Anda di halaman 1dari 49

MODUL DASAR

LISTRIK DAN ELEKTRONIKA :


KONSEP FUNDAMENTAL

DISUSUN OLEH:
RICHARD SAMBERA SAGALA, S.PD
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karenanya,
penulis masih diberi kekuatan dan kesehatan, sehingga dapat menyusun modul ini untuk
keperluan pembelajaran dasar listrik dan elektronika: konsep fundamental.

Penulis merasa senang dan bahagia dapat memberikan pengajaran baik teori dan
praktik, bagi para siswa yang memiliki antuasiasme terkait dengan pembelajaran ini.
Meskipun dalam kondisi pandemi, pengajaran dapat dilakukan secara online baik melalui
google meet atau zoom.

Dalam pembelajaran sesi ini, penulis akan membahas tuntas tentang dasar listrik dan
elektronika secara komprehensif dan mendalam. Dengan demikian, hasil akhir dari proses
pengajaran tidak hanya mahir konsep dan teori, tetapi dapat mengaplikasikan dengan praktis
berdasarkan konsep-konsep yang telah dipelajari.

Garis besar materi dalam hal ini terbagi atas 2 (dua) bagian, yaitu elektronika analog
dan elektronika digital. Akan tetapi, penulis akan membagikan bekal ilmu tambahan dalam
bentuk sharing seperti teknik-teknik analisa kerusakan komponen elektronika, perancangan
sistem elektronik secara sederhana dengan software, dan wawasan dalam aspek
ketenagalistrikan dan elektronika.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan disana sini dalam penyusunannya.
Kiranya para siswa dapat memberikan kritik, saran, dan tanggapan konstruktif untuk
perbaikan pengajaran. Terimakasih.

Bandung, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
1. Konsep dan Pengukuran Tegangan, Arus, dan Daya.
a. Konsep Tegangan dan Pengukuran Tegangan (T)
b. Konsep Arus dan Pengukuran Arus (T)
c. Konsep Resistansi, Daya dan Pengukuran Daya (T)
d. Konsep Frekuensi dan Periode (T)
2. Konsep Saklar Sebagai Kontrol Elektronik
a. Konsep Saklar dan Pengabelan (T)
b. Kreasi Saklar dalam Kendali Elektronik (P)
3. Suplemen Instrumentasi Elektronika 1
a. Penggunaan AVOMeter (T)
b. Kesalahan Pengukuran (T)
c. Penggunaan AVOMeter (P)
d. Ketidakakuratan AVOMeter (P)
4. Konsep dan Pengukuran Tegangan Sumber DC Berderet.
a. Konsep Tegangan Sumber DC Seri. (T)
b. Kalkulasi dan Pengukuran Tegangan Sumber DC Seri. (P)
c. Konsep Arus Sumber DC Paralel. (T)
d. Kalkulasi dan Pengukuran Tegangan Sumber DC Paralel. (P)
5. Konsep Resistansi Seri, Paralel, Campuran Resistor, dan Pengukurannya.
a. Resistor dan Konsep Resistansi (T)
b. Penghitungan Resistor (Model Gelang atau Model-model Varian) (P)
c. Perhitungan resistansi seri dan paralel (T)
d. Pengukuran resistansi seri, paralel, dan gabungan dengan Ohmmeter (P)
6. Konsep Rangkaian Setimbang Wheatstone Resistor
a. Konsep Rangkaian Setimbang Wheatstone (T)
b. Praktik Rangkaian Setimbang Wheatstone (P)
7. Suplemen Instrumentasi Elektronika 2:
a. Penggunaan Osiloskop (CRO) (T)
b. Generator Fungsi (FG) (T)
c. Pengoperasian Osiloskop (CRO) dan FG (P)
- Deteksi Bentuk Gelombang dari Func. Generator
- Pengukuran Tegangan dan Frekuensi dari Func. Generator
d. Penggunaan LCR Meter dan Pengoperasiannya (T+P)
8. Konsep dan Aplikasi Kapasitor
a. Kapasitor dan Konsep Kapasitansi (T)
b. Perhitungan Kapasitansi Seri, Paralel, dan Campuran (T)
c. Pengisian dan Pengosongan Muatan Kapasitor (T+P)
d. Kapasitor sebagai Kopling (T+P)
9. Pengantar Induktor
a. Induktor dan Konsep Induktansi (T)
b. Perhitungan Kapasitansi Seri, Paralel, dan Campuran (T)
c. Pengantar Trafo Listrik (CT dan non-CT) (T)
d. Instalasi Trafo 110 V/220 V AC dan Pengukuran Tegangan Output (P)
e. Pengantar Rele dan Kondisi NO dan NC (T)
f. Instalasi Rele AC dan DC (P)
BAB 1
KONSEP DAN PENGUKURAN TEGANGAN, ARUS, DAN DAYA
1. Konsep Tegangan dan Pengukuran Tegangan (T+P)
Tegangan : perbedaan potensial antara potensial negatif dan potensial positif.
Secara mudah, tegangan adalah gaya listrik yang menggerakkan arus untuk
mengalir di sepanjang rangkaian listrik. Jika dibawah ke contoh lain, maka yang
mendekati daya gaya tarikan dan dorongan aliran sungai, yang timbul akibat gaya
dorong sumber mata air dan gaya tarikan gravitasi bumi, sehingga air dapat bergerak
melaju.
Satuan tegangan dalam SI adalah V (Volt). 1 V didefinisikan dengan upaya
dengan energi 1 Joule untuk membawa muatan sebesar 1 Couloumb dari titik 1
menuju titik 2 (dari satu titik ke titik lainnya).
Sumber tegangan dalam sistem kelistrikan terbagi 2, yaitu sumber tegangan
searah (DC, Direct Current) dan sumber tegangan bolak-balik (AC, Alternating
Current). Sumber tegangan DC adalah baterai kering, akumulator (aki), dan power
supply (catu daya). Karakteristik tegangan DC adalah memiliki arah yang tetap dan
besar tegangan adalah tetap atau konstan sepanjang waktu. Sumber tegangan DC
adalah baterai kering, akumulator (aki), dan power supply (catu daya).
Karakteristik tegangan AC adalah memiliki arah yang berubah-ubah dan besar
tegangan adalah berubah-ubah sepanjang waktu. Dalam tegangan AC, dikenal istilah
tegangan efektif (tegangan RMS), tegangan maksimum (tegangan pick atau tegangan
maks), dan tegangan puncak-ke-puncak (tegangan pick-to-pick).
a. Tegangan efektif atau tegangan RMS : Tegangan yang terbaca oleh alat ukur
tegangan yaitu Voltmeter.
b. Tegangan maksimal : tegangan tertinggi dari fasa + atau fasa - sumber tegangan
AC.
c. Tegangan puncak-ke-puncak : jumlah dari tegangan maksimal fasa + dan fasa –
sumber AC dalam 1 siklus gelombang (ingat kembali definisi 1 gelombang).

