Anda di halaman 1dari 2

Alvin Zahran Majid

02511840000135

Wawasan Keprofesian dalam Departemen Teknik Material


Metalurgis adalah orang yang menguasai ilmu mengubah logam hingga menjadi substansi
yang sangat berguna. Sifat-sifat logam tersebut nantinya akan mempunyai sifat-sifat yang
baik, sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, metalurgis juga mempelajari struktur
logam dan hubungannya dengan kekuatan dan sifat-sifat lain dari logam. Metalurgis
mempelajari hal-hal tersebut secara mendetil/mendalam. Contohnya, seorang metalurgis
mampu meramalkan akibat dari baja yang terkena panas, mengejut, dan perilaku panas
lainnya. Sebagai calon metalurgis, saya harus menguasai seluruh ilmu yang ada di
departemen saya. Departemen Teknik Material, Fakultas Teknologi Industri di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember terbagi menjadi beberapa bidang keprofesian. Ada 4 bidang
keprofesian yang ada di departemen ini. Pertama, saya akan menelaah tentang metalurgi
manufaktur. Seorang metalurgis mempunyai visi yang menantang, yaitu membuat jenis
logam baru dari logam yang sama, tetapi harus memiliki sifat yang berlainan dari sifat
aslinya. Contohnya, pada industri manufaktur, kebutuhan yang selalu meningkat adalah
logam yang lebih kuat, ringan, keras, dan aman, tanpa menaikkan harga secara drastic
(tetap terjangkau). Fungsi metalurgis tersebut sangat fundamental dalam Departemen
Teknik Material. Selain itu, cara uji, cara memilih, dan cara mengolah logam juga termasuk
pekerjaan yang besar bagi seorang metalurgis. Contoh produk di industri dalam kehidupan
sehari-hari kita yang mungkin sering dipakai oleh banyak khalayak, yaitu mesin pemotong
kertas. Mesin pemotong kertas yang bermutu tinggi adalah mesin yang mempunyai
kekuatan yang kekerasan yang tinggi. Tujuannya agar mampu memotong kertas yang tebal,
berlapis-lapis, dan sangat banyak, sehingga memudahkan pekerjaan banyak orang. Contoh
lain dalam kehidupan sehari-hari adalah roda gigi pada mesin. Roda gigi tersebut harus
berputar secara terus-menerus dengan kecepatan yang tinggi dan mendapat beban yang
berat. Bila roda gigi tersebut terbuat dari logam yang lunak, seperti kuningan atau perunggu,
maka gigi tersebut akan mudah lecet. Tetapi, membuat gigi tersebut dari logam yang keras
akan membuat getas, yang mengakibatkan gigi tersebut menjadi pecah. Agar masalah-
masalah tersebut teratasi, maka yang dapat dilakukan adalah membuat gigi tersebut dari
logam yang dapat dikeraskan permukaannya, supaya bagian dalamnya tetap tahan lama
dan tidak mudah pecah, sedangkan bagian luarnya keras, sehingga tidak akan aus dalam
waktu yang singkat. Wawasan keprofesian dalam Departemen Teknik Material yang kedua
adalah Metalurgi Ekstraksi, yang merupakan proses dalam pekerjaan metalurgi yang
dilakukan dengan memisahkan dan mengolah bahan dari suatu konsentrat yang diambil
dari suatu biji melalui eksploitasi, di antara konsentrat tersebut, yang diambil hanyalah
bagian logamnya saja, hasil akhir dari proses persenyawaan tersebut, akan dihasilkan
logam. Untuk menentukan proses ekstraksi, maka harus dilihat keadaan-keadaannya, yang
pertama adalah sifat-sifat fisik pada logam, selanjutnya adalah produk yang akan dihasilkan,
fasilitas yang tersedia, keadaan sumber endapan, dan yang terakhir adalah bahan baku lain
yang diperlukan untuk proses ekstraksi ini (bahan baku sekunder). Hal yang pertama dan
paling awal pada metode ekstraksi dalam pekerjaan metalurgi adalah proses ekstraksinya.
Proses ini merupakan rangkaian pekerjaan dari kumpulan biji/senyawa, yang nantinya akan
menghasilkan logam. Langkah selanjutnya adalah proses pemurnian. Proses ini ditujukan
untuk meninggikan kemurnian logam-logam mentah. Selain itu, proses ini umumnya juga
digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat logam. Proses Metalurgi Metalurgi pun terbagi
menjadi beberapa jenis. Jenis yang pertama adalah pirometalurgi. Proses ini merupakan
pemilihan logam dari biji yang mempunyai umur yang paling tua. Setelah itu, ada
Alvin Zahran Majid
02511840000135

