Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER

PANDUAN PEMBELAJARAN KARAKTER

Dosen: Aris Munandar ,S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok VI

Rita Maftuha (2020.153.1393)


Serli Pitriyani Silitonga (2020.153.1395)
Siti Maspiah (2020.153.1399)

Kelas :
4 Penejemen Pendidikan Islam C

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NUASANTARA BATANG HARI
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih
jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-
hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Muara Bulian,9 april 2022

Kelompok VI

ii
DAFTAR ISI

KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN ……………………..…………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………….…… ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………...………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….1

A. Latar Belakang ……………………………………..…….……………….…….. 1

B. Rumusan Masalah ………………………….…….……………..……….…... 1

C. Tujuan Masalah……………………………………………………………….… 2

BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………..………………… 3

A. pembelajaran efektif dan berkarakter…………………………..…3

B. pendekatan pembelajaran berkarakter……………………………4

C. prosedur pembelajaran dan pembentukan karakter……………..7

D. organisasi pembelajaran berkarakter……………………….…….10

BAB III PENUTUP ………………………………………………………..…………..….12

A. Kesimpulan ………………………………………………………………..…….…12
B. Saran …………………………………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………....

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan suatu system yang teratur dan mengemban misi


yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang bertalian dg perkembangan fisik,
kesehatan, keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial sampai kepada masalah
kepercayaan atau keimanan. Hal ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu
lembaga pendidikan formal mempunyai suatu muatan beban yang cukup berat
dalam melaksanakan misi pendidikan tersebut.Dari situ lah panduan pembelajaran
sangat di butuhkan oleh pendidik dan peserta didik ,agar lebih memahami proses
yang ada di dalam pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan
nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di
setiap jenjang, termasuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) harus diselenggarakan
secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan
pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral,
sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Ternyata kesuksesan seseorang
tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard
skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen
oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses
di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft
skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter
peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana supaya pembelajaran efektif dan berkarakter?

2. Bagaimana pendekatan pembelajaran berkarakter?

3. Apa saja prosedur pembelajaran dan pembentukan karakter?

4. Apa organisasi pembelajaran berkarakter?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui supaya pembelajaran efektif dan berkarakter.

2. Untuk mengetahui pendekatan pembelajaran berkarakter.

3. Untuk mengetahui prosedur pembelajaran dan pembentukan karakter.

4. Untuk mengetahui apa organisasi pembelajaran berkarakter.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Efektif dan Berkarakter

Pembelajaran efektif sesungguhnya terkait dengan aspek-aspek


pembelajaran dan seberapa kemampuan guru menentukan suatu
pengalaman belajar yang mengarah pada pencapaian hasil (belajar) yang
diharapkan. Agar supaya hal ini bisa terwujud, maka setiap peserta didik
harus dilibatkan dalam aktivitas pembelajaran. Kyriacou (2009)
menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif dapat didefinisikan sebagai
pembelajaran yang berhasil mencapai tujuan belajar peserta didik
sebagaimana yang diharapkan oleh guru. Sedikitnya ada dua unsur pokok
dalam pembelajaran yang efektif, yaitu 1) guru harus memiliki suatu
gagasan jelas tentang tujuan belajar yang diharapkan dan 2) pengalaman
belajar yang direncanakan dan disampaikan dapat tercapai.

Berbicara masalah kualitas tentu sangat terkait dengan seberapa


besar layanan yang kita berikan kepada peserta didik. Kita tidak bisa
menuntut banyak kepada peserta didik, jika layanan yang kita berikan
sangat terbatas. Artinya, layanan belajar yang kita berikan seharusnya
memberikan peluang besar bagi perkembangan keseluruhan aspek peserta
didik. Kualitas pembelajaran merujuk pada aktivitas-aktivitas yang kita
rancang dan tindakan-tindakan yang kita lakukan dan dilakukan oleh
peserta didik, termasuk di dalamnya bahanbahan atau pengalaman belajar
(kurikulum) serta media yang kita gunakan. Jika pembelajaran yang kita
lakukan berkualitas, maka bahan atau informasi yang disajikan kepada
peserta didik mudah dipahami, mudah diingat dan diaplikasikan oleh
peserta didik. Hal yang terpenting tentang kualitas pembelajaran

