PRAKTIKUM
PENGANTAR TEKNIK KIMIA I
OLEH
Disusun oleh :
ELLYTA SARI, ST. MT.
i
KATA PENGANTAR
ii
I. PENDAHULUAN
Pada pendahuluan ini akan dijabarkan latar belakang, tujuan dan ruang lingkup
dari praktikum Pengantar Teknik Kimia I.
Kurikulum berbasis Revolusi 4.0 tahun 2020 Jurusan Teknik Kimia terdiri dari
kegiatan perkuliahan teori (kelas), praktikum di laboratorium, kegiatan praktek lapangan
di industri, kegiatan penelitian dan seminar, serta pra rancangan pabrik. Pra Rancangan
Pabrik merupakan tugas akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik di Jurusan
Teknik Kimia. Tugas akhir ini merupakan sarana untuk meningkatkan pemahaman
mahasiswa terhadap mata kuliah mulai dari semester 1-7.
Program Studi Teknik Kimia menginginkan agar lulusannya mampu mendalami
dan mengembangkan ilmu secara mandiri dan berkelanjutan. Hal ini seiring dengan Visi
Misi dari Program studi di Jurusan Teknik Kimia yaitu Menjadi Lembaga Pendidikan
Teknik Kimia Tingkat Sarjana yang Berkualifikasi Unggul di Tingkat Nasional dan
Berkontribusi pada Industri Khususnya Kawasan Sumatera dan Berkonsentrasi di Bidang
Teknologi Pengolahan Sumber Daya Alam Nabati dengan Misi sebagai berikut :
1. Melaksanakan sistem ketatakelolaan yang kredibel, transparan, akuntabel,
bertanggung jawab dan adil.
2. Mengembangkan sumber daya manusia, sarana prasarana, keuangan dan sistem
informasi.
3. Melaksanakan pendidikan yang menghasilkan sarjana Teknik Kimia yang
berkualitas.
4. Melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang Teknik Kimia
yang dapat menunjang pembangunan dan perekonomian.
5. Membangun kemitraan dan jaringan kerjasama.
Dalam menunjang visi misi tersebut, untuk menghasilkan sarjana Teknik Kimia
yang berkualitas harus dibekali penguasaan berupa materi teori dan materi yang berupa
praktek. Penguasaan materi teori saja tidak cukup tapi perlu penghayatan dengan praktek
di laboratorium/lapangan. Laboratorium sangat diperlukan untuk membentuk sikap,
iii
keterampilan, kemampuan bekerja sama, dan kreativitas dalam menerima ilmu.
Kemampuan tersebut diperoleh melalui latihan-latihan yang intensif dan kegiatan
praktikum. Praktikum adalah aktivitas yang dilakukan untuk mencapai suatu tingkat
ketrampilan (skill) tertentu, kemampuan bekerja sama, dan menumbuhkan sikap (attitude)
yang diperlukan dalam berprofesi di bidang Teknik Kimia.
Laboratorium merupakan sarana fisik dan sarana programatik karena merupakan
suatu organisasi dimana pra-sarana dan sarana fisik serta sumberdaya manusia dikelola
untuk melakukan kegiatan kajian, penelitian atau pengembangan suatu keilmuan.
Laboratorium Teknik Kimia merupakan laboratorium pendidikan yang mewujudkan
kegiatan dalam bentuk modul percobaan/praktikum. Untuk kelancaran pelaksanaan
praktikum di program Studi Teknik Kimia perlu disusun suatu panduan buku Penuntun
Praktikum.
1.2. TUJUAN
iv
1.3. RUANG LINGKUP
Kuliah umum adalah pembekalan atau penyampaian tata tertib dan tat cara
pelaksanaan dan materi modul praktikum ke pratikan sebelum memulai praktikum
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Kuliah umum dilakukan 1 minggu sebelum pelaksanaan praktikum dan harus diikuti
oleh semua kelompok praktikan, asisten dan instruktur.
b. Kuliah umum menjelaskan tentang
1. Tujuan praktikum
2. Tata tertib pelaksanaan praktikum
3. Tata cara pengambilan data
v
4. Penyusunan laporan
5. Sistem penilaian dan sanksi
6. Materi yang terkait dengan modul praktikum
Dengan kondisi pandemi covi 19 ini, maka kuliah umuam dan responsi , pelaksanaan
praktikum dilakukan secara daring.
vi
2.3. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
MEKANISME PELAKSANAAN PRAKTIKUM SESUAI STANDAR
PROTAB COVID 19
A. Pembuatan Video modul praktikum (karena kondisi adanya pandemi Covid 19)
Tahapan Uraian
1. Persiapan modul praktikum dan Persiapan peralatan praktikum untuk
6 modul , pembersihan, perbaikan dan perakitan
2. Pembuatan video manual setiap modul praktikum Pengantar Teknik
Kimia I sesuai protab Covid 19. Pelaksanaannya sebagai berikut :
1. Mahasiswa yang mendemokan permodul yaitu praktikan yang
ada di Padang yang mewakili setiap kelompoknya ada 2 grup
pendemo yaitu Grup A Kelas A dan Grup B kelas B yang
melaksanakan demo praktikum dengan pelaksanaan yang sesuai
dg protab covid 19, praktikan, asisten dan instruktur harus
dilengkapi dengan masker, sarung tangan dan face shield. Selain
itu selalu memakai hand sanitizer sebelum masuk lab dan keluar
lab serta penyemprotan desinfektan
2. Demo ini dilaksanakan selama 6 hari sesuai dengan modulnya
sebanyak 6 modul. Susunan pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel
1.1 terlampir
vii
5. Pemeriksaan Laporan Akhir di dampingi asisten
viii
Praktikum sesuai jadwal dan dimulai ketika kelompok praktikan telah melaksanakan
responsi dan memperoleh form data yang telah diisi oleh Asisten. Dan Aturan
pelaksanaan Praktikum tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Praktikum dimulai pada pukul 8.00 pagi.
2. Praktikan sudah harus online di google meet yang telah disusun, paling lambat 15
menit sebelum praktikum dimulai.
3. Jika praktikan berhalangan hadir, maka harus memberitahukan atau minta ijin pada
instruktur atau asisten praktikum (dengan melampirkan surat izin)
4. Praktikan mempersiapkan lembaran pelaksanaan praktikum dan siapkan utk
mencatat apa yang akan diolah dari assisten dengan melihat video modulnya, sesuai
dengan modul praktikum.
5. Pengamatan data praktikum
a. Data yang diamati adalah data yang ditugaskan oleh asisten yang tercantum dalam
form data
b. Praktikan mencatat setiap data sesuai dengan urutan kerja yang dilakukan dan
dibutuhkan. Tidak diperkenankan melakukan manipulasi data.
c. Setiap data yang diperoleh harus dikonfirmasikan ke asisten. Asisten harus
memeriksa data tersebut dengan seksama. Jika terjadi penyimpangan data, maka
data pengamatan harus diulangi. Jika data yang diperoleh masih tidak sesuai
dengan teori, berikan alasan dan pembahasannya.
d. Data pengamatan harus ditulis secara rapi dalam lembaran data yang telah
disediakan.
e. Lembar data harus dibuat rangkap dua dan diparaf oleh asisten. Satu lembar data
harus diserahkan pada asisten dan lembar lainnya di simpan oleh kelompok
praktikan untuk pembuatan laporan lengkap
6. Setiap praktikan harus mengikuti seluruh modul praktikum. Apabila tidak mengikuti
praktikum tanpa pemberitahuan atau ijin, maka praktikan yang bersangkutan
dianggap mengundurkan diri atau gugur.
7. Setiap kelompok praktikan akan mendapat 6 modul praktikum
8. Praktikan membuat laporan akhir dan mengumpulkan sesuai perjanjian dengan
asisten
ix
9. Setelah dinyatakan penulisan laporan akhir selesai oleh Asisten, maka dikumpulkan
dengan cara mengirim ke asisten secara daring dan difoto atau discan , Jika terlambat
akan mengakibatkan pengurangan nilai.
10. Laporan akhir praktikum permodul yang telah acc oleh asisten segera diberikan ke
instruktur oleh asisten permodul masing-masing dan segera dilakukan pemeriksaan
dan penilaian oleh instruktur.
11. Ujian tulis praktikum seluruh modul dilaksanakan setelah laporan siap dikumpul ke
instruktur.
12. Ujian lisan laporan akhir dilaksanakan secara kelompok dilaksanakqan daring
dengan instruktur dan buat perjanjiannya
A. PENULISAN LAPORAN
Laporan Praktikum terdiri dari laporan awal dan laporan akhir (lengkap).
1. Laporan Awal
Laporan singkat adalah laporan yang diserahkan pada saat responsi awal.
