Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PENGELOLAAN LABORATORIUM

Disusun Oleh

Kelompok II:

1. NURUL AFRIANI ISHAK ( A24120005)


2. MEYLING PUSPITASI KORISTON ( A24120023)
3. NI LUH APRIANI ( A24120027 )
4. SUKMAWATI ( A24120043)
5. MIFTAHUL KHAIR MUHHAMAD (A24120051)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2023
A. Menyusun Program Kerja Laboratorium
1. Pengertian Program Kerja Laboratorium

Program kerja laboratorium adalah program atau rencana kegiatan


yang dirancang untuk memfasilitasi dan meningkatkan pembelajaran siswa di
laboratorium. Program ini biasanya terdiri dari serangkaian kegiatan atau
eksperimen yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan praktis
pratktikan dalam melakukan percobaan di laboratorium, serta memperdalam
pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang telah dipelajari.

Program kerja laboratorium dirancang untuk memperkaya dan


memperluas pengalaman belajar praktikan, serta membantu mereka
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang konsep dan prinsip-prinsip
ilmiah. Program ini juga membantu praktikan untuk belajar bekerja sama,
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, dan mengasah keterampilan
komunikasi mereka. Program laboratorium dapat dirancang untuk berbagai mata
pelajaran, termasuk biologi, fisika, kimia, dan ilmu komputer. Program ini
biasanya diatur oleh guru dan instruktur laboratorium, dan dilakukan dengan
menggunakan peralatan dan bahan-bahan yang tersedia di laboratorium.

2. Manfaat Program Kerja Laboratorium

Program kerja laboratorium memiliki banyak manfaat, antara lain:

1) Meningkatkan pemahaman konsep: Melalui program laboratorium, peserta


didik dapat belajar tentang konsep-konsep teoritis dalam bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan menerapkannya secara langsung melalui
percobaan dan praktikum. Ini membantu peserta didik untuk memahami
konsep dengan lebih baik dan memperkuat pemahaman mereka.
2) Meningkatkan keterampilan praktis: Program laboratorium memberikan
kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan praktis
dalam bidang tertentu, seperti keterampilan teknis, pengukuran, analisis
data, dan desain. Ini memberikan pengalaman praktis yang sangat berharga
bagi peserta didik dan membantu mereka mempersiapkan diri untuk karir di
bidang tertentu.
3) Mengembangkan keterampilan tim: Program laboratorium sering
melibatkan kerja tim, di mana peserta didik bekerja sama dalam kelompok
untuk menyelesaikan tugas dan percobaan. Ini membantu peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan kerja tim, belajar untuk berkolaborasi,
dan membangun hubungan yang kuat dengan rekan-rekan mereka.
4) Meningkatkan minat dan motivasi: Program laboratorium dapat membantu
meningkatkan minat dan motivasi peserta didik dalam bidang tertentu.
Dengan mengalami sendiri bagaimana konsep-konsep teoritis diterapkan
dalam praktik, peserta didik dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik
tentang relevansi dan pentingnya bidang tersebut, dan meningkatkan
motivasi mereka untuk belajar lebih lanjut.
5) Meningkatkan kualitas pendidikan: Program laboratorium dapat membantu
meningkatkan kualitas pendidikan dengan memberikan pengalaman praktis
yang memperkuat pembelajaran teoritis. Ini dapat membantu peserta didik
mempersiapkan diri dengan baik untuk karir di bidang tertentu, dan
mempersiapkan mereka untuk belajar dan bekerja dalam lingkungan
laboratorium dan industri yang kompetitif.
3. Langkah- langkah Dalam Menyusun Program Kerja Laboratorium

Menyusun program kerja laboratorium tergantung pada jenis


laboratorium dan tujuan dari laboratorium tersebut. Namun, secara umum, berikut
adalah beberapa langkah yang dapat diikuti untuk menyusun program kerja
laboratorium:

a. Identifikasi tujuan laboratorium: Tentukan tujuan dan tujuan dari


laboratorium. Apakah laboratorium akan digunakan untuk penelitian,
pengujian, atau pendidikan? Apa tujuan utama dari laboratorium tersebut?
b. Tentukan jadwal dan waktu operasional: Tentukan jadwal dan waktu
operasional laboratorium. Ini termasuk waktu operasional harian,
mingguan, bulanan, dan tahunan. Juga perlu dipertimbangkan waktu untuk
pembersihan, perawatan, dan perbaikan peralatan laboratorium.
c. Pilih peralatan dan bahan: Tentukan peralatan dan bahan yang akan
digunakan dalam laboratorium. Pastikan peralatan dan bahan yang dipilih
memenuhi persyaratan untuk kegiatan yang akan dilakukan.
d. Susun prosedur operasi standar (SOP): Susun SOP untuk setiap kegiatan
laboratorium. SOP harus memuat langkah-langkah yang harus diikuti
untuk menjalankan kegiatan tersebut. SOP harus juga memuat aturan
keselamatan dan penggunaan peralatan.
e. Tetapkan standar keamanan: Tentukan standar keselamatan yang harus
diikuti oleh pengguna laboratorium. Hal ini termasuk pakaian pelindung,
tindakan darurat, dan aturan untuk menghindari bahaya.
f. Latih karyawan/asisten laboran: Latih karyawan untuk menjalankan
kegiatan laboratorium dengan aman dan efisien. Laboran harus diberikan
pelatihan tentang SOP, peralatan, dan keamanan.
g. Tetapkan sistem pemeliharaan: Tetapkan sistem pemeliharaan dan
perbaikan peralatan. Pastikan peralatan dan perbaikan peralatan dilakukan
secara berkala untuk memastikan peralatan selalu berfungsi dengan baik.
h. Evaluasi dan revisi: Evaluasi program kerja laboratorium secara teratur
untuk menilai efektivitasnya dan mengidentifikasi area yang memerlukan
perbaikan. Lakukan revisi program kerja laboratorium sesuai dengan hasil
evaluasi.

B. Merancang Kegiatan Laboratorium Sekolah

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk


merancang kegiatan laboratorium di sekolah:

1) Penataan Ruang Laboratorium. Penataan ruang laboratorium adalah proses


merancang dan mengorganisir tata letak dan peralatan dalam sebuah
laboratorium. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang
aman, nyaman, dan fungsional bagi pengguna laboratorium. Penataan
ruang laboratorium mencakup beberapa aspek seperti penempatan
peralatan, penempatan bahan kimia, penempatan tempat penyimpanan, tata
letak ruangan, serta aturan keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna
laboratorium.
2) Tentukan tujuan kegiatan: Tentukan tujuan dari kegiatan laboratorium,
misalnya apakah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang suatu
konsep tertentu atau untuk memberikan pengalaman praktis dalam
penggunaan peralatan laboratorium.
3) Pilih topik dan konsep: Pilih topik dan konsep yang sesuai dengan
kurikulum dan tingkat pendidikan siswa. Pastikan konsep yang dipilih
sesuai dengan tujuan kegiatan dan dapat dijelaskan dengan jelas.
4) Tentukan kegiatan: Pilih kegiatan yang sesuai dengan topik dan konsep.
Misalnya, jika konsep yang dipilih adalah kimia, kegiatan dapat berupa
percobaan kimia sederhana, analisis kualitatif atau kuantitatif, atau
penggunaan alat ukur seperti pH meter atau spektrofotometer.
5) Rencanakan prosedur: Rencanakan prosedur untuk setiap kegiatan
laboratorium. Proses ini harus memuat langkah-langkah yang harus diikuti
siswa, seperti cara menggunakan peralatan dan bahan, langkah-langkah
percobaan, dan cara melakukan pengamatan atau pengukuran.
6) Pilih peralatan dan bahan: Pilih peralatan dan bahan yang sesuai dengan
kegiatan laboratorium dan sesuai dengan tingkat pendidikan siswa.
Pastikan peralatan dan bahan aman dan mudah digunakan.
7) Tetapkan aturan keselamatan: Tetapkan aturan keselamatan yang harus
diikuti oleh siswa selama kegiatan laboratorium. Hal ini termasuk pakaian
pelindung, tindakan darurat, dan aturan untuk menghindari bahaya.
8) Persiapkan lingkungan laboratorium: Persiapkan lingkungan laboratorium
agar sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Pastikan lingkungan
aman, bersih, dan nyaman bagi siswa.
9) Evaluasi dan revisi: Evaluasi kegiatan laboratorium secara teratur untuk
menilai efektivitasnya dan mengidentifikasi area yang memerlukan
perbaikan. Lakukan revisi kegiatan laboratorium sesuai dengan hasil
evaluasi.