3
adalahseberapa tinggi tingkat atau derajad dimana pelajaran mudah bagi
peserta didik (Slavin, 1994). 1

Pendidikan atau pembelajaran berkarakter kadang juga disebut


sebagai pendidikan karakter adalah upaya untuk menghasilkan manusia
sejati. Pembelajaran karakter adalah sebuah sarana untuk menjadikan diri
sebagai pribadi sempurna secara personal secara berkesinambungan.
Di tengah persaingan dunia kerja dan dunia usaha yang sangat ketat
membuat setiap orang perlu mengikuti pendidikan karakter yang baik.
Pendidikan karakter tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Hasil dari
pendidikan karakter tidak bisa didapatkan secara instan. Pendidikan
terbaik ini memerlukan proses yang panjang dan berkesinambungan.
Pendidikan karakter memiliki tujuan yang mulia yaitu mewujudkan
manusia yang sempurna dan menuju ke kehidupan baik. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa salah satu kunci sukses dalam hidup adalah
mempunyai karakter yang baik. Orang sukses umumnya mempunyai
karakter-karakter yang baik yang menghantarkannya kepada kesuksesan.2

B. Pendekatan Pembelajaran Berkarakter

a. Keteladanan
Mendukung terlaksananya pendidikan karakter, satuan pendidikan
formal dan nonformal harus dikondisikan sebagai pendukung utama
kegiatan serta menunjukkan keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai
karakter yang ingin dikembangkan. Keteladanan juga dapat ditunjukkan
dalam prilaku dan sikap pendidik dan tenaga kependidikan dalam

1
Punaji Setyosari, menciptakan pembelajaran yang efektif dan berkualitas,Jurnal Inovasi dan
Teknologi Pembelajaran,(Malang , Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014)hal23-24.
2
Yusuf c, Pendidikan Berkarakter, Tujuan dan Contoh Materinya,.
https://edumasterprivat.com/pendidikan-berkarakter-tujuan-dan-
contoh/#:~:text=Apa%20Itu%20Pendidikan%20Berkarakter&text=Pendidikan%20atau%20pem
belajaran%20berkarakter%20kadang,sempurna%20secara%20personal%20secara%20berkesi
nambungan. 3 februari 2022.

4
memberikan contoh tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan
menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya.

b. Pembelajaran
Pembelajaran karakter dilakukan melalui berbagai kegiatan dikelas,
disatuan pendidikan formal dan nonformal, serta di luar satuan pendidikan.
1) Di kelas, pendidikan karakter dilaksanakan melalui proses belajar setiap
materi pelajaran atau kegiatan yang dirancang khusus.
2) Di satuan pendidikan formal dan nonformal, pembelajaran karakter
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan satuan pendidikan formal dan
nonformal yang diikuti seluruh peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan.
3) Di luar satuan pendidikan formal dan nonformal, pembelajaran karakter
dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakulikuler dan kegiatan lain yang diikuti
oleh seluruh atau sebagian peserta didik, dirancang satuan pendidikan
formal dan nonformalsejak awal tahun pelajaran atau program
pembelajarandan dimasukkan ke dalam kalender akademik.

c. Pemberdayaan dan Pembudayaan


Pengembangan nilai atau karakter dapat dilihat pada dua latar, yaitu
pada latar makro dan latar mikro. Latar makro bersifat nasional yang
mencakup keseluruhan konteks perencanaan dan implementasi
pengembangan nilai ataukarakter yang melibatkan seluruh pemangku
kepentingan pendidikan nasional.

Secara makro pengembangan karakter dibagi dalam tiga tahap,


yakni perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Pada tahap
perencanaan dikembangkan perangkat karakter yang digali,
dikristalisasikan,dan dirumuskan dengan menggunakan berbagai sumber,
antara lain pertimbangan(1) filosofis: Pancasila, UUD 1945, dan UU No 20
tahun 2003 besertaketentuan perundang-undangan turunannya; (2)

5
Teoritis: teori tentang otak,psikologis, pendidikan, nilai dan moral, serta
sosiokultural; (3) empiris: berupapengalaman dan praktik terbaik, antara
lain tokoh-tokoh, satuan pendidikanformal dan nonformal unggulan,
pesantren, kelompok kultural, dll.

d. Penguatan
Penguatan sebagai respon dari pendidikan karakter perlu dilakukan
dalam jangka panjang dan berulang terus-menerus. Penguatan dimulai dari
lingkungan terdekat dan meluas pada lingkungan yang lebih luas.
Disamping pembelajaran dan pemodelan, penguatan merupakan bagian
dari proses intervensi. Penguatan juga dapat terjadi dalam proses habituasi.
Hal itu akhirnya akan membentuk karakter yang akan terintegrasi melalui
proses internalisasi dan personalisasi pada diri masinbg-masing individu.
Penguatan dapat juga dilakukan dalam berbagai bentuk termasuk penataan
lingkungan belajar dalam satuan pendidikan formal dan nonformal yang
menyentuh dan membangkitkan karakter. Berbagai penghargaan perlu
diberikan kepada satuan pendidikan formal dan nonformal, pendidik,
tenaga kependidikan, atau peserta didik untuk semakin menguatkan
dorongan, ajakan, dan motivasi pengembangan karakter.

e. Penilaian
Pada dasarnya, penilaian terhadap pendidikan karakter dapat
dilakukan terhadap kinerja pendidik, tenaga pendidik, tenaga kependidikan,
dan peserta didik. Kinerja pendidik dapat dilihat dari berbagai hal terkait
dengan berbagai aturan yang melekat pada diri pegawai, antara lain:
1) Hasil kerja: kualitas kerja, kuantitas kerja, ketepatan waktu penyelesaian
kerja, kesesuaian dengan prosedur
2) Komitmen kerja: inisiatif, kualitas kehadiran, kontribusi terhadap
keberhasilan kerja, kesediaan melaksanakan tugas dari pimpinan
3) Hubungan kerja: kerja sama, integritas, pengendalian diri, kemampuan

6
mengarahkan dan memberikan inspirasi bagi orang lain. 3

C. Prosedur Pembelajaran dan Pembentukan Karakter.

1.Prosedur pembelajaran

a. Pendahuluan
Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang
dilakukan dalam kegiatan pendahuluan, yaitu :
a) Menciptakan Kondisi Awal Pembelajaran; meliputi: membina
keakraban, menciptakan kesiapan belajar peserta didik dan
menciptakan suasana belajar yang demokratis.
b) Apersepsi meliputi: kegiatan mengajukan pertanyaan untuk
mengaitkan materi yang akan dibelajarkan dengan materi atau
pengetahuan yang telah dikuasai siswa sebelumnya,
memberikan komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik
dan membangkitkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hal senada disampaikan oleh Depdiknas (2003) bahwa dalam kegiatan


pendahuluan, perlu dilakukan pemanasan dan apersepsi, didalamnya
mencakup: (1) bahwa pelajaran dimulai dengan hal-hal yang diketahui dan
dipahami peserta didik; (2) motivasi peserta didik ditumbuhkan dengan
bahan ajar yang menarik dan berguna bagi peserta didik; dan (3) peserta
didik didorong agar tertarik untuk mengetahui hal-hal yang baru.

b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mencapai
tujuan pembelajaran atau proses untuk pencapaian kompetensi, yang

3
Euis puspitasari,pendekatan pendidikan karakter,Jurnal Edueksos Vol III No 2,( cirebon Juli-
Desember 2014)hal 48-49.

7
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, degan
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik
pesertadidikdan materi pelajaran Udin S. Winataputra, dkk. (2003)
mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan inti, yaitu : (1)
menyampaikan tujuan yang ingin dicapai, baik secara lisan maupun tulisan,
(2) menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh, dan (3)
membahas materi.

C. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran


Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang
dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran, yaitu: (a)
penilaian akhir; (b) analisis hasil penilaian akhir; (c) tindak lanjut; (d)
mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang;
dan (e) menutup kegiatan pembelajaran.
Mulyasa (2003) mengemukakan dua kegiatan pokok pada akhir
pembelajaran, yaitu : (a) pemberian tugas dan (b) post tes. Sementara itu,
Depdiknas (2003) mengemukakan dalam kegiatan akhir perlu dilakukan
penilaian formatif, dengan memperhatikan hal-hal berikut: (a) kembangkan
cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik; (b) gunakan hasil
penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan peserta didik
dan masalah-masalah yang dihadapi guru; dan (c) cari metodologi yang
paling tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.4

2. Pembentukan karakter

a. Pengenalan

4
Akhmad sudrajat,prosedur pembelajaran,
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/02/prosedur-pembelajaran/ (2 agustus 2008).