Rumus-rumus dari 3 parameter tegangan pada sumber AC, secara praktis adalah
sebagai berikut:
a. Veff = 0,7 x Vmax
b. Vmax = 1,4 x Veff
c. Vpp = 2 x Vmax
Sumber tegangan AC adalah listrik jala-jala PLN, generator AC, dan Genset.

Pengukuran tegangan, baik tegangan AC atau tegangan DC, menggunakan


Voltmeter yang sesuai dengan jenis sumber tegangan, yang akan diukur, dengan posisi
paralel terhadap beban. Secara sederhana, beban adalah perangkat yang terhubung
pada sumber tegangan listrik, baik itu sumber AC atau pun sumber DC.

2. Konsep Arus dan Pengukuran Arus (T)


Arus : muatan-muatan listrik yang melaju dari potensial tinggi ke potensial
rendah, seperti aliran air yang melaju dalam pipa.
Dalam definisi lainnya, arus adalah banyak muatan yang mengalir pada suatu
penampang penghantar.
Satuan tegangan dalam SI adalah A (Ampere). 1 A didefinisikan dengan upaya
dengan muatan 1 Couloumb untuk membawa muatan sebesar 1 Couloumb yang
mengalir dalam suatu penampang dalam waktu 1 detik.
Sama seperti sumber tegangan, sumber arus dalam sistem kelistrikan terbagi 2,
yaitu arus searah (DC, Direct Current) dan arusbolak-balik (AC, Alternating Current).
Karakteristik arus DC adalah memiliki arah yang tetap dan besar arusadalah tetap atau
konstan sepanjang waktu. Karakteristik arus AC adalah memiliki arah yang berubah-
ubah dan besar arus adalah berubah-ubah sepanjang waktu.
Pengukuran arus, baik arus AC atau arus DC, menggunakan Amperemeter
(ammeter) yang sesuai dengan jenis arus, yang akan diukur, dengan posisi seri
terhadap beban.

3. Konsep Resistansi, Daya dan Pengukuran Daya (T)


Resistansi adalah nama lain dari timbulnya nilai perlawanan dari dalam beban, pada
saat terhubung pada sumber tegangan dan dialiri arus listrik. Satuan SI resistansi
adalah Ohm (Ω).
Seperti yang telah kita pelajari pada saat IPA SMP dan Fisika SMA, kita mengenal
hukum Ohm yaitu hubungan tegangan, arus, dan hambatan. Kita dapat melihatnya
pada gambar ini.

Daya terbentuk oleh karena adanya tegangan pada beban dan disaat bersamaan, arus
mengalir di dalamnya. Daya dapat pula diartikan panas yang timbul pada saat beban
dialiri arus listrik. Satuan SI daya (P) adalah Watt (W).
Melalui pengertian di atas, maka didapatkan rumus sebagai berikut.
P=VxI
P = I2 R
4. Konsep Frekuensi dan Periode (T)
Frekuensi : banyak getaran dalam 1 detik, satuannya adalah Hertz (Hz).

