Anda di halaman 1dari 7

MATERI PRESENTASI RESISTOR

Multimeter Digital

Dalam menghitung besarnya hambatan yang terkandung dalam resistor, kita


punya beberapa teknik perhitungan. Pertama adalah cara yang paling gampang,
yaitu dengan menggunakan multimeter digital. Setelah kita menyetel multimeter
digital dalam mode “ohm”, lalu kedua terminal multimeter kita tempelkan
dikedua kaki resistor. Dengan itu seketika muncul besar hambatan dari resistor
yang kita ukur.

Multimeter Analog

Cara kedua yaitu dengan menggunakan multimeter analog. Untuk menggunakan


alat ukur ini maka butuh sedikit keahlian dalam membaca skala pada multimeter.
Pada multimeter analog, umumnya kita akan menemukan beberapa skala yang
dapat digunakan sesuai kebutuhan ketelitian perhitungan.

1. Resistor tetap (fixed resistor)

Resistor jenis ini memiliki nilai resistansi yang tetap dan permanen selama resistor
tersebut dalam kondisi yang baik. Resistor tetap memiliki ciri ciri yang tidak bisa
berubah ubah jika resistor tersebut tidak rusak. Resistor tetap juga terdiri dari
beberapa jenis resistor yang dikelompokan berdasarkan bahan penyusun resistor
tersebut. Berikut ini adalah pembahasan jenis resistor tetap secara mendetail :

a. Resistor Kawat

Resistor kawat merupakan resistor pertama kali dibuat. Dahulu resistor ini
digunakan dalam rangkaian yang masih menggunakan tabung hampa sebagai
transistornya. Dengan ukuran fisik yang cukup besar dan juga bentuknya yang
bervariasi pada masanya, resistor ini juga memilki nilai hambatan yang cukup
besar pula. Resistor kawat juga mampu beroperasi pada arus kuat dan panas yang
tinggi sehingga banyak ditemukan pada rangkaian elektronika bagian power.
Rating daya yang terdapat pada resistor jadul yang ini adalah dalam bebrabagi
ukuran seperti 1 watt, 2 watt, 5 watt, serta 10 watt.
b. Resistor Batang Karbon

Resistor jenis batang karbon terhitung jenis resistor jadul sama seperti resistor
kawat. Resistor ini tersusun dari bahan karbon didalamnya dan terdapat kode-
kode warna untuk menandai besarnya hambatan dari resistor tersebut. Resistor
yang merupakan generasi awal ini untuk penggunaanya saat ini sudah sangat
jarang. Sehingga kurang familiar bagi para praktisi elektronika saat ini.

c. Resistor Keramik

Sesuai dengan namanya tentu saja terbuat dari bahan keramik atau porselen,
dengan lapisan kaca dibagian terluar. Meskipun ukuranya cukup mungil, namun
resistansinya bervariasi, mulai dari kisaran puluhan ohm hingga kilo ohm.
Kemajuan Teknologi terutama pada bahan yang dibutuhkan sebagai komponen
elektronika, resistor keramik pada saat ini kebanyakan digunakan pada gadget
yang memilki ukuran cukup kecil. Coba saja buka perangkat ponsel yang anda
miliki, dapat dipastikan akan bisa menemukan resistor jenis ini didalamnya.
Resistor ini memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.

d. Resistor Film Karbon

Resistor Film karbon merupakan sebuah perkembangan dari resistor batang


karbon. Resistor ini terbuat dari bahan karbon didalamnya dan diluarnya dilapisi
dengan bahan pelindung berupa film. Pelindung ini berguna untuk mnecegah
adanya pengaruh eksternal terhadap karakteristik dari resistor jenis ini.
Dipermukaanya terdapat gelang-gelag warna yang berguna sebagai indikator
besarnya hambatan yang terkandung didalam resistor tersebut. Memiliki Rating
daya sama dengan Resistor Kramik tetapi kalah dalam segi keefektifan ukuran
komponen. Sehingga lebih banyak resistor kramik yang digunakan untuk
peralatan elektronik seperti Smartphone daripada menggunakan Resistor Film
karbon yang ukurannya relatif lebih besar.

e. Resistor Film Metal

Penampakan bentuk fisiknya sekilas terlihat bahwa resistor jenis film metal mirip
dengan resistor jenis film karbon. Perbedaan hanya pada warna dasar yang
berbeda. Namun sebenarnya kedua jenis resistor ini memilki karakteristik yang
berbeda. Untuk resistor film metal memiliki katelitian tertinggi dibandingkan
dengan resistor tetap jenis lain. Toleransinya hanya berkisar antara 1-5%.

