Disusun oleh:
Kelompok VI
Kelas :
4 Penejemen Pendidikan Islam C
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.
Kelompok VI
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………….… 2
A. Kesimpulan ………………………………………………………………..…….…12
B. Saran …………………………………………………………………………………..13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
adalahseberapa tinggi tingkat atau derajad dimana pelajaran mudah bagi
peserta didik (Slavin, 1994). 1
a. Keteladanan
Mendukung terlaksananya pendidikan karakter, satuan pendidikan
formal dan nonformal harus dikondisikan sebagai pendukung utama
kegiatan serta menunjukkan keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai
karakter yang ingin dikembangkan. Keteladanan juga dapat ditunjukkan
dalam prilaku dan sikap pendidik dan tenaga kependidikan dalam
1
Punaji Setyosari, menciptakan pembelajaran yang efektif dan berkualitas,Jurnal Inovasi dan
Teknologi Pembelajaran,(Malang , Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014)hal23-24.
2
Yusuf c, Pendidikan Berkarakter, Tujuan dan Contoh Materinya,.
https://edumasterprivat.com/pendidikan-berkarakter-tujuan-dan-
contoh/#:~:text=Apa%20Itu%20Pendidikan%20Berkarakter&text=Pendidikan%20atau%20pem
belajaran%20berkarakter%20kadang,sempurna%20secara%20personal%20secara%20berkesi
nambungan. 3 februari 2022.
4
memberikan contoh tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan
menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya.
b. Pembelajaran
Pembelajaran karakter dilakukan melalui berbagai kegiatan dikelas,
disatuan pendidikan formal dan nonformal, serta di luar satuan pendidikan.
1) Di kelas, pendidikan karakter dilaksanakan melalui proses belajar setiap
materi pelajaran atau kegiatan yang dirancang khusus.
2) Di satuan pendidikan formal dan nonformal, pembelajaran karakter
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan satuan pendidikan formal dan
nonformal yang diikuti seluruh peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan.
3) Di luar satuan pendidikan formal dan nonformal, pembelajaran karakter
dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakulikuler dan kegiatan lain yang diikuti
oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang satuan pendidikan
formal dan nonformalsejak awal tahun pelajaran atau program
pembelajarandan dimasukkan ke dalam kalender akademik.
5
Teoritis: teori tentang otak,psikologis, pendidikan, nilai dan moral, serta
sosiokultural; (3) empiris: berupapengalaman dan praktik terbaik, antara
lain tokoh-tokoh, satuan pendidikanformal dan nonformal unggulan,
pesantren, kelompok kultural, dll.
d. Penguatan
Penguatan sebagai respon dari pendidikan karakter perlu dilakukan
dalam jangka panjang dan berulang terus-menerus. Penguatan dimulai dari
lingkungan terdekat dan meluas pada lingkungan yang lebih luas.
Disamping pembelajaran dan pemodelan, penguatan merupakan bagian
dari proses intervensi. Penguatan juga dapat terjadi dalam proses habituasi.
Hal itu akhirnya akan membentuk karakter yang akan terintegrasi melalui
proses internalisasi dan personalisasi pada diri masinbg-masing individu.
Penguatan dapat juga dilakukan dalam berbagai bentuk termasuk penataan
lingkungan belajar dalam satuan pendidikan formal dan nonformal yang
menyentuh dan membangkitkan karakter. Berbagai penghargaan perlu
diberikan kepada satuan pendidikan formal dan nonformal, pendidik,
tenaga kependidikan, atau peserta didik untuk semakin menguatkan
dorongan, ajakan, dan motivasi pengembangan karakter.
e. Penilaian
Pada dasarnya, penilaian terhadap pendidikan karakter dapat
dilakukan terhadap kinerja pendidik, tenaga pendidik, tenaga kependidikan,
dan peserta didik. Kinerja pendidik dapat dilihat dari berbagai hal terkait
dengan berbagai aturan yang melekat pada diri pegawai, antara lain:
1) Hasil kerja: kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu penyelesaian
kerja, kesesuaian dengan prosedur
2) Komitmen kerja: inisiatif, kualitas kehadiran, kontribusi terhadap
keberhasilan kerja, kesediaan melaksanakan tugas dari pimpinan
3) Hubungan kerja: kerja sama, integritas, pengendalian diri, kemampuan
6
mengarahkan dan memberikan inspirasi bagi orang lain. 3
1.Prosedur pembelajaran
a. Pendahuluan
Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang
dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, yaitu :
a) Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran; meliputi: membina
keakraban, menciptakan kesiapan belajar peserta didik dan
menciptakan suasana belajar yang demokratis.
b) Apersepsi meliputi: kegiatan mengajukan pertanyaan untuk
mengaitkan materi yang akan dibelajarkan dengan materi atau
pengetahuan yang telah dikuasai siswa sebelumnya,
memberikan komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik
dan membangkitkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mencapai
tujuan pembelajaran atau proses untuk pencapaian kompetensi, yang
3
Euis puspitasari,pendekatan pendidikan karakter,Jurnal Edueksos Vol III No 2,( cirebon Juli-
Desember 2014)hal 48-49.
7
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, degan
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
pesertadidikdan materi pelajaran Udin S. Winataputra, dkk. (2003)
mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan inti, yaitu : (1)
menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, baik secara lisan maupun tulisan,
(2) menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh, dan (3)
membahas materi.
2. Pembentukan karakter
a. Pengenalan
4
Akhmad sudrajat,prosedur pembelajaran,
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/02/prosedur-pembelajaran/ (2 agustus 2008).
8
Maksud dari pengenalan ini adalah seorang anak diperkenalkan
tentang hal – hal positif / hal – hal yang baik dari lingkungan, maupun
keluarga. Contohnya anak diajarkan tentang kejujuran, tenggang rasa,
gotong royong, bertanggung jawab dan sebagainya. Tahapan ini bertujuan
untuk menanamkan hal positif dalam memorinya.
b. Pemahaman
c. Penerapan
Setelah si anak telah paham tentang perbuatan baik yang telah kita
ajarkan langkah yang selanjutnya adalah penerapan. Maksud dari
penerapan disini adalah kita memberikan kesempatan pada anak untuk
menerapkan perbuatan baik yang telah kita ajarkan.
e. Pembudayaan
9
keluarga. Adanya hukuman jika tidak ikut pembudayaan tersebut akan
memunculkan motivasi untuk ikut dan berperan serta dalam pembudayaan
karakter yang baik dan positif dalam masyarakat.
5
Afid burhanuddin,tahapan pembentukan karakter,
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2015/01/17/tahapan-pembentukan-karakter/ ( 17
januari 2015).
10
mereka pupuk agar menjadi sebuah kebiasaan yang baik dan karakter
kepribadian. Oleh karena itu, marilah kita berorganisasi dengan baik agar
sesuai dengan harapan kita mengikuti organisasi dan mampu berkontribusi
6
dalam mengembangkan organisasi yang kita ikuti.
6
Khoirunsk, Peran Organisasi, Pembentuk Karakter dalam Pendidikan, Peran Organisasi,
Pembentuk Karakter dalam Pendidikan
https://www.kompasiana.com/khoirunskkhoirunsk3208/5f789ce1d541df727d1b5d53/peran-
organisasi-sebagai-pembentuk-karakter-dalam-pendidik ( 2 juni 2021).
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
kepribadian. Oleh karena itu, marilah kita berorganisasi dengan baik agar
sesuai dengan harapan kita mengikuti organisasi dan mampu berkontribusi
dalam mengembangkan organisasi yang kita ikuti.
B. SARAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14