Perioda : waktu yang diperlukan dalam menempuh 1 getaran, satuannya adalah detik.
Hubungan dari frekuensi dan perioda dalam rumus adalah :
T = 1/f
f = 1/T

Praktikum (7 Jobsheet)
1. Jobsheet 1
Pengukuran Tegangan DC
Tujuan : Peserta kursus dapat mengerti dan mengaplikasikan
bagaimana cara pengukuran tegangan dari sumber DC.
Alat dan bahan : PC/Laptop dan Software Proteus
Skema rangkaian :

Langkah kerja :
a. Bukalah Proteus dan siapkan rangkaian seperti di skema.
b. Gantilah nilai tegangan B1 dengan variasi yang tertera pada tabel
c. Amati dan bandingkan nilai antara hasil setting di suplai (B1) dan voltmeter.
d. Catatlah pada tabel hasil dari pengamatan.
Praktik ke- Tegangan setting untuk suplai Tegangan terukur voltmeter
1 3V
2 4,5 V
3 7,49 V
4 8,03 V
5 9,54 V
6 10,78 V
7 12,09 V

e. Lakukan kembali langkah a s/d d untuk skema sebagai berikut.

f. Amati dengan seksama perbedaan diantara 2 rangkaian ini. Apakah yang


menyebabkan nilai atau tandanya berbeda?
g. Buatlah grafik tegangan yang terukur terhadap ke-”n praktik” pengukuran.
2. Jobsheet 2
Pengukuran Tegangan AC
Tujuan : Peserta kursus dapat mengerti dan mengaplikasikan
bagaimana cara pengukuran tegangan dari sumber AC.
Alat dan bahan : PC/Laptop dan Software Proteus
Skema rangkaian :
Langkah kerja :
a. Bukalah Proteus dan siapkan rangkaian seperti di skema.
b. Gantilah nilai tegangan AC dengan variasi yang tertera pada tabel, serta
frekuensi sebesar 50 Hz (mengikuti frekuensi jala-jala PLN 50 Hz)
c. Amati dan bandingkan nilai antara hasil setting di suplai dan voltmeter.
d. Catatlah pada tabel hasil dari pengamatan.
Praktik ke- Tegangan setting untuk suplai Tegangan terukur voltmeter
1 7,5 V
2 12 V
3 16,97 V
4 110 V
5 155,56 V
6 220 V
7 311.12 V

e. Lakukan kembali langkah a s/d d untuk skema sebagai berikut.

Amati dengan seksama apakah ada perbedaan hasil di antara keduanya?


3. Jobsheet 3
Pengukuran Arus DC
Tujuan : Peserta kursus dapat mengerti dan mengaplikasikan
bagaimana cara pengukuran arus dari sumber DC.
Alat dan bahan : PC/Laptop dan Software Proteus
Skema rangkaian :
Langkah kerja :
a. Bukalah Proteus dan siapkan rangkaian seperti di skema.
b. Gantilah nilai tegangan B1 dengan variasi yang tertera pada tabel. Untuk
lampu adalah 12 V.
c. Amati dan bandingkan nilai antara hasil setting di suplai (B1) dan ammeter.
d. Catatlah pada tabel hasil dari pengamatan.
Praktik ke- Tegangan setting untuk suplai Arus terukur ammeter
1 3V
2 4,5 V
3 7,49 V
4 8,03 V
5 9,54 V
6 10,78 V
7 12,09 V

e. Lakukan kembali langkah a s/d d untuk skema sebagai berikut.


f. Amati dengan seksama perbedaan diantara 2 rangkaian ini. Apakah yang
menyebabkan nilai atau tandanya berbeda?
g. Buatlah grafik arus yang terukur terhadap tegangan setting.
4. Jobsheet 4
Pengukuran Arus AC
Tujuan : Peserta kursus dapat mengerti dan mengaplikasikan
bagaimana cara pengukuran tegangan dari sumber AC.
Alat dan bahan : PC/Laptop dan Software Proteus
Skema rangkaian :

Langkah kerja :
a. Bukalah Proteus dan siapkan rangkaian seperti di skema.
b. Gantilah nilai tegangan AC dengan variasi yang tertera pada tabel, serta
frekuensi sebesar 50 Hz (mengikuti frekuensi jala-jala PLN 50 Hz)
c. Amati dan bandingkan nilai antara hasil setting di suplai dan ammeter.
d. Catatlah pada tabel hasil dari pengamatan.
Praktik ke- Tegangan setting untuk suplai Arus terukur ammeter
1 7,5 V
2 12 V
3 16,97 V
4 110 V
5 155,56 V
6 220 V
7 311.12 V

e. Lakukan kembali langkah a s/d d untuk skema sebagai berikut.


Amati dengan seksama apakah ada perbedaan hasil di antara keduanya?
5. Jobsheet 5
Pengukuran Tegangan, Arus, dan Daya DC
Tujuan : Peserta kursus dapat mengerti dan mengaplikasikan
bagaimana cara pengukuran tegangan, arus, dan daya dari
sumber DC.
Alat dan bahan : PC/Laptop dan Software Proteus
Skema rangkaian :

Langkah kerja :
a. Bukalah Proteus dan siapkan rangkaian seperti di skema.
b. Gantilah nilai tegangan B1 dengan variasi yang tertera pada tabel
c. Amati hasil nilai tegangan terukur (voltmeter) dan arus terukur (ammeter)
d. Catatlah pada tabel hasil dari pengamatan.
Praktik Tegangan Tegangan Arus Daya Resistansi
R = V/I
ke- setting terukur terukur terukur
voltmeter ammeter VxI
1 3V
2 4,5 V
Praktik Tegangan Tegangan Arus Daya Resistansi
R = V/I
ke- setting terukur terukur terukur
voltmeter ammeter VxI
3 7,49 V
4 8,03 V
5 9,54 V
6 10,78 V
7 15,09 V

e. Buatlah grafik daya lampu terukur terhadap resistansi lampu.


6. Jobsheet 6
Pengukuran Tegangan, Arus, dan Daya AC
Tujuan : Peserta kursus dapat mengerti dan mengaplikasikan
bagaimana cara pengukuran tegangan, arus, dan daya dari
sumber AC.
Alat dan bahan : PC/Laptop dan Software Proteus
Skema rangkaian :

Langkah kerja :
a. Bukalah Proteus dan siapkan rangkaian seperti di skema.
b. Gantilah nilai tegangan AC dengan variasi yang tertera pada tabel, serta
frekuensi sebesar 50 Hz (mengikuti frekuensi jala-jala PLN 50 Hz)
c. Amati hasil nilai tegangan terukur (voltmeter) dan arus terukur (ammeter)
d. Catatlah pada tabel hasil dari pengamatan.
Praktik Tegangan Tegangan Arus Daya Resistansi
R = V/I
ke- setting terukur terukur terukur
voltmeter ammeter VxI
1 7,5 V
2 12 V
3 16,97 V
4 110 V
5 155,56 V
6 220 V
7 311.12 V

e. Buatlah grafik daya lampu terukur terhadap resistansi lampu.


7. Jobsheet 7
Refleksi Pembelajaran Jobsheet 1-7
Tujuan : Peserta kursus dapat merefleksikan kesan-kesan setelah
mempelajari jobsheet 1-6
Perintah : Tuliskanlah kesan-kesan setelah mempelajari materi ini,
pengetahuan-pengetahuan apa saja yang baru anda dapat,
apa yang baru anda pahami, apa yang belum anda pahami,
dan apa permasalahan yang ingin ditanyakan lebih jauh
berdasarkan materi ini. Terimakasih.

Richard Sambera Sagala, S.Pd.


S1 Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI
Elektronika Industri 2016
BAB 2
SAKLAR SEBAGAI KONTROL ELEKTRONIK
1. KONSEP SAKLAR DAN PENGABELAN
Saklar : alat yang dapat memutus dan menghubungkan rangkaian.
Saklar berdasarkan macam modelnya, antara lain:
a. Saklar Geser

b. Saklar Push-ON (NO button)

c. Saklar Push-OFF (NC button)

d. Saklar ON/OFF

e. Saklar Toggle
f. Saklar Rotary

Saklar berdasarkan jenis-jenis kutubnya (istilahnya adalah pole throw), secara dasar
adalah sebagai berikut.
a. SPST (Single Pole Single Throw)

b. SPDT (Single Pole Double Throw)

c. DPST (Double Pole Single Throw)

d. DPDT (Double Pole Double Throw)


2. KREASI SAKLAR DALAM KONTROL ELEKTRONIK
a. Jobsheet 1
Prinsip Kerja Saklar
Tujuan : Siswa dapat memahami prinsip kerja tiap saklar secara dasar
Alat dan Bahan : PC/Laptop dan software Proteus
Skema Rangkaian :
1) Saklar SPST

2) Saklar SPDT

3) Saklar DPST

4) Saklar DPDT 1
5) Saklar DPDT 2

6) Saklar DPDT 3

7) Saklar DPDT 4

Langkah Kerja:
1) Susunlah rangkaian yang ada di no. 1 pada lembar kerja Proteus
2) Lakukanlah simulasi pada rangkaian itu dan nyala-padamkanlah saklar, lalu
perhatikan apa yang terjadi.
3) Analisa perilaku yang terjadi dan tulislah hasil pengamatan anda.
b. Jobsheet 2
Kreasi Saklar 1
Tujuan : Siswa dapat memahami prinsip kerja tiap saklar secara dasar
Alat dan Bahan : PC/Laptop dan software Proteus
Skema Rangkaian :
1) Rangkaian AND
2) Rangkaian OR

3) Rangkaian Model 1

4) Rangkaian Model 2

BAT8 L12
7.2V
9V

5) Rangkaian Model 3
Langkah Kerja:
1) Susunlah rangkaian yang ada di no. 1 pada lembar kerja Proteus.
2) Lakukanlah simulasi pada rangkaian itu dan nyala-padamkanlah saklar, lalu
perhatikan apa yang terjadi.
3) Analisa perilaku yang terjadi dan tulislah hasil pengamatan anda.
c. Jobsheet 3
Kreasi Saklar 2
Tujuan : Siswa dapat memahami prinsip kerja tiap saklar secara dasar
Alat dan Bahan : PC/Laptop dan software Proteus
Skema Rangkaian :
1) Rangkaian 1

2) Rangkaian 2
3) Rangkaian 3

4) Rangkaian 4

5) Rangkaian 5

Langkah Kerja:
1) Susunlah rangkaian yang ada di no. 1 pada lembar kerja Proteus.
2) Lakukanlah simulasi pada rangkaian itu dan nyala-padamkanlah saklar, lalu
perhatikan apa yang terjadi.
3) Analisa perilaku yang terjadi dan tulislah hasil pengamatan anda.
d. Jobsheet 4
Refleksi Pembelajaran Jobsheet 1-3
Tujuan : Peserta kursus dapat merefleksikan kesan-kesan setelah
mempelajari jobsheet 1-3
Perintah : Tuliskanlah kesan-kesan setelah mempelajari materi ini,
pengetahuan-pengetahuan apa saja yang baru anda dapat,
apa yang baru anda pahami, apa yang belum anda pahami,
dan apa permasalahan yang ingin ditanyakan lebih jauh
berdasarkan materi ini. Terimakasih.