Resistor Film Metal memiliki resistensi yang lebih besar dibandingkan dengan
Resistor Film Karbon. Jika pada Resistor Film Karbon hanya identik dengan 4 kode
warna untuk membacanya, pada Resistor Film Metal terdapat 5 dan juga 6 kode
warna. Dalam aplikasinya, resistor film metal biasa digunakan pada perangkat
elektronik yang memerlukan ketelitian tinggi, misalnya saja multimeter ataupun
alat ukur lainya.

2. Resistor Tidak Tetap (variable resistor)

Berlawanan dengan resistor tetap, resistor variable dapat berubah nilai


resistansinya sesuai pengaruh eksternal yang memang sudah didesain demikian.
Pengelompokan jenis resistor variable didasarkan pada bagaimana cara merubah
resistansi tersebut. Misalnya saja LDR bisa berubah resistansinya jika terjadi
perubahan intensitas cahaya yang mengenai permukaanya. Untuk lebih jelasnya,
mari kita bahas secara mendetail:

a. Potensiometer

Potensiometer merupakan resistor yang dapat kita atur besar resistansinya. Cara
mengaturnya cukup dengan memutar bagian tuas tengah potensiometer. Resistor
jenis ini cukup sering digunakan dalam rangkaianelektronika semacam fm/am
tuner, rangkaian sensor cahaya, dan lain sebagainya. Bagian dalam potensiometer
terbuat dari kawat berhambatan yang melingkar. Namun selain terbuat dari
bahan kawat, ada juga potensiometer yang tersusun dari karbon sehingga
ukurannya dapat diperkecil dan interval resistansi yang cukup besar.

Perubahan Resistensi

Ada dua jenis potensiometer yang bisa kita temukan di toko-toko elektronik, yaitu
potensiometer jenis logaritmik dan potensiometer jenis linear. Kedua jenis ini
memiliki perbedaan pada besarnya perubahan resistansi ketika kita memutar tuas
potensiometer.
Potensiometer Linear

Dimaksud dengan perubahan secara linier merupakan perubahan nilai


resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya.

Potensiometer Logaritmik

Sedangkan, yang dimaksud dengan perubahan secara logaritmik yaitu perubahan


nilai resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada umumnya,
potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik karena
nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah melakaukan setengah kali
putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai minimal diperoleh saat pengaturnya
berada pada titik nol atau titik maksimal putaran.

Untuk bisa menentukan apakah potensiometer tersebut logaritmik atau linier,


dapat diketahui dengan cara dilihat huruf yang tertera pada bagian belakang
badannya. Jika huruf yang tertera B, maka potensiometer tersebut berarti
logaritmik. Sedangkan jika huruf A, maka merupakan jenis potensiometer linier.
Pada dasarnya, nilai resistansi juga dapat dilihat dan tertera pada bagian depan
badannya. Nilai yang tertera tersebut adalah suatu nilai resistansi maksimal dari
potensiometer tersebut.

Cara Penggunaan

Selain dapat dibedakan berdasarkan jenisnya yaitu Logaritmik ataupun Linear,


potensiometer juga bisa dibedakan dari cara penggunaannya yaitu diputar dan
digeser.

Potensiometer Putar

Diguakan dengan cara diputar untuk mengubah nilai resistensinya yang biasa
digunakan pada komponen TV Jadul baik untuk menggangti Channel dan juga bisa
digunakan untuk membesarkan dan mengecilkan volume TV. Dapat dilihat pada
TV lama jebis hitam putih tahun 90 an, biasanya masih menggunakan
potensiometer jenis ini.
Potensiometer Geser

Potensiometer geser adalah kembaran dari potensiometer Putar. Perbedaannya


adalah pada cara yang digunakan untuk mengubah nilai resistansinya. Pada
potensiometer Putar, cara mengubah nilai resistansinya adalah dengan cara
memutar gagang yang muncul keluar. Sedangkan, pada potensiometer geser, cara
mengubah nilai resistansinya yaitu dengan cara menggeser gagang pengubah
resistensi. Pada umumnya, bahan yang digunakan untuk membuat potensiometer
ini adalah karbon. Adapula yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang
digunakan karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini,
perubahan nilai resistansinya hanyalah perubahan secara linier.

b. Trimpot

Bentuk dan cara kerja trimpot sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
potensiometer. Namun agar kita bisa merubah nilai hambatanya tidak cukup
hanya memutar menggunakan tangan kosong ataupun menggesernya saja.
Diperlukan alat semacam obeng -/+ untuk memutarnya sehingga nilai
resistansinya berubah sesuai dengan yang kita inginkan. Trimpot sama seperti
potensiometer juga terdiri atas dua jenis, yaitu trimpot logaritmik dan linear.
Memiliki ciri khusus yang bentuk ukurannya lebih kecil dari potensiometer.

c. LDR (Light Dependent Resistor)

Seperti yang sudah disinggung diatas, LDR merupakan jenis resistor variabel yang
resistansinya dapat berubah seiring dengan intensitas cahaya yang mengenai
permukaanya. Dengan sifatnya ini, maka wajar jika LDR biasa digunakan pada
lampu-lampu yang bisa mati dan hidup secara otomatis. Sebagai contoh biasanya
pada lampu lampu jalan yang akan nyala pada malam hari atau pada saat wilayah
sekitar gelap seperti saat mendung dan badai yang menutupi matahari dengan
otomatis lampu di jalanan akan nyala dengan sendirinya.