Susunan Laporan Awal
Judul modul
Penilaian Asisten
1 . Latar Belakang
2. Tujuan Percobaan
3. Kompetensi
4. Mata Kuliah Terkait
5. Penelusuran Pustaka
6. Metodologi Percobaan
6.1. Alat
6.2. Bahan
6.3. Parameter dan Variabel
6.4. Prosedur Percobaan
6.5. Gambar Alat
x
Pada penyusunan laporan Singkat dibuat oleh semua praktikan sesuai dengan modul yang
akan dilaksanakan saat itu. Laporan singkat dibuat sebelum responsi sampai bab 3. Dan
setelah melaksanakan praktikum dan selesai semua pengamatan yang dilakukan,
praktikan segera melanjutkan pengolahan data dan pembahasan , kemudian yang diajukan
untuk pembicaraan akhir dengan instruktur. Dengan format laporan sebagai berikut :
7. Hasil Percobaan dan Pembahasan
7.1. Hasil Percobaan
Hasil percobaan harus disusun dalam daftar-daftar yang rapi. Nama jalur dan
deret dalam daftar itu diperhatikan, supaya mudah dimengerti. Tiap-tiap daftar
harus diberi nama dan nomor urut didahului dengan kata “Tabel”. Hasil
percobaan akan lebih mudah ditafsirkan bila dari hasil tersebut dibuat grafik,
gambar dan diagram aliran harus diberi nama dan nomor urut dengan didahului
data “Gambar”. Penulisan Tabel di letakkan diatas tabelnya dan penulisan
Gambar diletakkan pada bawah Gambar. Sebelum menampilkan Tabel dan
Gambar harus diawali dengan kalimat-kalimat pengantar, karena suatu bab tidak
dapat dimulai dengan Gambar atau Tabel. (Setiap melakukan praktikum buat
dokumen foto setiap pengambilan dan pengamatan data)
Pada point Bab ini bukanlah tempat untuk membicarakan hasil. Tujuan kalimat-
kalimat pengantarnya adalah untuk memberikan orientasi kepada pembaca akan
cara-cara penyajian hasil-hasil secara logis dan mudah untuk dimengerti.
7.2 Pembahasan
Pembahasan dititik-beratkan pada hasil percobaan yang dimuat dalam bab hasil-
hasil. Saran-saran yang memungkinkan perbaikan percobaan boleh dimasukkan.
Dalam bab ini juga dimasukan faktor kesalahan.
8. Kesimpulan dan Saran
Dikemukakan semua hasil percobaan dalam ringkasan dan dari hasil-hasil itu
kemudian ditarik kesimpulan.
9. Daftar Pustaka
10. Lampiran
Setelah pembicaraan laporan akhir, segera memperbaiki laporan jika ada koreksi dan
pastikan susunan laporan sebagai berikut ;
Susunan Laporan Lengkap
xi
• Judul laporan, Ditulis pada formulir yang telah disediakan.
• Penilaian resposi awal oleh instruktur
• Penilaian laporan akhir oleh Instruktur
• Penilaian asisten saat pelaksanaan praktikum
• Lembar Pengesahan
• Daftar Isi.
• Daftar Tabel, Memuat tabel yang terdapat dalam laporan dan halaman dimana
tabel tersebut dimuat.
• Daftar Gambar, Memuat urutan gambar yang terdapat dalam laporan dan halaman
dimana gambar tersebut dimuat.
• BAB 1 s/d BAB 7 (Uraian sama dengan yang dicantumkan di laporan singkat
+ pembahasan yang telah direvisi)
• Daftar Pustaka
• Dituliskan pustaka yang dibaca atau dari mana asal kutipan kutipan, disusun dan
diberi nomor urut. Kutipan dapat diambil dari buku, majalah, catatan kuliah atau
keterangan pribadi; asalkan disebutkan sumbernya sebagai berikut :
1. Untuk buku :
• Nama pengarang (nama keluarga lebih dahulu), nama buku, jilid, edisi, penerbit,
tempat penerbit, tahun terbit, dan halaman.
• 2. Untuk majalah :
• Nama pengarang, nama majalah, nomor, jilid, halaman dan tahun terbit.
• Lampiran
Dalam bab ini dimut semua data asli sebagaimana diamati dalam percobaan.
Data dan keterangan lain yang diperlukan, seperti grafik dan data kalibrasi,
Contoh setiap jenis perhitungan, serta foto-foto pengamatan.
B. FORMAT LAPORAN
Digunakan kertas A4 (21x297 mm).
Margin kiri atas 4 cm, kanan dan bawah 3 cm (buat garis batas)
Nomor halaman sebelum bab pendahuluan adalah tengah-tengah 2,5 cm dari tepi
bawah dengan angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, …dst). Nomor halaman yang
memuat bab baru adalah ditengah-tengah 2,5 cm dari tepi bawah dengan angka
xii
arab (1, 2, 3, 4, …dst). Nomor halaman lain adalah dengan angka arab pula 2,5 cm
dari tepi atas dan 4 cm dari tepi kanan.
Gunakan penomoran urutan bab pasal sebagai berikut :
Bab. 1
1.1 …….
1.2 …….
1.2.1 …….
1.2.2 ……. Dst
Gambar alat dan grafik hendaknya dibuat pada halaman tersendiri dan diberi
keterangan secukupnya. Tabel dan gambar masing-masing harus diberi nomor
urut (misalnya : Tabel 1, Gambar 1, dst). Dan setiap menampilkan tulisan Tabel
dan Gambar awali dengan huruf besar. Semua gambar harus juga termuat dalam
kertas A4 dan didalam bidang yang diberi batas garis 4 cm, dari tepi atas dan kiri,
serta 3 cm dari tepi kanan dan bawah.
Tulis daftar pustaka sebagai berikut : (contoh literatur)
1. Sherwood, T.K, dan Pigford, R.L.”Absorpstion and Extraction”, McGraw Hil,
New York, 1952, hal 16-19.
2. Whitney,R.P. dan Vivian, J.E. “Ind. Eng. Chem, 33 (184J, hal 743).
C. PETUNJUK UMUM
• Laporan Awal harus ditulis tangan dengan menggunakan pena tinta biru.
• Laporan harus rapi. Tulisan dan gambar harus terang dan dapat dibaca.
• Laporan harus seksama dan benar, baik dalam bahasa dan ejaannya, maupun
dalam perhitungannya. Jangan mempergunakan kata “saya”, “kami”, dan “kita”.
• Sedapat mungkin jangan mengulang sesuatu pernyataan atau kalimat yang ada.
Kalimat-kalimat harus berhubungan satu sama lain secara wajar dan teratur.
• Jangan semata-mata mengutip kalimat dari buku. Susunlah kalimat-kalimat
menurut kesanggupan sendiri.
• Pergunakan satuan metrik (SI unit) dalam setiap perhitungan. Sebutkan satuan
(unit) dalam lajur data sehingga cukup sekali saja dikemukakan.
D. PENYERAHAN LAPORAN
xiii
• Laporan awal, dibuat untuk setiap percobaan yang dilakukan dan harus diserahkan
kepada asisten ketika pembicaraan awal dan dibawa pada saat pelaksanaan
praktikum dan diserahkan ke asisten ketika masuk laboratorium untuk praktikum
• Laporan akhir per modul, diserahkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
waktu yang telah ditetapkan.
F. PENILAIAN
Nilai praktikum Dasar Dasar Bioproses terdiri dari:
o Responsi awal (10%)
Kelengkapan persyaratan response (50%)
Penguasaan materi (50%)
o Pelaksanaan Praktikum (40%)
Kehadiran pada saat pelaksanaan praktikum (15%)
Kebersihan tempat kerja (10%)
Disiplin (15%)
Kesungguhan dalam melaksanakan praktikum (60%)
o Laporan akhir (20%)
Kesesuaian format (10%)
Kebersihan (10%)
Kelengkapan materi dan teori pendukung (25%)
Kesesuaian data hasil praktikum (15%)
Pembahasan (40%)
o Ujian Tulis sisten bel (10%)
o Ujian Lisan Laporan akhir (20%)
xiv
• Kesesuaian parameter percobaan terhadap hasil (20%)
Penguasaan materi (50%)
Kemampuan komunikasi (30%)
G. SANKSI
1. Praktikan yang tidak mengikuti kuliah umum tidak diizinkan mengikuti kegiatan
praktikum kecuali ada pemberitahuan, dan harus mengikuti kuliah umum di hari
lain.