Richard Sambera Sagala, S.Pd.


S1 Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI
Elektronika Industri 2016
BAB 3
SUPLEMEN INSTRUMENTASI ELEKTRONIKA 1
1. Penggunaan AVOMeter
AVOMeter = Ampere, Volt, Ohm, meter
Perangkat ini terdiri atas 3 fungsi pengukuran, yaitu untuk mengukur tegangan
(mode Voltmeter), mengukur arus listrik (mode Ampeeremeter), dan mengukur
resistansi (mode Ohmmeter). Akan tetapi, ada pula fungsi-fungsi tambahan pada
beberapa produk di pasaran, seperti pengukuran frekuensi dan detektor dengan bunyi.
AVOMeter yang berada di pasaran terbagi atas 2 jenis, yaitu AVOMeter Analog
dan AVOMeter Digital.
Pada AVOMeter Analog, berlaku aturan sebagai berikut.

SKALA YANG DITUNJUK


Pengukuran tegangan = × Nilai jangkah selektor voltmeter
SKALA PENUH
SKALA YANG DITUNJUK
Pengukuran arus = × Nilai jangkah selektor ammeter
SKALA PENUH

Pengukuran resistansi = SKALA TUNJUK × Nilai jangkah selektor ohmmeter

Pada AVOMeter Digital, aturan diatas tidak berlaku. Hal ini dikarenakan,
parameter yang akan diukur, hasilnya akan ditampilkan langsung pada layar/display.
Namun, untuk pemula, disarankan mempelajari teknik pengukuran arus, tegangan,
dan hambatan/resistansi dengan AVOMeter analog terlebih dahulu.
Terkait teknik pengukuran secara praktis, dalam hal ini penulis akan
menunjukkan cara pengukuran tegangan. Untuk pengukuran arus, aturan ini berlaku,
hanya saja pemosisian pengukuran arus harus dibedakan dengan tegangan, seperti
yang sudah kita pelajari di bab 1. Terkait resistansi, akan ada pendalaman di bab 3.
Langkah-langkah pengukuran tegangan suatu sumber daya DC adalah sebagai
berikut.
1. Siapkan sumber daya DC yang akan kita ukur. Analisa kutub positif dan
kutub negatifnya. Bisa kita lihat tanda + dan tanda – pada kutub2 catu
dayanya.

2. Siapkan AVOMeter, lalu pindahkan pada selektor tegangan DC. Perkirakan


tegangan yang akan kita ukur. Posisikan probe merah di kutub positif dan
probe hitam di kutub negatif. Pindahkan selektor ke mode tegangan di atas
nilai tegangan yang akan kita ukur. Bila tidak terbaca oleh pengukur,
turunkan nilai selektor secara perlahan, sehingga nilai yang ditunjuk selektor
dapat terbaca.
3. Posisikan probe merah di kutub positif dan probe hitam di kutub negatif.
Lalu hitung hasilnya berdasarkan rumus di atas.

2. Kesalahan Pengukuran
Kesalahan pengukuran yang sering kita alami dalam pengoperasian AVOMeter
antara lain sebagai berikut.
a. Kesalahan menaruh mode selektor pengukur.
Contoh kasus :
- Mengukur tegangan AC menggunakan mode Voltmeter DC dan sebaliknya.
- Mengukur arus AC menggunakan mode Amperemeter DC dan sebaliknya.
- Mengukur resistansi menggunakan mode Voltmeter DC/AC dan sebaliknya.
- Penggunaan mode selektor yang tidak sesuai dengan parameter yang
akan diukur.
b. Kesalahan menaruh posisi probe meter
Contoh kasus :
- Kasus pengukuran tegangan DC, menaruh posisi probe merah (probe +) pada
titik tegangan negatif (tegangan -) dan posisi probe hitam (probe -) pada titik
tegangan positif (tegangan +), hal tersebut menyebabkan nilai ukur terbalik
(pada AVOMeter analog, jarum membanting ke kiri; pada AVOMeter dijital,
nilai ukur menjadi negatif, terkecuali untuk kasus tegangan catu negatif).
- Kasus salah peletakan probe, dimana probe tidak ditaruh pada komponen atau
bagian yang diukur.
c. Kesalahan Pembacaan Hasil Pengukuran
Contoh kasus:
- Kesalahan pembacaan akibat posisi kepala tidak tegak lurus pada skala
AVOMeter.
- Kesalahan pembacaan akibat tubuh yang kelelahan.
d. Kesalahan Penyetelan Nol (Pengkalibrasian)
- Pada saat pengukuran tegangan atau arus, jarum tidak disetel tepat pada skala
paling ujung sebelah kiri (angka 0 paling ujung kiri).
- Pada saat pengukuran resistansi, jarum tidak disetel tepat pada skala paling
ujung sebelah kana (angka 0 paling ujung kanan).

3. Ketidakakuratan AVOMeter
Dalam setiap alat pengukuran, pasti ada ketidakakuratan, antara alat ukur 1
dengan yang lain. Contohnya kita dapat lihat pada mistar atau penggaris yang antara
satu dengan yang lain, pasti akan menemukan titik skala 1 dengan yang lain tidak
persis sama satu dengan lain. Apabila kita mengukur panjang atau lebar sebuah
benda, dengan ukuran permisalan secara baku adalah 6 cm, maka akan ditemukan
perbedaaan. Ada yang 6,1 pada penggaris I dan 6,15 pada penggaris II (ini permisalan
saja).
Ketidakakuratan pun dialami pada sebuah AVOMeter, kasusnya antara lain
sebagai berikut.
DENGAN PENDEKATAN TEORI
DENGAN PENDEKATAN PRAKTIK
Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa alat ukur AVOMeter itu akurat atau
tidaknya dalam pengukuran? Maka salah satu indikatornya adalah Rshunt atau lazim
disebut tahanan dalam. Idealnya, pada pengukuran ideal tegangan , diperlukan
Rshunt adalah sangat besar sekali atau mendekati ~. Pada pengukuran ideal
arus, Rshunt malah harus sekecil-kecilnya mendekati 0 ohm.
RD
% Error Pengukuran AVOMeter = × 100%
R+RD

dimana, R = harga perlawanan, dimana tegangan diukur


RD = harga tahanan dalam AVOMeter

Bila menggunakan rumus di atas, bagaimana cara menerapkannya? Akan


dijelaskan oleh instruktur secara langsung pada laman berikut.

a. JOBSHEET 1
PRAKTIK LOGIN SIMULATOR ELEKTRONIKA DARING
Tujuan : Meningkatkan pemahaman siswa dalam menggunakan alat ukur
AVOMETER berbasis simulator daring.
Alat dan bahan : PC/Laptop, Browser, dan koneksi internet yang stabil
Langkah-langkah:
1. Pertama buka browser (boleh pakai Mozilla Firefox, Microsoft Edge, atau
Google Chrome).
2. Ketikkan laman: https://dcaclab.com/en , lalu tekan enter atau langsung
browsing.
3. Klik Login/Signup, lalu silahkan login dengan akun Gmail atau LinkedIn,
lalu klik Login.
4. Lalu isi alamat email dan password (bila menggunakan Gmail) atau
lakukan otentifikasi akun.
5. Selanjutnya kita akan masuk pada jendela Listring Experiment. Lalu
klik CREATE NEW CIRCUIT untuk masuk ke lembar kerja simulasi.
Lalu tunggu hingga mencapai 100%.

6. Nah, kita sudah sampai di halaman awal.

b. JOBSHEET 2
PRAKTIK PENGUKURAN TEGANGAN DC
Tujuan : Meningkatkan pemahaman siswa dalam mengukur tegangan DC dari
baterai dengan AVOMeter
Alat dan bahan : PC/Laptop, Browser, dan koneksi internet yang stabil
Langkah-langkah:
1. Klik baterai dan tarik pada papan proyek. Klik 2 kali pada baterai dan isi
nilainya menjadi 1.5 V

2. Klik Multimeter dan tarik ke papan proyek, lalu letakkan disebelah kanan
baterai.

3. Tarik probe merah menuju kutub positif baterai


4. Lalu ubah saklar yang semula berada pada posisi OFF ke arah bagian selektor
tegangan DC, tepatnya ke selektor 3 VDC. Selanjutnya, hitunglah nilai yang
ditunjukkan oleh skala ukur pada jarum penunjuk dan lihat skala maksimalnya.
Catat dan simpan pada tabel yang disediakan.

5. Lakukanlah langkah 1-4 untuk nilai-nilai tegangan yang ada di tabel ini.
Praktik ke- Tegangan Angka yang Skala maksimal Nilai tegangan
baterai ditunjuk terukur
1 3
2 5
3 7
4 9
5 11
6 12
7 24

c. JOBSHEET 3
PRAKTIK PENGUKURAN TEGANGAN AC
Tujuan : Meningkatkan pemahaman siswa dalam mengukur tegangan AC dari
listrik jala-jala dengan AVOMeter
Alat dan bahan : PC/Laptop, Browser, dan koneksi internet yang stabil
Langkah-langkah:
1. Klik sumber AC dan tarik pada papan proyek. Klik 2 kali pada sumber AC dan
isi nilainya menjadi 1.5 V. Tambahkan pengaturan dengan penyesuaian seperti
gambar di bawah ini, dengan cara klik simbol gigi roda 2 kali.
2. Selanjutnya, tarik ground lalu tempatkan atau posisikan sebagai berikut. Lalu
hubungkan ground dan sumber AC dengan kabel penghubung/jumper sebagai
berikut.

3. Pasang AVOMeter sebagai berikut, tunggu hasil pengukuran hingga stabil.


Lalu catatlah hasil pengukuran pada tabel.
4. Lakukan langkah 1-3 untuk nilai-nilai hasil pengukuran sebagai berikut.

Praktik ke- Tegangan Angka yang Skala maksimal Nilai tegangan


AC ditunjuk terukur
1 3
2 7
3 9
4 12
5 24
6 110
7 220

d. JOBSHEET 4
PRAKTIK PENGUKURAN ARUS DC
Tujuan : Meningkatkan pemahaman siswa dalam mengukur arus DC dari
baterai/catu daya dengan AVOMeter
Alat dan bahan : PC/Laptop, Browser, dan koneksi internet yang stabil
Skema atau rangkaian :
Langkah-langkah:
1. Persiapkan rangkaian seperti konfigurasi yang diberitahukan pada skema atau
rangkaian di atas.
2. Klik resistor dan pilih opsi gigi roda, lalu isi konfigurasi resistor sebesar
10kohm, seperti pada contoh gambar di atas.
3. Lakukanlah simulasi secara bertahap, lalu amati dan catat hasilnya pada tabel
berikut.
Praktik ke- Tegangan Angka yang Skala maksimal Nilai arus yang
DC ditunjuk terukur
1 1,5
2 3
3 7
4 9
5 11
6 12
Praktik ke- Tegangan Angka yang Skala maksimal Nilai arus yang
DC ditunjuk terukur
7 24

4. Lakukan kembali tahap 1-3 untuk praktik ke-2 s/d praktik ke 7.

e. JOBSHEET 5
PRAKTIK PENGUKURAN ARUS AC
Tujuan : Meningkatkan pemahaman siswa dalam mengukur arus AC dari sumber
listrik jala-jala dengan AVOMeter
Alat dan bahan : PC/Laptop, Browser, dan koneksi internet yang stabil
Skema atau rangkaian :
Langkah-langkah:
1. Persiapkan rangkaian seperti konfigurasi yang diberitahukan pada skema atau
rangkaian di atas.
2. Klik simbol sumber AC dan pilih opsi gigi roda, lalu isi konfigurasi Power
Source Properties seperti pada contoh gambar di atas.
3. Klik simbol resistor dan pilih opsi gigi roda, lalu isi konfigurasi Resistor
Properties seperti pada contoh gambar di atas.
4. Lakukanlah simulasi secara bertahap, lalu amati dan catat hasilnya pada tabel
berikut.

Praktik Tegangan Angka yang Skala maksimal Nilai arus


ke- AC ditunjuk yang terukur
1 3
2 4.5
3 7
4 9
5 12
6 15
7 24
f. JOBSHEET 6
PRAKTIK PENGUKURAN DASAR RESISTANSI RESISTOR
Tujuan : Meningkatkan pemahaman siswa dalam mengukur arus AC dari sumber
listrik jala-jala dengan AVOMeter
Alat dan bahan : PC/Laptop, Browser, dan koneksi internet yang stabil
Skema atau rangkaian :

Langkah-langkah:
1. Persiapkan rangkaian seperti konfigurasi yang diberitahukan pada skema atau
rangkaian di atas.
2. Klik simbol resistor dan pilih opsi gigi roda, lalu isi konfigurasi Resistor
Properties seperti pada contoh gambar di atas.
3. Lakukanlah simulasi secara bertahap, lalu amati dan catat hasilnya pada tabel
berikut.
Warna gelang Nilai resistansi hasil
ukur

Identifikasi warna dari 4 gelang ini:


Coklat-……..-……..-……..

Identifikasi warna dari 4 gelang ini:


Warna gelang Nilai resistansi hasil
ukur

……..-……..-……..-……..

Identifikasi warna dari 4 gelang ini:


……..-……..-……..-……..

Identifikasi warna dari 4 gelang ini:


……..-……..-……..-……..

Identifikasi warna dari 4 gelang ini:


……..-……..-……..-……..

g. JOBSHEET 7
Refleksi Pembelajaran Jobsheet 1-6
Tujuan : Peserta kursus dapat merefleksikan kesan-kesan setelah
mempelajari jobsheet 1-6
Perintah : Tuliskanlah kesan-kesan setelah mempelajari materi ini,
pengetahuan-pengetahuan apa saja yang baru anda dapat,
apa yang baru anda pahami, apa yang belum anda pahami,
dan apa permasalahan yang ingin ditanyakan lebih jauh
berdasarkan materi ini. Terimakasih.

Richard Sambera Sagala, S.Pd.


S1 Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI
Elektronika Industri 2016
BAB IV
Konsep dan Pengukuran Tegangan Sumber DC Berderet.
1. Konsep Tegangan Sumber DC
Seperti yang telah kita ketahui bahwa sumber tegangan DC adalah baterai, aki, dan
adaptor/power supply. Dalam hal ini, sumber tegangan DC yang akan dideretkan
adalah sumber berelemen kering atau berelemen basah. Bagaimana dengan
adaptor/power supply? Akan ada pembahasan tersendiri.

2. Konsep Tegangan Sumber DC diserikan.


Seperti yang telah dijelaskan pada bab 1, sumber nilai tegangan DC adalah konstan
sepanjang waktu. Namun pada kenyataannya, nilai tegangan DC suatu elemen
(baterai atau aki) dapat drop atau jatuh nilainya, akibat kapasitas dayanya mulai
berkurang akibat penggunaan terus menerus dalam jangka waktu yang lama.

Contoh kasus.
AKI BARU

AKI SETELAH DIPAKAI SECARA TERUS MENERUS


Misalkan kita memerlukan tegangan 24 V, tetapi di saat yang sama kita tidak
memiliki aki 24 V. Pada saat itu hanya ada 2 buah aki 12 VDC. Berbekal 2 buah aki
12 VDC, maka kita dapat memperoleh tegangan 24 VDC.

