LAPORAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Elektronika 1
Yang dibina oleh Bapak Yoyok Adisetio Laksono
Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Anissa Chairani Alfin Nadhira (190322623618)
2. Nur Hanifah (190322623646)
3. Susma Aldi Prayoga (190322623712)
FEBRUARI 2020
BAB I
A. Latar Belakang
Tapis pasif lolos rendah dapat dibentuk dari suatu rangkaian integrator, yaitu rangkaian
seri RC dengan output diambil dari terminal kapasitor. Tapis lolos rendah dapat
meneruskan isyarat frekuensi rendah, melemahkan isyarat frekuensi tinggi. Dengan
pengukuran frekuensi, tegangan input dan tegangan output pada rangkaian integrator dapat
dibuat kurva hubungan frekuensi dan penguatan tegangan yang merupakan tanggapan
amplitudo. Berdasarkan kurva tanggapan amplitudo tersebut dapat ditentukan frekuensi
kutub tapis, isyarat dengan frekuensi dibawah frekuensi kutub diteruskan sedangkan
isyarat dengan frekuensi diatas frekuensi kutup akan diperlemah. Tapis pasif lolos rendah
banyak berperan dalam elektronika misalnya, digunakan sebagai pengatur frekuensi Bass
pada sound system, pengendali Defleksi Vertikal pada TV dan lain-lain (Modul Praktikum
Elektronika Dasar I).
Tapis pasif lolos tinggi dapat dibentuk dari suatu rangkaian diferensiator, yaitu
rangkaian seri RC dengan output diambil dari terminal resistor. Tapis lolos tinggi dapat
meneruskan isyarat frekuensi tinggi, melemahkan isyarat frekuensi rendah. Dengan
pengukuran frekuensi, tegangan input dan tegangan output pada rangkaian diferensiator
dapat dibuat kurva hubungan frekuensi dan penguatan tegangan yang merupakan
tanggapan amplitudo. Berdasarkan kurva tanggapan amplitudo tersebut dapat ditentukan
frekuensi kutub tapis, isyarat dengan frekuensi dibawah frekuensi kutub diperlemah
sedangkan isyarat dengan frekuensi diatas frekuensi kutup akan diteruskan. Tapis pasif
lolos tinggi banyak berperan dalam elektronika misalnya, digunakan sebagai pengatur
frekuensi Trebell pada sound sistem, dan sebagai pengendali Defleksi Horizontal pada TV.
Tapis lolos tinggi juga digunakan sebagai bagian dari crossover audio untuk mengarahkan
frekuensi tinggi ke tweeter sementara pelemahan sinyal bass yang dapat menggangu, atau
kerusakan (Sutanto, 1994). Oleh karena itu perlu adanya praktikum tapis lolos rendah dan
tinggi untuk mengetahui cara kerja dari tapis.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi ini ialah untuk
mempelajari sifat tapis pasif lolos rendah, lalu menentukan besar frekuensi kutub
rangkaian tapis pasif lolos rendah. Selain itu, tujuan dari praktikum ini juga untuk
mempelajari sifat tapis lolos tinggi dan kemudian menentukan besar frekuensi kutub
rangkaian tapis lolos tinggi tertentu.
C. Manfaat
Dari percobaan tapis lolos rendah dan tinggi yang telah dilakukan terdapat beberapa
manfaat yang diperoleh antara lain ialah mahasiswa dapat mengenal alat-alat elektronika,
kemudian mahasiswa dapat terampil dalam merangkai perangkat elektronika. Selain itu,
mahasiswa juga mampu mengetahui pengertian dari tapis lolos rendah dan tinggi, dapat
mengetahui cara untuk menentukan besar frekuensi kutub rangkaian tapis pasif lolos
rendah dan tinggi, dapat membandingkan data hasil percobaan dengan teori yang sudah
ada serta membentuk kerja sama tim yang baik sehingga memperoleh data yang baik pula.
Dasar Teori
Secara teoritis tanggapan amplitudo tapis pasif lolos rendah dapat dipelajari
berdasarkan rangkaian integrator.
Tanggapan amplitude berupa garis lurus hasil Pendekatan Bode disebut Bagan Bode.
Tanggapan amplitude tapis pasif lolos rendah dapat digambarkan sebagai berikut,
Dari tanggapan amplitudo di atas, secara teoritis isyarat yang melalui tapis pasif lolos
rendah tampak bahwa, untuk isyarat dengan frekuensi rendah di bawah frekuensi kutub ωp
tidak diperlemah dan untuk isyarat dengan frekuensi di atas frekuensi kutub diperlemah.
Sedangkan secara teoritis tanggapan amplitude tapis lolos tinggi dapat dipelajari
berdasarkan rangkaian diferensiator.
Kapasitor C dan hambatan R membentuk pembagi tegangan kompleks dengan tegangan
keluaran kompleks,
Dari tanggapan amplitudo di atas, secara teoritis isyarat yang melalui tapis pasif lolos
tinggi tampak bahwa, untuk isyarat dengan frekuensi rendah di bawah frekuensi kutub ωp
diperlemah dan untuk isyarat dengan frekuensi di atas frekuensi kutub tidak diperlemah.
BAB III
Langkah Kerja
Untuk rangkaian tapis lolos rendah membuat rangkaian seperti pada gambar dibawah
ini, dengan menggunakan papan rangkaian (Matrix Board).
Kemudian menetapkan besar amplitudo AFG pada nilai yang dapat terbaca dengan baik
oleh osiloskop. Lalu mengubah frekuensi AFG dengan cara menaikkan setiap 10 Hz untuk
range frekuensi lebih kecil 100 Hz, menaikkan setiap 100 Hz untuk range frekuensi lebih kecil
1 KHz, menaikkan setiap 1 KHz untuk range frekuensi lebih kecil 10 KHz, dan menaikkan
setiap 10 KHz untuk range frekuensi lebih kecil 100 KHz. Lalu, mengukur tegangan input (Vi)
dan tegangan output (Vo) dengan osiloskop setiap perubahan frekuensi, dan mencatat hasil
pengukuran pada tabel data. Setelah itu mengulangi percobaan untuk nilai hambatan (R) yang
lain. Untuk pengambilan data frekuensi sebaiknya dimulai pada saat Vo/Vi ≈ 1 dan diakhiri
pada saat Vo/Vi ≈ 0,1.
Untuk langkah kerja percobaan tapis lolos tinggi sama seperti percobaan tapi lolos
rendah, hanya saja rangkaian pada tapis lolos tinggi adalah seperti pada gambar dibawah ini:
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
Untuk mengetahui besarnya frekuensi kutub maka dilakukan perhitungan dengan
rumus berikut: Perbandingan antara tegangan output kompleks dengan tegangan input
kompleks yang disebut fungsi G(ω) dengan persamaan sebagai berikut :
f (Hz)
No Vi (volt) Vo (volt) G (dB)
AFG OSILOSKOP
1 10 11 6 5,4 -0,9
2 20 23 6 5,3 -1,1
3 30 35 6 5,2 -1,2
4 40 44 6 4,8 -1,9
5 50 50 6 4,4 -2,7
6 60 62 6 4,2 -3
7 70 74 6 3,8 -4,7
8 80 83 6 3,6 -4,4
9 90 95 6 3,2 -5,4
10 100 104 6 3 -6
Berikut adalah tabel yang menyatakan hubungan besar hambatan R dan kapasitor C
dengan frekuensi kutub (ωp) pada Praktikum Tapis Pasif Lolos Rendah :
No. Hambatan Kapasitor C Frekuensi
R (Ω) (F) kutub ωp
1 27k 10−8 3703.703 Hz
2) Data Pengamatan Tapis Pasif Lolos Tinggi
R=27KΩ C=0,01μF
f (Hz)
No AFG OSILOSKOP Vi (volt) Vo (volt) G (dB)