2. Praktikan yang tidak lulus responsi tidak diizinkan mengikuti kegiatan praktikum.
3. Praktikan yang tidak tepat waktu pada pelaksanaan praktikum, harus membuat surat
perjanjian di atas materai 3000 yang diketahui oleh kepala laboratorium. Jika
praktikan melanggar surat perjanjian yang telah dibuat, maka praktikan tidak
diizinkan untuk mengikuti praktikum selanjutnya (praktikum dibatalkan).
4. Praktikan yang tidak serius/lalai dalam melakukan praktikum, maka nilai
kesungguhan praktikum dikurangi 50%.
5. Praktikan yang mengumpulkan laporan yang terlambat atau tidak tepat waktu,
maka nilai laporan akan dikurangi 50 %.
6. Jika kelalaian dilakukan sampai 3 modul maka nilai praktikum
xv
• Pekerja di lab. harus menggunakan penutup wajah atau pelindung muka bila
bekerja dengan bahan kimia yang menimbulkan reaksi asam atau basa.
• Bila bekerja dengan bahan kimia harus menggunakan sepatu tertutup, tidak boleh
menggunakan sandal.
B. Bahan Kimia
Pemakaian Bahan Kimia
xvi
• Pemakaian bahan kimia harus mendapat izin dari teknisi/adm lab.
• Teknisi/adm lab. harus mendata dengan rinci setiap bahan kimia yang diterima dan
dikeluarkan dengan mengisi kartu stock bahan sesuai dengan tanggal dan jumlah
yang diperlukan.
• Mahasiswa yang menggunakan bahan kimia harus mengisi form yang telah
disediakan dan diserahkan kembali ke teknisi/adm lab.
xvii
Penanganan Bahan Cair Tumpah Yang Bersifat Basa
• Bila cairan yang bersifat basa tumpah ke atas lantai, maka serbuk asam sitrik
dalam jumlah yang memadai dituangkan ketumpahan basa tersebut untuk
menetralkannya. petugas yang melakukannya harus menggunakan jas lab dan
sarung tangan tebal.
• Campuran asam sitrik dan basa tersebut diserok dan dimasukkan kedalam sebuah
ember.
• Air dicampurkan perlahan-lahan ke dalam ember tempat campuran asam sitrik
dan cairan basa tersebut, kemudian diperiksa pHnya. Bila hasilnya telah
menunjukkan netral, maka campuran dapat dibuang ke saluran dengan
mengalirkan air dingin ke saluran tersebut.
xviii
• Semua peralatan yang telah digunakan harus dibilas dengan air, dan bila perlu
harus direndam dulu dengan air dan sabun pada wadah yang telah disediakan.
• Sarung tangan yang telah digunakan harus dibuang ke tempat yang telah
ditentukan. tidak melakukan kegiatan lain seperti makan, minum, menerima
paket, menelepon, membuka pintu pada saat menggunakan sarung tangan yang
telah tercemar zat kimia.
• Alat-alat atau perangkat gelas yang telah terkontaminasi bahan yang berbahaya
harus diberi tanda.
• Pekerjaan yang berpotensi menimbulkan bahaya tidak dilakukan sendirian.
• Termometer air raksa yang pecah harus dibuang ketempat yang telah disediakan,
karena termasuk bahan yang berbahaya.
• Bahan kimia tidak boleh diletakkan dalam suatu tempat tanpa label.
• Pencegahan luka dan menangani luka yang terjadi akibat melakukan kegiatan di
lab. dilakukan hal-hal berikut:
1. Sarung tangan, jas lab, dan kacamata pelindung harus selalu digunakan
bila bekerja dengan bahan kimia yang dapat memercik.
2. Lensa kontak (lensa mata yang menempel di mata) tidak boleh digunakan
pada saat bekerja dengan larutan kimia. jika lensa kontak tidak dapat
dilepas, maka harus digunakan kacamata pelindung.
3. Kacamata pelindung ultraviolet harus digunakan pada saat bekerja dengan
transluminator atau sumber ultraviolet.
4. Baju yang terkontaminasi akibat terpercik larutan asam atau basa harus
dilepas, dan anggota badan yang terkontaminasi disiram dengan air dingin
dengan durasi kira-kira 15 menit (menggunakan water shower).
5. Jika yang terkontaminasi adalah mata, maka mata harus disiram dengan air
yang banyak, dan bila perlu di bawa ke dokter.
6. Bagian yang terluka ditutup dengan perban atau alat pengobatan lain dan
selanjutnya digunakan sarung tangan atau alat lain untuk menghindari
kontaminasi pada luka.
xix
xx
JURUSAN TEKNIK KIMIA Praktikum
MODUL FAKULTAS TEKNOLOGI Pengantar Teknik
1 INDUSTRI Kimia I
PARAMETER :
INPUT :
• SOP pemakaianAlat-alat laboratorium.
OUTPUT :
• Gambar alat
• Spesifikasi alat
• Kegunaan alat
VARIABEL:
• Alat-alat timbang
• Alat-alat gelas
• Alatt penyaring
• Alat-alat ukur
• Alat pengering
BAHAN :
• Kertas saring, kertas label, botol reagen, botol semprot/pencuci
• Aquades
• HCl
• Vaselin
• Spiritus
• Kertas tisu
Alat-alat / wadah untuk menimbang harus bersih dan sudah dikeringkan dalam oven
bersuhu 1100C, kemudian didinginkan dalam eksikator selama 15 menit, demikian pula bila
akan menimbang sesuatu yang panas harus didinginkan terlebih dahulu dengan cara yang
sama. Wadah untuk menimbang dapat dilihat pada Gambar 2
-
- Gambar 3.Alat penjepit, patula, pinset, dan pipet.
• Penyaringan.
Penyaringan bertujuan untuk memisahkan suatu cairan dari bahan padat yang terdapat
pada cairan itu dengan cara meletakkan cairan pada bahan penyaring, misalnya : kertas
saring.
Bahan-bahan penyaring terdiri dari bermacam-macam jenis yaitu : kertas saring, krus
Gooch, “fiber glass”, krus dari sintered-glass, krus porselin yang porous. Bahan-bahan
penyaring tersebut memiliki ukuran porositas yang bermacam-macam.
Ada dua macam cara penyaringan, yaitu :
- Penyaringan tanpa penghisapan (gravity filtration), yaitu fitrat melewati penyaringan,
karena pengaruh gaya grafitasi dan tarik menarik kapiler antara cairan dengan dinding
batang corong.
a b
Gambar 6..Alat Penyaring dengan Penghisapan.
Keterangan :
a. Gelas Ukur
b. Buret
c. Pipet Gondok
a b c
Catatan :
Bila memipet cairan-cairan yang berbahaya, beracun atau korosif, janganlah sekali-
kali menyedotnya dengan mulut tetapi gunakanlah alat-alat penyedot seperti terlihat pada
Gambar 10, yaitu bola karet (a) atau pipet takar. (b) atau micropipet (c)
a b c
Gambar 10. (a) Bola Karet, (b) pipet takar, (c) micropipet
• Cara Menggunakan Labu Ukur.
Kegunaan labu ukur adalah untuk menampung cairan pada volume tertentu. Jika kita
menggunakan labu ukur 100 ml berarti volume cairan yang dimasukkan ke dalam labu
Diolesi vaselin
- Bilaslah buret dengan larutan yang akan dipakai untuk titrasi sebanyak tiga kali,
kemudian isilah buret dengan larutan yang sama sampai diatas titik nol. Biarkan dulu
“ Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I “
18
gelembung-gelembung udara keluar atau lapisan larutan yang berada pada dinding
dalam diatas permukaan larutan tersebut turun dulu sehingga tinggi permukaan larutan
sudah tidak berobah lagi.
- Alirkan larutan dengan membuka kran dan usahakan kolam pipa dibawah kran terisi
larutan (tidak terdapat gelembung udara).
- Aturlah tinggi cairan sampai miniskusnya tepat pada angka nol, atau angka lain catatlah
angka mula-mula ini.
- Mulailah titrasi, tangan kiri memegang kran sambil memutarnya dan tangan kanan
memegang erlenmeyer yang berisi cairan yang akan dititrasi.
a b
Gambar 13. Melarutkan Zat Padat.
Tugas :
1. Gambarlah alat-alat laboratorium yang disediakan di atas meja praktikum saudara,
lengkapi dengan nama dan spesifikasinya.
2. Kelompokkan alat-alat yang teliti dan tidak teliti.
KOMPETENSI:
• Mahasiswa dapat mengenal alat-alat analisa instrument.
• Mahasiswa mampu memakai peralatan analisa di laboratorium.
• Mahasiswa mampu menghitung hasil analisa suatu sampel, seperti densitas,
viskositas, kadar air, pH, kadar gula, alkohol, TDS, Fotometri.