C. Menjelaskan Permendiknas No. 26 tahun 2008

Adapun isi dari Permendiknas No.26 Tahun 2008 yaitu :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK


INDONESIA

NOMOR 26 TAHUN 2008

TENTANG

STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 35 ayat (2) Peraturan


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Tenaga
Laboratorium Sekolah/ Madrasah; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496); 2. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006; 3.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31/P Tahun 2007;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR TENAGA
LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH.

Pasal 1

(1).Standar tenaga laboratorium sekolah/madrasah mencakup kepala laboratorium


sekolah/madrasah, teknisi laboratorium sekolah/madrasah, dan laboran
sekolah/madrasah.

(2). Untuk dapat diangkat sebagai tenaga laboratorium sekolah/madrasah,


seseorang wajib memenuhi standar tenaga laboratorium sekolah/madrasah yang
berlaku secara nasional.

(3). Standar tenaga laboratorium sekolah/madrasah sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) tercantum dalam Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2

Penyelenggara sekolah/madrasah wajib menerapkan standar tenaga laboratorium


sekolah/madrasah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini, selambat-
lambatnya 5 (lima) tahun setelah Peraturan Menteri ini ditetapkan.

Pasal 3

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Juni 2008

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD

BAMBANG SUDIBYO
D. Menyusun Angket Kesiapan Laboratorium

Kuesioner/angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan


untuk memperoleh informasi/data dari sumbernya secara langsung. Kuesioner
dapat disebut juga sebagai wawancara tertulis karena isi kuesioner merupakan
satu rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden dan diisi
sendiri oleh responden. Untuk mengetahui seberapa siap sebuah laboratorium
dapat dianalisis melalui angket kesiapan laboratorium.

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat dijadikan sebagai angket


untuk mengetahui kesiapan laboratorium:

1. Apakah laboratorium sudah dilengkapi dengan peralatan dan bahan yang


dibutuhkan untuk kegiatan laboratorium?
2. Apakah laboratorium sudah memiliki petugas laboratorium yang terlatih
dan berpengalaman dalam penggunaan peralatan laboratorium?
3. Apakah laboratorium sudah memiliki sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang baik?
4. Apakah laboratorium sudah memiliki prosedur penggunaan peralatan
laboratorium yang aman dan tepat?
5. Apakah laboratorium sudah memiliki perangkat perlindungan diri yang
memadai untuk para pengguna laboratorium?
6. Apakah laboratorium sudah memiliki tempat penyimpanan bahan kimia
yang sesuai dengan standar keselamatan?
7. Apakah laboratorium sudah dilengkapi dengan sistem ventilasi dan
sirkulasi udara yang baik?
8. Apakah laboratorium sudah memiliki sistem pemadam kebakaran yang
memadai?
9. Apakah laboratorium sudah memiliki sistem pengelolaan limbah yang
baik?
10. Apakah laboratorium sudah memiliki panduan penggunaan dan
pemeliharaan peralatan laboratorium yang lengkap?
E. Menyusun instrumen PKG ketua laboratorium

Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Laboratorium (PKKLAB)/ PKG


Kepala Laboratorium - PKG merupakan penilaian prestasi kerja profesi guru,
prestasi atau capaian kinerja ini dikaitkan dengan peningkatan dan pengembangan
karir guru. Dalam melakukan penilaian ini diperlukan Instrumen Penilaian
Kinerja Guru (PKG) yang sudah standar sesuai dengan permendikbud. Instrumen
PKG ini juga berlaku bagi Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala
Program Keahlian, Kepala Bengkel, Kepala Laboratorium, Kepala Perpustakaan,
Wali Kelas, Guru BP dan termasuk Kepala Unit Produksi SMK. PKG ini terkait
langsung dengan kompetensi guru seperti tercantum dalam Permendiknas Nomor
16 tahun 2007 tentang Pembelajaran, dan Permendiknas Nomor 27 tahun 2008
tentang Bimbingan dan Konseling

PKG atau Penilaian Kinerja Guru adalah proses penilaian yang terbuka
dan obyektif terhadap kinerja guru melalui pengamatan, diskusi dan kesepakatan
sesuai dengan standar yang ditetapkan.Sebagai seorang asisten laboratorium atau
ketua laboratorium, tugas Anda adalah untuk menyusun instrumen PKG
(Penilaian Kinerja Guru) bagi anggota staf laboratorium. Instrumen PKG
digunakan untuk mengevaluasi kinerja dan kemajuan staf laboratorium dalam
pekerjaan mereka.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti untuk


menyusun instrumen PKG untuk ketua laboratorium:

1. Tentukan tujuan dan sasaran instrumen PKG

Sebelum Anda mulai menyusun instrumen PKG, Anda harus


menentukan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Tujuan dan sasaran ini harus
terkait dengan kinerja staf laboratorium yang ingin dievaluasi. Misalnya, apakah
tujuan instrumen PKG adalah untuk mengevaluasi kemampuan staf laboratorium
dalam menyelesaikan tugas, atau apakah tujuannya untuk mengevaluasi kualitas
pekerjaan mereka?
2. Pilih kriteria penilaian yang relevan

Setelah menentukan tujuan dan sasaran instrumen PKG, Anda


harus memilih kriteria penilaian yang relevan dengan tujuan tersebut. Kriteria
penilaian ini dapat mencakup keterampilan teknis, kemampuan bekerja sama
dalam tim, atau kualitas komunikasi. Pastikan bahwa kriteria-kriteria ini terkait
dengan pekerjaan yang dilakukan oleh staf laboratorium.

3. Tentukan bobot untuk setiap kriteria penilaian

Setelah memilih kriteria penilaian yang relevan, Anda harus


menentukan bobot atau nilai relatif untuk setiap kriteria penilaian. Misalnya,
kriteria penilaian yang lebih penting dapat diberikan bobot yang lebih tinggi
daripada kriteria yang kurang penting. Bobot ini akan membantu Anda
menghitung nilai total untuk instrumen PKG.

4. Tetapkan skala penilaian

Anda juga perlu menetapkan skala penilaian yang akan digunakan


untuk menilai kinerja staf laboratorium. Skala penilaian dapat berupa angka
(misalnya, 1-5) atau deskripsi (misalnya, sangat buruk, buruk, cukup baik, baik,
sangat baik). Pastikan bahwa skala penilaian yang dipilih sesuai dengan kriteria
penilaian yang telah ditentukan.

5. Sertakan pertanyaan terbuka

Selain kriteria penilaian yang telah ditentukan, Anda juga dapat


menyertakan pertanyaan terbuka yang memungkinkan staf laboratorium untuk
memberikan umpan balik dan saran. Pertanyaan terbuka ini dapat membantu
meningkatkan kualitas instrumen PKG dan memastikan bahwa staf laboratorium
merasa didengar.

6. Uji coba instrumen PKG

Sebelum menggunakan instrumen PKG secara resmi, lakukanlah


uji coba instrumen PKG terlebih dahulu dengan beberapa staf laboratorium. Hal
ini akan membantu Anda memperbaiki dan menyempurnakan instrumen PKG
sebelum digunakan secara luas.

F. Menyusun pedoman PKG ketua laboratorium

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, PK GURU adalah penilaian dari tiap
butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan
jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari
kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan
pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai
amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Secara umum, PK GURU memiliki 2 fungsi utama sebagai berikut:

1. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan


keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau
pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah. Dengan demikian, profil kinerja guru sebagai gambaran
kekuatan dan kelemahan guru akan teridentifikasi dan dimaknai sebagai
analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru, yang dapat
dipergunakan sebagai basis untuk merencanakan PKB.
2. Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja
pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun tersebut.
Kegiatan PK GURU dengan tugas tambahan dilakukan setiap tahun sebagai
bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan
pangkat dan jabatan fungsionalnya.
Aspek yang dinilai pada PK GURU dengan tugas tambahan guru dengan
tugas tambahan kepala laboratorium/bengkel sekolah sebagaimana dijelaskan
dalam buku pedoman PK GURU yang meliputi:

1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian yang dinilai meliputi: berperilaku arif, berperilaku
jujur, menunjukkan kemandirian, menunjukkan rasa percaya diri, berupaya
meningkatkan kemampuan diri, bertindak secara konsisten sesuai dengan
norma agama, hukum, sosial, dan budaya nasional indonesia, berperilaku
disiplin, beretos kerja yang tinggi, bertanggung jawab terhadap tugas, tekun,
teliti, dan hati-hati dalam melaksanakan tugas, kreatif dalam memecahkan
masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya, berorientasi pada kualitas
2. Komppetensi Sosial
Kompetensi sosial yang dinilai meliputi: menyadari kekuatan dan kelemahan
baik diri maupun stafnya, memiliki wawasan tentang pihak lain yang dapat
diajak kerja sama, bekerjasama dengan berbagai pihak secara efektif,
berkomunikasi dengan berbagai pihak secara santun, empatik, dan efektif,
memanfaatkan berbagai peralatan TIK untuk berkomunikasi

3. Kompetensi: Pengorganisasian Guru, Laboran/Teknisi


Kompetensi Pengorganisasian Guru, Laboran/Teknisi yang dinilai meliputi:
merencanakan pengelolaan laboratorium/bengkel, menyusun rencana
pengembangan laboratorium/bengkel, menyusun prosedur operasi standar
(pos) kerja laboratorium/bengkel, mengembangkan sistem administrasi
laboratorium/bengkel, mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru,
menyusun jadwal kegiatan laboratorium/bengkel, memantau pelaksanaan
kegiatan laboratorium/bengkel, menyusun laporan kegiatan
laboratorium/bengkel, merumuskan rincian tugas teknisi dan laboran,
menentukan jadwal kerja teknisi dan laboran, mengevaluasi kegiatan
laboratorium/bengkel, mensupervisi teknisi dan laboran

4. Kompetensi: Pengelolaan Program dan Administrasi


Menyusun program pengelolaan laboratorium/bengkel, Menyusun jadwal
kegiatan laboratorium/bengkel, Menyusun rencana pengembangan
laboratorium/bengkel, Menyusun Prosedur Operasi Standar (POS) kerja
laboratorium/bengkel, Mengembangkan sistem administrasi
laboratorium/bengkel, Menyusun jadwal kegiatan, Menyusun laporan
kegiatan laboratorium/ bengkel

5. Kompetensi: Pengelolaan Pementauan dan Evaluasi


Memantau kondisi dan keamanan bahan serta alat laboratorium/ bengkel,
Memantau kondisi dan keamanan bangunan laboratorium/bengkel,
Memantau pelaksanaan kegiatan laboratorium/ bengkel, Menyusun laporan
bulanan dan tahunan tentang kondisi dan pemanfaatan
laboratorium/bengkel, Menyusun laporan secara periodik tentang kegiatan
teknisi dan laboran, Mengevaluasi program laboratorium/bengkel untuk
perbaikan selanjutnya, Menilai kegiatan laboratorium/bengkel

6. Kompetensi: Pengembangan dan inovasi


Mengikuti perkembangan pemikiran tentang pemanfaatan kegiatan
laboratorium/bengkel sebagai wahana pendidikan, Menerapkan hasil
inovasi atau kajian laboratorium/bengkel, Merancang kegiatan
laboratorium/bengkel untuk pendidikan dan penelitian, Melaksanakan
kegiatan laboratorium/bengkel untuk kepentingan pendidikan dan
penelitian, Mempublikasikan karya tulis ilmiah hasil kajian/ inovasi
laboratorium/ bengkel

7. Kompetensi: Lingkungan dan K3


Menyusun panduan/ penuntun (manual) praktikum, Menetapkan ketentuan
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3), Menerapkan ketentuan
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja (K3), Menerapkan prosedur
penanganan bahan berbahaya dan beracun, Memantau bahan berbahaya
daberacun, serta peralatan keselamatan kerja.
Pemanfaatan PK GURU dengan tugas tambahan ini antara lain
sebagai berikut:

1. Kepala laboratorium/bengkel sekolah/madrasah dapat mengetahui kinerjanya


selama melaksanakan tugas sebagai kepala laboratorium/bengkel dan
menjadikan acuan untuk meningkatkan keprofesiannya secara mandiri.
2. Kepala sekolah/madrasah dapat menggunakan hasil PK GURU dengan tugas
tambahan untuk merumuskan dan menyusun Pengembangan Keprofesian
Berkelanjuan (PKB) serta untuk penetapan pemberian angka kredit bagi guru
yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala laboratorium/bengkel.
3. Dinas Pendidikan Provinsi atau Kabupaten/Kota dapat menggunakan PK
GURU dengan tugas tambahan kepala laboratorium/bengkel
sekolah/madrasah sebagai dasar untuk menghimpun informasi dan data profil
kinerja kepala laboratorium/bengkel di wilayahnya.
4. Memfasilitasi pemangku kebijakan dalam penyediaan data secara nasional
yang mencerminkan data kebutuhan peningkatan kompetensi kepala
laboratorium/bengkel sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan
kebijakan secara nasional.

PK GURU dilaksanakan secara teratur setiap tahun diawali dengan


penilaian formatif di awal tahun dan penilaian sumatif di akhir tahun dengan
memperhatikan hal-hal berikut:

1. Obyektif, Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara obyektif sesuai dengan


kondisi nyata guru dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
2. Adil, Penilai kinerja guru memberlakukan syarat, ketentuan, dan prosedur
standar kepada semua guru yang dinilai.
3. Akuntabel, Hasil pelaksanaan penilaian kinerja guru dapat
dipertanggungjawabkan.
4. Bermanfaat, Penilaian kinerja guru bermanfaat bagi guru dalam rangka
peningkatan kualitas kinerjanya secara berkelanjutan dan sekaligus
pengembangan karir profesinya.
5. Transparan, Proses penilaian kinerja guru memungkinkan bagi penilai, guru
yang dinilai, dan pihak lain yang berkepentingan, untuk memperoleh akses
informasi atas penyelenggaraan penilaian tersebut.
6. Praktis, Penilaian kinerja guru dapat dilaksanakan secara mudah tanpa
mengabaikan prinsip-prinsip lainnya.
7. Berorientasi pada tujuan, Penilaian dilaksanakan dengan berorientasi pada
tujuan yang telah ditetapkan.
8. Berorientasi pada proses, Penilaian kinerja guru tidak hanya terfokus pada
hasil, namun juga perlu memperhatikan proses, yakni bagaimana guru dapat
mencapai hasil tersebut
9. Berkelanjutan, Penilaian kinerja guru dilaksanakan secara periodik, teratur,
dan berlangsung secara terus menerus selama seseorang menjadi guru.
10. Rahasia, Hasil PK GURU hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak terkait
yang berkepentingan.

Sebagai seorang ketua laboratorium, Anda dapat menyusun


pedoman instrumen PKG untuk membantu staf laboratorium dalam memahami
proses penilaian kinerja mereka. Berikut adalah beberapa hal yang dapat Anda
sertakan dalam pedoman instrumen PKG, yaitu :
1. Tujuan instrumen PKG

Jelaskan tujuan instrumen PKG, yaitu untuk mengevaluasi kinerja


staf laboratorium dalam pekerjaan mereka. Sertakan juga tujuan khusus dari
instrumen PKG yang telah ditetapkan, seperti untuk memperbaiki kualitas
pekerjaan atau untuk memperbaiki kinerja staf laboratorium secara keseluruhan.

2. Kriteria penilaian
Jelaskan kriteria penilaian yang telah ditentukan untuk instrumen
PKG. Pastikan untuk menjelaskan setiap kriteria dan memberikan contoh-contoh
untuk membantu staf laboratorium memahami apa yang diharapkan dari mereka.

3. Bobot kriteria penilaian

Jelaskan bobot atau nilai relatif untuk setiap kriteria penilaian.


Jelaskan juga mengapa setiap kriteria diberi bobot tersebut dan bagaimana nilai
total akan dihitung.

4. Skala penilaian

Jelaskan skala penilaian yang digunakan dalam instrumen PKG,


baik itu berupa angka atau deskripsi. Berikan juga contoh untuk membantu staf
laboratorium memahami skala penilaian yang digunakan.

5. Prosedur penilaian

Jelaskan prosedur penilaian yang akan digunakan dalam instrumen


PKG. Jelaskan langkah-langkah yang harus diikuti oleh staf laboratorium dan
ketua laboratorium dalam proses penilaian.

6. Waktu penilaian

Jelaskan jadwal atau waktu penilaian yang telah ditetapkan.


Jelaskan juga bagaimana staf laboratorium akan diberitahu tentang waktu
penilaian dan batas waktu pengumpulan hasil penilaian.

7. Pertanyaan terbuka

Sertakan pertanyaan terbuka yang memungkinkan staf laboratorium


memberikan umpan balik dan saran. Jelaskan bagaimana jawaban dari pertanyaan
terbuka ini akan digunakan untuk memperbaiki instrumen PKG dan meningkatkan
kinerja staf laboratorium.

