Anda di halaman 1dari 6

KELAS X

KD 3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)

KD 4.2 Merencanakan dan melaksanakan percobaan untuk menentukan resultan vector

Menerapkan (C3) pada tingkat kognitif

Kata kerja yang dapat dicapai pada tingkat ini yaitu:

 Menentukan

 Menerpkan

 Melakukan

 Menggambarkan

 Menjumlahkan

A.Karakter materi

 Menggambarkan veltor

 Penjumlahan vektor dengan metode poligon dan jajar genjang

 Menguraikan sebuah vektor dalam sistem koordinat cartesius menjadi dua vektor komponen yang
sling tegak lurus

 Menetukan arah dan panjang vektor resultan dengan metode grafis dan analitik

B.Model pembelajaran

Model pembelajaran yang saya gunakan yaitu cooperative learning.

Menurut Slavin (2009: 4) mengungkapkan bahwa : cooperative learning merupakan suatu model
pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran.
Hal yang penting dalam model pembelajaran kooperatif adalah bahwa siswa dapat belajar dengan cara
bekerja sama dengan teman. Bahwa teman yang lebih mampu dapat menolong teman yang lemah, dan
setiap anggota kelompok tetap memberi sumbangan pada prestasi kelompok. Para siswa juga mendapat
kesempatan untuk bersosialisasi serta menghormati berbagai perbedaaan yang terdapat di suatu kelas.
Berdasarkan pengertian cooperative learning tersebut dapat disimpulkan bahwa model
cooperative laerning merupakan cara belajar yang membutuhkan kerja sama yang baik bersama teman
kelompok dan pembelajaran berpusat pada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Jika model pembelajaran ini diterapkan pada penbelajran kelas x tentang penjumlahan vektor.
Model pembelajran ini sangatlah cocok. Alasannya saya memilih model pembelajaran ini yaitu sesuai
dengan kurikulum 2013 bahwa cara belajar yang digunakan yaitu dengan cara membentuk kelompok
kelompok kecil antar teman dengan cara berdiskusi bersama teman-teman. Dengan berdiskusi secara
bersama - sama tersebut maka semua masalah yang menyangkut tentang pelajaran baik berupa soal
maupun berupa kejelasan dari materi pelajaran yang kita pelajari akan mudah dicari solusinya maupun
jawaban dari persoalan tersebut. Bekerja sama disini bukanlah bekerja sama saling mencontek. Tetapi
bekerja sama yang semua anggota kelompok saling mengemukakan ide-ide maupun pendapat. Dan
disanalah peserta didik akan saling bertukar pikiran tentang tentang materi pelajaran tersebut.

langkah-langkah perilaku guru menurut model pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh
Arends (1997) adalah sebagaimana terlihat pada table berikut ini:
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada mata pelajaran
tersebut dan memotivasi belajar siswa
2) Menyajikan infornasi
Guru menyampaikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacan
3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok – kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
4) Membimbing kelompok bekerja dab belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar siswa pada saat mereka mengerjakan tugas
5) Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6) Memberi penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai siswa, baik dalam proses maupun hasil secara
individual atau kelompok.

Slavin, Robert . E.1995. Kelebihan dan Kekurangan dari Pembelajaran Kooperatif learning yaitu :
Keunggulan Pembelajaran Kooperatif learning:

 Melalui model pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi
dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
 Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan, mengungkapkan ide atau
gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
 Model pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk menhargai orang lain dan
menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
 Model pembelajaran kooperatif dapat memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung
jawab dalam belajar.
 Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan
prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,
hubungan interpersonal yang positif dengan orang lain, mengembangkan keterampilan, dan sikap
positif terhadap sekolah.
 Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan
pemahaman sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat memecahkan masalah tanpa takut
membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif learning :

 Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di- samping itu memerlukan lebih
banyak tenaga, pemikiran, dan waktu.
 Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan
biaya yang cukup memadai.
 Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang
dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
 Saat diskusi terkadang didominasi seseorang, hal ini meng-akibatkan siswa yang lain menjadi
pasif.
 Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip. Hal ini terjadi jika anggota kelompok tidak
mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti datang terlambat, mengobrol atau bergosip
membuat waktu berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.