Resistansi LDR menurun ketika terpapar cahaya dengan intensitas tinggi.


Sebaliknya, semakin kecil intensitas cahaya yang mengenai permukaanya maka
resistansi LDR akan semakin besar. Konsep kerja LDR dapat dijelaskan dengan
konsep fotolistrik yang dicetuskan oleh Enstein.
d. NTC dan PTC

Untuk kedua jenis resistor ini, dapat mengatur besar resistansinya dengan
merubah temperature lingkungan sekitar. Pada resistor NTC (negative
temperature coefficient) resisntansi semakin kecil ketika suhu lingkungan naik.
Untuk PTC (positive temperature coefficient) berlaku sebaliknya, yaitu semakin
tinggi suhu lingkungan semakin besar pula nilai resistansinya.

Pada dasarnya resistansi setiap bahan pasti dipengaruhi oleh suhu lingkungan
meskipun sangat kecil pengaruhnya. Dalam sebuah rangkaian listrik skala kecil
faktor ini bisa kita abaikan. Namun tidak jika sudah masuk ke dunia industri skala
besar, semua faktor yang dicurigai berpengaruh sebisa mungkin di hitung dan
diteliti efek kedepanya.

e. Rheostat

Pastinya sudah tahu jika anda sudah pernah praktikum fisika jikapun belum
pernah seharusnya tetap tidak asing dengan jenis resistor variable yang satu ini.
Terbuat dari uliran kawat yang rapat dan berdiameter cukup besar, sehingga
ukuranya pun besar. Rheostat paling sering digunakan dalam laboratorium. Cara
mengubah resistansinya cukup mudah, yaitu dengan menggeser kepala bagian
atas dari rheostat.

Kelebihan

Resistor memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi komponen


penting dalam berbagai rangkaian elektronik. Berikut ini adalah beberapa
kelebihan dari resistor:

1. Kontrol Arus: Resistor memainkan peran penting dalam mengontrol arus listrik
dalam rangkaian. Dengan memilih nilai resistansi yang tepat, kita bisa mengatur
seberapa banyak arus yang mengalir dalam rangkaian.

2. Sederhana dan Murah: Resistor adalah komponen yang sederhana dan murah.
Ini membuatnya mudah untuk digunakan dan diakses oleh siapa saja, baik itu
profesional maupun hobiis elektronik.
3. Fleksibilitas: Resistor tersedia dalam berbagai nilai resistansi, yang
memungkinkan mereka untuk digunakan dalam berbagai aplikasi. Dari rangkaian
sederhana hingga perangkat elektronik yang kompleks, resistor adalah bagian
penting dari hampir semua rangkaian.

4. Stabilitas: Resistor biasanya sangat stabil dan dapat diandalkan, bahkan dalam
kondisi lingkungan yang ekstrem. Mereka tidak mudah rusak dan dapat bertahan
lama.

5. Tidak Memerlukan Energi Tambahan: Resistor tidak memerlukan sumber daya


atau energi tambahan untuk bekerja. Mereka hanya menggunakan arus dan
tegangan yang sudah ada dalam rangkaian.

Kekurangan

Meskipun resistor memiliki banyak kelebihan, ada juga beberapa kekurangan


yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa kekurangan dari resistor:

1. Panas: Resistor menghasilkan panas saat digunakan. Jika tidak ditangani


dengan benar, panas ini bisa merusak resistor atau komponen lain dalam
rangkaian. Ini juga bisa menjadi masalah dalam perangkat yang memiliki ruang
terbatas untuk ventilasi.

2. Toleransi: Resistor memiliki toleransi, yang berarti nilai resistansi sebenarnya


mungkin sedikit berbeda dari nilai yang ditunjukkan. Ini bisa menjadi masalah
dalam rangkaian yang memerlukan tingkat akurasi yang tinggi.

3. Tidak Efisien untuk Beberapa Aplikasi: Untuk beberapa aplikasi, seperti


pengaturan volume audio, penggunaan resistor mungkin tidak efisien
dibandingkan dengan solusi lain seperti potensiometer.

4. Daya Terbatas: Resistor memiliki batas daya yang dapat mereka tangani. Jika
arus atau tegangan melebihi batas ini, resistor bisa rusak.

5. Tidak Dapat Mengubah Nilai Resistansi: Kecuali untuk jenis tertentu seperti
potensiometer atau rheostat, resistor memiliki nilai resistansi tetap yang tidak
dapat diubah.

Anda mungkin juga menyukai