hidrometalurgi. Hidrometalurgi adalah proses ekstraksi logam yang pada umumnya


berlangsung pada temperatur kamar dan melibatkan reaksi air. Proses ini mampu untuk
mengolah biji yang berkadar rendah. Terakhir, proses elektrometalurgi. Proses ini
melibatkan energi listrik sebagai dasar ekstraksinya. Prinsip yang digunakan dalam jenis ini
adalah elektrolisis dan elektrokimia. Bidang keprofesian ketiga yang ada di Departemen
Teknik Material adalah Material Inovatif. Seperti yang kita ketahui, ilmuan selalu berusaha
untuk menciptakan material-material baru yang pastinya sangat dimungkinkan untuk
berbagai inovasi agar dapat terwujud. Contoh dari inovasi tersebut adalah suatu material
yang disebut plastic steel. Material jenis baru yang ditemukan oleh seorang ilmuan dari
University of Michigan, Amerika Serikat ini adalah setipis dan sebening plastic, namun
memiliki kekuatan yang dahsyat, seperti baja. Di dalamnya terdapat 300 lapis jaringan
seperti tembok yang berada di dalamnya. Jaringan-jaringan tersebut berukuran nano pada
polimer yang mampu larut di dalam air. Selain itu, tim riset dari sebuah institut Amerika
Serikat yang bernama Caltech, mengembangkan sebuah material baru yang terbuat dari
zirkonium, copper, aluminium, nikel, dan perak. Paduan logam tersebut disebut sebagai
material yang lebih tahan lama dari titanium dan baja, sangat tahan terhadap pemakaian
setiap hari dan korosi, peningkatan peredaman guncangan dan mencegah terjadinya
kerusakan pada segala pemakaian, dan diklaim sebagai logam yang tidak bisa
dibengkokkan. Logam jenis baru ini telah dipakai pada peralatan golf, jam tangan, dan case
pada ponsel. Cabang keempat dalam wawasa keprofesian di Departemen Teknik Material
adalah Korosi dan Analisis Kegagalan. Korosi merupakan peristiwa perusakan logam
karena terjadinya reaksi kimia antara logam dan zat-zat di lingkungannya, yang pada
akhirnya membentuk senyawa yang tidak diinginkan. Contoh dari peristiwa korosi adalah
karat pada besi, pudarnya warna mengkilap yang ada pada perak, dan munculnya warna
kehijauan pada tembaga. Reaksi-reaksi tersebut terjadi karena proses elektrokimia, air dan
kelembapan, zat elektrolit (asam atau garam), dan permukaan logam yang tidak rata. Untuk
meneliti tentang korosi, dilakukan analisis kegagalan. Analisis kegagalan adalah suatu
usaha yang bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan yang bersifat
spesifik dari suatu peralatan. Kegagalan tersebut dapat berasal dari tahap manufaktur,
perakitan, pembuatan, atau pengoperasian yang tidak sesuai.. Terdapat beberapa faktor
yang berhubungan dengan analisis kegagalan. Pertama, seleksi material, maksud dari
faktor ini adalah kegagalan yang terjadi karena seleksi material yang terburu-buru. Hal ini
sering terjadi pada industri plastik dan sejenisnya. Setelah itu, desain juga dapat menjadi
faktor selanjutnya. Desain tersebut juga menjadi kriteria yang meleset dalam operasi yang
sebenarnya, misalnya beban lingkungan dan suhu operasi. Selain desain, proses pada
beberapa tahap merupakan salah satu faktor penting dalam analisis kegagalan. Contohnya,
kesalahan dalam proses forming dapat menimbulkan retak mikro, kesalahan pada saat
machining dan grinding juga dapat menimbulkan tegangan sisa akibat kekasaran pada
permukaan, dan yang terakhir, yaitu masalah pada kondisi servis. Kategori kegagalan
karena kondisi tersebut seringkali terjadi tanpa disengaja, seperti karena pemakaian produk
yang tidak tepat dan penggunaan produk yang melebihi rekomendasi masa penggunaan.
Salah satu peristiwa yang berkaitan dengan korosi, yaitu retak korosi tegangan (stress
corrosion cracking). Peristiwa ini adalah gabungan antara tegangan tarik dengan pengaruh
lingkunan yang telah mengandung ion-ion maupun larutan kimia. Perambatan retak dapat
dilihat secara makro, dengan melihat perambatan korosi yang terlihat bercabang seperti
ranting pohon, dan juga secara mikro, yang perambatannya dapat dilihat melalui mikroskop.

Anda mungkin juga menyukai