Wawasan Keprofesian dalam Departemen Teknik Material
Metalurgis adalah orang yang menguasai ilmu mengubah logam hingga menjadi substansi yang sangat berguna. Sifat-sifat logam tersebut nantinya akan mempunyai sifat-sifat yang baik, sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, metalurgis juga mempelajari struktur logam dan hubungannya dengan kekuatan dan sifat-sifat lain dari logam. Metalurgis mempelajari hal-hal tersebut secara mendetil/mendalam. Contohnya, seorang metalurgis mampu meramalkan akibat dari baja yang terkena panas, mengejut, dan perilaku panas lainnya. Sebagai calon metalurgis, saya harus menguasai seluruh ilmu yang ada di departemen saya. Departemen Teknik Material, Fakultas Teknologi Industri di Institut Teknologi Sepuluh Nopember terbagi menjadi beberapa bidang keprofesian. Ada 4 bidang keprofesian yang ada di departemen ini. Pertama, saya akan menelaah tentang metalurgi manufaktur. Seorang metalurgis mempunyai visi yang menantang, yaitu membuat jenis logam baru dari logam yang sama, tetapi harus memiliki sifat yang berlainan dari sifat aslinya. Contohnya, pada industri manufaktur, kebutuhan yang selalu meningkat adalah logam yang lebih kuat, ringan, keras, dan aman, tanpa menaikkan harga secara drastic (tetap terjangkau). Fungsi metalurgis tersebut sangat fundamental dalam Departemen Teknik Material. Selain itu, cara uji, cara memilih, dan cara mengolah logam juga termasuk pekerjaan yang besar bagi seorang metalurgis. Contoh produk di industri dalam kehidupan sehari-hari kita yang mungkin sering dipakai oleh banyak khalayak, yaitu mesin pemotong kertas. Mesin pemotong kertas yang bermutu tinggi adalah mesin yang mempunyai kekuatan yang kekerasan yang tinggi. Tujuannya agar mampu memotong kertas yang tebal, berlapis-lapis, dan sangat banyak, sehingga memudahkan pekerjaan banyak orang. Contoh lain dalam kehidupan sehari-hari adalah roda gigi pada mesin. Roda gigi tersebut harus berputar secara terus-menerus dengan kecepatan yang tinggi dan mendapat beban yang berat. Bila roda gigi tersebut terbuat dari logam yang lunak, seperti kuningan atau perunggu, maka gigi tersebut akan mudah lecet. Tetapi, membuat gigi tersebut dari logam yang keras akan membuat getas, yang mengakibatkan gigi tersebut menjadi pecah. Agar masalah- masalah tersebut teratasi, maka yang dapat dilakukan adalah membuat gigi tersebut dari logam yang dapat dikeraskan permukaannya, supaya bagian dalamnya tetap tahan lama dan tidak mudah pecah, sedangkan bagian luarnya keras, sehingga tidak akan aus dalam waktu yang singkat. Wawasan keprofesian dalam Departemen Teknik Material yang kedua adalah Metalurgi Ekstraksi, yang merupakan proses dalam pekerjaan metalurgi yang dilakukan dengan memisahkan dan mengolah bahan dari suatu konsentrat yang diambil dari suatu biji melalui eksploitasi, di antara konsentrat tersebut, yang diambil hanyalah bagian logamnya saja, hasil akhir dari proses persenyawaan tersebut, akan dihasilkan logam. Untuk menentukan proses ekstraksi, maka harus dilihat keadaan-keadaannya, yang pertama adalah sifat-sifat fisik pada logam, selanjutnya adalah produk yang akan dihasilkan, fasilitas yang tersedia, keadaan sumber endapan, dan yang terakhir adalah bahan baku lain yang diperlukan untuk proses ekstraksi ini (bahan baku sekunder). Hal yang pertama dan paling awal pada metode ekstraksi dalam pekerjaan metalurgi adalah proses ekstraksinya. Proses ini merupakan rangkaian pekerjaan dari kumpulan biji/senyawa, yang nantinya akan menghasilkan logam. Langkah selanjutnya adalah proses pemurnian. Proses ini ditujukan untuk meninggikan kemurnian logam-logam mentah. Selain itu, proses ini umumnya juga digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat logam. Proses Metalurgi Metalurgi pun terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis yang pertama adalah pirometalurgi. Proses ini merupakan pemilihan logam dari biji yang mempunyai umur yang paling tua. Setelah itu, ada Alvin Zahran Majid 02511840000135