8. Kebijakan kerahasiaan
Jelaskan kebijakan kerahasiaan yang akan diterapkan dalam proses penilaian.
Jelaskan bagaimana data penilaian akan disimpan dan diakses, serta siapa yang
memiliki akses ke data tersebut.

G. Menjelaskan Permendiknas No. 24 tahun 2007 tentang standar


sarana dan prasarana

Adapun Permendiknas No.24 Tahun 2007 ini yaitu :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK


INDONESIA

NOMOR 24 TAHUN 2007

TENTANG

STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH


DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs), DAN SEKOLAH
MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 48 Peraturan


Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Sarana dan
Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,


Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementerian Negara Republik Indonesia
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2005;

4. Keputusan Presiden Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai pembentukan


Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Presiden Nomor 31/P Tahun 2007;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL


TENTANG STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH
DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs), DAN SEKOLAH
MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA).

Pasal 1

(1) Standar sarana dan prasarana untuk sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah


(SD/MI), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTs), dan
sekolah menengah atas/madrasah aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria minimum
sarana dan kriteria minimum prasarana.

(2) Standar Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
pada Lampiran Peraturan Menteri ini.

Pasal 2
Penyelenggaraan pendidikan bagi satu kelompok pemukiman permanen dan
terpencil yang penduduknya kurang dari 1000 (seribu) jiwa dan yang tidak bisa
dihubungkan dengan kelompok yang lain dalam jarak tempuh 3 (tiga) kilo meter
melalui lintasan jalan kaki yang tidak membahayakan dapat menyimpangi standar
sarana dan prasarana sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.

Pasal 3

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 28 Juni 2007

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

TTD

BAMBANG SUDIBYO
KESIMPULAN
Program kerja laboratorium adalah program atau rencana kegiatan yang
dirancang untuk memfasilitasi dan meningkatkan pembelajaran siswa di
laboratorium. Program kerja laboratorium dirancang untuk memperkaya dan
memperluas pengalaman belajar praktikan, serta membantu mereka
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang konsep dan prinsip-prinsip
ilmiah. Program kerja laboratorium memiliki beragam manfaat.

Merancang kegiatan laboratorium adalah kegiatan awal yang strategis


untuk menetapkan program kerja laboratorium berdasarkan analisis keadaan dan
kebutuhan yang sudah teridentifikasi. Beberapa langkah yang dapat dilakukan
untuk merancang kegiatan laboratorium di sekolah yaitu : Penataan Ruang
Laboratorium, Tentukan tujuan kegiatan, Pilih topik dan konsep, Tentukan
kegiatan, Rencanakan prosedur, Pilih peralatan dan bahan,Tetapkan aturan
keselamatan Persiapkan lingkungan laboratorium, Evaluasi dan revisi.

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, PK GURU adalah penilaian dari
tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan,
dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari
kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan
dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. PROGRAM KERJA LAB FISIKA. Terdapat pada :
https://labcom38b.wordpress.com/program-kerja-lab-ipa/

Anonim. SALINAN: PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN


NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG
STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH.
Terdapat pada : https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/bsnp/Permendiknas26-
2008StandarTenagaLaboratoriumSekolah.pdf

Anonim.2011. PEDOMAN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN


KEPALA LABORATORIUM/BENGKEL SEKOLAH/MADRASAH. Terdapat
pada:https://www.academia.edu/8545534/PEDOMAN_PENILAIAN_KINERJA_
Ka_LABORAN_FINAL_revised_

Anonim. SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN


NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG
STANDAR SARANA DAN PRASARANA UNTUK SEKOLAH
DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI), SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs), DAN SEKOLAH
MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH (SMA/MA). Terdapat pada:
https://simpuh.kemenag.go.id/regulasi/permendiknas_24_07.pdf

EMILDA FAJRIYAH, S.Pd. 2020. PROGRAM KERJA


LABORATORIUM IPA SEMESTER GANJIL SMA NEGERI MOJOAGUNG.
Jombang, Jawa Timur. Terdapat pada: https://epkks.smanmojoagung.sch.id/wp-
content/uploads/2020/11/PROKER-LAB-IPA-2020.pdf

Wasito. 2019. Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Laboratorium/ PKG Kepala


Laboratorium. Terdapat pada : https://www.wasito.info/2019/10/instrumen-
penilaian-kinerja-kepala-laboratorium.html

Anda mungkin juga menyukai