8
Maksud dari pengenalan ini adalah seorang anak diperkenalkan
tentang hal – hal positif / hal – hal yang baik dari lingkungan, maupun
keluarga. Contohnya anak diajarkan tentang kejujuran, tenggang rasa,
gotong royong, bertanggung jawab dan sebagainya. Tahapan ini bertujuan
untuk menanamkan hal positif dalam memorinya.

b. Pemahaman

Selanjutnya adalah pemahaman, maksud dari pemahaman disini


adalah kita memberikan pengarahan atau pengertian tentang perbuatan
baik yang sudah kita kenalkan kepada si anak. Tujuannya agar dia tahu dan
mau melakukan hal tersebut dalam keluarga ataupun dalam masyarakat

c. Penerapan

Setelah si anak telah paham tentang perbuatan baik yang telah kita
ajarkan langkah yang selanjutnya adalah penerapan. Maksud dari
penerapan disini adalah kita memberikan kesempatan pada anak untuk
menerapkan perbuatan baik yang telah kita ajarkan.

d. Pengulangan atau Pembiasaan


Maksud dari pengulangan disini adalah setelah si anak telah paham
dan menerapkan perbuatan baik yang telah kita kenalkan kemudian kita
lakukan pembiasaan, dengan cara melakakuan hal baik tersebut secara
berualang ulang agar si anak terbiasa melakukan hal baik tersebut.

e. Pembudayaan

Pembudayaan disini harus diikuti dengan adanya peran serta


masyarakat untuk ikut melakukan dan medukung terciptanya pembentukan
karakter baik yang telah diterapkan dalam masyarakat maupun di dalam

9
keluarga. Adanya hukuman jika tidak ikut pembudayaan tersebut akan
memunculkan motivasi untuk ikut dan berperan serta dalam pembudayaan
karakter yang baik dan positif dalam masyarakat.

f. Internalisasi menjadi karakter

Karakter seseorang akan semakin kuat jika ikut didorong adanya


suatu ideologi atau believe. Jika semua sudah tercapai maka akan ada
kesadaran dalam diri seseorang untuk melakukan hal yang baik tersebut
tanpa adanya paksaan atau dorongan untuk melakukannya. Selain itu
adanya faktor internal dalam masyarakat atau keluarga akan
mempengaruhi karakter seseorang.5

D. Organisasi Pendidikan Karakter

Di era saat ini organisasi sangat diperlukan untuk membentukan


karakter seorang mahasiswa agar tetap sesuai dengan karakter bangsa.
Dimana karakter bangsa yang diterapkan dalam organisasi antara lain,
sikap kekeluargaan, kerjasama, gotong royong, peduli, kepemimpinan dan
tanggung jawabkan.

Sikap-sikap tersebut di dalam sebuah organisasi akan dilakukan


secara real dengan melalui penyelenggaraan sebuah kegiatan atau acara,
dimana didalamnya harus menerapkan sikap tersebut agar sebuah tujuan
atau acara dalam organisasi terwujud dengan baik dan dengan otomatis
seseorang yang mengikuti organisasi akan memiliki karakter dalam
organisasi. Entah itu berubah karakter seperti apa itu tergantung pada
proses yang ia jalani saat mengikuti sebuah organisasi. Namun, pastinya
adalah jiwa kepemimpinan, tanggung jawab dan saling peduli yang akan

5
Afid burhanuddin,tahapan pembentukan karakter,
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2015/01/17/tahapan-pembentukan-karakter/ ( 17
januari 2015).

10
mereka pupuk agar menjadi sebuah kebiasaan yang baik dan karakter
kepribadian. Oleh karena itu, marilah kita berorganisasi dengan baik agar
sesuai dengan harapan kita mengikuti organisasi dan mampu berkontribusi
6
dalam mengembangkan organisasi yang kita ikuti.