PARAMETER :
INPUT :
• SOP analisa dilaboratorium berdasarkan SNI
OUTPUT :
• Prinsip kerja alat analisa laboratorium
• Menghitung data hasil analisa suatu sampel
VARIABEL :
• Analisa kualitatif
• Analisa menggunakan alat instrument
BAHAN :
• Aquades
• Minyak
• Tahu
• Air Selokan
• Gula
• Ammoniak
• H2SO4dan NaOH
• Metanol
TEORI
Fotometri
Fotometri adalah salah satu cara analisis pengukuran besaran penyerapan sinar
monokromatis oleh suatu larutan dengan menggunakan detector fotosel.
A = a .b .c
A = Absorban (penyerapan)
b = diameter sel (cm)
a = absorbtivity
c = konsentrasi
Untuk melakukan analisis secara fotometri sinar tampak langkah – langkah yang harus
dilakukan adalah :
1. Pembentukkan warna.
2. Pemilihan panjang gelombang.
3. Membuat kurva kalibrasi / standar.
Tabel 1. Panjang Gelombang dengan warna yang diserap dam warna komplementer
Monokromatik
Ada 2 jenis monokromatik yang dapat digunakan untuk memiliki sinar yang akan dipakai :
1. Prisma
Bila seberkas sinar polikhromatis melalui sebuah prisma maka akan terjadi peristiwa
difraksi.
2. Grating
Terbuat dari suatu lempeng (biasanya aluminium) yang permukaannya seperti
gergaji.Dimana permukaan dilapisi dengan bahan yang tembus cahaya. Jika ada sinar
yang datang/jatuh pada permukaan maka cahaya itu akan didispersikan. Daya dispersi
grating lebih tinggi dibandingkan prisma dan dapat dipergunakan pada semua spektrum.
Kuvet
Kuvet yang dipakai untuk analisis fotometri harus memenuhi syarat – syarat sebagai
berikut :
a. Tidak berwarna sehingga dapat menetralisasi semua cahaya.
b. Permukaan.
c. Harus tahan (tidak bereaksi terhadap bahan – bahan kimia)
d. Tidak boleh rapuh.
e. Mempunyai bentuk yang sederhana.
Detektor
Sebagai detector dipakai photo tube / barriet lover cell yang keduanya dapat mengubah
cahaya menjadi arus listrik.Bunyi hokum Lanberre “ Bila suatu cahaya monokromatis
melalui suatu media transfaran maka berikutnya intensitas cahaya yang dipancarkan
sebanding dengan tebal kaca.”
Bunyi hokum Gram beer “ Bila suatu cahaya monokromatis melalui suatu media
transparan maka berkurang intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan
bertambahnya suatu konsentrasi media :
Cara kerja Spektrofotometer :
dengan
ρ adalah massa jenis,
m adalah massa,
V adalah volume.
Satuan massa jenis dalam 'CGS [centi-gram-sekon]'adalah gram per sentimeter kubik
(g/cm3). 1 g/cm3=1000 kg/m3
pH meter
Sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH ( derajat keasaman atau
kebasaan) suatu cairan ( ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan
– bahan semi padat). Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektoda (probe pengukur)
yang terhubung ke sebuah alat elektonik yang mengukur dan menampilkan nilai pH. Alat
ini sangat berguna untuk industri air minum, laboratorium, akuarium, industri pakaian
terutama batik dan pewarna pakaian. Alat analisa pH
Viskositas
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan
antara molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah
mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan
yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.
Pada hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya – gaya
mekanika dari suatu aliran viskos sebagai :Geseran dalam ( viskositas ) fluida adalahkonstan
sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluidaNewtonian, dimana
perbandingan antarategangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya konstan.Parameter
inilah yang disebut dengan viskositas.
Aliran viskos dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida
tipis diantara kedua bidang tersebut. Suatu bidang permukaan bawah yang tetap dibatasi oleh
lapisan fluida setebal h, sejajar dengan suatu bidang permukaan atas yang bergerak seluas A.
Jika bidang bagian atas itu ringan, yang berarti tidak memberikan beban pada lapisan fluida
dibawahnya, maka tidah ada gaya tekan yang bekerja pada lapisan fluida. Suatu gaya F
dikenakan pada bidang bagian atas yang menyebabkan bergeraknya bidang atas dengan
kecepatan konstan v, maka fluida dibawahnya akan membentuk suatu lapisan – lapisan yang
saling bergeseran.Setiap lapisan tersebut akan memberikan tegangan geser (s) sebesar F/A
yang seragam, dengan kecepatan lapisan fluida yang paling atas sebesar v dan kecepatan
lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka kecepatan geser (g) pada lapisan fluida
di suatu tempat pada jarak y dari bidang tetap, dengan tidak adanya tekanan fluida.
Pada bagian alat turbidimeter yaitu terdiri dari tombol standar angka kekeruhan, tempat
sampel (untuk meletakkan botol sampel yang berisi sampel), tombol zero, tombol test,
tombol Kal (untuk mengakses kalibrasi modus dan tetap aktif selama kalibrasi), display,
botol standar, dan botol sampel.
Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai suatu partikel
ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang diteruskan digunakan
sebagai dasar pengukuran. Alat akan memancarkan cahaya pada media atau sampel, dan
cahaya tersebut akan diserap, dipantulkan atau menembus media tersebut. Cahaya yang
menembus media akan diukur dan ditransfer ke dalam bentuk angka. Berikut tahapan cara
mengoperasionalkan alat turbidimeter:
Botol sampel di lap dengan kain lembut untuk membersihkan.
Tekan tombol I/O. instrument akan terbuka kemudian tempatkan instrument pada suatu
permukaan datar(kokoh) dan jangan memegang instrument ketika sedang melakukan
pengukuran.
Masukkan cell sampel dalam ruang cell dengan mengorientasikan tanda garis pada
bagian depan ruang cell.
Pilih daerah/range secara manual atau otomatis dengan menekan tombol RANGE.
Memilih mode sinyal rata-rata dengan menekan tombol SIGNAL AVERAGE. Dan
monitor akan menunjukkan SIG AVG ketika instrument sedang menggunkan mode
sinyal rata-rata.
Tekan READ. Monitor akan menunjukkan NTU, kemudian angka turbiditas akan
muncul dalam NTU. Catat angka turbiditas setelah symbol lampu padam.
TDS Meter
TDS Meter adalah : Alat untuk mengukur partikel padatan terlarut di air minum yang tidak
tampak oleh mata Air adalah molekul yang paling banyak ada di alam. Bahkan tubuh
manusia sendiri tersusun dari 80% cairan. Tapi tahukah kita bahwa kualitas air itu berbeda-
beda? Pada makalah ini akan dibahas tentang suatu alat yang dapat digunakan untuk
mengukur kualitas suatu larutan. Pengukuran ini menggunakan metoda Electrical
Conductivity, dimana dua buah probe dihubungkan ke larutan yang akan diukur, kemudian
dengan rangkaian pemprosesan sinyal diharapkan bisa mengeluarkan output yang
menunjukkan besar konduktifitas larutan tersebut, yang jika dikalikan dengan factor
konversi maka akan kita dapatkan nilai kualitas air tersebut dalam TDS atau PPM.
TDS (Total Dissolved Solid) atau jumlah total larutan padat yang terkandung dalam air yang
kita konsumsi. Setiap air minum selalu mengandung partikel yang terlarut yang tidak tampak
oleh mata, bisa berupa partikel padatan (seperti kandungan logam misal : Besi, Aluminium,
Tembaga, Mangan dll), maupun partikel non padatan seperti mikro organisma. Bentuk Tds
dapat dilihat pada Gambar 3.
Salah satu cara untuk mengukur TDS adalah menggunakan alat yang disebut sebagai TDS
meter. Alat ini bisa mengukur berapa jumlah padatan yang terlarut didalamnya dalam satuan
ppm (mg/L) yang ditunjukkan berupa angka digital di displaynya. Cara kerja alat ini adalah
dengan cara mencelupkan kedalam air yang akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan
secara otomatis alat bekerja mengukur.
Prosedur Pemakaian
1. Prosedur Memasukan Battery
• Tarik penutup battery (bagian paling atas,bagian warna putih) menggunakan
obeng kecil/kuku. Bisa ditarik sampai lepas karena tidak terhubung kabel
apapun,
• Masukkan 1 buah batu baterai kancing dengan posisi yang pas,
• Maka otomatis akan muncul angka-angka di layar. Itu menandakan TDS&EC
Meter sudah aktif. Segera tekan tombol ON/OFF untuk mematikan Unit,
• Pasang kembali penutup battery dengan cara menekannya kembali ke dalam,
• Selesai.