C.Metode pembelajaran

1. Metode Eksperimen
Wingkel, W. S. 2014. Menyebutkan bahwa Metode eksperimen adalah metode pemberian
kesempatan kepada anak didik, baik perorangan/kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses/
percobaan. Dengan metode eksperimen, anak didik diharapkan dapat sepenuhnya terlibat dalam
perencanaan eksperimen, melakukan, menentukan fakta, mengumpulkan data, mengendalikan variabel,
dan memecahkan masalah yang dihadapinya secara nyata.

Kelebihan metode eksperimen


o Dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran/kesimpulan berdasarkan percobaan
sendiri dari pada hanya menerima kata guru/buku
o Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi)
tentang ilmu dan teknologi, suatu sikap yang dituntut dari seorang ilmuwan
o Akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru melalui penemuan, sebagai
hasil percobaannya diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
Kekurangan metode eksperimen
o Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan
eksperimen
o Apabila eksperimen memerluka jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk
melanjutkan pelajaran
o Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

2. Metode Diskusi
Diskusi menurut Suryosubroto (2009:167) adalah percakapan ilmiah oleh beberapa yang
tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat tentang suatu masalah atau bersama-sama
mencari pemecahan mendapatkan jawaban dan kebenaran atas suatu masalah.

Kelebihan metode diskusi:


o Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
o Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
o Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.

Kelemahan metode diskusi:


o Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki
keterampilan berbicara.
o Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
o Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.
o Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.

3. Metode tanya jawab


Metode tanya-jawab ialah penyampaian pelajaran dengan cara guru mengajukan pertanyaan dan
murid menjawab. Tanya jawab juga bisa terjadi antara murid dengan murid.

Keunggulan metode tanya jawab:


o Kelas akan hidup karena anak didik aktif berfikir dan menyampaikan pikiran melalui berbicara.
o Baik sekali untuk melatih anak didik agar berani mengemukakan pendapatnya.
o Akan membawa kelas kedalam suasana diskusi.

Kelemahan metode tanya Jawab:


o Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang dari pokok persoalan bila
dalam mengajukan pertanyaan, siswa menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada
hubungannya dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak terkendalikan sehingga
membuat persoalan baru.
o Membutuhkan waktu yang banyak
4. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan sebagai metode tradisional, karena sejak
dahulu metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam
interaksi edukatif. Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan metode ceramah:


o Guru mudah menguasai kelas
o Mudah dilaksanakan
o Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar dan
o Guru mudah menerangkan bahan pelajaran dalam jumlah banyak.

Kekurangan metode ceramah;


o Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
o Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan rugi dan anak didik yang lebih tanggap
auditifnya dapat lebih cepat menerimanya
o Apabila terlalu lama akan membuat bosan
o Sukar mengontrol sejauh mana perolehan belajar anak didik, dan
o Menyebabkan anak didik pasif.

D.Pendekatan

Pendekatan yang saya gunakan yaitusaintific learning . Menurut Daryanto. 2014. Menyebutkan
bahwa pendekatan saintifik dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

Sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran dengan memperkuat proses
pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan scientific, yaitu pembelajaran yang
mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba / mengumpulkan data,
mengasosiasi / menalar, dan mengomunikasikan.

Alasan saya memilih pendekatan saintific learning yaitu karena sesuai dengan langkah dari
pendekatan saintific yaitu mengamati, menanya, menalar, dan mencoba. Semua langkah dari pendekatan
saintific sangat sesuai dengan metode pembelajaran yang kita pakai seperti yang telah dijelaskan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Arends. 1997. Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Konstuktivitis. Jakarta: Prestasi Pustaka
Publisher.

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Slavin, Robert . E.1995. Educational Psycology. United States Of America: Allan and Bacon.

Slavin, Robert.E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset Dan Praktik. Bandung : Nusa Media.

Suryosubroto, B. 2009 . Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Wingkel, W. S. 2014. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai