bahwa silabus
tersebut relevan, bermanfaat, dan efektif dalam membantu pengembangan
keterampilan hidup yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pembelajaran/bahan kajian, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk proses penilaian. Dalam mengembangkan
silabus dan perangkat lainnya mengacu pada standar isi yang ditetapkan
oleh BSNP. Langkah-langkah pengembangan silabus secara umum
mencakup:

1). Menentukan standar kompetensi (SK)

2). Menentukan kompetensi dasar (KD)

3). Mengembangkan indikator, sebagai penjabaran dari SK dan KD

4). Menentukan materi pembelajaran

vii
5)..Merumuskan dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang
.berorientasi kecakapan hidup

6). Mempertimbangkan alokasi waktu

7). Menentukan media/alat/sumber/bahan yang sesuai

8). Menentukan jenis dan bentuk penilaian.

Pendidikan kecakapan hidup dikembangkan dengan memperhatikan


beberapa hal berikut:

1)..Pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh baik keimanan,


..ketaqwaan, dan akhlak mulia

2)..Mengakomodasi semua mata pelajaran untuk dapat menunjang


peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia, serta meningkatkan
toleransi dan kerukunan antar umat beragama

3). Memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat dan bakat,


kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik peserta
didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya

4). Sesuai tuntutan dunia kerja dan kebutuhan kehidupan

5). .Kecakapan-kecakapan yang perlu dikembangkan


mencakup:kecakapan personal, sosial, akademis, dan vokasional

6). Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

7). Mempertimbangkan lima kelompok mata pelajaran berikut:

a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi,

d. Kelompok mata pelajaran estetika;

e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

viii
Pada hakekatnya pendidikan kecakapan hidup ini membantu dan
membekali peserta didik dalam pengembangan kemampuan belajar,
menyadari dan mensyukuri potensi diri, berani menghadapi problema
kehidupan, serta mampu memecahkan persoalan secara kreatif. Pendidikan
kecakapan hidup bukan mata pelajaran baru, akan tetapi sebagai alat dan
bukan sebagai tujuan. Penerapan konsep pendidikan kecakapan hidup
terkait dengan kondisi peserta didik dan lingkungannya seperti substansi
yang dipelajari, karakter peserta didik, kondisi sekolah dan lingkungannya.
Aspek dasar yang harus dimiliki peserta didik pada jenjang pendidikan
TK/SD/SMP adalah kecakapan personal dan sosial yang sering disebut
sebagai kecakapan generik (generic life skill). Peserta didik pada usia
TK/SD/SMP tidak hanya membutuhkan kecakapan membaca-membaca-
berhitung, melainkan juga butuh suatu kecakapan lain yang mengajaknya
untuk cakap bernalar dan memahami kehidupan secara arif, sehingga pada
masanya peserta didik dapat berkembang, kreatif, produktif, kritis, jujur
untuk menjadi manusia-manusia yang unggul dan pekerja keras.
Pendidikan kecakapan hidup pada jenjang ini lebih menekankan kepada
pembelajaran akhlak sebagai dasar pembentukan nilai-nilai dasar
kebajikan (basic goodness), seperti: kejujuran, kebaikan, kepatuhan,
keadilan, etos kerja, kepahlawanan, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, serta kemampuan bersosialisasi.

2.2 Integrasi Elemen Life Skill Dalam Desain Perangkat

Penyusunan perangkat pembelajaran pada dasarnya merupakan


salah satu usaha untuk menyediakan kegiatan pembelajaran yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan potensi diri
sesuai dengan karakter dan kebutuhannya. Salah satu poin penting dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah pembudayaan,
pemberdayaan, dan pembentukan akhlak mulia, budi pekerti luhur, watak
kepribadian atau karakter unggul serta berbagai life skills. Pernyataan
tersebut sesuai dengan konsep perubahan paradigma pendidikan yang

ix
menyatakan bahwa pembelajaran harus berorientasi untuk membekali
siswa dengan kemampuan-kemampuan yang akan digunakan dalam
kehidupan sehari-hari (Kemdikbud, 2012). Kondisi ideal yang diharapkan
adalah pembelajaran yang dapat membekali siswa dengan berbagai life
skills. Hal ini juga untuk memenuhi tuntutan prinsip pembelajaran pada
Kurikulum 2013 yaitu pembelajaran berbasis kompetensi dan peningkatan
keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan
mental (softskills) yang semuanya merupakan komponen dari life skills.
Kenyataan di lapangan menunjukkan proses pembelajaran yang terjadi
khususnya pada Mata Pelajaran Biologi di SMA Negeri 3 Surakarta masih
banyak dilaksanakan dengan penyampaian dan penyajian informasi secara
verbal meskipun telah dilaksanakan dengan metode yang bervariasi. Hasil
observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran masih
berorientasi pada pencapaian hasil belajar kognitif dan life skills kurang
menjadi perhatian dalam pembelajaran sehingga life skills siswa kurang
berkembang. Hasil kajian perangkat pembelajaran menunjukkan bahwa
guru belum pernah mengembangkan perangkat pembelajaran bermuatan
life skills sehingga pengembangan perangkat pembelajaran Biologi yang
mengintegrasikan muatan life skills perlu dilakukan. Kondisi di lapangan
yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan
dengan kondisi ideal yang diharapkan. Kondisi idealnya yakni perangkat
pembelajaran yang dikembangkan guru seharusnya secara langsung
mengintegrasikan muatan-muatan life skills sehingga pembelajaran yang
dilaksanakan dapat memberikan bekal life skills yang cukup bagi siswa.
Namun, pada kenyataannya belum ada perangkat pembelajaran khususnya
modul yang secara langsung mengintegrasikan muatan-muatan life skills
di dalamnya. Berdasarkan pengamatan studi dokumen pembelajaran dan
wawancara dengan guru Biologi di SMA Negeri 3 Surakarta diketahui
bahwa pendidikan life skills masih sangat kurang diberikan pada siswa
SMA terutama pada Mata Pelajaran Biologi. Salah satu permasalahan yang
paling mendasar adalah kurangnya pemahaman guru mengenai

x
pengintegrasian life skills pada Mata Pelajaran Biologi dalam bentuk
perangkat pembelajaran Biologi yang bermuatan life skills. Guru masih
mengalami kesulitan dalam merancang perangkat pembelajaran
berorientasi life skills dan memahami aspek-aspek life skills dalam setiap
mata pelajaran (Masitoh, Dewi, Alinawati, & Permasih, 2009; Zuhroh,
2009). Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan melalui
pengembangan dalam rangka mewujudkan desain perangkat pembelajaran
yang secara khusus dikembangkan untuk memfasilitasi pengembangan life
skills siswa. Merujuk pada pernyataan tersebut, pengembangan
diwujudkan dalam bentuk memproduksi perangkat pembelajaran Biologi
yang dapat digunakan sebagai panduan guru dalam mengintegrasikan
muatan-muatan life skills dalam perangkat pembelajaran. Pengembangan
perangkat pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan muatan life
skills ke dalam muatan wajib mata pelajaran Biologi, yang tentunya
dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran. Integrasi life skills
dalam perangkat pembelajaran Biologi dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi dan menentukan jenis life skills yang akan dikembangkan
dalam perangkat pembelajaran tersebut sesuai dengan materi atau topik
yang akan dikembangkan. Berdasarkan hasil analisis tersebut kemudian
dilakukan identifi kasi standar kompetensi dan kompetensi dasar dan
bahan kajian/materi pembelajaran yang kemudian dilanjutkan dengan
mengembangkan indikator, kegiatan pembelajaran yang bermuatan life
skills, bahan atau alat dan sumber belajar yang digunakan serta
mengembangkan alat penilaian yang sesuai dengan aspek life skills
(Depdiknas, 2003). Perangkat pembelajaran bermuatan life skills harus
didukung model pembelajaran yang dapat melatihkan siswa untuk
memecahkan masalah seperti yang dialami di dunia nyata. Oleh karena itu,
pembelajaran yang memungkinkan adalah pembelajaran yang kontekstual
dengan prosedur ilmiah (Sutman, Schmuckler, & Woodfi eld, 2010;
Callahan & Leonard, 1992).

xi
2.3 Keterampilan Hidup Penting Dalam Desain Perangkat Berorientasi
Life Skills Dan Pengukurannya

Keterampilan hidup sangat penting dalam desain perangkat


berorientasi life skills karena perangkat tersebut dirancang untuk
membantu pengguna mengembangkan dan meningkatkan keterampilan
hidup yang dapat membantu mereka mengatasi tantangan dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa keterampilan hidup yang penting dalam desain
perangkat berorientasi life skills, antara lain:

1). Keterampilan mengenal diri, yaitu: mengenal kekuatan-kelemahan


diri, membangun kepercayaan diri, sadar diri (hak dan kewajiban),
mengelola perasaan (sedih, bahagia, stress), time management,
menentukan tujuan, membuat rencana dan evaluasi diri

2). Keterampilan mengambil keputusan, yaitu: mengumpulkan informasi,


membuat alternatif, menilai konsekuensi setiap keputusan, memilih
keputusan, juga mengevaluasi keputusan, dan

3). Keterampilan hidup bersama, yaitu: berkomunikasi dengan orang lain,


melakukan diskusi dan negosiasi, berempati, bekerjasama dengan
orang lain, membangun jejaring, juga kepemimpinan (Sumardiono,
2014).

2.4 Memenuhi Kebutuhan Dan Preferensi Pengguna Dalam Desain


Perangkat Berorientasi Life Skills

Untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna dalam desain


perangkat berorientasi life skills, ada beberapa hal yang dapat dilakukan:

1). Mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi pengguna. Misalnya dengan


.melakukan penelitian dan observasi untuk memahami kebutuhan dan
.preferensi pengguna perangkat. Hal ini dapat membantu untuk
.merancang fitur dan fungsi yang sesuai dengan kebutuhan dan
preferensi .pengguna

xii
2). Melibatkan pengguna dalam proses desain perangkat dapat membantu
.untuk memahami perspektif pengguna, serta mendapatkan umpan balik
.tentang fitur dan fungsi yang dirancang. Hal ini dapat membantu untuk
.meningkatkan kualitas perangkat dan memastikan bahwa perangkat
.tersebut memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna.

3)..Memahami karakteristik pengguna, seperti usia, tingkat pendidikan,


.keahlian, dan minat, dapat membantu untuk menyesuaikan perangkat
.dengan kebutuhan dan preferensi pengguna. Hal ini dapat membantu
.untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perangkat.

4)..Merancang perangkat yang mudah digunakan dan dipahami oleh


.pengguna dapat membantu meningkatkan kegunaan perangkat dan
.memastikan bahwa pengguna dapat menggunakan perangkat dengan
.mudah dan tanpa kesulitan.

5)..Menggunakan teknologi yang .sesuai dan tepat dapat membantu


.meningkatkan efektivitas dan efisiensi .perangkat. Selain itu, teknologi
.juga dapat membantu memenuhi .kebutuhan dan preferensi pengguna,
.seperti penggunaan audio atau .visual yang membantu untuk
memahami .materi yang disajikan.

xiii
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengembangan silabus dapat menjadi salah satu desain perangkat


yang berorientasi pada pengembangan keterampilan hidup atau life skills.
Silabus dapat dirancang untuk mengajarkan keterampilan hidup yang
penting dalam kehidupan sehari-hari, seperti keterampilan komunikasi,
keterampilan pemecahan masalah, keterampilan manajemen waktu, dan
keterampilan sosial.

Perangkat pembelajaran bermuatan life skills harus didukung


model pembelajaran yang dapat melatihkan siswa untuk memecahkan
masalah seperti yang dialami di dunia nyata. Oleh karena itu, pembelajaran
yang memungkinkan adalah pembelajaran yang kontekstual dengan
prosedur ilmiah (Sutman, Schmuckler, & Woodfi eld, 2010; Callahan &
Leonard, 1992).

Beberapa keterampilan hidup yang penting dalam desain perangkat


berorientasi life skills, antara lain: keterampilan mengenal diri,
keterampilan mengambil keputusan, dan keterampilan hidup Bersama.

3.2 Saran

Makalah ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, maka


untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca.

xiv
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, P., Muhdhar, M., & Amin, M. (2017). Integrasi muatan life skills pada
modul materi lingkungan Untuk meningkatkan hasil belajar. Jurnal
Kependidikan, 1(2), 1-14.

Desmawati, L., Suminar, T., & Budiartati, E. (2020). Penerapan Model


Pendidikan Kecakapan Hidup pada Program Pendidikan Kesetaraan di Kota
Semarang. Edukasi, 14(1).

Normawati, N. (2016). Pengembangan instrumen life skills siswa. Jurnal


Evaluasi Pendidikan, 7(2), 130-143.

Shafiah, S., Salamah, S., & Salmah, S. (2019). Pengembangan Model Pendidikan
Keterampilan Hidup (Life Skills) Pada Kelompok Pondok Pesantren Se-
Kota Banjarmasin.

Wicaksana, E. J., Fitrihidajati, H., & Kuntjoro, S. (2016). Analisis kebutuhan


pembelajaran berorientasi kecakapan hidup (life skill) melalui
pengembangan lembar kegiatan siswa (lks) untuk pembelajaran ipa di
sekolah menengah atas. Prosiding Ilmu Pendidikan, 1(2).

xv

Anda mungkin juga menyukai