hidrometalurgi. Hidrometalurgi adalah proses ekstraksi logam yang pada umumnya
berlangsung pada temperatur kamar dan melibatkan reaksi air. Proses ini mampu untuk mengolah biji yang berkadar rendah. Terakhir, proses elektrometalurgi. Proses ini melibatkan energi listrik sebagai dasar ekstraksinya. Prinsip yang digunakan dalam jenis ini adalah elektrolisis dan elektrokimia. Bidang keprofesian ketiga yang ada di Departemen Teknik Material adalah Material Inovatif. Seperti yang kita ketahui, ilmuan selalu berusaha untuk menciptakan material-material baru yang pastinya sangat dimungkinkan untuk berbagai inovasi agar dapat terwujud. Contoh dari inovasi tersebut adalah suatu material yang disebut plastic steel. Material jenis baru yang ditemukan oleh seorang ilmuan dari University of Michigan, Amerika Serikat ini adalah setipis dan sebening plastic, namun memiliki kekuatan yang dahsyat, seperti baja. Di dalamnya terdapat 300 lapis jaringan seperti tembok yang berada di dalamnya. Jaringan-jaringan tersebut berukuran nano pada polimer yang mampu larut di dalam air. Selain itu, tim riset dari sebuah institut Amerika Serikat yang bernama Caltech, mengembangkan sebuah material baru yang terbuat dari zirkonium, copper, aluminium, nikel, dan perak. Paduan logam tersebut disebut sebagai material yang lebih tahan lama dari titanium dan baja, sangat tahan terhadap pemakaian setiap hari dan korosi, peningkatan peredaman guncangan dan mencegah terjadinya kerusakan pada segala pemakaian, dan diklaim sebagai logam yang tidak bisa dibengkokkan. Logam jenis baru ini telah dipakai pada peralatan golf, jam tangan, dan case pada ponsel. Cabang keempat dalam wawasa keprofesian di Departemen Teknik Material adalah Korosi dan Analisis Kegagalan. Korosi merupakan peristiwa perusakan logam karena terjadinya reaksi kimia antara logam dan zat-zat di lingkungannya, yang pada akhirnya membentuk senyawa yang tidak diinginkan. Contoh dari peristiwa korosi adalah karat pada besi, pudarnya warna mengkilap yang ada pada perak, dan munculnya warna kehijauan pada tembaga. Reaksi-reaksi tersebut terjadi karena proses elektrokimia, air dan kelembapan, zat elektrolit (asam atau garam), dan permukaan logam yang tidak rata. Untuk meneliti tentang korosi, dilakukan analisis kegagalan. Analisis kegagalan adalah suatu usaha yang bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya kerusakan yang bersifat spesifik dari suatu peralatan. Kegagalan tersebut dapat berasal dari tahap manufaktur, perakitan, pembuatan, atau pengoperasian yang tidak sesuai.. Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan analisis kegagalan. Pertama, seleksi material, maksud dari faktor ini adalah kegagalan yang terjadi karena seleksi material yang terburu-buru. Hal ini sering terjadi pada industri plastik dan sejenisnya. Setelah itu, desain juga dapat menjadi faktor selanjutnya. Desain tersebut juga menjadi kriteria yang meleset dalam operasi yang sebenarnya, misalnya beban lingkungan dan suhu operasi. Selain desain, proses pada beberapa tahap merupakan salah satu faktor penting dalam analisis kegagalan. Contohnya, kesalahan dalam proses forming dapat menimbulkan retak mikro, kesalahan pada saat machining dan grinding juga dapat menimbulkan tegangan sisa akibat kekasaran pada permukaan, dan yang terakhir, yaitu masalah pada kondisi servis. Kategori kegagalan karena kondisi tersebut seringkali terjadi tanpa disengaja, seperti karena pemakaian produk yang tidak tepat dan penggunaan produk yang melebihi rekomendasi masa penggunaan. Salah satu peristiwa yang berkaitan dengan korosi, yaitu retak korosi tegangan (stress corrosion cracking). Peristiwa ini adalah gabungan antara tegangan tarik dengan pengaruh lingkunan yang telah mengandung ion-ion maupun larutan kimia. Perambatan retak dapat dilihat secara makro, dengan melihat perambatan korosi yang terlihat bercabang seperti ranting pohon, dan juga secara mikro, yang perambatannya dapat dilihat melalui mikroskop.