1 10 12 6 1 -16
2 20 24 6 2 -9,5
3 30 30 6 2,6 -7
4 40 45 6 3,4 -5
5 50 55 6 4 -4
6 60 60 6 4,4 -3
7 70 70 6 4,6 -2,3
8 80 83 6 5 -1,6
9 90 90 6 5,1 -1,4
12 300 330 6 6 0
13 400 400 6 6 0
14 500 500 6 6 0
Berikut adalah tabel yang menyatakan hubungan besar hambatan R dan kapasitor C
dengan frekuensi kutub (ωp) pada Praktikum Tapis Pasif Lolos Tinggi :
No. Hambatan Kapasitor C Frekuensi
R (Ω) (F) kutub ωp
1 27k 10−8 3703.703
Grafik Tapis Lolos Rendah
0
0 5000 10000 15000 20000 25000
-10
-20
-30
G (dB)
-40
-50
-60
-70
y = -0.0029x - 12.532
-80
-90
Frekuensi (Hz)
0
0 100 200 300 400 500 600
G (dB)
-5
-10
y = 0.0176x - 6.1955
-15
-20
Frekuensi (Hz)
A. ANALISIS DATA
1) Buatlah grafik hubungan antara frekuensi (f), sebagai sumbu x, dan penguatan G
(dB) = 20 log Vo/Vi sebagai sumbu Y pada kertas semilogaritmik.
Kurva tapis lolos tinggi
0
1 10 100 1000
G (ω) (dB)
-5
y = 3.4996ln(x) - 18.93
-10
-15
-20
Frekuensi (Hz)
-20
G (ω) (dB)
-30
-40
-50
-60
Frekuensi (Hz)
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sifat tapis pasif lolos
rendah yaitu meloloskan atau meneruskan sinyal frekuensi rendah dan menghambat atau
menyaring sinyal frekuensi tinggi. Sedangkan sifat tapis pasif lolos tinggi sebaliknya yaitu
melewatkan sinyal frekuensi tinggi dan menghambat atau memblokir sinyal frekuensi rendah.
Besar frekuensi kutub pada rangkaian tapis lolos rendah dan tinggi memiliki nilai yang sama
yakni 3703 Hz.
Dari percobaan Tapis Lolos Rendah diketahui bahwa sifat tapis pasif lolos rendah
hanya meloloskan sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-off. Dan untuk
menentukan besar frekuensi kutub rangkaian tapis pasif lolos rendah tanggapan amplitude
berupa garis lurus hasil Pendekatan Bode disebut Bagan Bode. Tanggapan amplitude tapis pasif
lolos rendah dari grafik hasil praktikum secara teoritis isyarat yang melalui tapis pasif lolos
rendah tampak bahwa, untuk isyarat dengan frekuensi rendah di bawah frekuensi kutub ωp
tidak diperlemah dan untuk isyarat dengan frekuensi di atas frekuensi kutub diperlemah.
Sedangkan dari percobaan Tapis Lolos Tinggi diketahui sifat tapis lolos tinggi adalah
melewatkan suatu isyarat yang berada di atas frekuensi cut-off(Ѡc) sampai frekuensi cut-off
(Ѡc) rangkaian tesebut dan akan menahan isyarat yang berfrekuensi di bawah frekuensi cut-
off (Ѡc) dan untuk menentukan besar frekuensi kutub rangkaian tapis lolos tinggi dilihat dari
hasil grafik praktikum, tanggapan amplitude tapis pasif lolos tinggi secara teoritis isyarat yang
melalui tapis pasif lolos tinggi tampak bahwa, untuk isyarat dengan frekuensi rendah di bawah
frekuensi kutub ωp diperlemah dan untuk isyarat dengan frekuensi di atas frekuensi kutub tidak
diperlemah.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno. 1986. Elektronika I Teori Dasar dan Penerapannya. Bandung: Penerbit ITB
Tim ELDAS. 2019. Modul Praktikum Elektronika Dasar I. Malang: Universitas Negeri
Malang