Takbir
Adapun Rasulullaah ketika membaca surah Al-Faatihah senantiasa satu napas per
satu ayatnya, tidak terburu-buru, dan benar-benar memaknainya. Surah ini memiliki
khasiat yang sangat tinggi sekali. Bahkan Ibn Qayyim Al-Jauziyyah sampai menuliskan
makna iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin, dalam satu kitabnya yang berjudul
Madarijus Saalikin, dimana beliau bercerita ketika di suatu kota ia menderita sakit,
maka ia membacanya per ayat dengan sungguh-sungguh, dan ia rasakan bahwa
setiap selesai satu ayat dibacanya, terasa berguguran sakit yang dirasakannya.
Subhaanallaah.
Mari kita hafal terlebih dahulu arti per ayatnya sebelum kita memaknainya.
Arrahmaan, Arrahiim
(Maha Pengasih, Maha Penyayang)
Maaliki, yaumiddiin
(Penguasa, Hari Pembalasan/Hari Tempat Kembali)
Melanjutkan tulisan yang ketiga, maka setelah membaca Surah Al-Faatihah, maka
hendaknya kita membaca ayat-ayat Al-Qur'an.
Ruku'
Lalu ruku', dimana ketika ruku' ini beliau mengucapkan bermacam-macam dzikir dan
do'a. Kadangkala beliau mengucapkan yang ini dan kadangkala mengucapkan yang
itu :
Memperpanjang Ruku'
Diriwayatkan bahwa :
I'tidal
Maka ketika kita i'tidal atau bangkit dari ruku, sambil mengangkat kedua tangan
sejajar bahu ataupun sejajar telinga, maka kita mengucapkan :
"Sesungguhnya imam itu dijadikan hanya untuk diikuti. Oleh karena itu, apabila ia
mengucapkan "sami'allaahu liman hamidah", maka ucapkanlah "rabbanaa lakal
hamdu", niscaya Allah memperhatikan kamu. Karena Allah yang bertambah-
tambahlah berkahNya, dan bertambah-tambahlah keluhuranNya telah berfirman
melalui lisan NabiNya saw., "Mudah-mudahan Allah mendengarkan (memperhatikan)
orang yang memujiNya".
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Ahmad, dan Abu Daud)
Sujud
Ketika kita sujud, maka dengan tenang hendaknya kita mengucapkan do'a-do'a sujud
seperti yang telah dicontohkan Rasulullaah Sallallaahu 'alayhi wa sallaam.
Ketika kita bangun dari sujud, maka hendaklah kita berdo'a sepertinya do'anya
Rasulullaah, dan bacalah do'a tersebuh dengan sungguh-sungguh, perlahan-lahan,
dan penuh pengharapan kepada Allah Subhaana wa Ta'ala.
Dari Hadits yang diriwayatkan Muslim, bahwa Rasulullaah saw, kadangkala duduk
tegak di atas kedua tumit dan dada kedua kakinya. Beliau juga memanjangkan posisi
ini sehingga hampir mendekati lama sujudnya (Al-Bukhari dan Muslim).
01. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Abi Syaibah.
Dari Ibn Mas'ud berkata, Rasulullaah saw telah mengajarkan at-tasyaahud kepadaku,
dan kedua telapak tanganku (berada) di antara kedua telapak tangan beliau -
sebagaimana beliau mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepadaku : ---> (Mari
dihafalkan setiap katanya sehingga shalat kita lebih mudah untuk khusyuk)
Attahiyyaatulillaah, wasshalawatu, watthayyibaat.
Segala ucapan selamat adalah bagi Allaah, dan kebahagiaan, dan kebaikan.
* Hal ini ketika beliah masih hidup, kemudian tatkala beliau wafat, maka para
shahabat mengucapkan :
Assalaamu 'alannabiy.
Semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi.
02. Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Abu 'Uwanah, Asy-Syafi'i, dan An-
Nasa'i.
Dari Ibnu 'Abbas berkata, Rasulullaah telah mengajarkan At-Tasyahhud kepada kami
sebagaimana mengajarkan surat dari Al-Qur'an kepada kami. Beliau mengucapkan :
Attahiyyaatul mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatulillaah.
Assalaamu 'alayka ayyuhannabiyyu warahmatullaahi wa barakaatuh.
Assalaamu 'alayna wa 'alaa 'ibaadillaahisshaalihiin.
Asyhadu allaa ilaaha illallaah.
Wa asyhadu annaa muhammadarrasuulullaah.
(dalam riwayat lain : Wa asyhadu annaa, muhammadan, 'abduhu, warasuuluh)
--> Artinya sama dengan yang diatas, insha Allaah.
Berikut kita ambil sebuah hadits yang sudah umum di kita, diriwayatkan oleh Imam
Bukhari, Muslim, dan Al-Humaidi, dan Ibnu Mandah.
Allaahumma, shalli 'alaa muhammad, wa 'alaa, aali muhammad.
Ya Allaah, berikanlah kebahagiaan kepada Muhammad dan kepada, keluarga
Muhammad
Innaka, hamiidummajiid.
Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Innaka, hamiidummajiid.
Sesungguhnya Engkau, Maha Terpuji lagi Maha Mulia.
Perhatikanlah, bahwa ternyata ucapan kita ketika menoleh ke kanan (salam yang
pertama) lebih banyak daripada ucapan kita ketika menoleh ke kiri (salam yang
kedua).
Atau dalam riwayat lain, ketika salam yang pertama beliau mengucapkan :
Assalaamu 'alaykum warahmatullaah, dan pada salam yang kedua beliau
mengucapkan : Assalaamu 'alaykum.
Alhamdulillaah, Maha Benar Allaah atas segala FirmanNya. Maka semoga kesebelas
artikel ini menjadikan jalan kemudahan bagi kita di dalam usaha kita berusaha
khusyuk dan memahami setiap gerakan yang kita lakukan, sehingga benar-benar
memiliki ruh dan nilai yang sulit bagi kita untuk menuangkannya dalam kata-kata,
karena begitu nikmatnya shalat itu.(Selesai)