6
Khoirunsk, Peran Organisasi, Pembentuk Karakter dalam Pendidikan, Peran Organisasi,
Pembentuk Karakter dalam Pendidikan
https://www.kompasiana.com/khoirunskkhoirunsk3208/5f789ce1d541df727d1b5d53/peran-
organisasi-sebagai-pembentuk-karakter-dalam-pendidik ( 2 juni 2021).

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan atau pembelajaran berkarakter kadang juga disebut


sebagai pendidikan karakter adalah upaya untuk menghasilkan manusia
sejati. Pembelajaran karakter adalah sebuah sarana untuk menjadikan diri
sebagai pribadi sempurna secara personal secara berkesinambungan.
Di tengah persaingan dunia kerja dan dunia usaha yang sangat ketat
membuat setiap orang perlu mengikuti pendidikan karakter yang baik.
Pendidikan karakter tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Hasil dari
pendidikan karakter tidak bisa didapatkan secara instan. Pendidikan
terbaik ini memerlukan proses yang panjang dan berkesinambungan.
Mendukung terlaksananya pendidikan karakter, satuan pendidikan
formal dan nonformal harus dikondisikan sebagai pendukung utama
kegiatan serta menunjukkan keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai
karakter yang ingin dikembangkan. Keteladanan juga dapat ditunjukkan
dalam prilaku dan sikap pendidik dan tenaga kependidikan dalam
memberikan contoh tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan
menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya.
Sikap-sikap di dalam sebuah organisasi akan dilakukan secara real
dengan melalui penyelenggaraan sebuah kegiatan atau acara, dimana
didalamnya harus menerapkan sikap tersebut agar sebuah tujuan atau
acara dalam organisasi terwujud dengan baik dan dengan otomatis
seseorang yang mengikuti organisasi akan memiliki karakter dalam
organisasi. Entah itu berubah karakter seperti apa itu tergantung pada
proses yang ia jalani saat mengikuti sebuah organisasi. Namun, pastinya
adalah jiwa kepemimpinan, tanggung jawab dan saling peduli yang akan
mereka pupuk agar menjadi sebuah kebiasaan yang baik dan karakter

12
kepribadian. Oleh karena itu, marilah kita berorganisasi dengan baik agar
sesuai dengan harapan kita mengikuti organisasi dan mampu berkontribusi
dalam mengembangkan organisasi yang kita ikuti.

B. SARAN

Demikian makalah yang saya buat ,masih banyak sekali kekurangan


dalam penulisan maupun dalam pemaparan isi dari makalah.tanggapan
dan saran dari bapak sangat saya perlukan untuk pengoreksian makalah
saya agar tugas ini bisa dikatakan sempurna.

13
DAFTAR PUSTAKA

Afid burhanuddin,tahapan pembentukan karakter,


https://afidburhanuddin.wordpress.com/2015/01/17/tahapan-pembentukan-karakter/ ( 17
januari 2015).

Akhmad sudrajat,prosedur pembelajaran,


https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/02/prosedur-pembelajaran/ (2 agustus
2008).

Euis puspitasari,pendekatan pendidikan karakter,Jurnal Edueksos Vol III No 2,( cirebon


Juli- Desember 2014)hal 48-49.
https://www.kompasiana.com/khoirunskkhoirunsk3208/5f789ce1d541df727d1b5d53/pera
n-organisasi-sebagai-pembentuk-karakter-dalam-pendidik ( 2 juni 2021).

Khoirunsk, Peran Organisasi, Pembentuk Karakter dalam Pendidikan, Peran Organisasi,


Pembentuk Karakter dalam Pendidikan

Punaji Setyosari, menciptakan pembelajaran yang efektif dan berkualitas,Jurnal Inovasi


dan Teknologi Pembelajaran,(Malang , Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014)hal23-24.

Yusuf c, Pendidikan Berkarakter, Tujuan dan Contoh Materinya,.


https://edumasterprivat.com/pendidikan-berkarakter-tujuan-dan-
contoh/#:~:text=Apa%20Itu%20Pendidikan%20Berkarakter&text=Pendidikan%20atau%2
0pembelajaran%20berkarakter%20kadang,sempurna%20secara%20personal%20secara
%20berkesinambungan. 3 februari 2022.

14

Anda mungkin juga menyukai