2. Prosedur Memakai TDS Meter
• Pegang unit TDS Meter, lepas Protective cap (tutup bawah), celupkan bagian
elektroda pada air/larutan yang akan di ukur TDS nya (Jangan melebihi batas
immersion level). Tekan tombol ON/OFF untuk menghidupkan alat. Lalu
Stir (aduk-aduk/putar-putar), Tunggu beberapa saat (sekitar 5-10 detik) hingga
layar menunjukan angka yang stabil (angka tidak terus turun atau tidak terus
naik). Jika angka sudah stabil/diam, maka itulah angka hasih pengukuran TDS,
Penjelasan :
• Siapkan alat glucometer dan strip,
• Pasang batrai pada bagian belakang alat, kemudian pasang memory card pada
bagian atas alat glucometer,
• Hidupkan alat glucometer dengan menekan tombol on pada alat,
• Pasang strip pada bagian atas/bawah alat glucometer (sampai timbul simbol hati
berkedip-kedip, jika keluar symbol x berarti strip tidak bisa dipakai),
• Teteskan sampel yang akan dianalisa kadar glukosanya (sampai berbunyi)
• Kemudian biarkan sampai alat glucometer selesai membaca.
“ Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I “
38
• Catat berapa yang terbaca pada alat glucometer.
Alkoholmeter
Alkohol meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar alcohol suatu cairan
misalnya di alkohol dan bisa juga di methanol. Alat alcohol meter dapat dilihat pada
Gambar 5
Kadar air
Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari
bahan pangan tersebut. Oleh karena itu, penentuan kadar air darisuatu bahan pangan sangat
penting agar dalam proses pengolahan maupun pendistribusian mendapat penanganan yang
tepat. Penentuan kadar air dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan beberapa metode,
yaitu metode pengeringan (dengan oven biasa), metode destilasi, metodekimia, dan metode
khusus (kromatografi, nuclear magnetic resonance / NMR). Pada praktikum kali ini, metode
yang digunakan adalah metode pengeringan dengan oven biasa dan metode destilasi. Metode
oven memiliki beberapa kekurangan, yaitu bahan lain ikut menguap, terjadi penguraian
karbohidrat menghasilkan air yang ikut terhitung, ada air yang terikat kuat pada bahan yang
“ Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I “
39
tidak terhitung. Berat sampel yang dihitung setelah dikeluarkan dari oven harus didapatkan
berat konstan, yaitu berat bahan yang tidak akanberkurang atau tetap setelah dimasukkan
dalam oven. Berat sampel setelah konstan dapat diartikan bahwa air yang terdapat dalam
sampel telah menguap dan yang tersisa hanya padatan dan air yang benar-benar terikat kuat
dalam sampel, setelah itu dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui persen kadar air
dalam bahan.
Metode analisis kadar air secara langsung terbagi menjadi 3 macam, yaitu sebagai
berikut :
1. Metode gravimetric (pengeringan dengan oven)
2. Metode oven udara
3. Metode oven vakum
Mikroskop
Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan laboratorium sains,
khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat
mengamati obyek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Bagian mikroskop dapat
dilihat pada Gambar 6.
Jar Test
Jar Test secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu metode untuk
mendapatkan proses yang optimal dengan penambahan sejumlah bahan kimia ( koagulan dan
flokulan ) pada dosis tertentu dan kondisi tertentu.
Dari definisi tersebut, Jar Test selain dipergunakan untuk menentukan dosis chemical yang
paling tepat juga dapat digunakan untuk menentukan jenis bahan kimia yang paling tepat
untuk proses koagulasi pada air.
Jar Test dilakukan pada skala laboratorium, sehingga Jar test adalah langkah pra
pengolahan.Jar Test biasa diaplikasikan pada pengelolaan air limbah ( Instalasi Pengolahan
Limbah Cair /IPAL ) dan atau sebagai cara penjernihan air pada pengolahan air minum.
Prinsip dasar Jar Test adalah membandingkan hasil koagulasi dan pengendapan yang
terbentuk setelah sejumlah tertentu air ( air limbah ) ditambahkan dengan sejumlah dosis
bahan koagulan dan flokulan pada suhu kamar disertai pengadukan kontinyu. Bentu jar Test
dapat dilihat pada Gambar 7.
Prinsip Kerja :
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap
cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Dengan
absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar
dinaikan tingkat energinya ketingkat eksitasi. Keberhasilan analisis ini tergantung pada
proses eksitasi dan memperoleh garis resonansi yang tepat.
Sensitivitas dan batas deteksi merupakan 2 parameter yang sering digunakan dalam AAS.
Sensitivitas didefinisikan sebagai konsentrasi suatu unsure dalam larutan air (µg/ ml) yang
mengabsorpsi 1 % dari intensitas radiasi yang datang. Sedangkan batasan deteksi adalah
konsentrasi suatu unsure dalam larutan yang memberikan sinyal setara dengtan 2 kali deviasi
standar dari suatu seri pengukuran standar yang konsentrasinya mendekati blangko atau
sinyal latar belakang.
KOMPETENSI :
1. Mahasiswa mampu membuat larutan dengan zat terlarutnya padat dan cair, dengan pa
berbagai macam konsentrasi (M,N,m,% berat, % volume, % berat/vol, ppm, pbb)
PARAMETER :
INPUT :
• Massa zat padat dan zat cair
• Larutanstandar Primer (Asam oksalat)
• Larutan NaOH
• Larutan uji
OUTPUT:
• Molaritas
• Normalitas
• Molalitas
• % berat, %
• volume, %
• berat/volume.
• ppm dan pbb
• pH
ALAT :
• Kaca arloji
• timbangan analitis
• Spatula
• Corong
• Gelas piala 250 ml
• Gelas ukur 50 ml
• Labu semprot
• Labu ukur 100 ml
• Pipet gondok10 ml
• Pipet takar 10 ml
• Pipet tetes
• Buret
• Klem dan Statif
• Erlenmeyer 250 ml
BAHAN :
• NaOH Kristal
• HCl pekat
• Aquadest
• HCl 0.1 N
• NaOH 0.1 N
• Asam oksalat
• Indikator PP
• Indikator methyl red
• garam dapur
4. Persen berat / volume ( % b/v ) : berat zat terlarut ( gram) dalam 100 mL larutan.
Contoh : NaCl 10 % ( b/v ), berarti terdapat 10 gr NaCl dalam 100 mL larutan.
Berat zat terlarut
%b =
v 100 ml laru tan
Jumlah Mol A X
=
Jumlah Mol B Y
Oleh karena itu : (N A ) =
X
(N B ) VB
Y
1000
V1 N1 2
= V1 N1 = V2 N 2 × 2
V2 N 2 1
Dengan cara lain dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 mol (COOH)2 = 2 Ekivalen
1 mol NaOH = 1 Ekivalen
1 Ekivalen (COOH)2 bereaksi dengan ½ ekivalen NaOH
Oleh karena itu :
V (NaOH) x N (NaOH) x 1 = V (Asam Oksalat) x N (Asam Oksalat) x 2
Untuk menentukan konsentrasi dapat juga dilakukan dengan cara titrasi. Titrasi yaitu
proses mereaksikan zat yang sudah diketahui konsentrasinya dengan zat yang akan diketahui
konsentrasinya dengan menggunakan buret. Titrasi asam basa adalah analisa volumetri yang
“ Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I “
50
berdasarkan pada reaksi penetralan dimana sejumlah volume asam dan basa salah satu
konsentrasinya diketahui.Titrasi asam-basa sering disebut juga dengan titrasi
netralisasi.Dalam titrasi ini, kita dapat menggunakan larutan standar asam dan larutan
standar basa. Pada prinsipnya, reaksi yang terjadi adalah reaksi netralisasi yaitu
H++OH- H2 O
Titik akhir/titik ekivalen adalah titik sasat terjadinya penetralan antara H+ dan OH–
atau titik disaat berakhirnya titrasi yang ditunjukkan oleh indikator.Dalam menganalisis
sampel yang bersifat basa, maka kita dapat menggunakan larutan standar asam, metode ini
dikenal dengan istilah asidimetri. Sebaliknya jika kita menentukan sampel yang bersifat
asam, kita akan menggunakan lartan standar basa dan dikenal dengan istilah alkalimetri.
Asidimetri merupakan penentuan konsentrasi basa dengan larutan standar
asam.Alkalimetri merupakan penentuan konsentrasi asam dengan larutan standar basa.Jadi
asidimetri dan alkalimetri diartikan sebagai titrasi yang berdasarkan reaksi netralisasi asam
dengan basa.Pada titik ekivalen, jumlah asam yang dititrasi ekivalen dengan jumlah basa
yang dipakai.Untuk menentukan titik ekivalen ini biasanya dipakai suatu indikator asam-
basa, yaitu suatu zat yang dapat berubah warnanya tergantung pada pH larutan.Jika pada
suatu titrasi dengan indikator tertentu timbul perubahan warna, maka titik akhir titrasi telah
tercapai. Titik akhir titrasi tidak selalu sama dengan titik ekivalen dan selisihnya disebut
kesalahan titrasi. Indikator dapat berupa asam atau basa lemah.