3. Kalkulasi dan Pengukuran Tegangan Sumber DC Seri. (P)

Vtotal = V1 + V2 + V3 + V4

4. Konsep Arus Sumber DC Paralel. (T)


Selain dapat menambah tegangan, kita juga dapat menambahkan arus dari sumber
tegangan DC. Syarat dalam menambahkan arus adalah:
a. Minimal ada 2 buah aki/baterai (elemen basah/elemen kering) memiliki nilai
tegangan yang sama. Lebih pastinya silahkan dicek dengan AVOMeter tegangan
masing-masing.
Selanjutnya, 2 buah sumber DC berelemen dipasang secara paralel sebagai
berikut.
5. Kalkulasi dan Pengukuran Tegangan Sumber DC Paralel . (P)

Itotal = I1 + I2 + I3 + I4
Dengan syarat V1=V2=V3=V4 Syarat mutlak

a. JOBSHEET 1
PRAKTIK PENGUKURAN TEGANGAN SUMBER DC BERDERET
Tujuan : Meningkatkan pemahaman siswa dalam menggunakan alat ukur
AVOMETER berbasis simulator daring.
Alat dan bahan : PC/Laptop, Browser, dan koneksi internet yang stabil
Skema atau rangkaian :
Langkah-langkah:
1. Buatlah rangkaian seperti di atas, lalu ukur tegangan total dengan AVOMeter.
Berikutnya, catatlah hasilnya pada tabel yang telah disediakan.
2. Ulangi kembali langkah 1 untuk kegiatan yang disediakan pada tabel ini.
Rangkaian Hasil (V)

.
BAB V
KONSEP RESISTANSI SERI, PARALEL, CAMPURAN;
RESISTOR; DAN PENGUKURANNYA

1. Resistor dan Konsep Resistansi


Resistor : komponen elektronika yang memiliki nilai tahanan/perlawanan.
Prinsipnya yang menghambat arus menimbulkan sejumlah nilai tahanan atau
perlawanan pada komponen ini, bila diberi tegangan listrik.
Resistansi : nilai perlawanan atau tahanan dari resistor. Satuan SI adalah ohm. Simbol
resistor adalah sebagai berikut.

Resistor sendiri terdiri atas bermacam-macam model, sebagai berikut.


Fungsi resistor:
- Memperkecil arus
- Membagi tegangan
2. Penghitungan Resistansi Resistor (Model Gelang atau Model-model Varian)
Penulisan nilai persamaan resistansi resistor yaitu:
a. 3,4 Ohm = 3,4 Ω = 3 Ω 4 = 3,4 R = 3 R 4
b. 5470 Ohm = 5,47 kΩ = 5K47Ω
c. 1.500.000 Ohm = 1,5 MΩ = 1M5 Ω
Pembacaan resistor gelang dengan kode warna adalah sebagai berikut.
Dengan menggunakan contoh resistor di atas, kita dapat mencari nilai
resistansinya dengan tahapan-tahapan sebagai berikut.
a. Identifikasi warna gelang-gelang resistor di atas
Dari kiri ke kanan : Coklat – Orange – Biru – Emas
b. Identifikasi posisi-posisi warna menjadi urutan pita warna berikut.
Coklat – Orange – Biru – Emas

Gelang 1 – Gelang 2 – Gelang 3 – Gelang 4


c. Konversi atau ubah nilai pada tiap gelang berdasarkan aturan tabel di atas.
Coklat – Orange – Biru – Emas

1 3 1 MΩ +/- 5%
Nilai resistansi = 13x1 MΩ+/-5% = 13MΩ +/- 5%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai resistansi adalah 13MΩ +/-5%.
Kalau di pasaran, nilai murninya adalah 13MΩ. Nilai +/- 5% adalah
penunjukkan persentase nilai toleransi dari resistor, yang diartikan bahwa
sebuah resistor dengan nilai resistansi 13 MΩ dapat lebih dari 5% atau kurang
dari 5% dari nilai seharusnya.
Dalam bentuk matematis, dapat dijabarkan dalam bentuk berikut.
Nilai toleransi ambang bawah = 13 MΩ - (13 MΩ*5%)
Nilai toleransi ambang bawah = 13 MΩ - (650kΩ) = 12,35 MΩ

Nilai toleransi ambang atas = 13 MΩ + (13 MΩ*5%)


Nilai toleransi ambang atas = 13 MΩ + (650kΩ) = 19,5 MΩ

Dengan demikian, resistansi 13MΩ dengan toleransi +/- 5%, masih dapat
dikatakan baik, apabila berada dalam rentang 12,35 MΩ s/d 19,5 MΩ
Salah satu jenis resistor yang pasti kita jumpai di rangkaian elektronika adalah
resistor kapur.
Untuk membaca nilai resistansi di atas, caranya adalah sebagai berikut.

Nilai resistansi = 200R/20W = 200Ω/20W

Nilai resistansi = 0,1Ω/5W


Perkembangan teknologi elektronika yang semakin cepat, merubah model dari
komponen penyusunnya sendiri. Salah satu model komponen elektronika yang
sering kita temui pada perangkat-perangkat elektronis, berwarna hitam dan
berbentuk petak, adalah komponen SMD (Surface Mount Device).
Contoh model 3 digit dan 4 digit.

Contoh model EIA-96.


3. Perhitungan Resistansi Seri dan Paralel
Resistansi dengan resistor posisi seri

Resistansi dengan resistor posisi paralel

10 PROYEK
JOBSHEET 1

Anda mungkin juga menyukai