• Larutan Standar
Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan asam atau basa diperlukan suatu larutan
baku, yaitu suatu larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan pasti dan biasanya
berupa larutan standar primer, dapat dipakai larutan asam oksalat.
Larutan standar skunder merupakan larutan standar yang konsentrasi tepatnya dapat
diketahui berdasarkan hasil standarisasi dengan larutan standar primer karena larutan standar
sekunder konsentrasinya selalu tidak stabil.
Untuk mengamati titik ekivalen dipakai indikator, saat terjadi perubahan warna disebut
titik akhir sedangkan indikator itu adalah senyawa asam organik lemah atau basa organik
lemah pada pH tertentu mempunyai warna tertentu.Indikator asam dan basa dapat dilihat
pada Tabel 1.1
“ Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I “
51
Tabel 1.1 Beberapa Indikator Asam – Basa
Nama Jenis Trayek Warna Asam Warna Basa
Asam Pikrat Asam 0,1 – 0,8 Bening Kuning
Biru Timol Asam 1,2 – 2,8 Merah Kuning
2,6 Nitrotenol Asam 2,0 – 4,0 Bening Kuning
Kuning Metil Basa 3,1 – 4,4 Merah Kuning
Jingga Metil Basa 2,9 – 4,0 Merah Jingga
Hijau Brom Kresa Asam 3,8 – 5,4 Kuning Biru
Lakmus 4,9 – 8,3 Merah Biru
Baru Brom Timol Asam 6,0 – 7,6 Kuning Biru
Merah Fenol Asam 6,4 – 8,0 Kuning Merah
Phenol Phloen Asam 8,2 – 10,0 Bening Merah
Timol Phloen Asam 9,3 – 10,5 Bening Biru
Metil Merah Basa 4,2 – 6,3 Merah Kuning
A. Cara Kerja :
A. Pembuatan Larutan :
a. Zat terlarut zat padat :
- Hitung berat molekul atau Mr/BM dari zat padat tersebut.
- Timbang zat padat dengan gelas piala 50 mL
- Tambahkan aquadest 25 ml dan aduk dengan batang pengaduk.
- Pindahkan kelabu ukur. Bilas gelas piala dan pengaduk beberapa kali dan
pindahkan ke labu ukur tersebut. Paskan volume pada labu ukur sampai tanda
batas. Pindahkan ke botol reagen dan diberi label nama zat dan konsentrasinya,
tanggal pembuatan dan kelompok yang membuat.
b. Zat terlarut zat cair :
- Ketahui Normalitas atau Molaritas kepekatan larutan induk dari larutan yang akan
di buat.
- Hitung volume larutan induk yang akan dibuat (gunakan rumus V1 . N1 = V2 . N2)
- Pipet larutan induk sesuai dengan perhitungan yang telah dibuat dengan pipet takar
atau gelas ukur.(jika menggunakan pipet, gunakan bantuan bola karet hisap,
jangan gunakan mulut untuk menghisap pipet)
- Masukkan ke dalam labu ukur atau gelas piala yang tersedia. Bilas pipet takar atau
gelas ukur yang digunakan beberapa kali
OUTPUT:
• Perbandingan massa zat secara teoritis dengan massa zat menurut percobaan
• Menghitung stoikiometri reaksi kesetimbangan
ALAT :
• Tes tube
• Pipet takar 10 ml
• Pipet tetes
• Rak tabung reaksi
• Corong
• Gelas piala 250 ml
• Ampelas
• Timbangan
• Alat pengering
BAHAN :
Larutan
• CuSO4
• Larutan NaOH
• Larutan MgSO4
• Logam Mg
• Logam Zn
• K2Cr2O7
• K2CrO4
• HCl
• KMnO4
• Na2S2O3
• H2C2O4
• Na2S2O3 0,1 M
• H2SO4
• ZnSO4
• SbCl3
• FeCl3
• KCNS
• NaH2PO4
• Aquades
PROSEDUR KERJA :
1. Hidupkan timbangan digital. Setelah angka menunjukkan 0, taruh sebuah gelas piala.
Tunggu beberapa saat .baca angka yang keluar pada layar display (dalam satuan gram).
Catat data tersebut. Kemudian tekan tombol “TARE” untuk me-nol-kan kembali. Taruh
sebuah test tube kedalam gelas piala tersebut, catat data pada display, kemudian tekan
tombol Tare untuk menolkan kembali. Begitulah seterusnya untuk melakukan prosedur
penimbangan.
2. Pipet 5 ml larutan CuSO4 dengan pipet takar dan masukkan ke dalam testube yang telah
ditimbang tadi. Catat berat larutan yang diperoleh pada display timbangan. Kemudian
nol kan timbangan.
3. Pipet 5 ml NaOH 0,2 M, dan tambahkan ke dalam larutan CuSO4 yang ada di dalam test
tube. Catat data penimbangan. Keluarkan gelas piala dan testube yang berisi campuran
CuSO4dan NaOH dari timbangan. Goyang-goyang test tube selama 5 menit.
4. Timbang kertas saring dan catat datanya. Siapkan alat penyaringan.
5. Saring larutan tersebut dengan kertas saring yang telah ditimbang, jika diperlukan bilas
test tube agar semua endapan bisa dikeluarkan. kemudian keringkan kertas saring
dengan alat pengering / hair dryer. Setelah kering kertas saring yang berisi endapan
ditimbang.
6. Pada laporan buat perhitungan secara teoritis dan dibandingkan dengan hasil praktikum
yang diperoleh.
7. Masukkan 2 pipet larutan CuSO4 0,5 M, masukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan
sepotong logam Mg. Biarkan beberapa menit. Catat apa yang terjadi.Lakukan
sebaliknya, dengan memasukkan logam Cu ke dalam larutan MgSO4 0.5 M. catat apa
yang terjadi. Jelaskan keadaan di atas dengan menggunakan daftar potensial elektroda
reduksi.
KOMPETENSI :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kation dan anion
2. Mahasiswa mampu mengenali beberapa reaksi identifikasi anion, dan penentuan
kadar Cl- secaraMohr
3. Mahasiswa mampu mengenali beberapa reaksi identifikasi kation, dan penentuan
Ca+2 dalam CaCO3 secara kompleksometri.
PARAMETER :
INPUT :
• CaCO3
• NaCl
OUTPUT:
• Menghitung kadar Cl-
• Menghitung kadar Ca+2
ALAT :
• pH meter,
• Neraca analitik,
• Buret 50 mL,
• Erlenmeyer 250 mL,
• Gelas kimia 300 mL,
• Pipet gondok volume 25 mL dan 5 mL,
• Labu ukur 100 mL,
• Statif dan klem,
TEORI
Penentuan kadar Ca+2(calsium) dalam CaCO3 secara kompleksometri (kuantitatif)
a. Metode Analisis Volumetri atau Titrimetri
Analisis volumetri adalah bagian dari analisis kimia kuantitatif untuk menentukan
banyaknya suatu zat dalam volume tertentu dengan mengukur banyaknya larutan standar
yang dapat bereaksi secara kuantitatif dengan analit (zat yang akan ditentukan). Prinsip dasar
analisis volumetri berdasarkan reaksi :
aA + tT ↔ Hasil
dimana a molekul analit A (titrat) bereaksi dengan t molekul pereaksi T (titran).
Dengan titrasi dimaksudkan suatu proses pengerjaan di mana titran ditambahkan sedikit
demi sedikit melalui buret ke dalam larutan analit untuk mencapai titik ekivalen. Titik
ekivalen dimaksudkan pada saat titrasi dimana jumlah titran yang ditambahkan ekivalen
dengan jumlah analit dalam larutan.Selain itu dikenal juga titik akhir titrasi yaitu saat terjadi
perubahan warna indikator.Selisih antara titik ekivalen dan titik akhir titrasidikenal sebagai
kesalahan titrasi.
b. Titrasi Kompleksometri
Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun
pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan.Persyaratan mendasar
terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi.Contoh dari kompleks
tersebut adalah kompleks logam dengan EDTA.Berbagai logam membentuk kompleks pada
pH yang berbeda-beda. Peristiwa pengompleksan tergantung pada aktivitas anion bebas,
misalkan Y4- (jika asamnya H4Y dengan tetapan ionisasi pK1 = 2,0; pK2 = 2,64; pK3 = 6,16
dan pK4 = 10,26). Ternyata variasi aktivitas Y4- bervariasi terhadap perubahan pH dari 1,0
sampai 10 dan secara umum perubahan ini sebanding dengan (H+) pada pH 3,0 – 6,0.
Menurut Achmad Mursyidi dan Abdul Rohman (2008), cara-cara titrasi dengan
EDTA terbagi menjadi 5, yaitu :
1. Titrasi langsung merupakan metode yang paling sederhana dan sering dipakai. Larutan
ion yang akan ditetapkan ditambah dengan dapar, misalnya dapar pH 10 lalu
ditambahkan indikator logam yang sesuai dan dititrasi langsung dengan larutan baku
dinatrium tetra asetat.
“ Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I “
66
2. Titrasi kembali, cara ini penting untuk logam yang mengendap dengan hidroksida pada
pH yang dikehendaki untuk titrasi. Untuk senyawa yang tidak larut misalnya sulfat,
kalsium oksalat, untuk senyawa yang membentuk kompleks yang sangat lambat dan ion
logam yang membentuk kompleks lebih stabil dengan dinatrium tetra asetat daripada
dengan indikator. Pada keadaan demikian, dapat ditambahkan larutan baku dinatrium
tetra asetat berlebihan kemudian larutan di dapar pada pH yang diinginkan dan kelebihan
dinatrium edetat dititrasi kembali dengan larutan baku ion logam.
3. Titrasi substitusi, cara ini dilakukan bila ion logam tersebut tidak memberikan titik akhir
yang jelas apabila dititrasi secara langsung atau dengan titrasi kembali, atau juga jika ion
logam tersebut membentuk kompleks dengan dinatrium tetra asetat lebih stabil daripada
logam lain seperti magnesium dan kalsium.
4. Titrasi tidak langsung, cara titrasi tidak langsung dapat digunakan untuk menentukan
kadar ion-ion seperti anion yang tidak bereaksi dengan pengkelat. Sebagai contoh
barbiturat tidak bereaksi dengan EDTA akan tetapi secara kuantitatif dapat diendapkan
dengan ion merkuri dalam keadaan basa sebagai ion kompleks 1:1. Setelah pengendapan
dengan kelebihan Hg(II), kompleks dipindahkan dengan cara penyaringan dan dilarutkan
kembali dalam larutan baku EDTA berlebihan. Larutan baku Zn(II) dapat digunakan
untuk menitrasi kelebihan EDTA ini menggunakan indikator yang sesuai untuk
mendeteksi titik akhir.
5. Titrasi alkalimetri, pada metode ini proton dari dinatrium tetra asetat (Na2H2Y)
dibebaskan oleh logam berat dan dititrasi dengan larutan baku alkali sesuai dengan
persamaan reaksi berikut :
Mn+ + H2Y2- ↔ (MY)+n-4 + 2H+
Larutan logam yang ditetapkan dengan metode ini sebelum dititrasi harus dalam suasana
netral terhadap indikator yang dipergunakan.Penetapan titik akhir menggunakan
indikator asam-basa atau secara potensiometri.
Kelebihan titrasi kompleksometri adalah EDTA stabil, mudah larut dan menunjukkan
komposisi kimiawi yang tertentu. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian
pH, misal magnesium (Mg), krom (Cr), kalsium (Ca) dan barium (Ba) dapat dititrasi pada
“ Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I “
67
pH = 11; mangan (Mn2+), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), seng (Zn), kadmium (Cd),
aluminium (Al), timbal (Pb), tembaga (Cu), titian (Ti) dan vanadium (V) dapat dititrasi pada
pH 4,0 – 7,0. Terakhir logam seperti raksa (Hg), bismut (Bi), kobalt (Co), besi (Fe), krom
(Cr), kalsium (Ca), indium (In), scandium (Sc), titian (Ti), vanadium (V) dan thorium (Th)
dapat dititrasi pada pH 1,0 - 4,0. Etilen diamin tetra asetat (EDTA) sebagai garam natrium
(Na2H2Y) sendiri merupakan standar primer sehingga tidak perlu distandarisasi lebih
lanjut.Kompleks yang mudah larut dalam air ditemukan.Suatu titik ekivalen segera tercapai
dalam titrasi dan akhirnya titrasi kompleksometri dapat digunakan untuk penentuan beberapa
logam pada operasi skala semimikro.
Dalam praktek, kestabilan kompleks-kompleks logam EDTA dapat diubah dengan (a)
mengubah-ubah pH dan (b) adanya zat-zat pengkompleks lain. Maka tetapan kestabilan
kompleks EDTA akan berbeda dari nilai yang dicatat pada suatu pH tertentu, dalam larutan
air EDTA akan memiliki nilai yang berbeda dari nilai yang telah dicatat pada suatu pH
tertentu. Kondisi baru ini dinamakan tetapan kestabilan nampak atau tetapan
kestabilan menurut kondisi.
c. Indikator
Sebagian besar titrasi kompleksometri menggunakan indikator yang juga bertindak
sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai warna yang berbeda
dengan pengompleksnya sendiri.Indikator demikian disebut indikator
metalokromat. Indikator metalokromik visual yang penting dapat masuk dalam tiga golongan
utama, yaitu: (a) senyawaan hidroksiazo, (b) senyawaan fenolat dari trifenilmetana yang
tersubstitusi oleh hidroksi serta (c) senyawaan yang mengandung suatu gugus
aminometildikarboksimetil. Banyak dari indikator ini juga merupakan senyawaan-senyawaan
trifenil metana.
Menurut Ikhsan Firdaus (2009), beberapa indikator metalokromik yang dapat digunakan,
yaitu :
1. Mureksida
Mureksida dapat digunakan untuk titrasi langsung dengan EDTA terhadap
kalsium pada pH = 11, perubahan warna pada titik akhir adalah dari merah menjadi
violet biru. Perubahan warna pada titrasi langsung dari nikel pada pH 10-11 adalah
“ Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I “
68
dari kuning menjadi violet biru.Perubahan warna untuk kalsium adalah dari hijau
zaitun melalui abu-abu, menjadi biru mendadak.
2. Hitam Solokrom (Eriochrom Black T)
Zat ini adalah natrium 1-(1-hidroksi-2-naftilazo)-6-nitro-2-naftol-4-
sulfonat(II) dan mempunyai acuan indeks warna C.I.14645. Dalam larutan yang
sangat asam, zat warna ini cenderung untuk berpolimerisasi menjadi produk yang
berwarna coklat-merah, akibatnya indikator ini jarang digunakan dalam titrasi EDTA
dengan menggunakan larutan yang lebih asam daripada pH = 6,5.
Gugus asam sulfonat dalam indikator ini akan menyerahkan protonnya
sebelum range pH 7-12, yang merupakan perhatian paling utama bagi penggunaan
indikator ion logam. Kedua nilai pK untuk atom-atom hidrogen ini masing-masing
adalah 6,3 dan 11,5. Di bawah pH = 5,5, larutan hitam solokrom (Hitam Eriokrom T)
adalah merah, antara pH 7 dan 11 warnanya biru, dan di atas pH = 11,5 indikator ini
berwarna jingga-kekuningan, dalam range pH 7-11, penambahan garam logam
menghasilkan perubahan warna yang cemerlang dari biru menjadi merah.
3. Indikator Patton dan Reeder
Indikator Patton dan Reeder adalah asam 2-hidroksil-1-(2-hidroksi-4-sulfat-1-
naftilazo)-3-naftoat(III); nama ini boleh disingkat menjadi HHSNNA.
Penggunaannya yang utama adalah dalam titrasi langsung dari kalsium, terutama
dengan adanya magnesium.Perubahan warna yang tajam dari merah angur menjadi
biru murni diperoleh bila ion-ion kalsium dititrasi dengan EDTA pada nilai pH antara
12 dan 14.
4. Biru tua solokrom
Biru tua solokrom atau kalkon kadang-kadang disebut Hitam Eriokrom RC,
zat ini sebenarnya adalah natrium 1-(2-Hidroksi-1-naftilazo)-2-nafto-4-sulfonat. Zat
warna ini mempunyai 2 atom hidrogen fenolat yang dapat terionisasi, proton-proton
ini terionisasi secara bertahap dengan pKa masing-masing 7,4 dan 13,5. Suatu
penerapan penting dari indikator ini adalah pada titrasi kalsium secara
kompleksometri dengan adanya magnesium, titrasi ini harus dilakukan pada pH kira-
kira 12,3 (misalnya yang diperoleh dengan suatu buffer dietilamina). Pada kondisi-
“ Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I “
69
kondisi ini, magnesium diendapkan secara kuantitatif sebagai
hidroksidanya.Perubahan warna adalah dari merah jambu menjadi biru murni.
5. Kalmagit
Kalmagit merupakan asam 1-(1-hidroksil-4-metil-2-fenilazo)-2-naftol-4-
sulfonat (V), mempunyai perubahan warna yang sama seperti hitam solokrom (Hitam
Eriokrom T), tetapi perubahan warnanya agak lebih jelas dan tajam. Kelebihan
indikator ini adalah tetap stabil hampir tanpa batas waktu.Zat ini digunakan sebagai
pengganti Hitam Solokrom (Hitam Eriokrom T) tanpa mengubah eksperimen untuk
titrasi kalsium ditambah magnesium.
B. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan ini, yaitu sebagai berikut :
1. Pembuatan CaCO3 0,01 M
b. Menimbang 0,1 gram padatan kalsium karbonat (CaCO3) menggunakan neraca
analitik.
c. Melarutkan padatan kalsium karbonat (CaCO3) dengan memberikan sedikit
aquabides dalam gelas kimia.
d. Memindahkan padatan yang telah larut ke dalam labu takar 100 mL.
e. Encerkan sampai tanda batas menggunakan aquabides/aquades dan
menghomogenkan larutan.
f. Menyaring larutan yang telah dibuat menggunakan kertas saring biasa.
1. Titrasi Kompleksometri
a. Memipet 25 mL larutan kalsium karbonat (CaCO3) 0,01 M dan memasukkan ke
dalam erlenmeyer 250 mL.
b. Menambahkan 25 mL aquabides/aquades ke dalam erlenmeyer, mengocok
erlenmeyer.
c. Menambahkan 1 mL larutan buffer (NaOH) 2 M ke dalam erlenmeyer hingga pH
= 12, mengecek pH larutan menggunakan pH meter.
d. Menambahkan 3 tetes indikator EBT ke dalam erlenmeyer dan
menghomogenkan larutan.
Reaksi pengendapan dapat terjadi pada suatu keadaan tertentu. Jika Q adalah nilai hasil
kali ion-ion yang terdapat dalam larutan, maka kesimpulan yang lebih umum mengenai
pengendapan adalah pengendapan terjadi jika Q>Ksp, pengendapan tak terjadi jika Q<Ksp.
Larutan ini tepat jenuh jika Q=Ksp. Jika suatu garam memiliki tetapan hasil kali kelarutan
yang besar, maka dikatakan garam tersebut mudah larut. Sebaliknya, jika harga tetapan hasil
kali kelarutan dari suatu garam tertentu sangat kecil, dapat dikatakan bahwa garam tersebut
sukar untuk larut.Harga tetapan hasil kali kelarutan dari suatu garam dapat berubah dengan
perubahan temperatur. Umumnya kenaikan temperatur akan memperbesar kelarutan suatu
garam, sehingga harga tetapan hasil kali kelarutan garam tersebut juga akan semakin besar
(Petrucci, 1989).
Adapun syarat untuk titrasi argentometri yaitu konsentrasi mula-mula larutan yang
hendak dititrasi cukup besar dan Ksp kecil (Chang, 2001).
• Prosedur Percobaan
a. Penetapan Kadar Klorida
1. Timbang 0.074 gram garam dapur, lalu larutkan dan masukkan ke dalam labu
ukur 25 mL dan encerkan sampai tanda batas.
2. Pipet 10 mL aliquot dan masukkan ke dalam erlenmeyer.
3. Buret disiapkan lalu diisi dengan larutan AgNO3 0.1M
4. 10 mL larutan aliquot ditambahkan 2 mL K2CrO4 0.1 M lalu dititrasi dengan
larutan AgNO3 dengan mengaduknya secara konstan sampai terbentuk endapan
putih.
5. Teruskan titrasi secara perlahan sampai terbentuk endapan merah.
6. Hentikan titrasi, lalu catat volume titran.
7. Hitung kadar klorida dengan rumus sebagai berikut.
PARAMETER :
INPUT :
• Zat padat dan zat cair yang tidak saling melarut.
• Dua zat cair yang tidak saling bercampur.
• Dua zat cair yang saling melarut.
OUTPUT :
• Dua zat yang Dipisahkan dengan penyaringan.
• Dua zat yang di pisahkan dengan corong pisah
• Dua zat yang dipisahkan dengan distilasi.
• Dua zat yang dipisahkan menjadi fraksinya dengan destilasi.
ALAT :
• Corong kaca
• Erlemeyer 250 ml
• Gelas piala 250 ml
• Labu dasar bulat/destilasi
• Pendingin Leibig
TEORI
Pemisahan zat dapat dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari keadaan
zat/campuran yang mau dipisahkan.
a. Senyawa Padat Yang Tidak Larut Dari Suatu Campuran.
Jika senyawa padat yang tidak larut dalam cairan telah mengendapa maka cairannya
dapat dituangkan dan senyawa padat tersebut dapat diperoleh.Metode seperti ini disebut
dekantasi.Jika senyawa merupakan suspensi dalam cairan maka metode pemisahan yang
terbaik untuk itu adalah penyaringan (filtration).
Dalam proses penjernihan air, penyaringan ini dilakukan dengan pasir sebelum air
diklorinasi untuk mematikan bakteri.
b. Dua Zat Cair Yang Tidak Bercampur Satu Sama Lain.
Cairan yang tidak bercampur satu sama lain disebut immiscible. Larutan ini dapat
dipisahkan dengan menggunakan corong pisah (Gambar 1d). Campuran dimasukkan dalam
corong, dikocok kuat-kuat, lalu dibiarkan kedua kedua zar cair memisah sesuai dengan berat
jenisnya, yang lebih berat akan berada di bawah. Teknik ekstraksi-eter adalah suatu metode
yang sangat banyak digunakan untuk memisahkan senyawa yang larut dalam air dari
senyawa yang larut dalam eter. Senyawa yang larut dalam eter akan pergi menuju eter,
A. Prosedur Kerja
1. Penyaringan
• Timbang kertas saring. Catat berat yang diperoleh
• Timbang 2 gr CaCO3, masukkkan dalam 50 mL air dalam Gelas Piala, lalu aduk.
• Saring, apabila penyaringan telah selesai, keringkan kertas saring sampai bebas
air dan timbang. Hitung residu CaCO3 yang diperoleh.
2. Pemisahan Suatu Campuran Air/Minyak
• Timbang 10 gram minyak dalam corong pisah. Tambahkan 25 ml air. Kocoklah
kuat-kuat selama 5 menit , kemudian biarkan beberapa saat.
• Apa yang terjadi setelah dibiarkan beberapa saat ?.
• Buka saluran corong pisah dan keluarkan air sampai sedikit yang tersisa.
• Timbang labu didih 100 ml dan catat berat yang diperoleh.
• Masukkan sisa campuran minyak dan air yang di dalam corong pisah ke dalam
labu didih. Bilas beberapa kali dengan hexane. Didihkan larutan pada suhu 105
0
C. setelah kering, dinginkan dan timbang.
• Hitung berapa berat minyak yang diperoleh.
• Bagaimana fakta ini dapat digunakan untuk memisahkan suatu campuran ?.
3. Memisahkan Campuran Ethanol-tinta
• Ukur indek bias ethanol dengan refraktometer.
• Ambil 25 ml Ethanoldan tambahkan 5 tetes tinta. Perhatikan bahwa Ethanol
dapat saling melarutkan dengan tinta (miscible solvents).
• Taruhlah campuran ke dalam labu, kemudian lakukan destilasi seperti Panaskan
pelan-pelan sehingga suhu naik secara perlahan (65-70 0C)Perhatikan larutan
“ Penuntun Praktikum Pengantar Teknik Kimia I “
76
yang keluar dan tertampung di wadah destilat. Destilat yang ditampung diukur
indek biasnya dengan refraktometer.Bandingkan hasil pengukuran indek bias
destilat dengan pengukuran indek bias awal
4. Memisahkan Ammoniak dari Campuran Ammonium sulfat.
• Masukkan 25 mL larutan ammonium sulfat 0,5 M ke dalam labu destilasi.
Tambahkan 10 ml NaOH 10 %. Tambahkan 100 ml air. Tambahkan beberapa
butir batu didih. Destilasi larutan tersebut pada suhu 1000C.
• Perhatikan larutan yang keluar dan tertampung di wadah destilat. Tambahkan 3
tetes indicator pp. amati yang terjadi.
• Destilat yang diperoleh dititrasi dengan larutan HCl 0,2 N. Hitung konsentrasi
destilat yang diperoleh dan bandingkan perhitungannya secara stoikiometri
terhadap ammonium sulfat yang digunakan.
Pertanyaan
1. Apa pendapat saudara tentang masing-masing proses pemisahan zat di atas